Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

ANNISA PUTRI DAMAYANTI

202114013

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2022
A. Konsep Lansia
1. Pengertian
Lanjut usia (lansia) adalah bagian dari proses tumbuh kembang
manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-
anak, dan dewasa akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan
fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua saat
mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Atmaja dan
Fithriana, 2017). Lansia atau menua (menjadi tua) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang menyebabkan penyakit degenerative misal,
hipertensi, arterioklerosis, diabetes mellitus dan kanker (Nurrahmani, 2012).
Lanjut usia (lansia) secara bertahap mengalami berbagai kemunduran,
baik fisik, mental dan sosial. Salah satu yang dialami lansia yaitu gangguan
mental. Gangguan mental pada lansia disebabkan oleh banyak faktor, yang
sering ditemukan pada usia lanjut adalah depresi (Murtiyani, 2018)
2. Klasifikasi Lansia
Menurut Ratnawati. E. (2017) lanjut usia dibagi dalam berbagai klasifikasi
dan batasan :
a. Batasan lanjut usia menurut WHO meliputi:
1) Middle Age (usia pertengahan) dari usia 45-59 tahun.
2) Elderly (lanjut usia) dari usia 60-70 tahun.
3) Old (lanjut usia tua) dari usia 75-90 tahun.
4) Very Old (usia sangat tua) usia di atas 90 tahun.
b. Klasifikasikan lansia menurut maryam (2008) antara lain:
1) Pralansia (prasenilis) Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
2) Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3) Lansia Risiko Tinggi Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan / seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih.
4) Lansia Potensial Lansia yang masih mampu untuk melakukan kegiatan
atau pekerjaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.
5) Lansia Tidak Potensial Lansia yang hidupnya bergantung pada
bantuan orang lain dan tidak berdaya dalam mencari nafkah.
c. Menurut Kemenkes RI (2015) lanjut usia dikelompokkan menjadi usia
lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dangan risiko tinggi (lebih dari 70
tahun atau lebih dengan masalah kesehatan).
3. Ciri-ciri Lansia
Menurut Hurlock, (1980) dalam Ratnawati (2017) ciri-ciri orang lanjut
usia antara lain :
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran Pemicu terjadinya
kemunduran pada lansia adalah faktor fisik dan faktor psikologis.
Sehingga, pada setiap lansia membutuhkan adanya motivasi. Motivasi
sangat berpengaruh dalam proses kemunduran yang terjadi pada
lansia, motivasi yang rendah dapat menyebabkan kemunduran semakin
cepat, sebaliknya memiliki motivasi yang kuat dapat menjadikan
proses kemunduran itu akan lama terjadi.
b. Status kelompok minoritas pada lanjut usia Terbentuknya status
kelompok minoritas berdampak pada pandangan-pandangan negatif
pada lansia dalam masyarakat sosial yang terjadi secara tidak
langsung.
c. Menua membutuhkan perubahan peran Terjadi kemunduran pada
lansia berdampak pada perubahan peran mereka dalam masyarakat
sosial ataupun keluarga. Namun demikian, perubahan peran ini
sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar
tekanan dari lingkungan.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia Perilaku buruk yang terbentuk
dalam kehidupan lansia karena perlakuan yang mereka terima secara
tidak langsung akan membuat lansia cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk.
4. Masalah atau Resiko Yang Sering Terjadi Pada Lansia
Manurut Aspiani (2014), masalah atau resiko yang pada lansia diantaranya
:
a. Mudah jatuh Faktor risiko jatuh pada lanjut usia dapat digolongkan
dalam dua golongan, yaitu:
1) Faktor intrinsik :
 Gangguan jantung dan sirkulasi darah, misal hipertensi
 Gangguan anggota gerak, misal arthritis lutut, kelemahan otot
ekstremitas.
 Gangguan sistem persyarafan misalnya vertigo, neuropati
perifer.
 Gangguan penglihatan misalnya gangguan adaptasi gelap,
infeksi telinga.
 Pengaruh obat-obatan yang dipakai, misal antidepresi,
diazepam, antihipertensi.
 Nikotin dan sejenisnya , seperti dalam rokok kandungan bahan
tersebut dapat mengacaukan pola tidur seseorang yang
membuat penggunanya selalu waspada dan terjaga.
2) Faktor ekstrinsik (lingkungan) :
 Cahaya ruangan yang kurang terang.
 Lantai yang licin, alas kurang pas
 Tersandung benda-benda.
 Kursi roda yang tidak terkunci.
 Turun tangga.
b. Mudah lelah, disebabkan oleh :
1) Perasaan depresi, perasaan bosan dan kelelahan.
2) Gangguan organis, misal gangguan pencernaan, kekurangan
vitamin, kelainan metabolisme, perubahan pada tulang.
3) Pengaruh obat-obatan.
c. Nyeri dada, disebabkan oleh :
1) Iskemia jantung yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner
karena berkurangnya aliran darah ke jantung.
2) Peradangan pada selaput jantung.
3) Gangguan sistem alat pernapasan.
4) Gangguan sistem pencernaan bagian atas.
d. Sesak napas, disebabkan oleh :
1) Kelemahan jantung.
2) Gangguan sistem pernapasan.
3) Peningkatan berat badan.
4) Terjadi anemia.
e. Nyeri pinggang atau punggung, disebabkan oleh :
1) Terjadi gangguan pada persendian.
2) Kelainan ginjal / batu ginjal.
3) Gangguan pada prostat serta pada rahim.
4) Gangguan pada otot badan.
f. Sukar menahan buang air kecil, disebabkan oleh :
1) Obat-obatan yang mengakibatkan sering berkemih.
2) Radang kandung kemih.
3) Radang saluran kemih.
4) Kelainan kontrol pada kandung kemih.
5) Kelainan persyarafan pada kandung kemih.
g. Sukar menahan buang air besar, disebabkan oleh :
1) Keadaan diare.
2) Obat-obatan.
3) Kelainan pada usus rektum.
h. Gangguan pada ketajaman penglihatan, disebabkan oleh :
1) Kelainan pada lensa mata dan lensa mata menjadi keruh.
2) Tekanan dalam mata yang meninggi.
3) Terjadi peradang pada saraf mata.
i. Gangguan pada pendengaran, disebabkan oleh :
1) Kelainan degeneratif.
2) Ketulian pada lanjut usia.
j. Keluhan kesemutan pada anggota gerak badan serta perasaan dingin.
1) Gangguan sirkulasi darah lokal.
2) Gangguan persyarafan pada bagian lokal misal, anggota gerak.
k. Gangguan tidur
1) Faktor ekstrinsik : lingkungan yang bising dan kurang tenang.
2) Faktor intrinsik : gatal-gatal, nyeri, depresi, iritabilitas, kecemasan,
dan penyakit tertentu

B. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, gagal ginjal. Disebut
sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang dengan hipertensi sering ridak
menampakkan gejala (Brunner & Suddart, 2015).
Sedangkan menurut Sheps (2005) dalam Masriadi (2016), hipertensi
adalah penyakit dengan tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik
maupun diastolik yang naik diatas tekana darah normal.Tekanan darah sistolik
adalah tekana puncak yang tercapai ketika jantung berkontraksi dan
memompakan darah keluar melalui arteri.
Tekanan darah diastolik diambil tekanan jatuh ketitik terendah saat
jantung rileks dan mengisi darah kembali (Yolanda,2017). Hipertensi adalah
suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan darah di atas normal
yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka diastolic (bagian
bawah) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan
darah baik yang berupa cuff air raksa (Sphygomanometer) ataupun alat digital
lainnya ( Irwan,2016)
2. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia menurut Triyanto (2014)
adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-


data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
2) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
3) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
4) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah :
- Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
- Kegemukan atau makan berlebihan
- Stress
- Merokok
- Minum alcohol
- Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti
Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor,
Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli
kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme,
Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan
karena Obat– obatan Kontrasepsi oral Kortikosteroid.
3. Klasifikasi
a. Hipertensi primer atau esensial adalah tekanan darah yang tidak
disebabkan oleh kondisi lain atau penyakit. Hipertensi Primer dapat terjadi
akibat berbagai faktor, aktivitas hormon yang mengatur volume dan
tekanan darah. Hal ini juga seperti dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
seperti setres, dan kurang olahraga.(Jitowiyono, 2018): 206)
b. Hipertensi Sekuder Adalah tekanan darah akibat kondisi lain atau
disebabkan oleh suatu penyakit. Hipertensi sekunder memiliki penyebab
spesifik dan bisa menjadi komplikasi dari masalah lain. Seperti penyakit
ginjal, pheochroomocytoma, kehamilan, hiperparatiroidisme, obesitas.
Dan hipertensi sekunder juga mudah dikendalikan dengan menggunakan
obat-obatan. (Jitowiyono 2018:206)
Klasifikasi hipertensi berdasarkan hasil ukur tekanan darah menurut Joint
National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Bloods
Preassure (JNC) ke-VIII dalam Smeltzer & Bare (2010) yaitu <130 mmHg
untuk tekanan darah systole dan <85 mmHg untuk tekanan darah diastole.
WHO (World Health Organization) dan ISH (International Society of
Hypertension) mengelompokan hipertensi sebagai berikut:
Tabel 1.1. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO – ISH
Kategori Tekanan Tekanan darah
darah diastol (mmHg)
sistol (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Grade 1 (hipertensi ringan) 140-149 90-99
Sub group (perbatasan) 150-159 90-94
Grade 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (hipertensi berat) >180 >110
Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 <90
Sub-group (perbatasan) 140-149 <90
Sumber: (Suparto, 2010)
4. Gejala
Gejala-gejala hipertensi, yaitu: sakit kepala, mimisan, jantung
berdebar-debar, sering buang air kecil di malam hari, sulit bernafas, mudah
lelah, wajah memerah, telinga berdenging, vertigo, pandangan kabur. Pada
orang yang mempunyai riwayat hipertensi kontrol tekanan darah melalui
barorefleks tidak adekuat ataupun kecenderungan yang berlebihan akan terjadi
vasokonstriksi perifer yang akan menyebabkan terjadinya hipertensi temporer
(Kaplan N.M, 2010).
5. Patofisiologi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang dalam jangka
panjang menyebabkan kerusakan organ dan mengakibatkan peningkatan
morbiditas dan mortalitas. Tekanan darah adalah susunan dari curah jantung
resistensi vaskuler sistemik. Dengan demikian, klien dengan hipertensi arteri
mungkin mengalami peningkatan curah jantung peningkatan resistensi
vaskuler sistemik.pada kelompok usia muda curah jantung sering meningkat
dan pada pasien yang dewasa hipertensi meningkat dengan resistensi vaskular
sistemik.(Jitowiyono, 2018) : 207)
Peningkatan cairan dan peningkatan resistensi periferal merupakan dua
dasar mekanisme penyebab Hipertensi. Banyak yang menduga bahwa
hipertensi memberatkan plaque atau plak arterosklerosis. Beberapa pihak lain
menemukan bahwa plaque atau plak arterosklerosis berisi arteri Menyebabkan
tekanan darah meningkat. Studi Empiris menyatakan bahwa hubungan antara
tingginya sodium pada individu yang berdampak pada tingginya tekanan
darah. Namun sebaliknya turunnya tekanan darah di ikuti dengan pengurangan
Sodium (garam) dalam diet. (Majid, 2018) : 126)
6. Patway

Sumber: (Smeltzer & Bare, 2008)


