Anda di halaman 1dari 45

LEUKOREA

Definisi
 Leukorea (duh tubuh, keputihan, flour albus, white
discharge) adalah cairan yang dikeluarkan dari alat
genital/ vagina yang tidak berupa darah.
 Sumber cairan ini dapat berasal dari sekresi
vulva, cairan vagina, sekresi serviks, sekresi
uterus, atau sekresi tuba falopii, yang dipengaruhi
dari fungsi ovarium.
Komponen sekret vagina yang normal
 Air
 Elektrolit
 Mikroorganisme
 Sel-sel epitel
 Senyawa organik seperti asam lemak, protein dan
karbohidrat

Khas : Warna putih, halus , tidak berbau dan terlihat


divagina
Fisiologis

Leukorea

Patologis
Leukorea fisiologis biasa ditemukan pada keadaan antara lain:
1. Bayi baru lahir terutama sampai usia 10 hari, hal ini
disebabkan pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus
dan vagina bayi.
2. Waktu disekitar menarche, timbul karena pengaruh
estrogen. Leukorea ini akan hilang sendiri.
3. Rangsangan seksual pada wanita dewasa
4. Waktu sekitar ovulasi, karena sekret dari kelenjar-kelenjar
seviks uteri menjadi lebih encer.
5. Pada wanita dengan penyakit menahun, pengeluaran
sekret kelenjar serviks uteri juga bertambah.
6. Pemakaian celana ketat/pemakaian celana yang jarang
ganti.
Klasifikasi
  Leukorea Fisiologis Leukorea Patologis

Warna Sekret Bening, cair Kuning-hijau, lebih kental

Kejernihan Sekret Jernih Keruh

Bau Sekret Tidak berbau Berbau

Leukosit Sekret -/sedikit +/banyak

Gatal, Panas - +

Etiologi ovulasi, rangsangan infeksi vagina, keganasan


seksual, menjelang dan reproduksi, benda asing
sesudah haid, pengaruh dalam vagina
hormon
Gardnerella vaginalis

Bakteri Klamidia trakomatis


Gonococcus
Treponema pallidum

Jamur Candida albicans

ETIOLOGI Parasit Trikomonas vaginalis

Virus Herpes Simpleks Genitalis

Benda
Asing

Keganasan Ca Serviks
Infeksi organ reproduksi
wanita
Bakterial Vaginosis
Vaginosis bakterial merupakan sindroma atau kumpulan gejala
klinis akibat pergeseran lactobacilli yang merupakan flora
normal vagina yang dominan oleh bakteri lain, seperti
Gardnerella vaginalis, Prevotella spp., Mobilancus spp.,
Mycoplasma spp. dan Bacteroides spp. Vaginosis bakterial
merupakan penyebab vaginitis yang sering ditemukan terutama
pada wanita yang masih aktif secara seksual, namun demikian
Vaginosis bakterial tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
 Gardnerella vaginalis
Bakteri batang gram positif
asam amino  senyawa amin  bau amis seperti
ikan.
Tanda dan Gejala :
 Mempunyai bau vagina yang khas yaitu bau
amis terutama setelah berhubungan seksual
 Sekret berlebihan, jumlah sedang sampai
banyak, homogen, warna putih atau keabu-abuan.
 Pemeriksaan pH vagina >4,5
 penambahan KOH 10% pada duh tubuh
vagina tercium bau amis (whiff test)
 Mikroskopik : Clue Cells pada usapan basah
(lebih dari 20%)
Clue cell
Faktor predisposisi
1. Faktor hygiene yang jelek
Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi
karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri patogen penyebab infeksi mudah
menyebar.
2. Pemakaian obat-obatan (antibiotik, kortikosteroid, dan pil KB) dalam waktu lama.
Karena pemakaian obat- obatan khususnya antibiotik yang terlalu lama dapat menimbulkan sistem
imunitas dalam tubuh. Sedangkan penggunaan KB mempengaruhi keseimbangan hormonal
wanita. Biasanya pada wanita yang mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan.
3. Stres
Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak mengalami stress maka
hormonal di dalam tubuh mengalami perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan
timbulnya keputihan.
4. Alergi
Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang dimasukkan secara sengaja
atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan,
benang yang berasal dari selimut, celana dan lainnya. Bisa juga karena luka seperti tusukan,
benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama.
Kriteria Diagnosis
 BV  BILA MEMENUHI 3 DARI 4 KRITERIA:
• Sekret vagina berwarna putih keabuan yg homogen
• pH cairan vagina ≥ 4,5
• Bau amis seperti ikan
• Mikroskopik ditemukan Clue cells : Sel epitel skuamosa yg
tertutup oleh banyak bakteri sehingga memberikan
gambaran tepi yang tidak rata
Terapi
 Metronidazol 2 x 500 mg peroral selama 7 hari
 Metronidazol pervagina 2x sehari selama 5 hari
 Krim klindamisin 2 % per vagina 1x sehari
selama 7 hari
 
