Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN PADA Ny.

R USIA 23 TAHUN G1P000


Ab000 KEHAMILAN 40-41 MINGGU + VAGINITIS DI POLI OBGYN
RSU MUHAMMADIYAH MALANG

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN MATERNITAS

Oleh:

Elvina Ercadila

202210461011080

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


2023

2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN PADA Ny. R USIA 23 TAHUN G1P000 Ab000

KEHAMILAN 40-41 MINGGU + VAGINITIS DI POLI OBGYN RSU

MUHAMMADIYAH MALANG

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MATERNITAS

Oleh:
Elvina Ercadila
202210461011080
Kelompok 14

PERIODE PRAKTIK:
13-18 MARET 2023 / MINGGU KE-3

Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan

(Henny Dwi Susanti, Ns., M.Kep., Sp.Kep.Mat., Ph.D.)


(__________________)

Mahasiswa

Elvina Ercadila

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Definisi........................................................................................................................1
1.2 Etiologi........................................................................................................................1
1.3 Gejala Klinis................................................................................................................4
1.4 Patofisiologi.................................................................................................................6
1.5 Pathway.......................................................................................................................7
1.6 Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................8
BAB II......................................................................................................................................10
ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................................10
2.1 Pengkajian.................................................................................................................10
2.2 Analisa Data..............................................................................................................14
2.3 Asuhan Keperawatan.................................................................................................16
2.4 Resume......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Kebanyakan wanita pemberitahuan dari waktu ke waktu bahwa mereka
memiliki cairan dari vagina. Ini adalah proses normal yang menjaga daerah
mukosa vagina lembab. Tetapi tidak hanya itu daerah vagina yang lembab
bisa berubah menjadi sarang berkumpulnya bakteri-bakteri, jamur serta virus yang
bisa dengan mudah hidup di daerah tersebut dan bisa menimbulkan penyakit,
seperti yang terdapat di daerah vagina yang biasa di sebut sebagai vaginitis.
Vaginitis (colpitis) adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai
bakteri, parasit atau jamur (Manuaba. 2001). Vaginitis adalah inflamasi vagina
yang di cirikan oleh perubahan sekresi cairan vagina, yang dapat banyak, berbau,
dan urulen, dan dapat diikuti olehdisuria dan pendarahan vagina. Sering terdapat
gatal pada vulva, dan klien umumnya mengeluh ketidaknyamanan saat berkemih
juga dispareunia. Infeksi atau gangguan keseimbangan jumlah bakteri dan jamur
yang normal ditemukan pada vagina merupakan penyebabnya. Penurunan kadar
hormon estrogen setelah menopause dan penyakit kulit juga dapat menyebabkan
vaginitis. Selain cairan vagina yang tidak normal (keputihan) dan rasa tidak
nyaman, vaginitis dapat menimbulkan bau yang berbeda dari biasanya. Infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, jamur, atau virus juga dapat terjadi. Bahan kimia
dari sabun, spray, atau bahkan pakaian yang bersentuhan dengan area kewanitaan
juga dapat mengiritasi kulit dan jaringan vagina. (Black and Hawks, 2009).

1.2 Etiologi
Penyebab dari vaginitis adalah Candida albicans, Trichomonas
vaginalis, Neisseria gonorrhoeae, Hemophilus vaginalis. Penyebab lain meliputi g
abungan bedak tabur, cacing kremi, benda asing, hygiene perineum yang
buruk. Menurut Universitas Padjadjaran (1981) penyebab vaginitis :
1. Vaginosis bakterialis

1
Penyebab vaginitis yang paling umum terjadi ini disebabkan oleh adanya
perubahan bakteri normal yang terdapat di dalam vagina, seperti pertumbuhan
satu atau beberapa organisme lainnya. Biasanya bakteri yang normal
ditemukan di vagina (laktobasilus) kalah jumlah dengan bakteri lain yang ada
di vagina (anaerob). Jika bakteri anaerob menjadi lebih banyak,
keseimbangan bakteri menjadi terganggu dan menyebabkan vaginitis.
2. Infeksi jamur
Infeksi ini terjadi ketika organisme seperti jamur tumbuh (biasanya candida
albicans) didalam vagina. Candida albicans juga menyebabkan infeksi
didaerah yang lembab seperti mulut, lipatan kulit, dan kulit dibawah kuku.
Jamur juga dapat menyebabkan ruam popok.
3. Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksual yang ditularkan oleh satu sel parasit yang disebut
trichomonas vaginalis. Organisme ini menyebar saat berhubungan seksual
dengan orang yang memiliki infeksi. Pada laki-laki, organisme biasanya
menginfeksi saluran kemih tetapi seringkali tidak menimbulkan gejala. Pada
wanita, trichomoniasis menyebabkan infeksi pada vagina dan dapat
menimbulkan gejala.
4. Vaginitis noninfeksi
Semprotan vagina, membersihkan vagina dengan cairan pembersih
kewanitaan, sabun yang wangi, detergen yang diberi wewangian atau produk
yang mengandung spermitisida dapat menyebabkan reaksi alergi pada vagina
atau menyebabkan iritasi pada vulva atau jaringan vagina. Objek asing seperti
kertas tisu atau tampon yang tertinggal di dalam vagina juga dapat mengiritasi
vagina.
5. Sindrom genitourinary menopause (atrofi vagina)
Penurunan kadar hormon estrogen setelah menopause atau operasi
pengangkatan ovarium dapat menyebabkan dinding vagina menipis dan
terkadang menyebabkan iritasi vagina, terasa panas dan kering.
6. Penyakit menular seksual lain
Penyakit menular seksual lainnya yang dapat menyebabkan vaginitis antara
lain gonorrhea, klamidia, dan herpes genitalia.

2
1.3 Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi vaginitis yaitu :
1. Vaginitis Candida disebabkan oleh Candida albicans.
Penyebab :
a. Hygiene yang kurang.
b. Pertumbuhan Candida yang berlebihan, karena kadar glukosa darah
yang tinggi, dan pemberian antibiotik berspektrum luas.
Tanda dan gejala :
a) Pruritus vulvae
b) Nyeri vagina yang hebat
c) Disuria eksterna dan interna
d) Rash pada vulva
e) Eritematosa
f) Sekret khas seperti keju lembut.

2. Vaginitis Trichomonas disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.


Penyebab :
a. Hubungan seksual.
Tanda dan gejala :
a) Secret banyak dan bau busuk.
b) Disuria eksterna dan interna
c) Pruritus vulva
d) Edema vulva

3. Vaginitis non spesifik disebabkan oleh Gardnerella vaginalis.


Penyebab :
a. Hygiene yang kurang
b. Hubungan seksual.
Tanda dan gejala :
a) Vagina berbau busuk dan amis
b) Sekret encer, kuning sampai abu-abu

4. Vaginitis Atrofican disebabkan oleh infeksi epitel vagina yang defisi


ensiestrogen.
Penyebab :
a. Pasca menopause rentan terhadap infeksi.
Tanda dan gejala :

3
a) Pendarahan pervaginam
b) Disuria eksterna
c) Pruritus
d) Dispareunia
e) Permukaan vagina merah muda, pucat, halus tanpa rugae
1.4 Manifestasi Klinis
Manifestasi vaginistis dicirikan dengan perubahan sekresi cairan vagina
(lekorea) yang berjumlah banyak, berbau, dan bersifat purulen, kadang
disertaidengan disuria dan perdarahan pada vagina. Wanita dengan vaginitis
sering mengeluhkan gatal pada vulva, dan klien umumnya mengeluhkan
ketidaknyamanan saat berkemih juga dispareunia (Black, J M dan Hawks, J
H,2014). Menurut Sinklair & Webb (1992) dalam Febri (2014), manifestasi
yangterdapat pada vaginitis dibagi menjadi dua yaitu :

1. Vaginitis AkutPada sekitar vagina akan didapatkan pruritus, terasa panas,


eritema,edema, perdarahan, nyeri (mungkin sangat, menyebabkan tidak
mampu berjalan, duduk dan retensi urine akut), Ulserasi serta adanya vesikel.
(Sinklair & Webb, 1992 dalam Febri, 2014).
2. Vaginitis Kronik Jika vaginitis sudah dalam tahap kronik, didapatkan
Inflamasi hebat dengan edema minimal, pruritus hebat dengan ekskoriasi,
infeksi sekunder dengan daerah yang terserang : monpubis, perineum, paha
yang berdekatan, anus, sekitar paha, lesi ulseratif disebabkan :
granuloma ,karsinoma, melanoma, dan hasil akhir mungkin berupa ekstruksi
vulva(Sinklair & Webb, 1992 dalam Febri, 2014).

