Anda di halaman 1dari 55

CASE PRESENTATION

MANAJEMEN PELAYANAN LABORATORIUM DI


PUSKESMAS PANDANARAN
Laporan Kesehatan Masyarakat
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Pandanaran
PeriodeKepaniteraan 11 Desember 2017 – 10 Februari 2018

Oleh :
Laode Muhammad Sukarno Kamaluddin
30101306973
HALAMAN JUDUL

Pembimbing :

dr. Suryani Yulianti M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018

1
MANAJEMENPELAYANAN LABORATORIUM DI
PUSKESMAS PANDANARAN
Periode 11 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Pandanaran Periode kepaniteraan 11 Desember 2017 – 10
Februari 2018
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Laode Muhammad Sukarno Kamaluddin


30101306973

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Pandanaran Semarang.
Semarang, 6 Januari 2018
Disahkan Oleh:
HALAMAN PENGESAHAN

Mengetahui
Pembimbing Puskesmas Pandanaran Pembimbing Kepanitraan IKM

Nilam Atuningtyas, A. Md. Ak dr. Suryani Yulianti,.M.kes

Kepala Puskesmas Pandanaran Kepala Bagian IKM FK Unissula

dr. Antonia Sadniningtyas DR. Siti Thomas Z.,SKM,M.kes

2
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

laporan kasus mengenai manajemen pelayanan laboratorium di Puskesmas

Pandanaran semarang.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka

menjalankan Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini

memuat data tentang manajemen pelayanan laboratorium Puskesmas Pandanaran

semarang.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. dr. Antonia Sadniningtyas, selaku Kepala Puskesmas Pandanaran yang telah

memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepanitraan

Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Pandanaran Semarang.

2. Nilam Atuningtyas, A. Md. Ak selaku pembimbing di Puskesmas Pandanaran

yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama saya menempuh

Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Pandanaran

Semarang.

3. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Pandanaran atas bimbingan dan

kerjasama yang telah diberikan.

3
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh

dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu saya sangat

berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus Manajemen pelayan

laboratorium di Puskesmas Pandanaran Semarang ini bermanfaat bagi semua

pihak.

Semarang, Januari 2018

Penyusun

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..........................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................3
1.4.1. Bagi Dokter Muda..............................................................................3
1.4.2. Bagi Puskesmas Pandanaran..............................................................3
BAB II
ANALISA SITUASI................................................................................................3
2.1. Cara Pengamatan Dan Waktu Pengamatan...............................................3
2.1.1. Cara Pengamatan................................................................................3
2.1.2. Waktu Pengamatan............................................................................3
2.2. Hasil Analisa Situasi.................................................................................3
2.2.1. Standart Ketenagakerjaan..................................................................3
2.2.2. Sarana, Prasarana, Perlengkapan Dan Peralatan................................3
2.2.3. Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Pandanaran..........3
2.2.4. Metode Pemeriksaan..........................................................................3
2.2.5. Reagen................................................................................................3

5
2.2.6. Rujukan..............................................................................................3
2.2.7. Pencatatan dan Pelaporan...................................................................3
2.2.8. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja....................................................3
2.2.9. Kendali Mutu Pelayanan Laboratorium Puskesmas Pandanaran...3

BAB III
PEMBAHASAN......................................................................................................3
3.1.1. Prioritas Masalah dengan Metode Hanloon Kualitatif..........................3
Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone
Analysis:...............................................................................................................3
3.1.2. Analisis Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem......3
Melakukan Advokasi dengan kepala puskesmas dan pemegang program untuk
mengajukan penambahan sarana dan prasarana.......................................................3
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................3
4.1. Kesimpulan................................................................................................3
4.2. Saran..........................................................................................................3
BAB V
PENUTUP................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................3
LAMPIRAN.............................................................................................................3

6
33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama (Permenkes, 2014). Puskesmas sebagai salah

satu organisasi fungsional pusat pengembangan masyarakat yang

memberikan pelayanan promotif (peningkatan), preventif (pencegahan),

kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Salah satu

upaya yang dilakukan di puskesmas adalah pelayanan laboratorium.

Menurut Kep.Menkes No.943/Menkes/SK/VIII/2002 yang dimaksud

dengan Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang

melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang

berasal dari manusia atau bahan bukan berasal manusia untuk penentuan

jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada

kesehatan perorangan dan masyarakat.

Dengan semakin berkembangnya teknologi kesehatan maka terjadi

peningkat tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas,

adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografi,

otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan

mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan

mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat


34

menentukan diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium

yang bermutu (Permenkes, 2012).

Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan

pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis

penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat

berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas (Permenkes, 2012).

Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil

pemeriksaan laboratorium merupakan salah satu kunci dalam penetapan

diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan serta

penentuan prognosis oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium harus

selalu terjamin mutunya.

Oleh karena alasan-alasan tersebut diatas, maka seorang manajer harus

mampu dalam Manajemen laboratorium di sebuah institusi. Manajemen

laboratorium ini sama seperti manajemen yang lain yaitu melibatkan

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating) dan pengendalian (controlling).

Adapun laporan kasus ini dilakukan untuk menganalisis manajemen

pelayanan laboratorium di Puskesmas Pandanaran dalam melakukan

pelayanan kesehatan.
35

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimanakah Manajemen Pelayanan laboratorium di

Puskesmas Pandanaran Tahun 2017”

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui manajemen Pelayanan laboratorium di Puskesmas

Pandanaran

1.3.2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui struktur organisasi dalam manajemen laboratorium,

serta pembagian tugas tiap-tiap bagian di Puskesmas Pandanaran

b) Mengetahui tentang Sarana, Prasarana, Perlengkapan dan Peralatan

dalam pelayanan laoratorium di Puskesmas Pandanaran

c) Mengetahui tentang pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan dalam

pelayanan laoratorium di Puskesmas Pandanaran

d) Mengetahui tentang pemantauan dan evaluasi manajemen

laboratorium di Puskesmas Pandanaran

e) Membuat solusi berdasarkan analisis masalah.

1.4. Manfaat

1.4.1. Bagi Dokter Muda

Memperluas wawasan Dokter Muda mengenai Manajemen

laboratorium dan mampu menjalankan pelayanan kesehatan untuk


36

masyarakat dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia dan

mengikut sertakan peran serta masyarakat setempat.

1.4.2. Bagi Puskesmas Pandanaran

- Sebagai salah satu sumber informasi bagi Pemerintah Kota

Semarang dalam rangka penentuan arah kebijakan, perbaikan

dalam hal manajemen pelayanan laboratorium di Puskesmas

Pandanaran.

- Sebagai aplikasi ilmu dan pengalaman berharga dalam

memperluas wawasan dan pengetahuan penelitian tentang

pelayanan laboratorium di Puskesmas Pandanaran.


37

BAB II

ANALISA SITUASI

2.1. Cara Pengamatan Dan Waktu Pengamatan

2.1.1. Cara Pengamatan

Lokasi pengamatan adalah Puskesmas Pandanaran

Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan

penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui teknik

in-depth interview (wawancara mendalam), observasi dan

dokumen. Informan dalam penelitian ini adalah kepala puskesmas,

penanggung jawab laboratorium dan analis laboratorium.

Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik

purposif. Informan yang dipilih adalah yang mengetahui

permasalahan dengan jelas, dapat dipercaya untuk dapat menjadi

sumber data yang baik serta mampu mengemukakan pendapat

secara baik dan benar (Sugiyono, 2012).

2.1.2. Waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada satu minggu saat jam kerja di

Puskesmas Pandanaran Semarang Waktu pengamatan pada tanggal

25 Desember 2017 s.d. 6 Januari 2018.


38

2.2. Hasil Analisa Situasi

2.2.1. Standar Ketenagakerjaan

Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan

pelayanan laboratorium di puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia

yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya. Struktur Organisasi

Laboratorium Puskesmas Pandanaran :

1. Penanggung jawab : dr. Antonia Sadniningtyas

2. Koordinator Ruang Lab : Nilamatuningtyas, A.Md.Ak

3. Tenaga Teknis : - Rini sulistyoningrum

- Skifa Chorin Hayan

Bagan 2.2.1 Struktur Organisasi Manajemen Laboratorium di Puskesmas


Pandanaran

Kepala Puskesmas
dr. Antonia S.

Koordinator UKP Koordinator UKM


drg. Uki W dr. Retno

Koordinator ruang laboratorium

Nilam atuningtyas, A.Md.Ak

Tenaga Teknis

1. Rini sulistyoningrum
2. Skifa Chorin Hayan
39

Tabel 1. Jenis, Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium Puskesmas

No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah


1. Penanggung jawab Dokter 1
2. Tenaga Teknis Analis Kesehatan ( D IV ) 1

3. Tenaga Teknis Analis Kesehatan ( D III ) 2

A. Penanggungjawab Laboratorium Puskesmas Pandanaran bertugas

dan bertanggungjawab :

1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium

2. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, mengatasi

masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium

3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan evaluasi

kegiatan laboratorium

4. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu

B. Tenaga Teknis Laboratorium Puskesmas Pandanaran mempunyai

tugas dan tanggung jawab :

1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai

kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan

dan standar prosedur operasional

2. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium

3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan

4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja

laboratorium
40

5. Melakukan konsultasi dengan penanggungjawab laboratorium

atau tenaga kesehatan lainnya

6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen

C. Tenaga Non Teknis Laboratorium Puskesmas Pandanaran

mempunyai tugas dan tanggung jawab :

1. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;

2. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien;

3. Membantu administrasi.

2.2.2. Sarana, Prasarana, Perlengkapan Dan Peralatan

A. Sarana

Meja
Meja Admistrasi
Kursi Pasien

Analitik

Kursi Kursi
Meja dari bahan Kayu

Meja
Abalitik
dari
bahan
cor
Meja Sentrifuge

Kulakas Wastafel
Almari Limbah
Reagent Wastafel
41

Keterangan :

1. Ukuran Ruangan 4x4 m²

2. Langit – langit berwarna terang

3. Dinding berwarna terang

4. Lantai terbuat dari keramik berwarna putih

5. Pintu berukuran 90 cm memiliki 1 daun pintu

6. Disediakan meja bagi pasien untuk memberikan sampel

dahak

7. Kamar kecil atau WC pasien laboratorium bergabung

dengan WC pasien Puskesmas

B. Prasarana

1. Pencahayaan cukup

2. Pengambilan dahak dilakukan di ruangan terbuka yang

telah disiapkan

3. Suhu ruangan tidak panas

4. Tersedia fasilitas air bersih yang mengalir

5. Tersedia wadah / tempat sampah khusus / terpisah yang

dilengkapi dengan penutup

C. Perlengkapan

1. Meja pengambilan darah

2. Loket pendaftaran

3. Kursi petugas Laboratorium


42

4. Kursi Pasien

5. Tempat Sampah

6. Bak cuci

7. Komputer

8. Alat Kimia Klinik automatic Roche Cobac 111

9. Urin Analizer Roche 1100

10. Meja Pemeriksaan

11. Refigerator

12. sterilisator

13. Almari

D. Peralatan

1. Mikroskop binokuler : 2 buah

2. Centrifuge : 2 buah

3. Cetrifuge hematocrit : 1 buah

4. Mikropipet 5 ul : 2 buah

5. Mikropipet 10 ul : 1 buah

6. Mikropipet 20 ul : 1 buah

7. Mikropipet 200 ul : 1 buah

8. Mikropipet 500 ul : 2 buah

9. Mikropipet 1000 µl : 2 buah

10. Spektrofotometer : 1 buah

11. Hemositometer : 1 set

( bilik hitung, pipet lekosit, pipet eritrosit )


43

12. Hemometer : 1 set

( tabung Hb, pengaduk Hb, standart warna )

13. Pipet LED Westergreen : 9 buah

14. Rak LED : 2 buah

15. Tabung reaksi : 100 buah

16. Tabung centrifuge Urin : 20 buah

17. Rak tabung : 5 buah

18. Glukotest : 2 buah

19. Cholesterol test : 1 buah

20. Asam urat test : 1 buah

21. Hb meter test : 3 buah

22. Tourniquet : 2 buah

23. Autoclick : 2 buah

24. Pipet tetes : 10 buah

25. Lampu spirtus : 2 buah

26. Rak pengecatan : 2 buah

27. Rak pengering : 2 buah

28. Ose : 1 buah

29. Teely Counter : 1 buah

30. Timer : 3 buah

31. Aspirator : 1 buah

32. Stop watch : 1 buah

33. Batang pengaduk : 1 buah


44

34. Corong kaca : 1 buah

35. Thermometer ruangan : 1 buah

36. Termometer kulkas : 1 buah

37. Pipet ukur : 3 buah

2.2.3. Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Pandanaran

1. Alur Pemeriksaan Pasien

a) Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran

Puskesmas.

b) Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter/MTBS/KIA

untuk diperiksa, dan bila diperlukan, diberi formulir

permintaan pemeriksaan laboratorium

c) Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan

laboratorium kepada petugas laboratorium.

d) Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan

Laboratorium pasien diambil spesimennya

e) Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas

laboratorium.

f) Hasil pemeriksaan diserahkan kepada pasien setelah

dilakukan validasi

g) Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh

pasien ke ruang pemeriksaan dokter untuk mendapat

penjelasan dari dokter tentang hasil pemeriksaan

laboratorium tersebut.
45

ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN

1.POLI UMUM/LANSIA
PASIEN PENDAFTARAN
2. POLI GIGI
3.POLI KIA/ KB
4.POLI MTBS

PASIEN MENYERAHKAN
FORMULIR PEMERIKSAAN

PETUGAS
MENGAMBIL
SPESIMEN

PETUGAS
MEMERIKSA
SPESIMEN

PETUGAS
MENYERAHKAN
KEMBALI KE HASIL
POLI PEMERIKSAAN
PENGIRIM LAB

2. Kemampuan Pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium di

Puskesmas Pandanaran meliputi :

a) Hematologi
46

Hemoglobin, Hitung jumlah lekosit, Laju endap

darah, Hitung jenis lekosit, Hitung jumlah trombosit,

Hematokrit.

b) Kimia Klinik

Gula darah, Cholesterol, Asam urat, Trigliserid,

HDL, LDL, Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT

c) Mikrobiologi dan Parasitologi

BTA, IMS ( meliputi : Diplococcus gram negatif,

Trichomonas vaginalis, Candida albicans, Bacterial

vaginosis ), Malaria.

d) Imuno serologi

Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, HbsAg,

Anti HIV, Syphilis, Leptospira

e) Urinalisa

Makroskopik ( meliputi : warna, kejernihan, bau,

volume ), pH, Protein, Reduksi, Mikroskopik ( sedimen ),

Leukosit, Nitrit, Keton, Urobilinogen, Bilirubin,

Eritrosit/HB

f) Tinja

Pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis

g) Kegiatan UKM : Screening VCT, Gol. Darah, Papsmear


47

2.2.4. Metode Pemeriksaan

Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas

Pandanaran menggunakan metode manual, semi automatic dan

automatic

2.2.5. Reagen

Penyimpanan dan distribusi reagen adalah suatu usaha yang

bertujuan untuk menjaga kualitas dan mutu reagen sesuai dengan

kaidah-kaidah tertentu. Reagen yang diperlukan disesuaikan

dengan metode yang digunakan untuk tiap pemeriksaan di

Laboratorium Puskesmas tersebut.

Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai

persyaratan antara lain:

1. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.

2. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out

3. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan

ke dalam reagen induk

4. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan

yang terjadi pada sediaan reagen.

5. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah

digunakan

6. Lindungi label dari kerusakan.

7. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari

supaya tidak kena cahaya matahari langsung.


48

8. Reagen terdaftar di Kementerian Kesehatan.

9. Reagen HIV sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan

Nasional

Sumber bahan logistik yang ada di Puskesmas

Pandanaran didapatkan dari dropping Pemerintah Kota melalui

Instalasi Farmasi, dana APBD dan dana BIUD.

Penyimpanan Reagen adalah suatu tindakan yang

dilakukan dalam menyimpan reagen secara baik dan benar.

Langkah- langkah/ Prosedur :

1. Petugas menerima reagen dari hasil drop atau dari

pengadaan sendiri

2. Petugas memastikan reagen yang di terima dalam kondisi

baik dan siap untuk digunakan.

3. Petugas memisahkan reagen yang harus disimpan pada

suhu 2oC – 8oC atau pada suhu ruang

4. Petugas menyimpan reagen memakai wadah pertama

masuk pertama keluar, yaitu reagen yang lebih dahulu

masuk untuk menghindari kerusakan reagen akibat terlalu

lama disimpan.

5. Petugas menyimpan larutan berwarna dalam botol coklat

6. Petugas menyimpan larutan organik dalam botol coklat

7. Petugas memastikan Tempat penyimpanan harus bersih


49

8. Petugas memastikan tempat penyimpanan tidak terkena

sinar matahari langsung

9. Petugas memastikan Lama penyimpanan reagen tergantung

tanggal kadaluwarsa reagen

10. Petugas memastikan penyimpanan reagen dan

penggunaannya dilengkapi kartu stok

Evaluasi reagensia pada Puskesmas Pandanaran

No Proses Uraian

1. Penerimaan 1. Petugas laboarorium memeriksa daftar


Reagensia reagen yang datang
2. Petugas memeriksa keadaan pembungkus
reagen dalam keadaan tersegel, tidak
terbuka, tidak rusak, maupun robek
3. Reagen yang datang diperiksa tanggal
kadaluarsa

2. Penyimpanan 1. Reagen yang datang diperiksa tanggal


Reagensia kadaluarsa dan disimpan sesuai dengan
prosedur penyimpanan yang tertera dalam
kemasan
2. Kulkas tempat penyimpanan reagen harus
selalu diperiksa suhunya agar sesuai dengan
syarat penyimpanan reagen dengan cara :
a. Letakkan thermometer dalam kulkas
b. Atur suhu kulkas sesuai dengan
syarat suhu dalam penyimpanan
reagen
c. Usahakan agar kulkas selalu dalam
50

keadaan hidup
d. Catat suhu setiap hari pada Kartu
Suhu
e. Bersihkan kulkas setiap sebulan
sekali
3. Reagen yang sudah dibuka bisa bertahan
sampai masa kadaluarsa habis bila disimpan
pada suhu 2 – 8 ° C

3. Kontrol 1. Reagen yang baru datang diperiksa masa


kadaluarsa kadaluarsanya
Reagensia 2. Bila mendekati masa kadaluarsa 3 bulan
maka segera dilaporkan ke bagian
pengadaan untuk dikembalikan ke supplier

4. Pemesanan 1. Petugas Laboratorium mengecek persediaan


Reagensia yang akan habis ( tinggal 1 box )
2. Reagen yang akan habis dicatat dan
dilaporkan
3. Petugas laboratorium mengajukan
pemesanan reagen ke bagian pengadaan

Adapun bahan – bahan logistik yang berada di

laboratorium Puskesmas Pandanaran adalah :

1. Alkohol 70 %

2. Spuit 2,5 cc

3. Tabung Vacutainer Plain


51

4. Tabung Vacutainer EDTA

5. Jarum Flashback

6. Alkohol Swab

7. Lancet

8. Kapas

9. Spiritus

10. HCL 0,1 N

11. Aquabides

12. Minyak immersi

13. KOH 10%

14. Nacl 0,9%

15. Tes kehamilan

16. Mikrokapiler hematokrit

17. Reagen widal

18. Reagen golongan darah

19. Reagen ZN

20. Kaca objek

21. Stik glucotest

22. Stik cholesterol test

23. Stik UA test

24. Stik Trigliserid

25. Stik Hb Mission

26. Reagen Gula Biolabo


52

27. Reagen Cholesterol Biolabo

28. Reagen Asam Urat Biolabo

29. Reagen Trigliserid Biolabo

30. Stik urin 3 parameter ( Prot, Red, pH )

31. Reagen HIV Onchoprobe

32. Reagen HIV Intec

33. Reagen HIV SD

34. Reagen syphilis rapid test

35. Reagen Leptospira Ig M

36. Reagen Gula C 111

37. Reagen Cholesterol C 111

38. Reagen Asam Urat C 111

39. Reagen Trigliserid C 111

40. Reagen Ureum C 111

41. Reagen Creatinin C 111

42. Reagen HDL C 111

43. Reagen LDL C 111

44. Reagen SGOT C 111

45. Reagen SGPT C 111

2.2.6. Rujukan

Jika Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan

pemeriksaan, maka spesimen atau pasien dikirim ke laboratorium

lain (dirujuk). Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan


53

ke bagian pemeriksaan sejenis pemeriksaan yang diminta. Beberapa

hal yang perlu diperhatikan pada rujukan laboratorium:

1. Spesimen yang akan dirujuk, dikirim dalam bentuk yang relatif

stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman

spesimen antara lain:

a) Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas

specimen

b) Tidak terkena sinar matahari langsung

c) Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja

laboratorium

d) Suhu pengiriman harus memenuhi syarat

2. Spesimen yang dirujuk harus diberi label berisi nomor

spesimen,nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal

pengambilan spesimen pada badan wadah

3. Spesimen yang dirujuk harus disertai formulir pengiriman yang

berisi data sebagai berikut:

a) Nomor specimen

b) Nama penderita

c) Umur

d) Jenis kelamin

e) Alamat penderita

f) Tanggal dan jam pengambilan specimen

g) Jenis spesimen dan asal bahan


54

h) Gejala penyakit, lamanya penyakit dan pengobatan yang

diberikan sebelumnya

i) Permintaan pemeriksaan

j) Tanggal pengiriman

4. Lokasi rujukan laboratorium Puskesmas Pandanaran

a) RSDK : TCM

b) DKK : Serum campak, Difteri

2.2.7. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dilakukan pada :

a. Buku Register Laboratorium

b. Buku Permintaan Pemeriksaan dan Hasil

Pemeriksaan

c. Buku Rujukan Laboratorium

Pelaporan disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan

Kota Semarang berupa laporan tahunan dan penilaian kinerja

dalam satu tahun, laporan bulanan yang merupakan hasil

rekapitulasi pencatatan harian.

2.2.8. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium Puskesmas

Pandanaran dapat menimbulkan bahaya / resiko terhadap petugas

yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan sekitarnya.

Untuk mencegah / mengurangi bahaya yang terjadi, setiap petugas


55

laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan

yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan

keselamatan kerja laboratorium.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Di Tempat Kerja dan Lingkungan kerja

a. Desain Tempat Kerja yang menunjang K3 :

 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan

proses kerja di laboratorium ;

 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara

kerja;

 Pencahayaan cukup dan nyaman;

 Ventilasi cukup dan sesuai;

 Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah

dijangkau jika diperlukan;

 Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya

b. Sanitasi Lingkungan :

 Ruangan bersih, kering, dan higienis;

 Disediakan tempat sampah yang di dalamnya

kantong plastik dan diberi tanda khusus

 Tata ruang laboratorium baik sehingga tidak dapat

dimasuki serangga atau binatang pengerat

 Disediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir

dan dibersihkan secara teratur


56

 Petugas laboratorium dilarang makan dan minum

dalam laboratorium

 Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di

dalam laboratorium

2. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja

a. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap

petugas laboratorium harus mengerti dan

melaksanakaan upaya pencegahan terhadap bahaya

yang mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap

peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan dan

keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui cara

mengatasi apabila terjadi kecelakaan di laboratorium

b. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan

keselamatan kerja, seperti tempat cuci tangan dengan

air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.

c. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas

laboratorium, masker, sarung tangan, alas kaki tertutup)

yang sesuai selama bekerja.

d. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus

menerus selama bekerja dalam laboratorium dan harus

dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati

dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).


57

e. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus

diikat ke belakang dengan rapi.

f. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan

menyeluruh sebelum dan setelah selesai melakukan

aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju

proteksi sebelum meninggalkan ruang aboratorium.

g. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium

tanpa ijin pejabat yang berwenang.

h. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol

air) dan merokok di tempat kerja.

i. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca

pecah, jarum atau benda tajam dan barang sisa

laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam

laboratorium dan diberi keterangan.

j. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam

bak/ peti kuning (menjadi limbah medis/ infeksius)

yang diberi tanda khusus.

k. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.

l. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet,

gunakan karet penghisap.

m. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan

kepada penanggung jawab Laboratorium.


58

n. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di

tempat yang ditentukan.

o. Pemeriksaan Berkala pada petugas laboratorium

Puskesmas Pandanaran

p. Pengelolaan specimen :

 Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai

bahan infeksius.

 Harus mempunyai loket khusus untuk

penerimaan spesimen.

 Setiap petugas harus mengetahui dan

melaksanakan cara pengambilan, pengiriman

dan pengolahan spesimen dengan benar.

 Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus

disimpanpada wadah yang memiliki konstruksi

yang baik, dengan karet pengaman untuk

mencegah kebocoran ketika dipindahkan.

 Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati

guna menghindari pencemaran dari luar

kontainer atau laboratorium.

 Setiap orang yang memproses spesimen darah

dan cairan tubuh (contoh: membuka tutup

tabung vakum) harus menggunakan sarung

tangan dan masker.


59

 Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut

harus cuci tangan dan mengganti sarung tangan.

 Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan

sebagai limbah infeksius dan dikelola sesuai

ketentuan yang berlaku.

 Permukaan meja laboratorium dan alat

laboratorium harus didekontaminasi dengan

desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan

laboratorium.

q. Pengelolaan bahan kimia yang benar :

 Semua petugas harus mengetahui cara

pengelolaan bahan kimia yang benar (antara lain

penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang

tidak boleh tercampur, efek toksik dan

persyaratan penyimpanannya).

 Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan

kimia dan mempunyai pengetahuan serta

keterampilan untuk menangani kecelakaan.

 Semua bahan kimia yang ada harus diberi

label/etiket dan tanda peringatan yang sesuai.

r. Pengelolaan Limbah

1) Limbah Padat
60

Limbah padat terdiri dari limbah/sampah

umum dan limbah khusus seperti benda tajam,

limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik,

limbah kimia, limbah B3 dan limbah plastik.

Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:

a) Tempat Pengumpulan Sampah

Terbuat dari bahan yang kuat, cukup

ringan, tahankarat, kedap air dan

mempunyai permukaan yang halus pada

bagian dalamnya. Mempunyai tutup yang

mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat

satu buah untuk masing-masing kegiatan.

Kantong plastik diangkat setiap hari atau

apabila 2/3 bagian telah terisi sampah.

Setiap tempat pengumpulan sampah harus

dilapisi plastic sebagai pembungkus sampah

dengan label dan warna seperti digambarkan

pada tabel sebagai berikut:

No KATEGORI Warna Lambang Keterangan


tempat/kantong
61

plastik
pengumpulan
sampah

1. Radioaktif Merah Sampah berbentuk


benda tajam,
ditampung dalam
wadah yang kuat /
tahan benda tajam
sebelum
dimasukkan ke
2. Infeksius/ Kuning
dalam kantong
Toksik/Kimia
yang sesuai dengan
kategori / jenis
sampahnya
3. Sitotoksik Ungu

4. Umum Hitam “ Domestik “


(Warna Putih)

b) Tempat Penampungan Sampah Sementara

Tersedia tempat penampungan

sampah yang tidak permanen, yang

diletakkan pada lokasi yang mudah

dijangkau kendaraan pengangkut sampah.

Tempat penampungan sampah sementara

dikosongkan dan dibersihkan sekurang-

kurangnya satu kali dalam 24jam.

c) Tempat Pembuangan Sampah Akhir :


62

- Sampah infeksius, sampah toksik dan

sitotoksik dikelola sesuai prosedur dan

peraturan yang berlaku.

- Sampah umum (domestik) dibuang ke

tempat pembuangan sampah akhir yang

dikelola sesuai dengan prosedur dan

peraturan yang berlaku

- Limbah cair terdiri dari limbah cair

umum / domestic, limbah cair infeksius

dan limbah cair kimia

2.2.9. Kendali Mutu Pelayanan Laboratorium Puskesmas

Pandanaran

Untuk menjaga mutu pelayanan laboratorium Puskesmas

Pandanaran perlu dilakukan pemantapan mutu internal dan

pemantapan mutu eksternal.

a. Pemantapan mutu internal

Pemantapan mutu internal meliputi :

a. Tahap pra analitik

- Persiapan pasien

- Penerimaan specimen

- Penanganan spesimen

- Pengiriman specimen

- Penyimpanan spesimen
63

b. Tahap analitik

- Persiapan reagen

- Kalibrasi dan pemeliharaan alat

- Uji ketelitian dan ketepatan

c. Tahap pasca analitik

- Mencatat hasil pemeriksaan

- Melakukan validasi hasil

- Memberikan interpretasi hasil

- Melakukan pelaporan

d. Pembuatan alur pasien

e. Pembuatan prosedur untuk pengambilan specimen dan

setiap jenis pemeriksaan

b. Pemantapan mutu eksternal

Pemantapan mutu eksternal dilakukan kerjasama dengan Balai

Laboratorium Kesehatan.

Disamping itu,tenaga laboratorium juga mengikuti

pelatihan – pelatihan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan.

Pelatihan – pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan adalah :

a. Pelatihan TB Paru metode LQAS

b. Pelatihan HIV

c. Pelatihan IMS
64

c. Indikator Mutu Laboratorium Pandanaran

No Jenis Keterangan
1 Indikator Angka keberhasilan dalam

penganmbilan darah anak usia kurang

dari 12 tahun
2 Dimensi Mutu a) Kometensi

b) Keselamatan dan keamana

pasien
3 Tujuan Indikator Untuk mengurangi Pembekakan/

Hematoma pada pembuluh darah vena

dan tidak terjadi pengulangan dalam

pengmbilan darah vena


4 Retionalisasi Kepatuhan pelayanan dengan standar

yang efektif dan tepat


5 Definisi Terminologi Pengambilan darah vena adalah

yang digunakan pengambilan pembuluh darah pada lipat

siku
6 Frekuensi Updating 1 Bulan

Indikator

Pengumpulan Data
7 Periode Dilakukan 4 Bulan

Analisa
8 Numerator Jumlah pengambilan darah vena dengan

tusukan pada anak-anak usia kurang dari

12 tahun
9 Denumenator Jumlah seluruh pengambilan darah vena

pada anak-anak kurang dari 12 tahun


10 Standart Pencapaian 70 %
11 Sumber Data Buku bantu pencatatan mutu
65

laboratorium
12 PJ pengumpulan data Petugas laboratorium
13 Waktu Pencapaian 4 Bulan
66

BAB III

PEMBAHASAN

Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan

permasalahan kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada

pelayanan secara holistic, komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Setiap Laboratorium Puskesmas

harus diselenggarakan secara baik dengan memenuhi criteria ketenagaan, sarana,

prasarana, perlengkapan dan peralatan, kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan

keselamatan kerja, dan mutu ( Permenkes, 2012). Puskemas Pandanaran telah

memenuhi standar ketenagakerjaan sesuai memiliki sesuai dengan Peraturan

Mentri kesehatan No. 37 tahun 2012 tentang penyelenggaran laboratorium

puskesmas.

Sarana adalah suatu tempat fasilitas dan peralatan yang langsung terkait

dengan pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat fasilitas dan

peralatan yang secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam

upaya mendukung Pelayanan klinik dan keselamatan pasien di puskesmas

diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Dalam pelaksanan pelayanan

laboratorium di Puskesmas Pandanaran terdapat beberapa sarana dan prasarana

yang blum ada seperti; penyekat transparan antara area pengambilan sampel dan

ruang analitik laboratorium sehingga tidak terdapat pembatas yang jelas, Ruangan

laboratorium tidak mempunyai sirkulasi udara yang baik (ventilasi silang/cross

ventilation) berupa alat exhauster sehingga pertukaran udara dari dalam ruangan

tidak dapat mengalir ke luar ruangan. Sedangkan menurut Peraturan Mentri


67

kesehatan No. 37 tahun 2012 tentang penyelenggaran laboratorium puskesmas,

dalam mendukung terciptanya keselamatan pasien diperlukan adanya sarana dan

prasarana yang lengkap.

Gambar 2.1 Denah Standar Laboratorium Puskesmas

Selain sarana dan prasarana untuk melakukan pemeriksaan laboratorium

diperlukan reagent, standart, bahan control, air, media. Dasar pemilihan bahan

laboratorium pada umumnya harus mempertimbangkan kebutuhan, produksi

pabrik yang telah dikenal, deskripsi lengkap dari bahan atau produk, mempunyai

masa kadaluarsa yang panjang, volume, mudah diperoleh di pasaran, kelancaran

dan kesinambungan pengadaan, pelayanan purna jual.


68

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.37 tahun 2012 setiap

kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat menimbulkan bahaya

atau resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun

lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi,

setiap petugas laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan

yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan

kerja laboratorium. Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium Puskesmas

Pandanaran sudah memenuhi persyaratan yang ada di Peraturan Menteri

Kesehatan.

Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program

pengendalian mutu pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara

berkesinambungan. Pengendalian mutu pada Puskemas Pandanaran sudah sesuai

dengan standar.

Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:

1. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan

evaluasi untuk peningkatan mutu standar.

2. Pelaksanaan, yaitu:

a) Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja

(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)

b) Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.

3. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:

a) Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar

b) Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.


69

Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung

untuk memastikan bahwa aktifitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.

Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis yang melakukan

proses. Aktifitas monitoring perlu direncanakan untuk mengoptimalkan hasil

pemantauan.

Sedangkan untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan pelayanan klinis,

dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang

diperleh melalui metode berdasarkan waktu, cara dan teknik pengambilan data.

 Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:

a. Retrospektif

Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.

b. Prospektif

Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan

pelayanan.

 Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:

a. Langsung (data primer);

Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil

data.

b. Tidak langsung (data sekunder);

Data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung

 Cara pengambilan data:

a. Survei

Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.


70

b. Observasi

Observasi yaitu pengamatan langsung aktifitas atau proses dengan

menggunakan ceklist atau perekaman.

 Pelaksanaan evaluasi terdiri atas :


a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan

dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan

menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan

dengan menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit

merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan

klinis secara sistematis.

Dari Analisa situasi tersebut maka dapat disusun daftar masalah

sebagai berikut :

1) Tidak adanya penyekat transparan antara area pengambilan sampel dan

laboratorium

2) Ruangan laboratorium tidak mempunyai sirkulasi udara yang baik

(ventilasi silang/cross ventilation)

4.1.1. Prioritas Masalah dengan Metode Hanloon Kualitatif

Prioritas Masalah

Prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kualitatif dengan

kriteria sebagai berikut:


71

Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan

prioritas masalahnya dengan menggunakan metode Hanlon kualitatif

dengan 3 Kelompok kriteria:

1. Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus

segera ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya, semakin

mendesak untuk ditanggulangi.

2. Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness)

Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam besaran

kuantitatif berapa rupiah, orang dll.

3. Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)

Kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu permasalahan.

Semakin berat masalah, semakin diprioritaskan.

3.1.1.1 Urgency

Tabel 3.1 Kriteria Urgency


No Permasalahan Nilai Skor U
1 Tidak adanya penyekat transparan antara area 3
pengambilan sampel dan laboratorium
2 Ruangan laboratorium tidak mempunyai 2
sirkulasi udara yang baik (ventilasi
silang/cross ventilation)

3.1.1.2 Seriously

Tabel 3.2 Kriteria Seriously


No Permasalahan Nilai Skor S
1 Tidak adanya penyekat transparan antara area 3
pengambilan sampel dan laboratorium
2 Ruangan laboratorium tidak mempunyai 2
sirkulasi udara yang baik (ventilasi
silang/cross ventilation)
72

3.1.1.3 Growth

Tabel 3.3 Kriteria Growth


No Permasalahan Nilai Skor G
1 Tidak adanya penyekat transparan antara area 3
pengambilan sampel dan laboratorium
2 Ruangan laboratorium tidak mempunyai 2
sirkulasi udara yang baik (ventilasi
silang/cross ventilation)
3.1.1.4 Tabel total USG

Tabel 3.4 Tabel total USG


Masalah Urgency Seriously Growth Total Prioritas
Tidak adanya

penyekat transparan

antara area 3 3 3 9 I

pengambilan sampel

dan laboratorium
Ruangan laboratorium

tidak mempunyai

sirkulasi udara yang


2 2 2 6 II
baik (ventilasi

silang/cross

ventilation)

Urutan masalah berdasarkan prioritas masalah adalah :


1. Tidak adanya penyekat transparan antara area pengambilan sampel

dan laboratorium

2. Ruangan laboratorium tidak mempunyai sirkulasi udara yang baik

(ventilasi silang/cross ventilation)


Distribusi obat
kurang praktis
karena gudang 33
penyimpanan dan
ruang IF tidak satu
lantai
Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone Analysis:

MAN MONEY METHOD

Belum adanya Pengadaan sarana


alokasi dana dan prasarana
khusus mengenai kurang maksimal
pengadaan sekat Tidak adanya
transparan
penyekat

transparan antara

Pengaturan ruangan area pengambilan


di laboratorium
4.1.2. Analisis Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem
puskesmas yang Bahan dasar sampel dan
belum baik. Tabel 3.5 Identifikasi
penyekat yang kemungkinan penyebab masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem
terbuat dari
Komponen Kekurangan
poli karbonat
Input

Man -
MACHINE MATERIAL MARKET
Money Belum adanya alokasi dana khusus mengenai pengadaan
34

sekat transparan
Method Pengadaan sarana dan prasarana kurang maksimal

Machine Pengaturan ruangan di laboratorium puskesmas yang


belum baik.
Material Bahan dasar penyekat yang terbuat dari poli karbonat
Market -

Proses

P1 Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana

laboratorium yang kurang maksimal


P2 -
P3 -

Output Tidak adanya penyekat transparan antara area


pengambilan sampel dan laboratorium menyebabkan
pelayanan pada pasien kurang maksimal

Umpan Balik Koordinasi dengan pihak terkait dioptimalkan terutama

mengenai rencana pengadaan sarana dan prasarana.


35
36

Tabel 3.7 Tabel Plan of Action

Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Pendanaan Metode
keberhasilan

1. Melakukan Agar Kepala Puskesmas Dokter Januari - Diskusi Laboratorium


Advokasi puskesmas puskesmas Pandanaran muda, 2018 Puskesmas
dengan kepala mendapatkan petugas Pandanaran
puskesmas dan penambahan laboratoruim mendapatkan
pemegang sarana dan penyekat
program untuk prasarana transparan
mengajukan antara area
penambahan pengambilan
sarana dan sampel dan
prasarana. laboratorium
37

2 Pengaturan Agar Petugas Puskesmas Petugas Pasca - Melakuk Terciptanya


kembali terkait terciptanya laboratorui Pandanaran laboratoruim Renovasi an penata ruangan
tata ruang penata ruangan m Gedung pengatur yang baik dan
pengambilan yang baik dan Puskesmas an ulang mampu
sampel dan mampu Pandanaran tata meningkatkan
ruang analitik meningkatkan ruang mutu pelayanan
pada mutu laborator
laboratorium pelayanan ium
puskesmas
pandanaran
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1) Ketenagaan di laboratorium Puskesmas Pandanaran berjumlah 4

orang. Puskesmas Pandanaran semua sudah memenuhi persyaratan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 37 tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Laboratorium puskesmas.

2) Sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan yang ada di

laboratorium Puskesmas Pandanaran belum memenuhi persyaratan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 37 tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Laboratorium puskesmas.

3) Terdapat 2 masalah manajemen pelayanan laboratorium Puskesmas

Pandanaran terkait sarana dan prasarana yaitu Tidak adanya penyekat

transparan antara area pengambilan sampel dan laboratorium,

Ruangan laboratorium tidak mempunyai sirkulasi udara yang baik

(ventilasi silang/cross ventilation).

4) Prioritas masalah adalah Tidak adanya penyekat transparan antara area

pengambilan sampel dan laboratorium.

5) Alternatif pemecahan masalah yaitu dengan melakukan advokasi

dengan kepala puskesmas dan pemegang program untuk mengajukan

penambahan sarana dan prasarana, Pengaturan kembali terkait tata

ruang pengambilan sampel dan ruang analitik pada laboratorium

Puskesmas Pandanaran.
39

4.2. Saran

1) Mengadakan pertemuan atau diskusi berkala antar pihak Puskesmas

untuk menyampaikan, membahas, dan menyelesaikan masalah dari

masing-masing unit pelayanan.

2) Meningkatkan kerjasama dan solidaritas antar pihak puskemas agar

tercipta hubungan kerja yang saling membantu dan saling mendukung.

3) Saling bekerja sama, dan mendukung antar tenaga kesehatan

khususnya bidang laboratorium agar komitmen mengikuti aturan dan

metode yang sesuai dengan SOP.


40

BAB V

PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan tentang

Manajemen pelayanan laboratorium di Puskesmas Pandanaran. Kami menyadari

bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, karena

dokter juga berperan sebagai manajer.

Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan

dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Puskesmas Pandanaran.


41

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, 1998, Modul Pelatihan Teknis Tenaga Laboratorium Puskesmas Tingkat


Lanjut, Puslabkes, Depkes RI, Jakarta

Depkes, 2004, Pedoman Pengelolaan Obat Program Kesehatan, Ditjen Pelayanan


Farmasi dan Alat Kesehatan, Depkes RI, Jakarta

Depkes, 2008, Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan yang Benar, Depkes RI,
Jakarta.

Depkes, Permenkes RI, No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan


Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit (Jakarta: Depkes RI. 2004)

Depkes, Permenkes RI, No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (Jakarta: Depkes RI. 2001)

Peraturan Pemerintah RI, PP No.101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah


Bahan Berbahaya dan Beracun.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012

Undang-Undang Republik Indonesia, No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

Anda mungkin juga menyukai