Kandidiasis
 C. albicans  mikroorganisme
opurtunis, dapat dijumpai diseluruh
badan, terutama di mulut, kolon,
kuku, vagina dan saluran anorektal  Tempat infeksi
 C. Glabrata 1. Vulva
 C. Tropicalis 2. Vagina
3. Perianus
4. Serviks
 Gejala
1. Keputihan “seperti
susu”, tidak berbau 
berbau asam
2. Gatal (pruritus)
3. Disuria
4. Dispareuni
 Predisposisi
1. Diabetes melitus
2. Kehamilan
3. Antibiotik spektrum luas
4. Imunosupresi
5. Obesitas
6. Penularan  umumnya non-seksual
Gejala klinis Kandidiosis Vulvovaginal (KV) adalah :
 Duh tubuh vagina disertai gatal pada vulva
 Disuria eksternal dan dispareunia superfisial
 Pada pemeriksaan tampak vulva eritem, edem dan
kadang-kadan dengan plak yang menempel
 Pemeriksaan pH vagina berkisar >4,5
Kandidiasis
 Keluhan panas, gatal/iritasi disertai keputihan
tidak berbau atau berbau asam. Keputihan bisa
banyak, putih keju /seperti susu pecah. Pada
dnding vagina biasanya dijumpai gumpalan keju
(cottage cheeses).
Diagnosis  Preparat KOH cairan vagina menunjukan Hife dan
kuncup (KOH 10%-20%  lisis sel darah merah dan putih 
mempermudah identifikasi jamur)
Terapi
Pilihan utama :
 Klotrimazol 100 mg/hari intravagina selama 7 hari.
 Nistatin 100.000-200.000 unit/hari intra vagina selama
14 hari.
 Pilihan lain :
 Tiokonazol 300 mg per oral, dosis tunggal atau 100
mg/hari selama 3 hari
 Mikonazol 100mg/hari intravagina selama 7 hari

 
Trikomonas Vaginalis
Infeksi oleh protozoa Trichomonas vaginalis
( ditularkan secara seksual)
• Tahan dn mampu hidup dalam handuk basah atau
permukaaan lain
• Masa inkubbasi 4-28 hari
Gejala dan tanda
 Cairan vagina berbuih, tipis , bau tidak enak, dan
banyak
 Warna abu-abu, putih atau kuning kehijauan
 Eritem atau edema vulva dan vagina
 Servik eritematus dan rapuh
Diagnosis
 Preparat kaca basah  protozoon fusiformis
uniseluler yang sedikit lebih besar dibanding
seldarah putih, memiliki flagel
 PH vagina 5- 7
 Pasien yang terinfeksi tapi tidak ada keluhan
mungkin diketahui terinfeksi dg ditemukannya
trichomonas pada usapan pap
Terapi
 Metronidazol 2 gram per oral
 Pasangan seks sebaiknya juga diobati
Gonorrheae
 Gonore merupakan suatu infeksi yang
disebabkan oleh N. gonnorrheae pada
traktus genitalis dan organ tubuh lainnya
seperti konjungtiva, faring, rektum, kulit,
persendian, serta organ dalam. Ditularkan
melalui hubungan seksual.
Gejala dan tanda
 Gejala asimtomatik.
 Bila ada keluhan umumnya cairan vagina
jumlahnya meningkat. Duh tubuh serviks yang
putih kuningkehijauan , menoragi atau perdarahan
intermenstrual
 Pada penderita yang menunjukan gejala biasanya
ditemukan duh tubuh serviks yang mukopurulen.
 Serviks tampak eritem, edem, ektopi dan mudah
berdarah saat pengambilan bahan pemeriksaan
Kultur : menggunakan
medium Thayer Martin
sehingga dapat
mengisolasi
pertumbuhan
gonococcus
 Mikroskopik :
Pemeriksaan sedian
langsung dengan
pengecatan gram
ditemukan diplokokus
gram negatif, terdapat
intraseluler atau
ekatraseluler.
Terapi
Pilihan utama :
Doksisiklin kapsul 2x100mg/hari per oral selama 7 hari
 
