OLEH:
202210461011051
1. Definisi Lansia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 dikatakan usia lanjut adalah seseorang yang
telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Batasan usia lanjut :
b. Usia lanjut
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Usia lanjut adalah tahap masa tua
perkembangan individu (usia 60 tahun ke atas. Sedangkan lanjut usia adalah sudah
berumur atau tua.
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih dengan masalah kesehatan.
d. Usia lanjut potensial
Usia lanjut yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat
menghasilkan barang atau jasa.
2. Nutrisi/ makanan
4. Pengalaman hidup
5. Lingkungan
Proses menua secara biologi berlangsung secara alami dan tidak dapat
dihindari, tetapi seharusnya dapat tetap dipertahankan dalam status sehat (Abdul
& Sandu, 2016)
Penuaan terjadi tidak secara tiba-tiba, tetapi berkembang dari masa bayi, anak-anak,
dewasa dan akhirnya menjadi tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan tahap
lanjut dari proses kehidupan dengan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Sebagai berikut.
a. Keinginan terhadap hubungan intim dapat dilakukan dalam bentuk sentuhan fisik
dan ikatan emosional secara mendalam.
d. Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care, yaitu obat ditunjukan untuk
mengurangi rasa sakit yang dirasakan lansia.
a. Sel
b. Sistem persarafan
1. Berat otak menurun 10-20 % (sel saraf otak lansia berkurang setiap hari).
3. Lambat dalam merespon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
d. Sistem penglihatan
3. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa menjadi katarak, jelas menyebabkan
gangguan penglihatan.
e. Sistem kardiovaskuler
1. Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku.
2. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
g. Sistem respirasi
9. Kemampuan untuk batuk berkurang, serta kemampuan pegas, dinding, dada, dan
kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
h. Sistem gastrointestinal
2. Indra pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi
indra pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, hilanganya sensitivitas
dari saraf pengecap.
3. Esofagus melebar.
i. Sistem reproduksi
j. Sistem urogenitalia
Terjadinya atropi vulva serta vagina pada wanita yang mengalami proses
penuaan, tidak ada batasan umur tertentu fungsi seksual seseorang berhenti,
frekuensi sexual intercource cenderung menurunkan secara bertahap setiap
tahun tetapi kepasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.
k. Sistem endrokrin
1. Pada lansia, kulit akan mengeriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan
kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinisasi, serta perubahan
ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis.
3. Kulit kepala dan rambut pada lansia akan menipis berwarna kelabu, rambut
dalam hidung dan telinga menebal.
5. Pertumbuhan kuku akan lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh serta kuku
menjadi pudar dan tidak bercahaya.
m. Sistem muskuloskeletal
1. Pada lansia, tulang akan kehilangan densitas (kepadatan) dan makin rapuh.
2. Terjadi kifosis.
Masalah psikologis pertama yang dialami oleh golongan lansia ini adalah mengenai
sikap mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka sendiri terhadap proses menua
yang mereka hadapi, antara lain kemunduran badaniah atau dalam kebingungan untuk
memikirkannya. Stereotipe psikososial lansia biasanya sesuai dengan pembawaannya
pada waktu muda. Beberapa sifat stereotipe yang dikenal adalah sebagai berikut:
1. Tipe kontrusktif
Orang ini mempunyai intergritas baik, dapat menikmati hidupnya,
mempunyai toleransi tinggi, humoristik, fleksibel (luwes), dan tahu
diri. Biasanya sifat-sifat ini dibawanya sejak muda. Mereka dapat
menerima fakta- fakta proses menua, mengalami masa pension
dengan tenang, juga dalam menghadapi masa akhir.
2. Tipe ketergantungan
Lansia ini masih dapat diterima di tengah masyarakat, tetapi selalu
pasif, tidak berambisi, masih tahu diri, tidak mempunyai inisiatif
dan bertindak tidak praktis. Biasanya orang ini dikuasai istrinya. Ia
senang mengalami pension, malahan biasanya banyak makan dan
minum, tidak suka bekerja dan senang untuk berlibur.
3. Tipe defensif
Orang ini dulunya terbiasa mempunyai pekerjaan/jabatan tidak
stabil, bersifat selalu menolak bantuan, sering kali emosional tidak
dapat dikontrol, memegang teguh pada kebiasaannya, bersifat
konvulsif aktif.
4. Tipe bermusuhan
Mereka menganggap bahwa orang lainlah yang menyebabkan
kegagalannya, selalu mengeluh, bersifat agresif, dan curiga.
Menajemen waktu tidak stabil. Selalu menganggap bahwa segala hal
dalam proses menjadi tua adalah hal buruk, takut mati, iri hati pada
orang yang muda.
5. Tipe membenci/menyalahkan diri sendiri
Orang ini bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri, tidak
mempunyai ambisi, mengalami penurunan kondisi sosial ekonomi.
Namun dapat menerima fakta pada proses menua, tidak iri hati pada
yang berusia muda, merasa sudah cukup mempunyai apa yang ada
(Priyanto, 2016
5. Ciri – Ciri Lansia
Menurut (Hurlock. E. B, 2010) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia,
yaitu:
1. DEFINISI
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit berbahaya yang dikenal oleh
masyarakat Indonesia dengan nama penyakit kencing manis. DM adalah penyakit
gangguan metabolik yang terjadi secara kronis atau menahun karena tubuh tidak
mempunyai hormon insulin yang cukup akibat gangguan pada sekresi insulin,
hormon insulin yang tidak bekerja sebagaimana mestinya atau keduanya, Risiko
utama yan g biasa ditemukan pada setiap penderita yang didia gnosis penyakit
DM diantanya hipoglikemia. Hipoglikemi adalah suatu keadaan dimana kondisi
seseorang mengalami penurunan pada kadar gula dalam darah dibawah normal.
Dapat dikatakan jumlah gula dalam darah mengalami penurunan saat
dilakukannya cek GDS dimana didapatkan jumlah dibawah 60 mg/dl atau
dibawah 80 mg/dl dengan gejala klinis. (Kemenkes RI, 2014).
2. ETIOLOGI
a. Usia
Terjadinya DM tipe 2 bertambah dengan pertambahan usia (jumlah sel β yang
produktif berkurang seiring pertambahan usia).
b. Berat Badan
Berat badan lebih BMI >25 atau kelebihan berat badan 20% meningkatkan
dua kali risiko terkena DM. Prevalensi Obesitas dan diabetes berkolerasi positif,
terutama obesitas sentral Obesitas menjadi salah satu faktor resiko utama untuk
terjadinya penyakit DM. Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap
insulin (retensi insulin). Semakin banyak jaringan lemak dalam tubuh semakin
resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh terkumpul di daerah
sentral atau perut.
c. Riwayat Keluarga
Orang tua atau saudara kandung mengidap DM. Sekitar 40% diaebetes terlahir
dari keluarga yang juga mengidap DM, dan + 60%- 90% kembar identic
merupakan penyandang DM.
d. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditujukkan dalam aktivitas
sehari-hari. Makanan cepat saji (junk food), kurangnya berolahraga dan
minum-minuman yang bersoda merupakan faktor pemicu terjadinya diabetes
melitus tipe 2. Penderita DM diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat
dikarenakan pasien kurang pengetahuan tentang bagaimanan pola makan yang
baik dimana mereka mengkonsumsi makanan yang mempunyai karbohidrat
dan sumber glukosa secara berlebihan, kemudian kadar glukosa darah menjadi
naik sehingga perlu pengaturan diet yang baik bagi pasien dalam
mengkonsumsi makanan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-
harinya.
e. Riwayat Diabetes pada kehamilan (Gestational)
Seorang ibu yang hamil akan menambah konsumsi makanannya, sehingga
berat badannya mengalami peningkatan 7-10 kg, saat makanan ibu ditambah
konsumsinya tetapi produksi insulin kurang mencukupi maka akan terjadi
DM.Memiliki riwayat diabetes gestational pada ibu yang sedang hamil 18
dapat meningkatkan resiko DM, diabetes selama kehamilan atau melahirkan
bayi lebih dari 4,5 kg dapat meningkatkan resiko DM tipe II. (Aini & Aridiana,
2016)
3. MANIFESTASI KLINIS
a. Poliuria
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane dalam
sel menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat atau
hiperosmolariti menyebabkan 9 cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi
atau cairan intravaskuler, aliran darah ke ginjal meningkat sebagai akibat dari
hiperosmolariti dan akibatnya akan terjadi diuresis osmotic (poliuria).
b. Polydipsia
Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler
menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi
sel. Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi kering dan sensor haus
teraktivasi menyebabkan seseorang haus terus dan ingin selalu minum
(polydipsia)
c. Poliphagia
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar
insulin maka produksi energi menurun, penurunan energi akan menstimulasi rasa
lapar. Maka reaksi yang terjadi adalah seseorang akan lebih banyak makan
(poliphagia).
d. Penurunan berat badan
Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan
cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel
akan menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofidan
penurunan secara otomatis
4. KLASIFIKASI
1. Diabetes Mellitus tipe 1
Hasil dari kehancuran sel beta pankreas, biasanya menyebabkan defisiensi
insulin yang absolut atau tubuh tidak mampu menghasilkan insulin. Penyebab
dari diabetes mellitus ini belum diketahui secara pasti. Tanda dan gejala dari
diabetes mellitus tipe 1 ini adalah poliuria (kencing terus menerus dalam
jumlah banyak), polidipsia (rasa cepat haus), polipagia (rasa cepat lapar),
penurunan berat badan secara drastis, mengalami penurunan penglihatan dan
kelelahan.
2. Diabetes Mellitus tipe 2
Hasil dari gangguan sekresi insulin yang progresif yang menjadi latar
belakang terjadinya resistensi insulin atau ketidakefektifan penggunaan insulin
di dalam tubuh. Diabetes mellitus tipe 2 merupakan tipe diabetes yang paling
banyak dialami oleh seseorang di dunia dan paling sering disebabkan oleh
karena berat badan berlebih dan aktivitas fisik yang kurang. Tanda dan gejala
dari diabetes mellitus tipe 2 ini hampir sama dengan diabetes mellitus tipe 1,
tetapi diabetes mellitus tipe 2 dapat didiagnosis setelah beberapa tahun
keluhan dirasakan oleh pasien dan pada diabetes mellitus komplikasi dapat
terjadi. Diagnosis klinis diabetes mellitus umumnya akan dipikirkan bila ada
keluhan khas berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain yang mungkin dikeluhkan
pasien adalah lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada
pria, serta pruritus vulva pada pasien wanita
3. Diabetes tipe spesifik lain
Diabetes tipe ini biasanya terjadi karena adanya gangguan genetik pada fungsi
sel beta, gangguan genetik pada kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas dan
dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti pengobatan HIV/AIDS atau setelah
transplantasi organ).
4. Gestational Diabetes
Diabetes tipe ini terjadinya peningkatan kadar gula darah atau hiperglikemia
selama kehamilan dengan nilai kadar glukosa darah normal tetapi dibawah
dari nilai diagnostik diabetes mellitus pada umumnya. Perempuan dengan
diabetes mellitus saat kehamilan sangat berisiko mengalami komplikasi
selama kehamilan. Ibu dengan gestational diabetes memiliki risiko tinggi
mengalami diabetes mellitus tipe 2 dikemudian hari. Gestational diabetes lebih
baik didiagnosa dengan pemeriksaan saat prenatal karena lebih akurat
dibandingkan dengan keluhan langsung yang dirasakan klien
9. PENATALAKSANAAN
Non-farmakologi
1. Edukasi
Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri tanda dan gejala
hipoglikemi serta cara mengatasinya.
2. Terapi Nutrisi Medis T
erapi Nutrisi Medis (TNM) meliputi pengaturan pola makan yaitu makanan yang
seimbang dan sesuai kebutuhan kalori dan zat gizi pada masing masing individu,
serta pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal, jenis dan jumlah makanan
terutama pada penggunaan obat penurun glukosa darah atau insulin.
3. Latihan jasmani
Kegiatan jasmani dilakukan secara teratur 3-4 kali seminggu dengan durasi 30 menit.
Latihan jasmani yang dianjurkan adalah bersifat aerobik (jalan kaki, sepeda santai,
jogging dan berenang) latian jasmani disesuaikan dengan usia serta memperbanyak
aktifitas aktif. Latian jasmani berguna untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitivitas insulin sehingga memperbaiki kendali glukosa darah
Farmakologi :
1. Obat Hiperglikemi Oral
a. Memicu sekresi insulin
Sulfonilurea ini bekerja untuk merangsang sel β pankreas untuk melepaskan
insulin yang tersimpan, dengan menurunkan ambang sekresi insulin dan
meningkatkan sekresi insulin melalui
rangsangan glukosa.Golongan sulfonylurea generasi pertama adalah
klorpropamid, generasi kedua adalah glibenklamid, glipizid glikuidon. Generasi
ketiga adalah glimepirid.
Glinid bekerja dengan meningkatkan sekresi insulin fase awal. Terdiri atas 2
golongan yaitu repaglinid dan nateglinid. Obat ini secara cepat diabsorbsi dan
ekskresi cepat melalui hati.
b. Penambah sensitivitas Insulin
Biguanid bekerja dengan menurunkan glukosa darah melalui kerja insulin pada
tingkat seluler, distal dari reseptor insulin serta menurunkan produksi gula hati.
Metformin meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel usus sehingga dapat
menurunkan glukosa darah dan menghambat absorbsi glukosa dari usus pada setelah
makan.
Tiazolidindion meningkatkan sensitivitas insulin. Golongan obat ini
meningkatkan glukosa adisposa pada sel dan mengurangi produksi glukosa di hati.
c. Menghambat alfa glukosidase
Acarbose merupakan obat yang bekerja menghambat kerja enzim alfa glukosidase
dalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan hiperglikemia post prandial
2. Insulin
Insulin digunakan pada pasien yang tidak dapat dikendalikan dengan kombinasi
sulfonylurea dan metformin.10 Untuk memenuhi kebutuhan insulin basal digunakan
insulin kerja menengah (Intermediete Acting Insulin) atau Long Acting Insulin.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan insulin prandial digunakan insulin kerja
cepat (Short Acting Insulin) atau Rapid Acting Insulin.
1. Long acting
Long-acting insulin juga disebut insulin kerja panjang atau dikenal
dengan nama basal insulin. Jenis insulin ini dapat bekerja seharian dan
digunakan ketika malam hari dan hanya digunakan satu kali sehari.
Beberapa contoh long-acting insulin atau basal insulin antara lain:
a. Insulin glargine (Lantus, Toujeo), mampu mencapai pembuluh darah dalam
1-1,5 jam dan mempertahankan kadar gula darah selama kurang lebih 20 jam.
b. Insulin detemir (Levemir), mencapai pembuluh darah sekitar 1-2 jam dan
bekerja selama 24 jam.
Insulin degludec (Tresiba), masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 30-
90 menit dan bekerja selama 42 jam
2. Short acting
Insulin reguler juga mampu menurunkan kadar gula darah dengan cepat,
meskipun tak secepat insulin rapid-acting. Biasanya, suntikan insulin ini
diberikan 30-60 menit sebelum makan. Insulin Novolin adalah salah satu merek
insulin reguler. insulin ini mampu mencapai pembuluh
darah dalam waktu 30-60 menit, bekerja dengan cepat dengan menghabiskan
waktu 2-5 jam. Novolin mampu mempertahankan kadar gula darah selama 5-8
jam.
3. Rapid acting
Rapid-acting insulin bekerja sangat cepat dalam menurunkan kadar gula
darah tubuh. Biasanya, suntikan insulin ini digunakan 15 menit sebelum makan.
Beberapa contoh rapid-acting insulin, antara lain:
a. Insulin lispro (Humalog): injeksi insulin yang hanya membutuhkan waktu
sekitar 15-30 menit untuk mencapai pembuluh darah dan mampu menurunkan
kadar gula darah dalam 30-60 menit. Dapat menjaga gula darah normal selama
3-5 jam.
b. Insulin Aspart (Novolog): suntikan insulin yang hanya membutuhkan waktu
10-20 untuk masuk ke pembuluh darah dan dapat menurunkan kadar gula darah
dalam 40-50 menit. Suntik insulin jenis ini dapat mempertahankan kadar gula
darah normal selama 3-5 jam.
c. Insulin glulisine (Apidra): obat insulin yang memerlukan waktu selama 20-
30 menit untuk sampai ke pembuluh darah dan mampu menurunkan darah hanya
dalam waktu 30-90 menit. Insulin ini mampu mempertahankan kadar gula darah
antara 1-2,5 jam.
4. Intermediate
Intermediate acting insulin adalah jenis suntik insulin yang waktu kerjanya
menengah. Jenis insulin ini memakan waktu 1-3 jam untuk mulai bekerja. Kerja
optimal insulin untuk diabetes ini adalah selama 8 jam, tapi bisa
mempertahankan kondisi gula darah selama 12-16 jam
10. PENCEGAHAN
1. Sasaran pencegahan primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki
faktor risiko, yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk mendapat
DM dan kelompok intoleransi glukosa.
Faktor Risiko Diabetes Melitus
Faktor risiko diabetes sama dengan faktor risiko untuk intoleransi glukosa yaitu :
a. Faktor Risiko yang Tidak Bisa Dimodifikasi
- Ras dan etnik
- Riwayat keluarga dengan DM
- Umur: Risiko untuk menderita intolerasi glukosa meningkat seiring dengan
meningkatnya usia. Usia >45 tahun harus dilakukan pemeriksaan DM.
- Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi >4000 gram atau riwayat pernah
menderita DM gestasional (DMG).
- Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg. Bayi yang lahir
dengan BB rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi
yang lahir dengan BB normal.
b. Faktor Risiko yang Bisa Dimodifikasi
- Berat badan lebih (IMT ≥23 kg/m2 ).
- Kurangnya aktivitas fisik § Hipertensi (>140/90 mmHg)
- Dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan/atau trigliserida >250 mg/dl)
- Diet tak sehat (unhealthy diet). Diet dengan tinggi glukosa dan rendah serat akan
meningkatkan risiko menderita prediabetes/intoleransi glukosa dan DMT2
c. Faktor Lain yang Terkait dengan Risiko Diabetes Melitus
- Penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang
terkait dengan resistensi insulin
- Penderita sindrom metabolik yang memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu
(TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya.
- Penderita yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, seperti stroke, PJK,
atau PAD (Peripheral Arterial Diseases)
1. Program penurunan berat badan.
a. Diet sehat.
- Jumlah asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal
- Karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan secara terbagi dan
seimbang sehingga tidak menimbulkan puncak (peak) glukosa darah yang
tinggi setelah makan
b. Komposisi diet sehat mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut
Latihan jasmani
Latihan jasmani yang dianjurkan :
- Latihan dikerjakan sedikitnya selama 150 menit/minggu dengan
latihan aerobik sedang (mencapai 50-70% denyut jantung
maksimal), atau 90 menit/minggu dengan latihan aerobik berat
(mencapai denyut jantung >70% maksimal).
c. Latihan jasmani dibagi menjadi 3-4 kali aktivitas/minggu.
Menghentikan kebiasaan merokok.
Pada kelompok dengan risiko tinggi diperlukan intervensi farmakologis
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
I. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Alamat : Dusun Botoputih
Jenis Kelamin :( ) Laki-laki ( √ ) Perempuan
Umur : 71 th ( ) Middle (√ ) Elderly ( ) Old ( ) Very Old
Status : (√) Menikah ( ) Tidak Menikah ( ) Janda ( ) Duda
Agama : (√) Islam ( ) Protestan ( ) Hindu ( ) Katolik ( ) Budha
Suku : (√) Jawa ( ) Madura ( ) lain-lain, Sebutkan:
Tingkat Pendidikan: ( ) Tidak tamat SD (√ ) Tamat SD ( ) SMP( )SMU( )PT
( ) Buta Huruf
Sumber Pendapatan:
(1) Ada, jelaskan : ( ) Pensiunan (√ ) Pekerjaan ( ) Anak-anak
(2) Tidak, jelaskan : -
Kepemilikan jaminan kesehatan (Asuransi Kesehatan)
Keluarga yang dapat dihubungi: ( ) suami / istri (√ ) Anak ( ) Keluarga
(1) Ada, jelaskan : ( ) Askes ( ) BPJS ( ) Lainnya
(2) Tidak,
jelaskan : -
Riwayat
pekerjaan :
(2) Pusing
(3) Batuk
(4) Panas
(5) Sesak
(6) Gatal
(7) Diare
(11) Lain-lain, sebutkan : pasien mengatakan mudah lelah dan mengantuk, dan berat
badan menurun dari 55 kg menjadi 53 kg, apabila makan kadang mual
III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU:
Pasien mengatakan beberapa bulan yang lalu mengikuti posyandu lansia dan dicek
gula darah yang hasilnya tinggi, lalu disarankan untuk periksa ke dokter, dari dokter
mendapatkan obat namun setelah obat habis tidak melakukan kontrol lagi ke dokter
dan tidak meminum obat lagi, dan hanya cek gula darah ketika ada kunjungan lansia
ke rumah, dan terakhir cek gula darah 448. Pasien mengatakan tidak paham terkait
penyakit dan apa penyebab dari peyakitnya. Pasien mengatakan tekanan darahnya juga
tinggi saat dicek oleh tenaga kesehatan kadang pusing terakhir tekanan darah 148/100.
B. POLA CAIRAN
- Jenis : pasien mengatakan minum air putih sekirat 1,5 liter per haridan
sering minum air gula
- Frekuensi : sering (tidak terhitung)
- Kesulitan : -
- Konsumsi suplemen : -
V.STATUS FISIOLOGIS
A. Tanda-tanda vital dan status gizi:
(1) Tensi :140/100 mmHg
(2) Nadi : 96 x/menit
(3) Respirasi : 21 x/menit
(4) Suhu : 36, 2℃
(5) TB : 153cm
(6) BB : 53 kg ( ) Naik ( ) Turun ( ) Tetap
7. Dada
a. Bentuk dada : ( √ ) Normal chest ( ) Barrel chest ( ) Pigeon
chest ( ) Lainnya….
b. Retraksi : (√ ) Tidak ( ) Ya, bagian
c. Wheezing : ( ) Positive (√ ) Negative
d. Ronchi : ( ) Positive (√ ) Negative
e. Suara jantung tambahan : ( ) Ya (√ ) Tidak
f. Ictus cordis : ICS ke
g. Keluahan lain: -
8. Abdomen
a. Bentuk : (√ ) Dstend ( ) Flat ( ) Lainnya
( ) Normal simetris ( ) Tidak ada penonjolan
b. Nyeri tekan : ( ) Ya (√ ) Tidak
c. Hypersonan/sonan : ( ) Ya (√ ) Tidak
d. Supel : ( ) Ya (√ ) TidaK
e. Bising usus : (√ ) Ada ( ) Tidak Frekuensi 6-7
x/menit
f. Massa : ( ) Ya (√ ) Tidak
g. Keluhan lain:
9. Genetalia
a. Kebersihan : ( ) Kotor ( ) Bersih
b. Hemoroid : ( ) Ya ( ) Tidak
c. Hernia : ( ) Ya ( ) Tidak
d. Keluhan lain : tidak terkaji
10. Ekstermitas
a. Kekuatan otot : (skala 1-5)
Ektermitas kanan atas :5
Ektermitas kiri atas :5
Ektermitas kanan atas :5
Ektermitas kiri bawah :5
0 : Lumpuh
1 : Ada kontraksi
2 : Melawan gravitasi dengan sokongan
3 : Melawan gravitasi tapi tidak ada tahanan
4 : Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
5 : Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh
b. Postur tubuh : ( ) Skoliosis ( ) Lordosis ( √ ) Kifosis ( ) Tegap atau
normal
c. Rentang gerak : (√ ) Maksimal ( ) Terbatas
d. Deformitas : ( ) Ya (√ ) Tidak
e. Tremor : ( √ ) Ya ( ) Tidak
f. Edema kaki : ( ) Ya (√ ) Tidak ( ) pitting
edema( ) Tidak Edema tipe:
g. Penggunaan alat bantu : ( ) Ya (√ ) Tidak, jenis:
h. Refleks
Area Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee + +
Achiles + +
Keterangan:
Refleks + : ( ) Ya ( ) Tidak
Reflek - : ( ) Naik ( ) Menurun
11. Integumen
a. Kebersihan : ( ) Kotor ( √ ) Bersih
b. Warna : ( ) Pucat (√ ) Tidak
h. Kelembaban : ( √ ) Kering ( ) Lembap
c. Gangguan pada kulit : ( ) Ya (√ ) Tidak
Jelaskan:
d. Perifer : ( ) Sianosis (√ ) Tidak
12. PENGKAJIAN TINGKAT KESEIMBANGAN DAN RESIKO JATUH/ INJURI
a. Time Up and Go Test 10
detik (normal)
b. Pengkajian Lingkungan Rumah
Rumah dalam keadaan baik, lantai tidak licin, penerangan baik, sumber api hanya
ada di dapur
Nilai normal <12 =detik
Jika nilai >12 =lansia memiliki resiko jatuh lebih tinggi
VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Hubungan dengan orang lain dalam wisma / tetangga
(a) Tidak dikenal
(b) Sebatas kenal
(c) Mampu berinteraksi
(d) Mampu kejasama
2. Kebiasaan lansia berinteraksi ke wisma lainnya dalam panti / tetangga
(a) Selalu
(b) Sering
(c) Jarang
(d) Tidak pernah
3. Stabilitas emosi
(a) Labil
(b) Stabil
(c) Iritabel
(d) Datar
Jelaskan:
4. Pengkajian Kondisi Rumah dan Lingkungan Sekitar tempat tinggal lansia....
Rumah dalam keadaan baik, lantai tidak licin, penerangan baik, sumber api hanya
ada di dapur. Untuk lingkungan sekitar rumah terdapat tanjakan atau turunan,
pasien tinggal di daerah yang padat penduduk
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar, catat semua jawaban. Catat jumlah kesalahan total
berdasarkan 10 pertanyaan.
No Pertanyaan Benar Salah
1 Tanggal berapa hari ini ? √
2 Hari apa sekarang ? √
3 Apa nama tempat ini ? √
4 Dimana alamat anda ? √
5 Berapa umur anda ? √
6 Kapan anda lahir ? √
7 Siapa presiden Indonesia ? √
8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? √
9 Siapa nama ibu anda ? √
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka
10 √
baru, secara menurun
JUMLAH 1
Interpretasi:
Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Aspek Nilai
No Kriteria Nilai klien
Kognitif Maksimal
Menyebutkan dengan benar
1 Orientasi 5 5
Tahun : 2021
Musim : hujan
Tanggal : 4
Hari : kamis
Bulan : November
Dimana sekarang kita berada?
Negara : Indonesia
Propinsi : Jawa Timur
2 Orientasi 5 5
Kabupaten/kota : malang
Panti :
Wisma :
Sebutkan 3 nama obyek (misal: kursi,
meja, kertas), kemudian ditanyakan
kepada klien, menjawab:
3 Registrasi 3 3
a. kursi
b. meja
c. kertas
Meminta klien berhitung mulai dari
100 kemudian kurangi 7 sampai 5
tingkat
Jawaban:
Perhatian dan
4 1. 93 5 2
kalkulasi
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
Minta klien untuk mengulangi ketiga
5 Mengingat obyek pada poin ke 3 (tiap poin nilai 3 3
1)
a. Menanyakan pada klien tentang 2
2
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).
b. Minta klien untuk mengulangi
1
kata berikut: tidak ada, dan, jika,
tetapi
c. Minta klien untuk mengikuti 9
perintah berikut yang terdiri 3
6 Bahasa 3
langkah:
1) Ambil kertas ditangan anda
2) Lipat dua
1
3) Taruh di lantai
4) Perintahkan pada klien untuk
hal berikut “tutup mata anda,
buka” (bila aktifitas sesuai
2
perintah nilai 1 poin)
d. Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar.
Nilai : 30 27
Interpretasi hasil :
30-24 : tidak ada gangguan kognitif
23-18 : gangguan kognitif sedang
<17 : gangguan kognitif berat
Makan
0 : Bantuan penuh
5 : Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, modifikasi 10
diet
10 : Independent
Mandi
0 : Membutuhkan bantuan 5
5 : Independent (menggunakan shower)
Berdandan
0 : Perlu bantuan
5
5 : Independent (berbedak / menyisir / gosok gigi /
mencukur)
Memasang Baju
0 : Dengan bantuan
10
5 : Dengan bantuan 50%
10 : Independent (mengancing baju, restleting)
BAB
0 : Incontinensia Alvy (menggunakan barium enema)
10
5 : Kadang tidak tertahan
10 : Dapat mengontrol
BAK
0 : Menggunakan kateter
10
5 : Kadang ngompol
10 : Bisa mengontrol
Ke Toilet
10
0 : Butuh Bantuan Penuh
5 : Butuh Bantuan 50%
10 : Independent (menghidupkan, dressing, menyeka)
Interprestasi :
100-80 : Mandiri
81-36 : Bantuan sedang
< 35 : Membutuhkan bantuan penuh
b. Instruksi: Lingkari poin penilaian untuk pernyataan yang paling mendekati, sesuai
dengan kemampuan fungsional pasien untuk setiap tugas. Pemeriksa harus menyelesaikan
skala berdasarkan informasi tentang pasien dari pasien sendiri, informan (seperti anggota
keluarga pasien atau pengasuh lainnya), dan catatan terbaru.
Instrumental Score
1) Kemampuan menggunakan telepon
a. Mengoperasikan telepon atas inisiatif sendiri; melihat dan 1
menekan tombol untuk menelpon
b. Menelpon beberapa nomor yang dikenal 1
c. Menjawab telepon tapi tidak menelpon 1
d. Tidak menggunakan telepon sama sekali 0
2) Belanja
a. Mengurus semua kebutuhan belanja sendiri 1
b. Belanja sendiri untuk membeli hal-hal kecil 0
c. Perlu ditemani setiap kegiatan belanja 0
d. Tidak bisa berbelanja sama sekali 0
3) Persiapan makan
a. Rencana, mempersiapkan, dan melayani makanan secara mandiri 1
b. Menyiapkan makanan yang cukup jika bahan tersedia 0
c. Memanaskan dan menyajikan makanan atau menyiapkan makanan 0
yang tidak sesuai dengan kebutuhan diet sehari-hari
d. Kebutuhan makan dilayani dan disiapkan 0
4) Rumah Tangga
a. Memelihara rumah sendiri atau dengan bantuan 1
sesekali (mis, "pekerjaan berat pembantu rumah tangga")
b. Melakukan tugas-tugas harian ringan seperti mencuci piring, 1
mengganti alas tempat tidur
c. Melakukan tugas-tugas harian ringan tetap tidak bersih 1
d. Membutuhkan bantuan untuk semua tugas pemeliharaan rumah 1
e. Tidak bisa berpartisipasi sama sekali 0
5) Mencuci
a. Bisa mencuci sendiri 1
b. Mencuci hal-hal kecil; membilas stoking dll. 1
c. Tidak bisa mencuci sama sekali 0
6) Model Transportasi
a. Menggunakan perjalanan dengan angkutan umum atau 1
mengendarai kendaraan pribadi
b. Mengatur sendiri perjalanan menggunakan taxi tetapi tidak 1
menggunakan angkutan umum
c. Berpergian menggunakan angkutan umum saat dibantu atau 1
ditemani orang lain
d. Hanya menggunakan taxi atau berpergian dengan bantuan 0
orang lain 0
e. Tidak bisa berpergian sama sekali 0
7) Tanggung Jawab Pengobatan
a. Apakah bertanggung jawab untuk mengambil obat dalam dosis 1
yang benar pada waktu yang tepat
b. Membawa tanggung jawab jika obat adalah dipersiapkan 0
sebelumnya dalam dosis terpisah
c. Apakah tidak mampu meracik sendiri obat 0
8) Kemampuan Untuk Menangani Keuangan
a. Mengatur masalah keuangan independen (anggaran, menulis cek, 1
membayar sewa dan tagihan, pergi ke bank), mengumpulkan dan
melacak pendapatan
b. Mengatur sehari-hari pembelian, tetapi membutuhkan membantu 1
dengan perbankan, pembelian besar, dll
c. Tidak mampu menangani uang 0
Total 6
Skoring: Pasien menerima skor 1 untuk setiap item berlabel 1-8 jika kompetensi nya
berperingkat di beberapa tingkat minimal atau lebih tinggi. Tambahkan total poin
dilingkari untuk 1-8. Total skor dapat berkisar dari 0-8 skor yang lebih rendah menunjukkan
tingkat yang lebih tinggi dari ketergantungan
ANALISA DATA
No Data Penunjang Etiologi Masalah Keperawatan