Pada vaginitis trichomonas, gejala utamanya ialah fluor (keputihan) yang


banyak, berbau amis dan berbusa, flour berwarna kehijauan sampai abu-abu dan
fronthy appearance. Pada pemeriksaan mikroskopis dengan Nacl tampak banyak
leukosit dan organisme berflagel niselule hidup dan motil (patognomonis). Gejala
utama pada vaginitis yang disebabkan oleh clamidia, sama seperti vaginitis pada
umumnya. Tanda klinis pada pemeriksaan mikroskopis dengan NaCl ditemukan
leukosit banyak, tanpa clue cell, jamur atau trikhomonas. Sedangkan gejala pada
vaginitis artofikan yang disebabkan oleh menopause, yang ditimbulkan ialah
vagina gatal, kering, dispareunia, kadang perdarahan pervaginaan (Kurniawati,

4
Ddan Hanifah M, 2009).Perubahan patologis yang mendasari pada sindrom
nefrotik adalah proteinuria, yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas
dinding kapiler glomerolus. Penyebab peningkatan permeabilitas ini tidak
diketahui tetapi dihubungkan dengan hilangnya glikoprotein bermuatan negatif
pada dinding kapiler. Mekanisme timbulnya edema pada sindrom nefrotik
disebabkan oleh hipoalbumin akibat proteinuria. Hipoalbumin menyebabkan
penurunan tekanan onkotik plasma sehingga terjadi transudasi cairan dari
kompartemen intravaskulerke ruangan interstitial. Penurunan volum intravaskuler
menyebabkan penurunan perfusi renal sehingga mengaktivasi sistem
reninangiotensin-aldosteron yang selanjutnya menyebabkan reabsorpsi natrium di
tubulus dista ginjal. Penurunan volum intravaskuler juga menstimulasi pelepasan
hormonantidiuretik (ADH) yang akan meningkatkan reabsorpsi air di tubulus
kolektivus.Mekanisme terjadinya peningkatan kolesterol dan trigliserida akibat 2
faktor.Pertama, hipoproteinemia menstimulasi sintesis protein di hati
termasuklipoprotein. Kedua, katabolisme lemak terganggu sebagai akibat
penurunan 2kadar lipoprotein lipase plasma (enzim utama yang memecah lemak
di plasmadarah).

1.5 Patofisiologi
Bila keseimbangan mikroorganisme berubah, maka organisme
yang berpotensi patogen, yang merupakan bagian flora normal, misalnya C. albica
ns pada kasus infeksi monolia serta G. vaginalis dan bakteri anaerob pada kasusva
ginitis non spesifik berproliferasi sampai suatu konsentrasi yang berhubungan
dengan gejala. Pada mekanisme lainnya, organisme ditularkan melalui hubungan
seksual dan bukan merupakan bagian flora normal seperti Trichomonas
vaginalisdan Nisseria gonorrhoea dapat menimbulkan gejala . Gejala yang timbul
bilahospes meningkatkan respon peradangan terhadap organisme yang
menginfeksi dengan menarik leukosit serta melepaskan prostaglandin dan
komponen respon peradangan lainnya. Gejala ketidaknyamanan dan pruritus
vagina berasal dari respon peradangan vagina lokal terhadap infeksi T. vaginalis
atau C. albicans. Organisme tertentuyang menarik leukosit, termasuk T. vaginalis,
menghasilkan secret purulen.Diantara wanita dengan vaginitis non spesifik.

5
Baunya disebabkan oleh terdapatnya amina dibentuk sebagai hasil metabolisme
bakteri anaerob. Histamin dapat menimbulkan ketidaknyamanan oleh efek
vasodilatasi local. Produk lainnya dapat merusak sel-sel epitel dengan cara sama
dengan infeksi lainnya.

6
1.5 Pathway

7
1.6 Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan preparat basah
Dilakukan dengan meneteskan satu atau dua tetes NaCl 0,9% pada
sekretvagina diatas objek glass kemudian ditutup dengan coverglass.
Diamatidibawah mikroskop dengan perbesaran 400x untuk melihat Clue
Cells yang merupakan sel epitel vagina yang diselubungi dengan
bakterisehingga tepinya tidak terlihat jelas. Pemeriksaan ini memilki
sensivitas60% dan spesifitas 98% (Srinivasan, 2008).
2) Whiff test
Dinyatakan positif jika bau amis timbul setelah penambahan satu
tetesKOH 10-20% pada sekret vagina. Bau amis muncul sebagai akibat
pelepasan amin dan asam organik hasil dari bakteri anaerob
(Srinivasan,2008).
3) Tes lakmus
Kertas lakmus ditempatkan pada dinding lateral vagina. Ditemukan kadar
pH > 4,5 (Srinivasan, 2008).
4) Pewarnaan gram
Ditemukan penurunan jumlah Lactobacillus dan peningkatan jumlah
bakteri anaerob (Srinivasan, 2008).
5) Kultur vagina
Kultur Gardnerella vaginalis kurang bermanfaat untuk diagnosis bakteri
alvaginosis karena bakteri ini ditemukan hampir 50% pada perempuan
normal (Srinivasan, 2008).
6) Tes proline aminopeptidase yang dihasilkan oleh bakteri anaerob, karena
Lactobacillus tidak menghasilkan zat tersebut. (Srinivasan, 2008).
Terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis
bakterialvaginosis, diantaranya adalah:
a) Kriteria AmselKriteria ini memiliki tingkat spresifitas yang lebih
tinggi daripada pewarnaan gram. Kriteria ini paling sering
digunakan untukmendiagnosis vaginitis bakterial. Diagnosis dapat
ditegakkan jikadidapatkan minimal tiga dari empat kriteria.
(Srinivasan, 2008).
 Secret vagina yang homogen, putih, dan tipis melekat pada
vagina
8
 pH vagina > 4,5 Peningkatan pH dapat menyebabkan
terlepasnya amin (trimetilamin).
 Secret vagina yang berbau amis setelah penambahan
KOHkhitfg jika didapatkan bau amis setelah menambahkan
satutetes 10- 20% KOH (potasium hidroxide) pada sekret
vagina.
 Ditemukannya sel Clue pada pemeriksaan
mikroskopismenggunakan preparat salin basah. Pada
pemeriksaan sampel pasien vaginitis bakterial didapatkan
adanya peningkatan jumlah kuman Gardnerella. Sel
squamosa normal memiliki ciriselnya runcing diujungnya,
jernih, tepi yang lurus, sedangkansel Clue memiliki ciri
granular, tidak jernih, dan pinggir yangkasar. Sel Clue
adalah sel epitel vagina yang batas tepinyasudah tidak
terlihat jelas karena terdapat banyak bakteri yangmenempel
pada permukaan sel tersebut. Ditemukannya selClue pada
pemeriksaan mikroskopis memiliki sensivitas 98%dan
spesifitas 94,3% (Srinivasan, 2008) 1. Laboratorium

1.7 Konsep Asuhan Keperawatan

1) Identitas :
a. Nama : sebagai identitas, upayakan agar petugas
kesehatan memanggil dengan nama panggilan agar hubungan
komunikasi menjadi lebih baik. Wanita lebih rentan terkena
vaginitis dari pada laki-laki karena pada laki-laki itu tidak memilki
siklus mentruasi yang berisiko mengalami keputihan.
b. Usia: Vaginitis dapat mempengaruhi perempuan dari segala usia
Anak : usia < 13 tahun, Pubertas : > 14 tahun, Reproduksi : 20 – 35
tahun, Menopuose : > 55 tahun
c. Pendidikan : untuk mengetahui tingkatan pengetahuan sehingga
dalam memberikan asuhan disesuaikan dengan tingkat pendidikan
dan pengetahuan klien.

9
d. Agama : sebagai dasar untuk memberikan dukungan mental
danspiritual terhadap klien dan keluarga
e. Suku : data ini berhubungan dengan sosial budaya yang dianut
olehklien dan keluarga dan mempengaruhi pemberian konseling,
informasi,dan edukasi.
f. Status pernikahan : untuk mengetahui status pernikahan pada
klien,supaya memperoleh data yang spesifik.
g. Alamat : data ini untuk mengetahui tempat tinggal klien sehingga
memudahkan pengkaji bila sewaktu-waktu memerlukan keterangan
lebih lanjut tentang klien serta keadaan lingkunan klien yang dapat
mempengaruhi kejadian vulvo vaginitis.
2) Keluhan Utama
Merupakan jawaban terhadap pertanyaan, “ masalah atau gejala apa
yang membuat anda datang kesini saat ini?”. Jika klien menyebut dari
satu alasan, maka fokus pada salah satu hal yang menurutnya paling
mengganggu.
3) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan–keluhan yang mungkin dirasakan pada ibu dengan
vaginitis diantaranya:
 Terdapat leukorea yang encer sampai kental, bewarna
kekuning-kuningan dan agak berbau, keputihan yang
meyebabkan rasa gatal yang membakar pada vulva dan
vagina, kadang-kadang sering sakit saat BAK. (Terjadi
pada usia reproduksi dengan pola seksual yang sering)
→ Trikomonas.
 Terdapat leukorea berwarna keputih-putihan dan vulva
sangatgatal, pada dinding vulva dan vagina juga
terdapat membran-membran kecil berwarna putih
(Terjadi pada anak/pubertas dan juga pada masa
reproduksi) →Kandida albicans.

10
 Terdapat leukorea berwana putih bersemu kelabu,
kadangkadangkekuningan dengan bau yang kurang
sedap, terasa gatal→Hemofilus vaginalis vaginitis
 Terdapat leukorea dan rasa gatal hingga pedih, disuria
dan seringkencing (Terjadi pada masa menopuose) →
Vulvovaginitisatrofikans.
4) Riwayat Kesehatan dahulu
Penyakit infeksi (campak, gondongan, batuk rejan, cacar air,
demamrematik, difteria, polio, tuberculosis, hepatitis, 33 meningitis),
penyakitkronik dan sistemik (diabetes mellitus, atritis, stroke, tiroid,
hipertensi,arteriosklerosis, penyakit jantung, kanker, anemia, bulan
sabit), kecelekaandan perlukaan, operasi, pembedahan, hospitalisasi,
transfusi darah, riwayatimunisasi (BCG, polio, DPT, hepatitis, campak,
MMR, Varicela,influenza, vaksin pneumokokus, uji tuberkulin, TB
terakhir), pemeriksaan skrinning terakhir (tes pap, mamogram, uji
samar darah tinja,sigmoidoskopi atau kolonoskopi, hematokrit,
hemoglobin, titer rubela,urinalisis, tes kolesterol, EKG, penglihatan
terakhir, gigi dan
pemeriksaan pendengaran), pengobatan saat ini (nama obat, dosis, frek
uensi, durasi,alasan konsumsi, kepatuhan terhadap pengobatan,
pengobatan
rumah, penggunaan obat yang dijual bebas, vitamin, suplemen/mineral 
herbalyang digunakan dalam periode 24 jam.5.

1.8 Diagnosa Keperawatan

Adapun kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien dengan Vaginitis


adalah sebagai berikut :

1. Nyeri akut berhubungan dengan respon inflamasi kerusakan jaringan,suplay
vaskularisasi atau efek samping therapy/tindakan.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual. Muntah, intaketidak
adekuat.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik (menggaruk)
lesi pada mukosa vagina.

11
4. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan
anoreksia, muntah, intake nutrisi tidak adekuat.
5. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi.
6. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
( proses penyakit, trauma).
7. Resiko infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun

12
2.4 Resume
Nama Pasien : Nn. M
No. Rm : 193xxx

13
RESUME 1
Nama : Ny. R Diagnosa Medis : G1P000 Ab000 UK 40-41 minggu + vaginitis
No RM : 186xxx Ruangan : Poli Obgyn

S O A P I E

14
- Pasien - Pasien tampak Gangguan Rasa SIKI : Senin, 13-03-2023 S : Pasien mengerti akan
mengatakan tidak nyaman Nyaman b/d gejala Edukasi Kesehatan ( 15.00 WIB ) edukasi yang
merasa gatal - Pasien tampak penyakit d.d pasien ( I.12383) disampaikan
pada area cemas nampak tidak Observasi : 1. Melakukan
vagina - Tampak keluar nyaman ( D.0074 ) - Identifikasi kesiapan pemeriksaan O:
- Pasien cairan dan kemampuan tekanan darah 1. Keluhan tidak
mengatakan berwarna SLKI : menerima informasi kepada pasien nyaman
keputihan kehijauan dan Status kenyamanan - Identifikasi faktor- 2. Menimbang 2. Gelisah
berwarna berbau pada ( L.08064 ) faktor yang dapat berat badan 3. Gatal
kehijauan dan area vagina Setelah dilakukan meningkatkan dan pasien 4. Iritabilitas
berbau - Pemeriksaan intervensi selama menurunkan motivasi 3. Mengedukasi
- Pasien TTV : 1x30 menit Status perilaku hidup bersih pasien untuk A:
mengatakan TD : 130/80 Kenyamanan dan sehat menjaga Masalah belum teratasi
sering ganti mmHg meningkat dengan Edukasi : kebersihan area
pantyliner 3x BB : 72 kg kriteria hasil : - Jelaskan faktor resiko kewanitaan dan P :
sehari 1. Keluhan tidak yang dapat tidak disarankan Edukasi pasien untuk
nyaman memengaruhi untuk pemakaian kontrol kembali.
2. Gelisah kesehatan pantyliner,
3. Gatal - Ajarkan perilaku karena akan
4. Iritabilitas hidup bersih dan sehat menambah
terutama untuk selalu kelembapan
menjaga kebersihan 4. Terapi obat
area kewanitaan vasgistin ovula
1x1 selama tujuh
hari

RESUME 2

Nama : Ny. W Diagnosa Medis : Kontrol Post SC


No. RM : 193xxx Ruangan : Poli Obgyn
S O A P I E

15
- Pasien - Terdapat luka Resiko Infeksi d.d SIKI : Senin, 13-02-2023 S : Pasien memahami
mengatakan pasca operasi Faktor resiko efek Pencegahan Infeksi ( 16.00 WIB ) edukasi yang
kontrol Post SC di abdomen prosedur invasif ( I.14539 ) disampaikan
- Pasien pasien ( D.0142 ) Observasi : 1. Melakukan TTV
mengatakan ada - Tampak - Monitor tanda dan pada pasien O:
rembesan pada rembesan SLKI : gejala infeksi lokal 2. Melakukan 1. Kerusakan
luka berwarna Integritas Kulit dan dan sistemik perawatan luka jaringan
- Pasien kuning pada Jaringan ( L. 14125 ) Terapeutik : 3. Menganjurkan 2. Kerusakan
mengatakan ASI luka Post SC Setelah dilakukan - Berikan perawatan pasien untuk lapisan kulit
keluar dengan - Pemeriksaan intervensi selama 1x30 kulit pada area makan banyak 3. Nyeri
bantuan sufor TTV menit meningkat edema dan tidak pilih- 4. Kemerahan
- Nifas masih TD : 110/80 dengan kriteteria - Cuci tangan sebelum pilih makan 5. Perdarahan
keluar mmHg hasil : dan sesudah dengan 4. Memberi tau
BB : 68 kg 1. Kerusakan pasien dan pasien cara A:
jaringan lingkungan pasien merawat luka Masalah belum teratasi
2. Kerusakan Edukasi : 5. Memberikan sebagian
lapisan kulit - Jelaskan tanda dan edukasi pasien
3. Nyeri gejala infeksi agar luka tidak P:
4. Kemerahan - Ajarkan cara terkena air - Edukasi pasien
5. Perdarahan memeriksa luka 6. Kolaborasi untuk
operasi pemberian melanjutkan
- Anjurkan antibiotik intervensi
meningkatkan dirumah
asupan nutrisi - Kontrol 3 hari
Kolaborasi : lagi
- Kolaborasi
pemberian imunisasi
RESUME 3
Nama : Ny. S Diagnosa Medis : G2P100 Ab000 UK 38 minggu + kenceng-kenceng
No. RM : 163xxx Ruangan : Poli Obgyn
S O A P I E

16
- Pasien - VT buka 3 cm Kesiapan Persalinan SIKI : Selasa, 14-02-2023 S:
mengeluh - Ketuban ada b/d Faktor fiiologid Edukasi Persalinan ( I.12437 ) ( 15.00 WIB )
kenceng- - Kepala bayi d.d Kenceng-
kenceng teraba Kenceng ( D.0070 ) Observasi 1. Melakukan TTV O :
- Pasien - Kala 1 fase - Identifikasi tingkat pada pasien 1. Kelekatan
mengatakan laten SLKI : pengetahuan 2. Mendampingi emosional
kenceng- - Pasien MRS Status Antepartum ( - Identifikasi pemahaman pasien USG dengan
kenceng tetap - Pemeriksaan L.07059 ) Setelah ibu tentang persalinan 3. Memberikan janin
terasa saat TTV : dilakukan intervensi Terapeutik penjelasan bahwa 2. Koping
dibuat TD :120/80 selama 1x30 menit - Sediakan materi dan media hasil USG baik dengan
istirahat dan mmHg Status Antepartum pendidikan kesehatan dan bayi nya ketidaknya
semakin BB : 60 kg membaik dengan - Berkan kesempatan untuk normal man
serius kriteria hasil : bertanya 4. Mengajarkan kehamilan
- Gerakan bayi 1. Kelekatan Edukasi teknik relaksasi 3. Nyeri
> 10x/hari emosional - Jelaskan metode persalinan napas dalam abdomen
- Pasien dengan janin yang ibu inginkan 5. Memberitau 4. Berat badan
mengtakan 2. Koping - Jelaskan persiapan dan pasien bahwa 5. Tekanan
tidak ada flek dengan tempat persalinan keadaan bayi darah
dan lendir ketidaknyama - Anjurkan ibu cukup nutrisi dalam kandungan
n kehamilan - Ajarkan teknik relaksasi baik-baik saja A:
3. Nyeri untuk meredakan 6. Melakukan VT Masalah belum
abdomen kecemasan dan dan sudah terbuka teratasi sebagian
4. Berat badan ketidaknyamanan 3 cm dan kepala
5. Tekanan persalinan bayi teraba P:
darah - Ajarkan ibu cara mengenali 7. Menyarankan Pasien dianjurkan
tanda-tanda persalinan pasien untuk MRS MRS melalui IGD
- Ajarkan ibu mengenali
tanda bahay persalinan
RESUME 4
Nama : Nn. A Diagnosa Medis : Kista
No. RM : 193xxx Ruangan : Poli Obgyn

17
S O A P I E
Px mengeluhkan - Px tampak Nyeri kronis b/d Manajemen nyeri: Selasa 14 Maret 2023 S: Px
sakit pada perut meringis infiltrasi tumor 15.40 mengatakan
bagian bawah pada dan 1. Identifikasi nyeri masih
saat menstruasi, memegangi Setelah dilakukan PQRST 1. Mengidentifikasi terasa pada perut
nyeri tembus ke perutnya tindakan 1x30 2. Identifikasi PQRST
belakang kadang - Px tampak menit diharapkan faktor yang O:
sampai keringan cemas tingkat nyeri memperberat P: Nyeri saat
dingin kurang lebih TTV : menurun dengan menstruasi 1. Keluhan nyeri
dan
sejak 5 bulan yang TD : 125/80 kriteria hasil: cukup
memeperingan
lalu mmHg Q: Seperti di tusuk- menurun
nyeri
BB : 65 kg tusuk 2. Meringis
1. Keluhan 3. Identifikasi
P: Nyeri saat cukupp
nyeri cukup respon nyeri
menstruasi R: Perut bagian bawah menurun
menurun non verbal
3. Gelisah
2. Meringis 4. Identifikasi
Q: Seperti di S: Skala nyeri 5 cukup
cukupp nyeri terhadap
tusuk- tusuk menuru
menurun kualitas hidup
T: Hilang timbul n
3. Gelisa 5. Ajarkan teknik
R: Perut bagian 2. Melakukan pemeriksaan A: Masalah
h non farmakologi
bawah TTV teratasi
cukup untuk
TD: 125/80 sebagian
menur mengurangi
S: Skala nyeri 5 3. Mengidentifikasi nyeri
un nyeri (Terapi
music, nafas non verbal
P: Lanjutkan
T: Hilang timbul 4. Mengajarkan teknik
dalam dan guide intervensi no 1-5
imagery) relaksasi nafas dalam
untuk mengurangi nyeri
5. Menganjurkan untuk
kompres air hangat pada
saat nyeri datang
RESUME 5
Nama : Ny. W Diagnosa Medis : G1P000 Ab000 UK 30 minggu
No. RM : 198xxx Ruangan : Poli Obgyn
18
S O A P I E
- Pasien mengeluh - Pasien tampak Gangguan Rasa SIKI : Rabu, 15-03-2023 ( 10.00 S :
kesemutan tidak nyaman Nyaman b/d Terapi Relaksasi WIB )
dikedua tangan - Pasien mengeluh gangguan adaptasi ( I.09326 ) O:
dan kaki lelah kehamilan d.d pasien 1. Melakukan TTV 1. Keluhan
- Pasien mengeluh - Pasien tampak nampak tidak nyaman Observasi : pada pasien tidak nyaman
nyeri pinggang gelisah ( D.0074 ) - Identifikasi teknik 2. Mendampingi 2. Gelisah
- Gerakan bayi - Pasien mengeluh relaksasi yang pasien USG 3. Keluhan sulit
aktif > 10 x sulit tidur SLKI : pernah digunakan 3. Memberikan tidur
perhari - Pemeriksaan Status kenyamanan - Periksa ketegangan penjelasan bahwa 4. Lelah
- Pasien TTV : ( L.08064 ) otot, frekuensi nadi hasil USG baik dan
mengatakan TD : 110/80 mmHg Setelah dilakukan tekanan darah, dan bayi nya normal A:
HPHT lupa BB : 69 kg intervensi selama suhu sebelum dan 4. Mengajarkan teknik Masalah belum
1x30 menit Status sesudah latihan relaksasi napas teratasi sebagian
Kenyamanan Terapeutik : dalam
meningkat dengan - Berikan informasi 5. Memberitau pasien P :
kriteria hasil : tertulis tentang bahwa keadaan bayi - Edukasi
1. Keluhan tidak persiapan dan dalam kandungan pasien untuk
nyaman prosedur teknik baik-baik saja melanjutkan
2. Gelisah relaksasi 6. Menganjurkan intervensi
3. Keluhan sulit Edukasi : pasien untuk bedrest dirumah
tidur - Anjurkan posisi 7. Mengedukasi pasien - Kontrol
4. Lelah nyaman untuk makan-makan sesuai advice
- Demostrasikan dan yang bergizi dokter
latih teknik 8. Kolaborasi
relaksasi pemberian vitamin

19
DAFTAR PUSTAKA

Nouraddin AS, Alsakee HM. Prevalence of Trichomonas Vaginalis infection among women
in Erbil, Governorate, Northern Iraq: An Epidemiological Approach. Eur Scient J.
2015;11(24): 243-55.

20. Romoren M, Velauthapillai M, Rahman M, Sundby J, Klouman E, Hjortdahl P.


Trichomoniasis and bacterial vaginosis in pregnancy: inadequately managed with the
syndromic approach. Bull World Health Organ.2007;85(4):297-304

Emilia Y, Suling PL, Pandelek HEJM. Profil duh tubuh vagina di Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUP Prof. DR. R.D Kandou Manado Tahun 2009-2011.J eClinic
unsrat.2013;1(1):670-5.

Olowe OA, Makanjuola OB, Olowe R, Adekanle DA. Prevalence of vulvovaginal


candidiasis, trichomonas and bacterial vaginosis among pregnant women receiving antenatal
care In Southwestern Nigeria. Eur J Microbiol Immunol. 2014;4(4):193-7.

Goo Y, Shin W, Yang H, Joo S, Song S, Ryu J, et al. Prevalence of Trichomonas vaginalis in
women visiting 2 obstetrics and gynecology clinics in Daegu, South Korea. Korean J
Parasitol. 2016;1:75-80.

20

Anda mungkin juga menyukai