7. Komplikasi
a. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terkena
tekanan darah.
b. Dapat terjadi infrak miokardium apabila arteri koroner yang
aterosklerotik tidak menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau
apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui
pembuluh tersebut.
c. Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomelurus. Dengan
rusaknya glomelurus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional
ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik
dan kematian.
d. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada
hipertensi maligna. Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan
ke dalam ruang interstisium di seluruh susunan saraf pusat (Huda
Nurarif & Kusuma H, 2015).
8. Cara Pencegahan
a. Penurunan berat badan
b. Mengurangi tingkat stress
c. Olahraga
d. Mengontrolkan diri rutin jika mempunyai riwayat hipertensi
keturunan(Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).
9. Penatalaksanaan
Penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Penanganan secara farmakologi
Pemberian obat deuretik, betabloker, antagonis kalsium, golongan
penghambat konversi rennin angiotensi(Huda Nurarif & Kusuma H,
2015).
b. Penanganan secara non-farmakologi
1) Pemijatan untuk pelepasan ketegangan otot, meningkatkan
sirkulasi darah, dan inisiasi respon relaksasi. Pelepasan otot
tegang akan meningkatkan keseimbangan dan
koordinasisehingga tidur bisa lebih nyenyak dan sebagai
pengobat nyeri secara non-farmakologi.
2) Menurunkan berat badan apabila terjadi gizi berlebih (obesitas).
3) Meningkatkan kegiatan atau aktifitas fisik.
4) Mengurangi asupan natrium.
5) Mengurangi konsumsi kafein dan alkohol (Widyastuti, 2015).
10. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viscositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi
ginjal.
3) Glukosa: hiperglikemi ( DM adalah pencetus hipertensi) dapat
di akibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa: darah, protein, glucosa, mengisyaratkan disfungsi
ginjal dan adanya DM.
b. CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. RKG: dapat menunjukan pola regangan dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
d. IUP: mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti batu ginjal,
perbaikan ginjal.
e. Photo dada: menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung(Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).
C. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Hipertensi
Menurut Hidayat (2009) asuhan keperawatan pada lansia dengan
hipertensi meliputi:
1. Pengkajian
a. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko, antara lain: kegemukan,
riwayat keluarga positif, peningkatan kadar lipid serum, merokok
sigaret berat, penyakit ginjal, terapi hormon kronis, gagal jantung,
kehamilan.
b. Aktivitas/ Istirahat, gejala: kelemahan, letih, nafas pendek, gaya
hidup monoton. Tanda: frekuensi jantung meningkat, perubahan
irama jantung, takipnea.
c. Sirkulasi, gejala: riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode
palpitasi. Tanda: kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi
vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
b. Integritas Ego, gejala: riwayat perubahan kepribadian, ansietas,
faktor stress multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan
pekerjaan). Tanda: letupan suasana hati, gelisah, penyempitan
continue perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara.
c. Eliminasi, gejala: gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi
atau riwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu).
d. Makanan/cairan, gejala: makanan yang disukai yang mencakup
makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan
perubahan BB akhir-akhir ini (meningkat/turun) dan riwayat
penggunaan diuretik. Tanda: berat badan normal atau obesitas,
adanya edema, glikosuria.
e. Neurosensori, gejala: keluhan pening pening/pusing, berdenyut,
sakit kepala, sub oksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan
secara spontan setelah beberapa jam), gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis). Tanda: status mental,
perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses pikir,
penurunan kekuatan genggaman tangan.
f. Nyeri/ketidak nyamanan, gejala: angina (penyakit arteri
koroner/keter lambatan jantung), sakit kepala.
g. Pernafasan, gejala: dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea, ortopnea, dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan
sputum, riwayat merokok. Tanda: distres pernafasan/penggunaan
otot aksesori pernafasan bunyi nafas tambahan. (krakties/mengi),
sianosis.
h. Keamanan, gejala: gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi
postural
2. Diagnosa
a. Nyeri akut
b. Defisit pengetahuan
c. Gangguan pola tidur
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma. (2015). Nanda nic-noc aplikasi jilid 1.
Jakarta: Mediaction

Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans
Info Media

Atmaja, Hadi Kusuma., Dian Fithriana. (2017). Perbandingan Efektifitas


Aktivitas Fisik Senam Yoga Dengan Pemberian Masase Aroma Terapi
Lavender Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pelayanan Lansia.
Jurnal Kesehatan Prima. Vo.11.No.2

Brunner & Suddarth. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12
volume 1. Jakarta : EGC

Hidayat, A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis


Data. Jakarta: Salemba Medika

Irwan, 2016. Epidemiologi penyakit tidak menular. Yogyakarta : Budi Utama

Jitowiyono, Sugeng. (2018). Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan


Gangguan Sistem Hematologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Kaplan, N.M. 2010. Clinical Hypertension. 11th ed. Lippincott: Williams &
Wilkins.

Masriadi H. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Trans Info


Media

Murtiyani, N., Hartono, A., Suidah, H., Pangertika N, P, (2018). Fungsi


Kognitif Dengan Activities Of Daily Living (ADL) Pada Lansia.

Nurrahmani. (2012). Stop Hipertensi. Jogjakarta: Familia

Ratnawati, Emmelia. (2017). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta :


Penerbit Pustaka Baru Press.
Smeltzer, S, & Bare. (2010). Brunner & Suddarths Textbook of Medical
Surgical Nursing. Philadelpia : Lippin cott

Suparto. 2010. Hubungan Faktor Risiko Penyakit Hipertensi pada Masyarakat


di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. [Thesis]. Surakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Triyanto, E. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara


Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Widyastuti, Y. 2015. Hubungan Antara Kualitas Tidur Lansia dengan Tingkat


Kekambuhan Pada Pasien Hipertensi Di Klinik Dhanang Husada
Sukoharjo. Stikes Kusuma Husada Surakarta. Surakarta

Yolanda, 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi Pada


Lansia Tahap Awal di Wilayah Kerja Puskesmas Andalang Padan
LAPORAN KASUS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN MASALAH

HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

ANNISA PUTRI DAMAYANTI

202114013

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2022
A. Karakteristik Demografi

1. Identitas Diri Klien

Nama Lengkap : Ny. B

Tempat/Tgl Lahir : Pucangsawit, 25 Agustus 1960

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Sudah menikah

Agama : Kristen

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan Terakhir: SLTP

Diagnosa Medis (Bila ada) : Hipertensi

Alamat : Pucangsawit

2. Keluarga atau orang lain yang penting/Dekat yang dapat dihubungi

Nama : Tn. S

Alamat : Semarang

No.Telepon :-

Hubungan dengan klien : Anak


GENOGRAM

Keterangan:

: laki-laki : pasien

: perempuan : garis perkawinan

: meninggal : garis keturunan

3. Keluhan utama saat ini :

Ny. B mengatakan nyeri kepala, setelah dilakukan pengkajian nyeri


didapatkan hasil:

P : Ny. B mengatakan sering pusing jika kurang tidur.

Q : Ny. B mengatakan pusing yang dirasakan berdenyut-denyut.

R: Ny. B mengatakan nyeri dirasakan dikepala bagian tengkuk.

S: Ny. B mengatakan sekala nyeri yang dirasakan 4.

T: Ny. B mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul.

4. Riwayat Pekerjaan dan status Ekonomi

Pekerjaan saat ini : Status pekerjaan saat ini, klien sebagai


tukang jahit. Penghasilan didapat dari
pekerjaan klien sehari-hari.
Pekerjaan sebelumnya :-

Sumber Pendapatan : Sumber pendapatan dari anak dan dari


pendapatan menjahit.

Kecukupan Pendapatan : Ny. B merasakan cukup akan pendapatannya

1. Aktivitas Rekreasi

a. Hobi : Ny. B mengatakan hobinya menjahit

b. Bepergian/wisata : Ny. B mengatakan jarang brekreasi. Bepergian


hanya ke Gereja saja.

c. Keanggotaan organisasi: Ny. B mengatakan sudah tidak mengikuti


kegiatan organisasi di kampung.

2. Riwayat keluarga

a. Saudara kandung :

Nama Keadaan saat ini Keterangan

Tn. T Meninggal

Tn. A Meninggal

Tn. K Meninggal

Ny. B (pasien)

Tn. S Meninggal

b. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir):

Nama : tidak ada

Umur : tidak ada

Penyebab kematian :-

c. Kunjungan keluarga : tidak terkaji


d. Riwayat alergi : Ny. B mengatakan tidak memiliki alergi obat maupun
makanan.

A. Pola kebiasaan sehari-hari

1. Nutrisi

 Frekuensi makan : Ny. B mengatakan makan sehari 3 kali

 Nafsu makan : Ny. B mengatakan nafsu makan baik seperti biasanya

 Jenis makanan : Ny. B mengatakan suka makan dengan sayur terutama


dengan gudangan dan lauk seadanya terkadang tempe, tahu atau
daging.

 Kebiasaan sebelum makan: Ny. B mengatakan tidak memiliki


kebiasaan sebelum makan.

 Makanan yang tidak disukai: Ny. B mengatakan tidak ada makanan


yang tidak disukainya.

 Alergi terhadap makanan: Ny. B mengatakan tidak memiliki riwayat


alergi makanan.

 Pantangan makan: Ny. B mengatakan tidak ada pantangan terhadap


makanan, Hanya sedikit mengurangi asin.

2. Keluhan yang berhubungan dengan makan : Ny. B mengatakan tidak ada


keluhan tentang makanan karena hanya memakan makanan seadanya. Ny.
B mengatakan suka makanan yang asin tapi sekarang sedikit mengurangi
makanan asin.

3. Eliminasi

a. BAK

 Frekuensi dan waktu : Ny. B mengatakan BAK sehari 4-5 kali.

 Kebiasaan BAK pada malam hari : Ny. B mengatakan BAK 1-2


kali dimalam hari.
 Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Ny. B mengatakan tidak
ada keluhan dengan BAK
b. BAB

 Frekuensi dan waktu : Ny. B mengatakan BAB 1x sehari

 Konsistensi : Lembek

 Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Ny. B mengatakan tidak


mempunyai keluhan dengan BAB

 Pengalaman memakai Laxati/Pencahar : Ny. B mengatakan belum


pernah memakai obat pencahar

4. Personal hyegene

a. Mandi

Frekuensi dan waktu mandi : Ny. B mengatakan mandi sehari 2 kali


dengan menggunakan sabun.

b. Oral hygiene

Frekuensi dan waktu gosok gigi : Ny. B mengatakan gosok gigi sehari
2 kali.

c. Cuci rambut

Frekuensi : Ny. B mengatakan mencuci rambut 2 hari sekali

Penggunaan shampo: ya

d. Kuku dan tangan

Frekuensi gunting kuku: Ny. B mengatakan mengunting kuku jika


kuku sudah panjang baru dipotong.

Kebiasaan cuci tangan dengan sabun: Ny. B mengatakan cuci tangan


sebelum dan sesudah makan dengan menggunakan sabun.

5. Istirahat dan tidur

a. Lama tidur malam : Ny. B mengatakan tidur malam ± 5 jam


b. Tidur siang : Ny. B mengatakan jarang tidur siang. Jika tidur siang pun
hanya 2 jam.

c. Keluhan yang berhubungan dengan tidur:

Ny. B mengatakan kadang sulit tidur.

6. Kebiasaan mengisi waktu luang

a. Olahraga : Ny. B mengatakan olahraga hanya berjalan kaki di depan


gang rumah..

b. Nonton tv : Ny. B mengatakan menonton tv hanya di waktu malam


hari.

c. Berkebun/memasak : Ny. B mengatakan tidak berkebun dan Ny. B


memasak setiap pagi untuk suaminya.

d. Lain-lain: Ny. B mengatakan masih menjahit untuk mengisi waktu


luang dan sebagai sumber pendapatan.

7. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (jenis/frekuensi/jumlah/lama


pakai)

a. Merokok : Tidak

b. Minuman keras : Tidak

c. Ketergantungan terhadap obat : Tidak

8. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari

Jenis Kegiatan Lama waktu untuk setiap


kegiatan

1. Pergi ke Gereja 30 menit

2. bersih-bersih rumah 10 menit

3. Pergi berkebun -

4. Berkumpul dengan 1 jam


tetangga
B. Status Kesehatan

1. Status Kesehatan Saat Ini:

a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir:

Ny. B mengatakan nyeri kepala, setelah dilakukan pengkajian nyeri


didapatkan hasil: P : Ny. B mengatakan sering pusing jika kurang
tidur. Q : Ny. B mengatakan pusing yang dirasakan berdenyut-denyut.
R: Ny. B mengatakan nyeri dirasakan dikepala bagian tengkuk. S: Ny.
B mengatakan sekala nyeri yang dirasakan 4. T: Ny. B mengatakan
nyeri yang dirasakan hilang timbul.

b. Gejala yang dirasakan:

Pusing, nyeri kepala , pegal pada tengkuk, sulit tidur.

c. Faktor pencetus:

Ny. B mengatakan tidak tahu apa penyebab hipertensi, dan kurang


tahu tentang hipertensi dan Ny. B sering mengkonsumsi makanan
yang asin dan kurang istirahat.

d. Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak (v) Bertahap

e. Waktu mulai timbulnya keluhan : Ny. B mengatakan nyeri kepala


sudah sejak 1 hari yang lalu dan belum periksa ke klinik.

f. Upaya mengatasi

Ny. B mengatakan sudah minum air rebusan daun seledri.

2. Riwayat kesehatan masa lalu:

a. Riwayat penyakit yang diderita: Ny. B mengatakan hanya mempunyai


riwayat hipertensi saja,

b. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu, dan lain-lain)

Ny. B mengatakan tidak memiliki alergi makanan dan obat.


Riwayat Kecelakaan : Ny. B mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakaan

c. Riwayat dirawat di rumah sakit : Ny. B mengatakan belum pernah


dirawat di rumah sakit

d. Riwayat pemakaian Obat : Ny. B mengatakan minum obat penurun


tensi amlodipin 5 mg dari dokter.

3. Pengkajian atau pemeriksaan fisik (Observasi, pengukuran, auskultasi,


perkusi dan palpasi)

a. Keadaan umum

Tampak kantung mata pada pasien, kesadaran composmentis.

TD: 150/80mmhg, Nadi: 85x/menit, RR: 20x/menit, Suhu: 36,8 C.

b. Nyeri : sekala nyeri 4 pada bagian kepala belakang sampai ke pundak.

c. Status Gizi : BB Saat ini : 55 kg TB 150 cm

d. BMI : 24,4

e. Personal hyiene: Ny. B tampak bersih tetapi sedikit bau karena sudah
sepuh

f. Rambut : Rambut keseluruhan berwarna putih

g. Mata : Bentuk simetris, sclera ikterik, conjungtiva ananemis,


pandangan mata terkadang kabur

h. Telinga : Daun telinga bersih, tidak ada serumen, tidak mengalami


gangguan pendengaran

i. Mulut, gigi, dan bibir : Mukosa bibir lembab, gigi ada (lepas 3 biji),
tidak ada sariawan, tidak memakai gigi palsu

j. Dada

Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada lesi, pengembangan dada


simetris

Palpasi : taktil fremitus teraba sama kanan dan kiri

Perkusi : Bunyi sonor

Auskultasi : Bunyi vesikuler

k. Abdomen

Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran perut, tidak ada
jejas

Auskultasi : Bising usus 15x/menit

Perkusi : Bunyi timpani

Palpasi : tidak ada nyeri tekan di seluruh kuadran

l. Kulit : kulit sudah mengeriput, warna kuning langsat,

m. Ekstremitas atas : kekuatan otot 5 di kedua tangan, tidak ada edema.

n. Ekstremitasi Bawah : Kekuatan otot dikedua kaki 5, tidak ada edema.

C. Hasil Pengkajian Khusus (Format Terlampir)

1. Masalah kesehatan kronis

Tidak ada masalah kesehatan kronis pada pasien

2. Fungsi Kognitif

Dari pengkajian menggunakan SPMSQ didapatkan hasil skor salah 1 yaitu


fungsi intelektual utuh.

Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)

Skore
No Pertanyaan Jawaban
Benar Salah

√ 1. Tanggal berapa hari ini? Tidak tahu


√ Hari apa sekarang ini? (hari, tanggal, Selasa
2.
tahun)

√ 3. Apa nama tempat ini? Rumah

√ Dimana alamat Anda? Pucangsawit


4.

√ 5. Berapa umur Anda? 62 tahun

√ 6. Kapan Anda lahir? Lupa

√ 7. Siapa presiden Indonesia sekarang? Bp. Jokowi

√ 8. Siapa presiden sebelumnya? Bp. Bambang

√ 9. Siapa nama kecil ibu Anda? Sulastri

√ Kurangi 3 dari 20 dan tetap Bisa menghitung


10. pengurangan 3 dari setiap angka baru, tetapi perlu waktu
semua secara menurun untuk berfikir

3 Jumlah kesalahan total 3

3. Status fungsional

Dari pengkajian fungsional menggunakan modifikasi indeks kartz


didapatkan hasil 16 yaitu pasien mampu melakukan mandiri.

No Aktifitas Mandiri (1) Tergantung (0)

1 Mandi di kamar mandi 1

(Menggosok, membersihkan, dan


mengeringkan badan)

2 Menyiapkan pakain, membuka, dan 1

Mengenakannya
3 Memakan mekanan yang telah 1

Disiapkan

4 Memelihara kebersihan diri untuk 1


penampilan diri (menyisir rambut,
mencuci rambut,menggosok gigi,

mencukur kumis)

5 Buang Air Besar di WC 1


(Membersihkan dan mengeringkan

daerah kemaluan)

6 Dapat mengontrol pengeluaran feses 1

(tinja)

7 Buang air kecil di kamar mandi 1


(membersihakan dan mengeringkan

daerah kemaluan)

8 Dapat mengontrol pengeluaran urin 1

9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal 1

atau keluar ruangan tanpa alat bantu,


seperti tongkat

10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan 1

kepercayaan yang dianut

11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti ; 1


merapikan tempat tidur, mencuci
pakaian, memasak, dan membersihkan

Ruangan
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri 1

atau kebutuhan keluarga

13 Mengelola keuangan (menyimpan dan 1

menggunakan uang sendiri)

14 Menggunakan sarana transportasi 0

umum berpergian

15 Menyiapkan obat dan minum obat 1

sesuai dengan aturan (takaran obat dan


waktu minum obat tepat)

16 Merencanakan dan mengambil 1


keputusan untuk kepentingan keluarga
dalam hal penggunaan uang, aktifitas

sosial yang dilakukan & kebutuhan


akan pelayanan kesehatan

17 Melakukan aktifitas di waktu luang 1


(kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi,

olah raga da menyalurkan hobi)

JUMLAH POIN MANDIRI 16

1. Status psikologi ( skala depresi)

Dari pengkajian psikologis didapatkan hasil nilai atau jumlah item yang
terganggu 5 artinya Normal.

No Apakah Bapak/Ibu dalam satu Minggu terakhir

1 Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani 0


2 Banyak meninggalkan kesenangan /minat dan aktivitas 0

anda ?

3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa ? 0

4 Sering merasa bosan 0

5 Penuh pengharapan akan masa depan 0

6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktu 1

7 Diganggu oleh pikiran –pikiran yang tidak dapat di 0

ungkapkan ?

8 Merasa bahagia disebagian besar waktu 0

9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda ? 0

10 Sering kali merasa tidak berdaya ? 0

11 Sering merasa gelisah 0

12 Memilih tinggal dirumah dari pada pergi melakukan 0

sesuatu yang bermanfaat

13 Seringkali merasa khawatir akan masa depan 1

14 Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya 0

ingat dibandingkan orang lain ?

15 Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang 0

16 Sering kali merasa merana ? 1

17 Merasa kurang bahagia 0

18 Sangat khawatir terhadap masa lalu 0


19 Merasakan bahwa hidup ini sangat menggairahkan ? 0

20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru ? 0

21 Merasa dalam keadaan penuh semangat ? 0

22 Berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? 0

23 Berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik dari pada 1

anda ?

24 Sering kali menjadi kesal dengan hal yang sepele 0

25 Sering kali merasa ingin menangis 0

26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi 0

27 Menikmati tidur 1

No Apakah Bapak/ibu dalam satu minggu terakhir

28 Memilih menghindari dari perkumpulan social 0

29 Mudah mengambil keputusan 0

30 Mempunyai pikiran yang jernih ? 0

JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 3 2


2. Dukungan keluarga

Ny. B tinggal serumah dengan suaminya yang berumur 65 tahun Anak-


anak Ny. B berada di luar kota. Dukungan keluarga yang di berikan
kepada Ny. B sangat baik. Penilaian hasil APGAR SCORE yaitu 5
(disfungsi keluarga sedang).

APGAR LANSIA

NO ITEM PENILAIAN SELALU KADANG- TIDAK

(2) KADANG (1) PERNAH (0)

1 A : Adaptasi √

Saya puas bahwa saya


dapat kembali pada
keluarga (teman-
teman) saya untuk
membantu pada
waktu ada

sesuatu menyusahkan
saya

2 P : Partnership √

Saya Puas dengan


cara keluarga
(Teman-teman) saya
membicarakan
sesuatu dengan saya
dan mengungkapkan
masalah saya

3 G : Growth √
Saya puas bahwa
keluarga (teman-
teman) saya
menerima &
mendukungkeinginan
saya untuk

melakukan aktivitas
atau arah baru

4 A : Afek √

Saya puas dengan


cara keluarga (teman-
teman) saya
mengekspresikan afek
dan berespon
terhadap emosi –
emosi saya, seperti
marah,sedih atau

Mencintai

5 R : Resolve √

Saya puas dengan


cara teman – teman
saya dan saya
menyediakan waktu
bersama – sama

mengekspresikan afek
dan berespon
JUMLAH 5

D. Lingkungan tempat tinggal

1. Kebersihan dan kerapian ruangan

Lantai rumah Ny. B dari semen dan tanah serta bertembok bata. Lantai
tampak bersih dan hanya kurang rapi.

2. Penerangan

Penerangan di rumah Ny. B sangat terang di setiap ruangan terdapat


lampu.

3. Sirkulasi udara

Sirkulasi udara dirumah Ny. B sangat baik disetiap rungan terdapat


jendela dan ventilasi udara kecil (lubang angin-angin) sehinga udara dapat
keluar masuk.

4. keadaan kamar mandi dan WC

dirumah Ny. B terdapat satu kamar mandi dan satu WC (satu WC


jongkok) terdapat septiteng dan kamar mandi tampak kotor karena jarang
dibersihkan.

5. Pembuangan air kotor

Air kotor bekas cucian atau mandi dibuang melalui pipa yang mengalir ke
lubang belakang rumah Ny. B

6. Sumber air minum

Ny. B mengatakan sumber air minum beli air galon.

7. Pembuangan sampah

Ny. B mengatakan sampah dibuang didepan rumah lalu diangkut oleh


petugas sampah setiap pagi.
8. Sumber pencemaran

Asap pabrik tahu

9. Penataan halaman (kalau ada)

Ny. B tidak memiliki halaman rumah.

10. Privasi

Keluarga saling menjaga privasi satu sama lainya.

11. Resiko injuri

Dari kondisi rumah tidak terdapat resiko jatuh.

E. Analisa data

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 DS: Agen pencedera Nyeri Akut


-Ny. B mengatakan nyeri biologis
(D.0077)
kepala
- P : Ny. B mengatakan sering
pusing jika kurang tidur.
- Q : Ny. B mengatakan pusing
yang dirasakan berdenyut-
denyut.
- R: Ny. B mengatakan nyeri
dirasakan dikepala bagian
tengkuk.
- S: Ny. B mengatakan sekala
nyeri yang dirasakan 4.
- T: Ny. B mengatakan nyeri
yang dirasakan hilang timbul
DO:
- Ny. B tampak
memegangi tengkuk
- TD : 150/80 mmHg
2 DS: Kurang terpapar Defisit
- Ny. A mengatakan tidak tahu informasi
penyebab hipertensi pengetahuan
- Ny. A mengatakan suka
(D.0111)
makan asin
DO :
Ny. B tampak masih bingung
tentang penyebab hipertensi
F. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera biologis

2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

G. Rencana tindakan keperawatan (INTERVENSI)

N Waktu DX. Tujuan & Intervensi Rasional TTD


O Kep KH

1 Selasa, 1 Setelah 1.Kaji keadaan 1. untuk Nisa


26 dilakukan umum klien mengetahui
tindakan skala nyeri
April 2.Ajarkan
keperawata klien
tehnik
2022 n selama 2 relaksasi nafas 2. untuk
kali mengurangi
dalam
kunjungan rasa nyeri
diharapkan 3.Anjurkan 3. agar klien
klien dapat untuk tirah rileks dan
mengontrol baring nyeri
nyeri atau 4.Motivasi berkurang
sakit kepala untuk 4.untuk
dapat memeriksakan mengetahui
teratasi kondisi ke kondisi
dengan fasilitas kesehatan
kriteria kesehatan lebih lanjut
hasil:
-Klien tidak
mengeluhka
n sakit
kepala atau
nyeri
-TTD klien
dalam batas
normal
(TD :
normal 110-
130 mmHg)
2 Selasa, 2 Setelah 1.Kaji tingkat 1.untuk Nisa
dilakukan pengetahuan mengetahui
26
tindakan penyebab pengetahua
April hipertensi n penyebab
keperawata
2022 n selama 2 2. Berikan hipertensi
2. untuk
kali pendidikan
mengetahui
kesehatan
kunjungan tentang
tentang
diharapkan hipertensi
hipertensi
defisit 3. agar
3. Motivasi hipertensi
pengetahua
klien untuk tidak
n dapat mengurangi semakin
teratasi konsumsi parah
dengan garam
kriteria
hasil:
-klien tahu
penyebab
hipertensi
H. IMPLEMENTASI

No Waktu Dx. Implementasi Respon TTD


Kep

1 Rabu, 1 1.Mengkaji skala nyeri S : Ny. B mengatakan nyeri Nisa


27 April kepala, setelah dilakukan
2022 pengkajian nyeri didapatkan
hasil:

P : Ny. B mengatakan sering


pusing jika kurang tidur.

Q : Ny. B mengatakan pusing


yang dirasakan berdenyut-
denyut.

R: Ny. B mengatakan nyeri


dirasakan dikepala bagian
tengkuk.

S: Ny. B mengatakan sekala


nyeri yang dirasakan 4.

T: Ny. B mengatakan nyeri


yang dirasakan hilang timbul.

O : Ny. B tampak memegangi


tengkuk
TD : 150/80 mmHg

S : Ny. B mengatakan belum


mengatahui penyebab
2 1. Mengkaji tingkat
hipertensi
pengetahuan penyebab
O: Ny. B tampak masih
hipertensi
bingung

1 Rabu, 1 2.Mengajarkan tehnik S : Ny.B mengatakan mau Nisa


relaksasi nafas dalam
27 April diajarkan tehnik relaksasi
2022 nafas dalam

O: Ny. B tampak mengikuti


S : Ny. B mengtakan mau
diberikan Pendidikan

2. Memberikan Kesehatan
2 pendidikan kesehatan
tentang hipertensi O : Ny. B tampak
memperhatikan

1 Rabu, 1 3.Menganjurkan untuk S : Ny. B mengatakan akan Nisa


27 April tirah baring melakukan tirah baring
2022
O : Ny. B tampak menerima
saran dengan baik

S : Ny. B menagatakan akan


3. Memotivasi klien untuk
2 mengurangi konsumsi mengurangi konsumsi garam
garam
O : Ny. B tampak paham dan
menerima saran

1 Rabu, 1 4.Memotivasi untuk S: Ny. B mengatakan akan Nisa


27 April memeriksakan kondisi ke memeriksakan kondisinya
2022 fasilitas kesehatan
O: Ny. B tampak paham dan
menerima saran

2 Kamis, 1 1.Mengkaji keadaan S : Ny. B mengatakan nyeri Nisa


28 april umum klien kepala berkurang, setelah
2022 dilakukan pengkajian nyeri
didapatkan hasil:

P : Ny. B mengatakan pusing


sudah berkurang

Q : Ny. B mengatakan pusing


yang dirasakan berdenyut-
denyut berkurang.

R: Ny. B mengatakan nyeri


dirasakan dikepala bagian
tengkuk berkurang
S: Ny. B mengatakan sekala
nyeri yang dirasakan 1.

T: Ny. B mengatakan nyeri


yang dirasakan hilang timbul.

O : Ny. B tampak tidak


memegangi tengkuk
TD : 130/80 mmHg

S : Ny. B mengatakan sudah


1. Mengkaji tingkat mengatahui penyebab
pengetahuan penyebab hipertensi
2
hipertensi
O: Ny. B tampak sudah paham

2 Kamis, 1 2.Menganjurkan tehnik S : Ny.B mengatakan akan Nisa


relaksasi nafas dalam saat
28 april melakukan tehnik relaksasi
nyeri
2022 nafas dalam saat nyeri

O: Ny. B tampak antusias

2 Kamis, 1 3.Menganjurkan untuk S : Ny. B mengatakan sudah Nisa


28 april tirah baring melakukan tirah baring
2022
O : Ny. B tampak rileks

3. Memotivasi klien untuk S : Ny. B mengatakan sudah


2 mengurangi konsumsi mengurangi konsumsi garam
garam
O : Ny. B tampak paham dan
menerima saran

2 Kamis, 1 4.Memotivasi untuk S: Ny. B mengatakan sudah Nisa


28 april memeriksakan kondisi ke memeriksakan kondisinya
2022 fasilitas kesehatan
O: Ny. B tampak menerima
saran
I. EVALUASI FORMATIF

No Waktu Dx. Evaluasi TTD


Kep

1 Rabu, 27 1 S : Ny. B mengatakan nyeri kepala, setelah Nisa


April dilakukan pengkajian nyeri didapatkan hasil:
2022
P : Ny. B mengatakan sering pusing jika kurang
tidur.

Q : Ny. B mengatakan pusing yang dirasakan


berdenyut-denyut.

R: Ny. B mengatakan nyeri dirasakan dikepala


bagian tengkuk.

S: Ny. B mengatakan sekala nyeri yang dirasakan 4.

T: Ny. B mengatakan nyeri yang dirasakan hilang


timbul.

O : Ny. B tampak memegangi tengkuk


TD : 150/80 mmHg

A : Masalah nyeri akut belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi

1.Kaji keadaan umum klien


2.Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
3.Anjurkan untuk tirah baring
4.Motivasi untuk memeriksakan kondisi ke fasilitas
kesehatan

Rabu, 27 2 S : Ny. B mengatakan belum mengatahui penyebab Nisa


April hipertensi
2022
O: Ny. B tampak masih bingung
A : Masalah defisit pengetahuan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

1.Kaji tingkat pengetahuan penyebab hipertensi


2. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi
3. Motivasi klien untuk mengurangi konsumsi
garam
2 Kamis, 28 1 S : Ny. B mengatakan nyeri kepala berkurang, Nisa
april 2022 setelah dilakukan pengkajian nyeri didapatkan
hasil:

P : Ny. B mengatakan pusing sudah berkurang

Q : Ny. B mengatakan pusing yang dirasakan


berdenyut-denyut berkurang.

R: Ny. B mengatakan nyeri dirasakan dikepala


bagian tengkuk berkurang

S: Ny. B mengatakan sekala nyeri yang dirasakan 1.

T: Ny. B mengatakan nyeri yang dirasakan hilang


timbul.

O : Ny. B tampak tidak memegangi tengkuk


TD : 130/80 mmHg
A : Masalah nyeri akut teratasi
P : Intervensi dihentikan

Kamis, 28 2 S : Ny. B mengatakan sudah mengatahui penyebab Nisa


april 2022 hipertensi

O: Ny. B tampak sudah paham


A : Masalah deficit pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan
J. EVALUASI SUMATIF

No Waktu Dx. Kep Evaluasi TTD

1 Kamis, 28 1 S : Ny. B mengatakan nyeri kepala berkurang, Nisa


april 2022 setelah dilakukan pengkajian nyeri didapatkan
hasil:

P : Ny. B mengatakan pusing sudah berkurang

Q : Ny. B mengatakan pusing yang dirasakan


berdenyut-denyut berkurang.

R: Ny. B mengatakan nyeri dirasakan dikepala


bagian tengkuk berkurang

S: Ny. B mengatakan sekala nyeri yang


dirasakan 1.

T: Ny. B mengatakan nyeri yang dirasakan


hilang timbul.

O : Ny. B tampak tidak memegangi tengkuk


TD : 130/80 mmHg
A : Masalah nyeri akut teratasi
P : Intervensi dihentikan

Kamis, 28 2 S : Ny. B mengatakan sudah mengatahui Nisa


april 2022 penyebab hipertensi

O: Ny. B tampak sudah paham


A : Masalah deficit pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI

Annisa Putri Damayanti

202114013

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Masalah : Hipertensi
Pokok Pembahasan : Hipertensi
Sasaran : Ny. B
Jam : 11.00 - Selesai
Waktu : 20 Menit
Tanggal : 27 April 2022
Tempat : Rumah lansia binaan di Pucangsawit
Pemateri : Annisa Putri Damayanti

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah
pada pembuluh darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada
pembuluh darah menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras
untuk memompa darah.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015)
menyatakan 1,3 Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data
itu mengartikan 1 dari 3 orang di Dunia terdiagnosis menderita
Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun 2018 Hipertensi
mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013 dari
25,8% menjadi 34,1%.

B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan pasien dan
keluarga pasien mampu memahami dan mengerti tentang Hipertensi.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang Hipertensi,
diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian
2. Menyebutkan penyebab
3. Menyebutkan tanda dan gejala
4. Menyebutkan upaya pencegahan
5. Menjelaskan kenapa hipertensi harus di cegah

D. Materi Penyuluhan
Terlampir

E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. Media
1. Leaflet

G. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 3 1. Mengucapkan salam 1. Menjawa Kata-kata/
menit 2. Memperkenalkan diri b salam kalimat
3. Menyampaikan 2. Mendengarka
tentang tujuan pokok n dan
materi menyimak
4. Meyampakaikan 3. Bertanya
pokok pembahasan mengenai
5. Kontrak waktu perkenalan dan
tujuan jika ada
yang kurang
jelas
2. Pelaksanaan 12 Penyampaian Materi 1. Mendengarka Leaflet
menit 1. Menjelaskan n dan
pengertian menyimak
2. Menjelaskan 2. Bertanya
penyebab mengenai hal-
3. Menjelaskan tanda hal yang belum
dan gejala jelas dan
4. Menjelaskan faktor dimengerti
resiko
5. Menjelaskan upaya
pencegahan

3. Penutup 5 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata-kata/


menit 2. Memberikan menjawab kalimat
kesempatan pada tentang
peserta untuk pertanyaan
bertanya yang diajukan
3. Melakukan evaluasi 2. Mendengar
4. Menyampaikan 3. Memperhatikan
kesimpulan materi 4. Menjawab
5. Mengakhiri salam
pertemuan dan
mengucapkan salam

H. Evaluasi
Diharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian Hipertensi
2. Menyebutkan penyebab Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
4. Menyebutkan cara pencegahan /Pengobatan Hipertensi
5. Menjelaskan Kenapa hipertensi harus di cegah
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
darah, makin besar resikonya. (Amin & Hardhi 2015)

B. Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.

a. Hipertensi primer (esensial)


Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Factor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktivitas saraf
simpatis system rennin. Antigiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler.
Factor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alcohol dan
polisitemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

C. Tanda dan gejala


Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
4. Tengkuk terasa pegal
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak napas
9. Rasa berat ditengkuk
10. Mudah lelah
11. Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur
12. Mimisan ( keluar darah dari hidung).

D. Faktor resiko
1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.
Harrison, Wilson dan Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan
dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah
terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap
sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Dari
hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi
berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi
pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak
menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi
adalah wanita.Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah
menopause (Aisyah, 2009).
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi
orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari
orang yang berusia lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan
berkembang pada umur lima puluhan dan enam puluhan. Dengan
bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi (Suzanne &
Brenda, 2001).
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan
dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari
pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi.Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan
riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah, 2009).
2. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:
a. Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori
sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya
aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat.Obesitas dapat memperburuk
kondisi lansia.Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai
penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi. (Aisyah,
2009)
b. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko
terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.Merokok
menyebabkan hipertensi karena nikotin yg terkandung di dalam rokok
memiliki kecenderungan untuk menyempitkan pembuluh darah dan arteri
yang dapat menyebabkan plak.Plak menyempitkan pembuluh
darah.Nikotin juga memiliki kemampuan untuk merangsang produksi
hormon epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin yang menyebabkan
pembuluh darah mengerut (Aisyah, 2009).
c. Mengkonsumsi garam berlebih
Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi) kita di
wajibkan untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya 2/3 sendok teh
atau setara dengan 1500 mg natrium
d. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu).Stres yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Hal ini dapat dihubungkan
dengan pengaruh stres yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di
kota. Menurut Aisyah (2009) mengatakan stresakan meningkatkan
resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan
dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.
e. Penyakit jasmani
Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
meningkatkan hipertensi yaitu asam urat, arterosklerosis, hiperkolesterol
dan hiperuresemi. Asam urat dapat menyebabkan peningkatan hipertensi
karena asam urat akan menyumbat aliran darah ke jantung sehingga
jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa jantung. Dengan
demikian tekanan darah akan meningkat (Suzanne & Brenda, 2001).

E. Upaya Pencegahan
1. Cek Kesehatan secara berkala
2. Hindari Kegemukan
3. Hindari rokok dan alkohol.
4. Hindari stress
5. Olah raga teratur / Aktifitas fisik
6. Batasi pemakaian garam
7. Istirahat cukup
F. Diet Hipertensi.
1. Pengertian.
Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan untuk
membatu menurunkan takanan darah dan mempertahankan tekanan darah
menuju normal, selain itu diet hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan
factor resiko hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih, tinggi kolestrol
dan Asam Urat dalam darah.

2. Tujuan.
Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air dalam jaringan
tubuh dan menurunkan tekaan darah pada hipertensi.

3. Syarat- Syarat Diet.


1. Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin
2. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit
3. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya Hipertensi

4. Makanan yang dianjurkan / Boleh di konsumsi :

1. Pisang
2. Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan bijinya
3. Buah- buahan kecuali buah durian
4. Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak
5. Susu Skim
6. Oatmeal
7. Ikan

4. Makanan yang di Hindari /Dibatasi


1. Makanan yang mengandung garam, seperti makanan cepat saji, makanan
kemasan.
2. Makanan yang banyak mengandung Gula
3. Makanan Berlemak
4. Makanan dan Minuman mengandung Alkohol
5. Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat dan
di peroleh bahan – bahan nya :
1. Jus Apel dan Seledri
1 buah apel ukuran sedang di tambah 2-3 sendok irisan seledri
2. Jus belimbing dan Timun
3- 4 iris belimbing buah di tambah 5-7 iris mentimun segar
bisa di tambah perasan jeruk nipis sesuai selera
3. Jus timun Seledri
5-7 iris mentimun segar ditambah 2-3 sendok irisan seledri.
Leaflet

Anda mungkin juga menyukai