Pilihan lain :
Tetrasiklin 4x500 mg/hari per oral selama 7 hari
Penisilin prokain 4,8 juta U i.m. + Probenesid 1 gr per
oral
Ampisilin 3,5 gr + Probenesid 1 gr per oral
Amoksisilin 3 gr + Probenesid 1 gr per oral
CHLAMIDIASIS
 Penyakit yang disebabkan oleh Chlamidia
trachomatis sebagian besar serupa dengan
gonore. Pada 60 % penderita biasanya
asimtomatik (silent sexually transmitted
disease).
Gejala klinis :
- Bila penderita yang mempunyai keluhan, biasanya
tidak khas dan serupa dengan keluhan servisitis
gonore, yaitu adanya duh tubuh vagina
- Pada pemeriksaan inspekulo sekitar 1/3 penderita
dijumpai duh tubuh serviks yang mukopurulen,
serviks tampak eritem, ektopi dan mudah berdarah
pada saat pengambilan bahan pemeriksaan dari
mukosa endoserviks
 
 Sering tidak menunjukkan keluhan, kalau ada
biasanya berupa duh tubuh vagina yang banyak
dan berbau maupun dispareunia, dan perdarahan
pasca coitus
 Jumlah leukorrhea banyak, berbau, menimbulkan
iritasi dan gatal, warna sekret putih, kuning atau
purulen. Konsistensi homogen, basah, frothy atau
berbusa (foamy).
Mikroskopik : badan
inklusi terdapat
intrasitoplasma sel epitel
nampak ungu
tua,sedangkan pewarnaan
yodium berwarna coklat.
Terapi
Pilihan utama :
Doksisiklin 2x 100 mg/hari oral selama 7 hari
 
Pilihan lain :
Tetrasiklin 4x500mg/hari oral selama 7 hari
Eritromisin 4x500mg/hari per oral selama 7 hari atau
4x250 mg/hari per os selama 14 hari
 
Ca Serviks
 Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks
atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita
yang merupakan bagian terendah /pintu masuk ke arah rahim
yang menonjol ke puncak liang senggama atau vagina.
Kanker serviks merupakan tumor ganas primer yang berasal
dari metaplasia epitel di daerah skuamous-columner junction
(SCJ) yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan mukosa
kanalis servikalis. Penyebab utama kanker leher rahim
adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
 Gejala kanker serviks ditandai dengan Fluor albus
(keputihan) dengan Sekret yang keluar dari
vagina yang makin lama akan berbau busuk
akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dan
mengalami perdarahan setelah bersenggama yang
merupakan gejala kanker serviks (75 - 80%).
 Gejalanya di tandai dengan ketidak
teraturannya siklus haid, amenorhea,
hipermenorhea, dan perdarahan post
koitus ,lekore warna putih/purulen yang
berbau.
Faktor Resiko
 InfeksiHPV tipe 16, 18, 31, 45
 Aktivitas seksual usia muda (<16 tahun)
 Hubungan seksual dg multipartner
 Perokok
Pemeriksaan
 terjadi pengrusakan serviks sehingga tampak
seperti ulkus, jaringan rapuh dan mudah berdarah.

 Diagnosis  Biopsi
Terapi
 Pembedahan
 Radioterapi
 Kemoterapi
Candidiasis Vaginosis Bakteri Vaginosis Gonore Chlamidiasis Ca Serviks

Trikomonas

Keluhan Gatal,panas Keputihan, Keputihan Keputihan , Dispareuni, Disuria,


utama , keputihan berbau berbuih, bau perdarahan pasca dispareuni, siklus
disuria
( bertambah bau busuk, pruritus coitus, berbau haid tidak teratur
setelah vulva, disuria
senggama)

Jumlah + s/d +++ ++ s/d +++ +++ +++ +++ +++

Warna Putih Tipis, homogen, Kuning- hijau, Putih Kuning- Putih kekuningan Putih kekuningan
seperti putih, abu- abu, berbuih, lengket, kehijauan
seperti keju lengket tambah banyak

Konsisten Bergumpal Homogen, lengket Homogen Homogen Homogen


si lengket

Vulva Eritem Normal eritem Eritem Eritem Eritem

pH <4,5 >4,7 5,0- 7,0 >5,0 >4,5 <4,5

KOH 10% Tidak ada Amis Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Mikrosko Kuncup Clue cells protozoon Diplokokus Badan inklusi Tidak ada
p jamur,Pseu dengan bakteri fusiformis gram negatif, terdapat

dohifa,hifa kokoid yang uniseluler yang PMN intrasitoplasma


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai