Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ESSAY

BLOK GYNECOLOGY

VAGINITIS DENGAN KELUHAN KEPUTIHAN DAN


BERBAU TIDAK SEDAP

DISUSUN OLEH:

BAHDI MANDALA PUTRA HARAHAP

1908260052

2019 – A

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2023
PENDAHULUAN

Keputihan / flour albus / leucorrhea merupakan sekresi lendir dan cairan yang keluar
dari vagina selain darah. Keputihan bersifat mengganggu dan dapat dikeluhkan pada
wanita muda atau dewasa tua apalagi seseorang yang menggunakan kb hormonal/IUD
(Intrauterine device). Keputihan juga bukan suatu penyakit tersendiri melainkan
manifestasi klinis dari berbagai penyakit.

Keputihan dapat bersifat fisiologis dan patologis. Keputihan yang bersifat fisiologis
ditandai dengan cairan yang keluar cair, berwarna bening, tidak berbau dan tidak
gatal. Sedangkan yang bersifat patologis ditandai dengan cairan yang kental, berwarna
seperti susu, kuning, kehijauan, disertai berbau tidak sedap dan terasa gatal.

Adapun penyebab dari keputihan yaitu adanya infeksi Gardnella vaginalis yang dapat
mengeluarkan cairan kental dengan warna kuning kehijauan, parasite Trichomonas
vaginitis yang ditandai dengan cairan encer berwarna kuning kelabu, Candidiasis
vaginitis yang ditandai dengan keluar cairan berwarna putih susu dan terasa gatal dan
dapat terjadi karena kelelahan.
PEMBAHASAN

VAGINITIS

DEFINISI DAN KLASIFIKASI

Vaginitis merupakan gangguan yang dapat menyebabkan peradangan atau infeksi pada
vagina. Suatu peradangan pada lapisan vagina yang dapat disebabkan oleh bakteri, parasite
dan jamur. Vaginitis dapat ditandai dengan keluarnya cairan yang abnormal dari vagina,
terasa gatal dan perdarahan pada vagina setelah melakukan hubungan seksual.

Klafisikasi vaginitis terdiri atas 3 yaitu :

Bacterial vaginitis Trichomonas Candidiasis


vaginitis vaginitis
Definisi Infeksi yang terjadi Infeksi pada Infeksi yang
akibat bakteri penyakit menular disebabkan oleh
seperti Gardnella seksual yang jamur yaitu
vaginalis, disebabkan Candidiasis
Provotella dll. Trichomonas albicans.
vaginalis

ETIOLOGI

 BAKTERIAL VAGINITIS
Bacterial vaginitis adalah disbiosis dari mikroorganisme vagina dimana terdapat
peningkatan organisme anaerobic (Gardnerella vaginalis, Prevotella spp., Atopobium
vaginae, Mycoplasma hominis, Mobiluncus spp) di vagina yang menyebabkan
tertekannya jumlah lactobacilli dan peningkatan pH vagina. Penyakit ini dapat timbul
dan hilang secara spontan dan meskipun tidak dianggap sebagai Infeksi Menular
Seksual (IMS), penyakit ini terkait dengan aktivitas seksual.
 TRICHOMONAS VAGINITIS
Trichomonas vaginitis adalah Infeksi Menular Seksual yang disebabkan oleh protozoa
berflagel yang disebut Trichomonas vaginalis. Pada wanita, organisme ini ditemukan
di kelenjar vagina, uretra dan paraurethral. Pada orang dewasa, penularan paling
banyak hanya melalui hubungan seksual. Transmisi vertikal dapat terjadi dari ibu
yang terinfeksi ke bayi saat persalinan pervaginam. Infeksi ini pada kehamilan dapat
dikaitkan dengan peningkatan kejadian kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah
serta endometritis pascapartum jika muncul saat persalinan. Trichomonas vaginitis
dapat meningkatkan penularan HIV.

 CANDIDIASIS VAGINITIS
Candidiasis vaginitis terjadi akibat pertumbuhan yang berlebihan (sisanya dengan
spesies lain, contohnya Candida glabrata),10%-20% wanita usia produktif mungkin
terinfeksi Candida tetapi tidak memiliki gejala atau tanda klinis apa pun. Pada kondisi
asimptomatik tersebut tidak membutuhkan pengobatan apa pun.

FAKTOR RESIKO

Beberapa faktor resiko terkait penyakit ini yaitu perubahan hormone akibat kehamilan, pil,
KB, menopause, adanya riwayat penggunaan IUD untuk kontrasepsi, sering berganti
pasangan seksual, pemakaian pembersih vagina yang terlampau sering, penggunaan obat-
obatan seperti antibiotic dan steroid, diabetes yang tidak terkendali, kebersihan yang buruk
dan menggunakan pakaian lembab/ terlalu ketat.

PATOGENESIS

Vaginitis dapat dipicu oleh karena adanya penggunaan antibiotic, kontrasepsi,hubungan


seksual,stress dan hormone yang dapat merubah pH pada vagina dan memungkinkan
organisme dari pathogen lain tumbuh. Perubahan pH yang terjadi dapat membuat
perkembangbiakan berbagai organisme dan organisme tersebut dapat memproduksi berupa
amine yang dapat meningkatkan pH vagina yang mengakibatkan ekspoliasi sel epitel
vagina. Amine dapat menyebabkan adanya bau yang tidak sedap pada bacterial
vaginitis,perubahan pada lingkungan vagina seperti peningkatan glikogen saat masa
kehamilan dan peningkatan progesterone dikarenakan kontrasepsi oral dan mengakibatkan
Candida albicans menempel ke sel epitel vagina dan jamur mengalami pertumbuhan. Pada
Trikomonas vaginitis terjadi perubahan peningkatan estrogen dan progesterone yang dapat
membuat pH vagina meningkat sehingga pertumbuhan trichomonas menjadi kuat.

TANDA DAN GEJALA

Bacterial vaginitis Trichomonas Candidiasis


vaginitis vaginitis
Tanda dan Fishy smelling 50 % pasien Terasa gatal.
Gejala discharge (berbau perempuan
Sekret vagina
amis). asimtomatik.
berwarna putih
Sekret vagina Sekret vagina susu, tidak berbau
berwarna putih kuning kehijauan dan kental.
kekuningan,homo dengan bau yang
Vulvovaginitis.
gen dan encer. tidak
menyenangkan.
Nyeri saat
Tidak ada gatal.
berhubungan
Adanya gambaran
Tidak ada tanda- seksual.
strawberry
tanda infamasi
appearance
pada vagina dan
vulva. Dinding vagina
kemerahan,terbakar
dan tampak
kemerahan.
DIAGNOSA

 BAKTERIAL VAGINITIS
Diagnosis Bacterial vaginitis dilakukan dengan menggunakan kriteria Amsel
1. Sekret vagina yang kental dan homogen;
2. pH vagina > 4,5
3. Sel Clue pada pemeriksaan sediaan basah. Sel epitel vagina yang pinggirannya
terdapat bakteri yaitu sel clue. Pemeriksaan sediaan basah dibuat dengan
meneteskan duh tubuh serta NaCl 0,9% pada kaca objek. Setelah itu. kaca
objek diperiksa di bawah mikroskop.
4. Uji Whiff (+). Uji Whiff menggunakan KOH 10%.Dikatakan positif apabila
bau amis muncul ketika sekret diteteskan KOH 10% pada kaca objek.
 TRIKOMONAS VAGINITIS

1. Pada pemeriksaan spekulum ditemukan gambaran strawberry cervix yang khas


Trikomoniasis vaginalis.
2. Pada pemeriksaan sediaan basah ditemukan protozoa berflagel yang bergerak-
gerak.
3. Pada pemeriksaan Gram: sel-sel polimorfonuklear dan T vaginalis.
4. Diagnosis standar: kultur pada medium Diamond.

 CANDIDIASIS VAGINITIS
1. Pada pemeriksaan KOH 10 % ditemukan pseudohifa dan ragi bertunas.
2. Pada pemeriksaan Gram: sel-sel polimorfonuklear, ragi bertunas. dan
pseudohifa.

TATALAKSANA

 Pada bacterial vaginitis dapat diberikan terapi Metronidazole 400–500 mg per oral 2x
sehari selama 5-7 hari, atau; Intravaginal metronidazole gel (0.75%) sekali sehari
selama 5 hari , atau; Intravaginal clindamycin cream (2%) sekali sehari selama 7 hari
 Pada trikomonas vaginitis tatalaksana farmakologi yang dianjurkan yaitu :
Metronidazole 400–500 mg Per Oral dua kali sehari selama 507 hari, atau;
Metronidazole 2 g Per Oral dosis tunggal, atau; Tinidazole 2 g Per Oral dosis tunggal
 Pada candidiasis vaginitis tatalaksana farmakologi yang dianjurkan yaitu :
1. Fluconazole PO 150 mg dosis tunggal
2. Itraconazole 200 mg PO dua kali sehari selama sehari
3. Preparat intravaginal yaitu :
1) Clotrimazole vaginal tablet 500 mg dosis tunggal atau 200 mg sekali
sehari selama 3 hari
2) Miconazole vaginal ovule 1200 mg dosis tunggal atau 400 mg sekali
sehari selama 3 hari
3) Econazole vaginal pessary 150 mg dosis tunggal

PENCEGAHAN

 Menjaga kebersihan pada vagina.


 Mengusap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet.
 Jangan berhubungan seksual.
 Jangan menggunakan pembersih vagina seperti douching.
KESIMPULAN

Keputihan / flour albus / leucorrhea merupakan sekresi lendir dan cairan yang
keluar dari vagina selain darah. Keputihan bersifat mengganggu dan dapat
dikeluhkan pada wanita muda atau dewasa tua apalagi seseorang yang
menggunakan kb hormonal/IUD (Intrauterine device). Keputihan juga bukan suatu
penyakit tersendiri melainkan manifestasi klinis dari berbagai penyakit.

Adapun penyebab dari keputihan yaitu adanya infeksi Gardnella vaginalis yang
dapat mengeluarkan cairan kental dengan warna kuning kehijauan, parasite
Trichomonas vaginitis yang ditandai dengan cairan encer berwarna kuning kelabu,
Candidiasis vaginitis yang ditandai dengan keluar cairan berwarna putih susu dan
terasa gatal dan dapat terjadi karena kelelahan.

Beberapa faktor resiko terkait penyakit ini yaitu perubahan hormone akibat
kehamilan, pil, KB, menopause, adanya riwayat penggunaan IUD untuk
kontrasepsi, sering berganti pasangan seksual, pemakaian pembersih vagina yang
terlampau sering, penggunaan obat-obatan seperti antibiotic dan steroid, diabetes
yang tidak terkendali, kebersihan yang buruk dan menggunakan pakaian lembab/
terlalu ketat.
REFERENSI

1. Kafi S. Bacterial vaginosis. Sudan Journal of Medical Sciences. 2012;7:49-52.


2. Hay P. Bacterial vaginosis. F1000Research. 2017;6:1761.
3. Bagnall P, Rizzolo D. Bacterial vaginosis: A practical review. Journal of the
American Acad-emy of Pas.2017: 30(12):15-21.
4. Uwakwe KA, Iwu AC, Obionu CN, Duru CB, Obiajuru IC, Madubueze UC.
Prevalence, Pattern and Predictors of Abnormal Vaginal Discharge among Women
attending Health Care Institutions in Imo State, Nigeria. Journal of Community
Medicine and Primary Health Care. 2018; 30(2): 22-35.
5. Girerd PH. Bacterial vaginosis. Department of Obstetrics and Gynaecology, Virginia Com-
monwealth University, College of Virginia.2018.
http://reference.medscape.com/arti-cle/254342 . Accessed February 12,2019
6. Jung HS, Ehlers MM, Lombard H, et al. Etiology of bacterial vaginosis and polymicrobial
biofilm formation. Crit Rev Microbiol. 2017.
7. Karo MB, Tambaip T, Hatta M, Simanjuntak T, Irmawaty L, Rina T, et al. A mini review of
Indonesian medicinal plants for Vulvovaginal candidiasis. Rasayan J Chem. 2017;10(4).
8. Harnindya D, Agusni I. Retrospective Study: Diagnosis and Management of Vulvovaginalis
Candidiasis. Berk Ilmu Kesehat Kulit dan Kelamin. 2016;28(1):42–8.
9. Hoffman,Barbara L dkk. Willliams Gynecology. Third Edition. New York:MC Graw Hill. 2016.
10. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual tahun
2019. Jakarta: Kemenkes RI.2019
11. Bain, Catrina M dkk. Ilustrasi Ginekologi. Edisi keenam. Elsevier.2015
12. Patel EU, Gaydos CA, Packman ZR, Quinn TC, Tobian AAR. Prevalence and Correlates of
Trichomonas vaginalis Infection Among Men and Women in the United States. Clin Infect
Dis. 2018 Jul 02;67(2):211-217.

Anda mungkin juga menyukai