PUSKESMAS KARANGMALANG
KECAMATAN MIJEN - KOTA SEMARANG
Disusun oleh :
Kelompok II
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga dapat
menyelesaikan Laporan PBL Manajemen Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Karangmalang Kecamatan Mijen Kota Semarang. Laporan ini disusun guna
pembelajaran dan melengkapi tugas PBL Blok 21 Semester VII Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
Laporan ini dapat terlaksana berkat bantuan, bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada :
1. Prof. Dr. dr. Rifki Muslim, Sp.B., Sp.U selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Semarang.
2. dr. Merry Tiyas Anggraini, M.Kes selaku Ketua Jurusan S1 Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
3. dr. Aisyah Lahdji, MM, MMR dan dr. Nina AN selaku dosen pembimbing
lapangan
4. dr. Anasih Rachmawati selaku Kepala Puskesmas Karangmalang dan
seluruh staf Puskesmas Karangmalang.
5. Berbagai pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kami, Puskesmas Mijen dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB III METODE PENGUMPULAN DATA
4
4.2.2 Penentuan Prioritas Masalah ……………………………………….
4.2.3 Analisis Penyebab Masalah ……………………………………….
4.2.4 Alternatif Pemecahan Masalah …………………………………….
4.2.5 Pengambilan Keputusan ……………………………………………
4.3 Rencana Pelaksanaan (POA) ……………………………………………...
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………
5.2 Saran ………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
perseorangan. UKP dalam Puskesmas dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan,
pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari atau one day care, home care dan
rawat inap sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.10
Puskesmas Karangmalang merupakan unit organisasi fungsional yang
melaksanakan tugas teknis Dinas Kesehatan Kota Semarang yang berada di
Kecamatan Mijen dengan wilayah kerja Kelurahan Karangmalang, Bubakan,
Polaman, dan Purwosari Kota Semarang. Terdapat beberapa masalah di
Puskesmas Karangmalang diantaranya rendahnya cakupan jumlah,ibu hamil KEK
(Kekurangan Energi Kronis), TB Paru, Balita dengan Pneumonia, hipertensi
essensial (primer), trakeitis dan laringitis, konsultasi advice medis, kehamilan
normal, pengelolaan kontrasepsi, gastritis dan duodenitis, dan gangguan lain kulit
dan jaringan subkutan.
Pada Praktek Belajar Lapangan (PBL) mahasiswa mengetahui
perencanaan dan pelaksanaan serta monitoring Puskesmas, memahami standar
pelayanan minimal pelayanan kesehatan di Puskesmas, memahami mekanisme
pencatatan dan pelaporan Puskesmas, mempelajari topik upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan dan melakukan pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan di Puskesmas Karangmalang Kota
Semarang. Data yang digunakan adalah data primer dari hasil wawancara
narasumber, observasi secara langsung di lapangan dan data sekunder dari
Rencana Tahunan Puskesmas tahun 2017 serta Laporan Tahunan Puskesmas tahun
2016.10
Kompetensi dokter yang harus dicapai pada Blok 21 adalah profesional
yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri, komunikasi efektif, pengelolaan
informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran dan pengelolaan masalah kesehatan.
Kompetensi dokter tersebut berguna dalam melaksanakan manajemen yang baik
untuk mengetahui pencapaian target yang menjadi tolak ukur suatu upaya
kesehatan yang baik. Masalah didapat karena adanya kesenjangan antara target
dan pencapaian. Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk memecahkan
permasalahan yang ada di Puskesmas mulai dari identifikasi masalah,
memprioritaskan masalah dan lainnya.10
7
Oleh karena itu, penyusun ingin melakukan identifikasi masalah,
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam prioritas masalah yang
ditemukan di Puskesmas Karangmalang. Sehingga diharapkan kinerja dan mutu
pelayanan kesehatan di Puskesmas Karangmalang semakin meningkat.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisis dan menyelesaikan masalah pelayanan
kesehatan primer di Puskesmas Karangmalang berdasarkan ilmu kesehatan
masyarakat.
1.3 Manfaat
a. Penyusun mendapatkan pengetahuan mengenai manajemen pelayanan
kesehatan di Puskesmas Karangmalang.
b. Penyusun dapat mengetahui mekanisme pencatatan dan pelaporan di
Puskesmas Karangmalang.
c. Puskesmas Karangmalang mendapatkan alternatif pemecahan masalah.
8
d. Memberikan informasi mengenai proses pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan di Puskesmas Karangmalang kepada pembaca.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.4
a. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas
teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
b. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
c. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab
hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
d. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu
puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas,
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau
RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
10
2.1.2 Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.4
2.1.3 Fungsi
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab
puskesmas meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan
b. Pelayanan kesehatan masyarakat4
11
oleh petugas puskesmas, tanya jawab seputar promosi kesehatan di setiap
ruangan upaya (Poliknikik, KIA KB, BP umum) maupun kegiatan di luar
gedung seperti kunjungan rumah, pemberdayaan berjenjang,
pengorganisasian masyarakat.
b. Pelayanan kesehatan lingkungan;
Pelayanan kesehatan lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian
ekgiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah
penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko
lingkungan. Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk :
1. Konseling
Konseling dilakukan terhadap pasien oleh tenaga kesehatan
lingkungan yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pelayanan pengobatan dan/atau perawatan.
2. Inspeksi kesehatan lingkungan
Inspeksi kesehatan lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan
dan pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan
dalam rangka pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku
mutu yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan
sehat, yang dilakukan dengan cara:
a. komunikasi, informasi, dan edikasi, serta
penggerakan/pemberdayaan masyarakat
b. pengukuran media lingkungan di tempat
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan
3. Intervensi kesehatan lingkungan.
Intervensi kesehatan lingkungan adalah ttindakan
penyehatan, pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat dan baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, amupun sosial. Intervensi kesehatan lingkungan dapat
berupa :
a. komunikasi, informasi, dan edukasi, serta
penggerakan/pemberdayaan masyarakat
12
b. perbaikan dan pembangunan sarana
c. pengembangan teknologi tepat guna dan/ atau
d. rekayasa lingkungan
Dalam rangka melaksanakan program kesehatan,
pengawasan kualitas media lingkungan secara berkala, atau
penanggulangan kejadian luar biasa/ wabah, tenaga kesehatan
lingkungan di puskesmas harus melakukan inspeksi dan/ atau
intervensi kesehatan lingkungan pada pemukiman, tempat kerja,
tempat rekreasi, dan tempat dan fasilitas umum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.4
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui
pemberian pelayanan antenatal care (ANC) sekurang-kurangnya 4 kali
selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada
trimester pertama, 1 kali Pelayanan yang diberikan berupa berupa
deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi
kehamilan. Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar
kualitas 7 T, yaitu:
a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;
b. Pengukuran tekanan darah;
c. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
d. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi
13
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan
di fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan
kesehatan pada ibu nifas sesuai standar yang dilakukan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam
sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke-4 sampai dengan
hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari
ke-42 pasca persalinan.
4. Penanganan Komplikasi Maternal
Komplikasi maternal adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung
maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular
yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin, yang tidak disebabkan
oleh trauma/kecelakaan.
5. Penanganan Komplikasi Neonatal
Neonatal komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan
atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian,
seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis,
trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan
kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning pada
pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).
6. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi
Program ini terdiri dari pemberian imunisasi dasar, Stimulasi
Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian
vitamin A pada bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta
penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI dan lainlain.
7. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS)
yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun. Keberhasilan program KB
dapat diukur dengan melihat cakupan KB aktif dan KB baru. Cakupan
KB aktif menggambarkan proporsi pasangan usia subur (PUS) yang
14
sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi terhadap jumlah PUS
yang ada. Sedangkan cakupan KB baru adalah jumlah PUS yang baru
menggunakan alat/metode kontrasepsi terhadap jumlah PUS.
8. Pelayanan Kesehatan pada Anak Balita
9. Kunjungan Neonatal
d. Pelayanan gizi
Kegiatan pada program ini meliputi peningkatan pendidikan gizi,
Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, penanggulangan Kurang
Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan
Yaodium (GAKY), Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan program gizi yang dilakukan harian adalah sebagai
peningkatan pemberian ASI Eksklusif, Pemberian MP-ASI anak umur 6-
24 bulan, Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hami, Pemberian PMT
pemulihan pada Keluarga Miskin, Kegiatan investigasi dan intervensi
yang dilakukan setai saat jika ditemukan masalah gizi misalnya
ditemukan adanya kasus gizi buruk.
Kegiatan Progrogram Gizi Bulanan yang dilakukan bulanan adalah
Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita, Kegiatan konseling gizi.
Kegiatan yang dilakukan setiap smester (6 bulan sekali) adalah Pemberian
Kapsul Vitamin A (Dosis 200.000 SI) pada balita yakni bayi diberikan
setahun sekali pada bulan Februari dan Agustus dan untuk anak balita
enam bulan sekali dan secara serentak dalam bulan Februari dan Agustus.
Kegiatan yang dilakukan setahun sekali adalah Pemantauan Status Gizi
balita, Pemantaun konsumsi gizi, Pemantauan penggunaan garam
beryodium.5,6
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular merupakan
program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi. Kegiatan pokok
pemberantasan penyakit menular oleh puskesmas adalah sebagai
berikut:7,8
1. Pencegahan dan Penanggulangan Faktor Risiko
15
Selain pasien yang telah terinfeksi penyakit menular,
masyarakat yang memiliki risiko tinggi juga perlu diperhatikan,
karena masyarakat yang memiliki risiko tinggi bisa memiliki
risiko kapan saja terkena penyakit menular.
2. Peningkatan imunisasi
Imunisasi sangat penting untuk mencegah dan melindungi
seseorang terjangkit penyakit menular.
3. Penemuan dan tatalaksana penderita
Penemuan dan tatalaksana penderita terdiri atas upaya
bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan penemuan dan
tatalaksana penderita, serta meningkatkan kemampuan tenaga
pengendalian penyakit untuk melaksanakan program penemuan
dan tatalaksana penderita.
4. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan
wabah
Surveilans epidemiologi penyakit menular merupakan kegiatan
analisis secara sistematis dan terus-menerus terhadap penyakit
menular yang terjadi di suatu wilayah tertentu agar dapat
melakukan tindakan penanggulangaan penyakit menular secara
efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data,
pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan. Dengan surveilans
epidemiologi penyakit menular, puskesmas dapat mengetahui
penyebaran dan hubungannya dengan faktor risiko, surveilans
epidemiologi ini dapat mendukung pemberantasan penyakit
menular dari data yang didapat oleh puskesmas itu sendiri.
5. Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Puskesmas juga memiliki upaya untuk meningkatkan
komunikasi, informasi, dan Edukasi untuk oencegan dan
pemberantasan penyakit menular di suatu wilayah kerjanya
16
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja
dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan berupa:9
a. Kesehataan Sekolah
b. Kesehatan Olahraga
c. Perawatan Kesehatan Maasyarakat
d. Kesehatan Kerja
e. Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Kesehatan Jiwa
g. Kesehatan Mata
h. Kesehatan Usia Lanjut
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional
2.1.4.2 Upaya kesehatan perorangan
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan sesuai
dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan dalam bentuk:10
a. rawat jalan;
b. pelayanan gawat darurat;
c. pelayanan satu hari (one day care);
d. home care; dan/atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan.
Untuk melaksanakan kedua upaya kesehatan di atas, maka puskesmas harus
menyelenggarakan:
a. Manajemen Puskesmas;
b. Pelayanan kefarmasian;
c. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat; dan
d. Pelayanan laboratorium.4
2.1.5 Akreditasi Puskesmas
Akreditasi Puskesmas adalah pengakuan terhadap Puskesmas yang
diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh
Menteri setelah dinilai bahwa Puskesmas telah memenuhi standar pelayanan
Puskesmas yang telah ditetapkan oleh Menteri untuk meningkatkan mutu
pelayanan Puskesmas secara berkesinambungan. Dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan, Puskesmas wajib diakreditasi secara berkala paling sedikit 3 (tiga)
tahun sekali.
17
Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey,
seorang profesor filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam
bukunya tahun 1910, ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam
memecahkan masalah suatu kontroversi secara memadai yaitu:
a. Mengenali kontroversi
b. Menimbang klaim alternatif
c. Membentuk penilaian
Pendekatan sistem dalam manajemen dirancang untuk memanfaatkan
analisis ilmiah dalam suatu organisasi yang kompleks. Pendekatan dilihat dari
pendidikan dan pelatihan adalah cara yang sistematis mengidentifikasi ,
mengembangkan dan mengevaluasi sekumpulan bahan dan strategi bertujuan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang khusus. Jadi Pendakatan sistem adalah
cara pandang atau cara berfikir menggunakan konsep-konsep sistem dalam
memecahkan suatu masalah.
18
Unsur atau komponen dasar sistem meliputi :
a. Masukan ialah kumpulan elemen/bagian yang terdapat dalam
sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem
tersebut.
b. Proses ialah kumpulan elemen/bagian yang berfungsi mengubah
masalah menjadi keluaran yang direncanakan.
c. Keluaran ialah kumpulan elemen/bagian yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
d. Dampak akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
e. Umpan balik ialah kumpulan elemen/bagian yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem
tersebut.
f. Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
Untuk masukan diperlukan Recources dan keluaran dapat
diperluas menjadi dampak. Di luar komponen daerah terdapat
lingkungan (ekonomi, sosial, budaya) yang mempengaruhi sistem
tetapi tidak dapat dipengaruhi oleh situasi itu sendiri, dan para
pelaksana sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan apabila
ingin berhasil dengan baik.
2.2.3 Ciri-ciri suatu sistem :
a. Mempunyai tujuan.
b. Mempunyai struktur.
c. Terdapat mekanisme input-proses-output yang kadang-kadang disertai
feed back.
d. Merupakan satu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang
saling bergantung satu sama lain.
e. Mempunyai batasan dengan lingkungan.
f. Mempunyai supra sistem.
g. Ada Hierarki
h. Ada sistem yang lain yaitu subsistem.
Terdapat beberapa macam sistem yaitu :
a. Sistem yang statis dan tertutup contohnya arloji.
b. Sistem yang dinamis dan tertutup contohnya
c. Sistem yang statis dan terbuka contohnya stabilisator.
19
d. Sistem yang dinamis dan terbuka contohnya Organisasi.
e. Sistem yang dinamis dan terbuka dalam lingkungan yang berubah.
20
b. Tentukan proses yang dilakukan di tiap-tiap tahap.
c. Rancang perbaikan sistem dan lakukan pengujian dengan :
1. Fersibility : cari yang memungkinkan
2. Viability : kelangsungan
3. Cost : cari yang harganya murah/terjangkau
4. Effectiveness : dengan input yang sedikit, output besar.
5. Buat rencana kerja dan penunjukkan tenaga.
6. Implementasikan dan penilaian terhadap sistem yang baru.11
21
tercapai dalam jangka waktu tertentu. Apabila suatu target tersebut
tidak dapat dicapai maka akan memunculkan masalah baru dari
ketidak tercapaian tersebut. Suatu masalah dapat diidentifikasi
melalui pengumpulan data primer yang diperoleh di lapangan,
namun dapat juga diidentifikasi dengan menganalisis data sekunder
seperti laporan pelaksanaan kegiatan periode sebelumnya. Apabila
dalam analisis masalah menggunakan data primer, maka yang
didefinisikan sebagai masalah adalah dependen variabel dalam
pengumpulan data tersebut. Alatnya quesioner, langkah-langkah
yang digunakan adalah:
a. Mengidentifikasi berbagai permasalahan secara makro maupun
22
c. Output, yaitu cakupan masalah yang jadi prioritas
d. Outcome, hasil akhir dari output
e. Impact, dampak yang dihasilkan.
4. Alternatif Pemecahan Masalah
Pemilihan alternatif pemecahan masalah dilakukan dengan
mempertimbangkan kemampuan (ketersediaan sumber daya, tenaga,
dana, sarana, metode) waktu, faktor politik, faktor ekonomi, faktor
sosial dan budaya. Dalam kondisi tertentu seringkali alternatif
pemecahan masalah tidak perlu dipilih, karena kegiatan untuk
memecahkan masalah sudah ditentukan. Kegiatan yang digunakan
dalam menentukan pemecahan masalah adalah brainstorming.12
5. Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan satu kegiatan dari beberapa alternatif
pemecahan masalah menggunakan kriteria mutlak dan keinginan.
6. Penyusunan Rencana Kegiatan
Secara umum POA (plan of action) disebut juga Rencana
Usaha Kegiatan (RUK) merupakan suatu proses yang ditempuh
untuk mencapai sasaran kegiatan guna mengatasi masalah kesehatan
di suatu wilayah tertentu. Penyusunan rencana kegiatan dilakukan
setelah identifikasi masalah, menetapkan urutan prioritas masalah,
merumuskan masalah, mencari penyebab masalah, dan pengambilan
keputusan. Langkah yang ditempuh dalam menyusun rencana
kegiatan mencakup 5W+1H sebagai berikut : 1
a. Who : Siapa yang harus bertanggung jawab untuk
melaksanakan rencana kegiatan?
b. What : Pelayanan atau spesifik kegiatan apa yang akan
dilaksanakan?
c. How much : Berapa banyak jumlah pelayanan atau kegiatan
yang spesifik?
d. Whom : Siapa yang menjadi target sasaran atau populasi
pada pelaksanaan kegiatan atau program?
e. Where : Dimana lokasi atau daerah pelaksanaan kegiatan
atau program?
f. When : Kapan waktu pelaksanaan kegiatan atau program?
Selain itu, langkah lain yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan POA adalah
23
a. Bentuk kegiatan
b. Tujuan
c. Biaya dan sumbernya
d. Target pencapaian
e. Indikator keberhasilan untuk penilaian
Tahap penyusunan POA dilaksanaan secara bersama-sama,
terpadu, dan terintegrasi sesuai dengan azas penyelenggaraan
Puskesmas yaitu keterpaduan.
7. Pelaksanaan
a. Kegiatan dalam POA berupa pembagian tugas, penggerakan,
koordinasi dan motivasi
b. Kepemimpinan memegang peran penting dalam menggerakan dan
mengkoordinir staf dan sumber daya lainnya untuk mencapai
target/tujuan yang telah ditetapkan dalam perencanaan
c. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ditentukan oleh model
kepemimpinan, interaksi pimpinan dan staf, interaksi antara para
staf, faktor lingkungan (lintas sektoral dan masyarakat),
peraturan, dan situasi sosial politik dan ekonomi.
8. Penilaian
Pada saat kegiatan berlangsung, pemantauan (antara lain lewat
supervise/ bimbingan/ bimbingan teknis /bimtek) dilakukan dengan
tujuan:
a. Mengatasi masalah yang muncul dengan segera.
b. Mengarahkan pencapaian tujuan.
c. Mengatasi penyimpangan dan pelaksanaan yang muncul.
d. Menyelaraskan bimtek disertai dengan kala karya dan waskat
e. Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan menyangkut proses, hasil
24
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
25
b. Mengklasifikasi dan mengidentifikasi permasalahan sesuai dengan lima
komponen kesehatan masyarakat yang meliputi aspek epidemiologi,
lingkungan perilaku, pelayanan kesehatan dan manajemen.
c. Memformulasikan identifikasi permasalahan dalam pernyataan negatif.
2. Prioritas masalah
Mencari penyebab yang paling mungkin sehingga mengarah ke akar
penyebab masalah. Hasil dari prioritas masalah tersebut akan menentukan
skala prioritas seperti masalah utama dan masalah berikutnya sesuai urutan
hasil analisis menggunakan Metode Hanlon Qualitative dengan matrix
problem priority, sebagai berikut:
a. Menetapkan kriteria prioritas yang digunakan.
b. Membuat tabel prioritas sesuai dengan desain atau metode yang
digunakan.
c. Memberikan nilai sesuai dengan skor yang telah ditentukan.
d. Memberikan nilai masing-masing kriteria dengan perkalian bobot
dengan skor.
e. Dengan menjumlah nilai kriteria, nilai tertinggi merupakan prioritas
masalah yang utama sedangkan nilai terkecil, belum menjadi prioritas
untuk ditanggulangi segera.
3. Analisis Penyebab
Analisis yang digunakan adalah analisis pendekatan system dengan 5
penyebab utama, yaitu:
a. Input, dipengaruhi oleh 5M yaitu
1. Man, meliputi kemampuan, keterampilan, pengetahuan, keahlian,
kesadaran, dan kepemimpinan.
2. Money, meliputi sumber dana untuk kegiatan program
3. Material, berkaitan dengan obat, vaksin, alat kedokteran, dan
logistik
4. Methode, berkaitan dengan peraturan, kebijaksanaan, dan prosedur
kerja
5. Marketing, berkaitan dengan sasaran tiap-tiap program
26
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses
penyelenggaraan, pemantauan serta peninjauan terhadap
penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas, baik rencana
tahunan upaya wajib maupun upaya kesehatan pengembangan,
dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerjanya. Untuk
terselenggaranya pelaksanaan dan pengendalian dilakukan
pengorganisasian, penyelenggaraan, pemantauan, dan penilaian.
3. Penilaian (P3)
Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses untuk
memastikan apakah penyelenggaraan dan pencapaian tujuan
Puskesmas sudah sesuai dengan rencana dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk terselenggaranya
pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan kegiatan
pengawasan, pertanggungjawaban.
c. Output, yaitu cakupan masalah yang jadi prioritas. Output ditentukan
dari hasil suatu pekerjaan manajemen kesehatan, meliputi pelayanan
kesehatan.
d. Outcome merupakan hasil akhir dari output.
e. Impact, dampak jangka panjang dari suatu proses sistem. Dalam
manajemen kesehatan, dampak yang diharapkan adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan baik perseorangan maupun
masyarakat.
5. Pengambilan Keputusan
27
Mengambil satu kegiatan terpilih dari alternatif-alternatif
pemecahan masalah menggunakan kriteria mutlak dan keinginan.
28
BAB IV
HASIL KEGIATAN
29
Gambar 4.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas
2) Jumlah RW : 14
3) Jumlah desa : 4
4) Kriteria Desa :
a) Terdapat desa dengan kriteria desa biasa
b) Tidak terdapat desa dengan kriteria desa terpencil
c) Tidak terdapat desa dengan kriteria desa kreteria sangat
terpencil
5) Unit terkecil wilayah binaan yaitu RW
h. Tidak terdapat Puskesmas Jejaring diwilayah kerja
i. Tidak terdapat Puskesmas Pembantu diwilayah kerja
j. Jumlah penduduk di daerah wilayah kerja Puskesmas Karangmalang
yaitu 11.559 jiwa
k. Jumlah Kepala Keluarga di daerah wilayah kerja Puskesmas
Karangmalang yaitu 3.357Kepala Keluarga
l. Jumlah keluarga miskin : -
30
“Bersama dalam pelayanan prima”
4.1.4 Sumber Daya Manusia
1. Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan dan Status Kepegawaian (termasuk
tenaga Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa)
a. Tenaga Medis
1) Dokter
Puskesmas Karangmalang memiliki dua tenaga dokter yang
memiliki gelar dokter dan keseluruhan bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil
2) Dokter gigi
Puskesmas Karangmalang memiliki satu tenaga dokter gigi yang
memiliki gelar dokter gigi dan bekerja sebagai Pegawai Negeri
Sipil
b. Tenaga Keperawatan
1) Perawat
Puskesmas Karang Malang memiliki enam tenaga perawat yang
keseluruhan pendidikan terakhirnya adalah D3 Keperawatan dan
5 bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan 1 magang.
2) Bidan
Puskesmas Karangmalang memiliki tujuh tenaga bidan yang
pendidikan terakhirnya adalah enam orang D-3 Kebidanan dan
satu orang Sarjana Kesehatan Masyarakat dan empat orang
bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil serta tiga orang Magang
3) Perawat Gigi
Puskesmas Karangmalang memiliki satu tenaga perawat gigi
dan pendidikan terakhirnya SPRG dan bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil
c. Tenaga Kefarmasian
1) Apoteker
Puskesmas Karangmalang tidak memiliki tenaga apoteker
2) Tenaga Teknis Kefarmasian
Puskesmas Karangmalang memiliki dua tenaga Teknis
Kefarmasian dan pendidikan terakhirnya SMF dan SMA serta
satu bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan satu bekerja
magang.
d. Tenaga Gizi
Puskesmas Karangmalang memiliki satu tenaga gizi dan pendidikan
terakhirnya Sarjana Gizi dan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil
31
e. Sanitarian
Puskesmas Karangmalang memiliki satu tenaga Sanitarian dan
pendidikan terakhirnya S1 Kesehatan Masyarakat dan bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil
f. Tenaga Penyuluh Kesehatan / Promkes
Puskesmas Karangmalang memiliki satu tenaga Penyuluh Kesehatan
/ Promkes dan pendidikan terakhirnya S1 Kesehatan Masyarakat
dan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil
g. Tenaga Rekam Medis
Puskesmas Karangmalang tidak memiliki tenaga Rekam Medis
h. Analis Kesehatan
Puskesmas Karangmalang memiliki satu tenaga analis kesehatan dan
pendidikan terakhirnya D3 Analis dan bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil
i. Tenaga Kesehatan lain
Puskesmas Karangmalang tidak memiliki tenaga Kesehatan lain
j. Tenaga Non Kesehatan
Puskesmas Karangmalang memiliki enam tenaga kesehatan lain
meliputi satu tenaga staf penjaga loket, satu juru masak, satu
pengemudi, satu penjaga malam dan dua petugas kebersihan. Jumlah
Seluruh Pegawai Puskesmas Karangmalang Puskesmas
Karangmalang memiliki 30 tenaga
k. Penempatan/ Rotasi
Tidak terdapat tenaga Puskesmas Karangmalang yang melakukan
tugas tidak sesuai dengan pendidikannya, tidak terdapat tenaga
Puskesmas yang telah dilatih pada tahun 2017 yang berpindah ke
tempat kerja lain. Terdapat 3 shift jaga, yaitu pagi (07.00-14.00
WIB), siang (14.00-20.00 WIB), dan malam (20.00-07.00 WIB).
4.1.5 Fasilitas Fisik
1. Luas Tanah dan Bangunan
Puskesmas memiliki luas tanah 2140 m2 dan luas bangunan 479 m2
2. Bangunan
a. Jumlah bangunan
Pada tahun 2017 Puskesmas Karangmalang telah mimiliki dua
bangunan permanen, terdiri dari satu gedung rawat inap dan satu
gedung rawat jalan yang didalamnya terdapat ruang staf, KA
32
Puskesmas, Gedung untuk rawat jalan terdiri dari dua lantai
sedangankan untuk rawat inap hanya satu lantai.
b. Karakteristik Bangunan
Fungsi bangunan masing-masing puskesmas Karangmalang
merupakan gabungan perawatan dan non perawatan, dengan jenis
bangunannya adalah permanen, pada gedung rawat jalan terdapat dua
lantai, kondisi bangunan rawat inap dan rawat jalan dalam kondisi
baik.
3. Ruangan
a. Jumlah dan Jenis Ruang Pelayanan
Terdapat 11 ruangan pelayanan terdiri dari poliklinik umum, gigi,
KIA-KB, Farmasi, ruang tindakan, ruang MTBS, Laboratorium,
promkes, rawat inap, pertolongan persalinan dan pasca persalinan.
b. Ruangan Non Pelayanan
Terdiri ruang tunggu yang tersedia tempat duduk, papan informasi,
ventilasi yang cukup, dengan tingkat kebersihan yang cukup. Selain
itu terdapat pula ruang rapat di lantai dua pada gedung rawat jalan.
Jenis loket pendaftaran terdiri dari loket BPJS dan Umum semuanya
terdapat pada satu ruangan tanpa dipisahkan bangunan lain, loket
lansia dijadikan satu dengan loket umum dan BPJS.
4. Air Bersih
Air yang digunakan merupakan air PAM dengan ketersediaan yang
cukup sepanjang tahun, kualitas air baik.
5. Pembuangan Limbah
Tersedia sarana pembuangan air limbah, dengan saluran yang
tertutup dan terbuka. Terdapat pula pemisahan limbah medis dan non
medis. Setelah pemisahan penanganan yang dilakukan sampah akan
diambil oleh perusahaan yang telah bekerjasama dengan DKK (Dinas
Kesehatan Kota) dan Puskesmas Karangmalang.
6. Sumber Daya Listrik
Sumber listrik didapat dari PLN. Listrik tersedia hingga 24 jam.
4.1.6 Ketatausahaan
1. Alat Komunikasi
33
Alat komunikasi di Puskesmas Karangmalang terdiri dari satu
telepon, 1 handphone, terdapat pulat koneksi internet dilantai satu dan
lantai 2. Pengadaan diperoleh dari dinas kesehatan kota semarang dengan
kondisi baik dan masih dapat difungsikan.
2. Alat Transportasi
Memiliki lima kendaraan bermotor roda dua yang fungsinya untuk
kebutuhan operasional puskesmas, dua mobil ambulance dengan kondisi
yang masih baik untuk difungsikan.
3. Anggaran
Pungutan restribusi hanya berlaku untuk pasien baru pertama kali
mendaftar sebesar Rp. 5.000-, (lima ribu rupiah)dengan sistem
pengelolaan keuangan retribusi semua disetor ke kabupaten/kota.
Table 4.1 sumber dana di puskesmas karangmalang tahun 2015
No Sumber Jumlah Tahun Realisasi Rencana
Dana 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
1 APBD Kota Rp Rp Rp
Semarang 191.375.000 178.331.776 247.000.000
2 BOK Rp Rp Rp
257.492.000 257.492.000 288.000.000
3 BLUD Rp Rp Rp
614.124.000 612.000.000 644.830.000
Total Rp Rp Rp
1.052.991.000 1.047.823.776 1.179.830.000
34
evolusi pelayanan kesehatan dasar bagi Puskesmas serta Kepmenkes
128/2004 yang merupakan kebijakan dasar puskesmas.
4.1.7 Pelayanan Kesehatan
1. Program Promosi Kesehatan
a. Input
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan Puskesmas tahun RTP
2017 dan wawancara dengan Ibu Mariana S.KM selaku penanggung
jawab upaya pelayanan promosi kesehatan pada Kamis, 18 Januari 2018
pukul 14.30.
1) Man
Jumlah petugas puskesmas yang melaksanakan upaya pelayanan
promosi kesehatan pada tahun 2017 sebanyak 1 orang. Terdapat 1
orang sarjana kesehatan masyarakat.
2) Money
Didapatkan dana dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
3) Material
a) Alat-alat yang digunakan untuk promosi kesehatan (pamflet,
LCD, poster, laptop)
b) Pelatihan perilaku hidup bersih sehat
c) Pelatihan pemberdayaan masyarakat
d) Petunjuk teknis pengembangan dan penyelenggaraan pos
kesehatan desa
e) Pedoman pelaksanaan pengembangan desa siaga
f) Petunjuk teknis penggerakan dan pemberdayaan masyarakat
dalam pengembangan desa siaga
4) Methods
a) Mengadakan penyuluhan
Pengkajian, pemetaan dan intervensi PHBS yang
dilakukan puskesmas untuk rumah tangga, institusi pendidikan,
sarana pelayanan, kesehatan, tempat- tempat umum (tempat
ibadah, pondok pesantren, dll).
b) Melakukan pemberdayaan masyarakat
c) Penyuluhan program kesehatan
Kesehatan ibu anak, tanaman obat keluarga, TB, gizi dan penyakit
degeneratif
5) Marketing
Seluruh masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja
puskesmas Karangmalang
35
b. Proses
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan Puskesmas tahun
2017, PTP tahun 2017d an wawancara dengan Ibu Mariana S.KM
selaku penanggung jawab upaya pelayanan promosi kesehatan pada
Kamis, 18 Januari 2018 pukul 14.30.
1) P1 (Perencanaan)
a) Persiapan alat untuk melakukan promosi kesehatan, seperti video
jaringan, leaflet, poster, LCD, PPT, lembar balik.
b) Persiapan pengkajian dan intervensi PHBS yang dilakukan
puskesmas untuk rumah tangga, institusi pendidikan, sarana
pelayanan, kesehatan, tempat- tempat umum (tempat ibadah,
pondok pesantren, dll).
c) Persiapan melakukan pemberdayaan masyarakat dan persiapan
penyuluhan program kesehatan.
2) P2 (Pelaksanaan)
a) Kampanye PHBS
Pengkajian dan intervensi PHBS yang dilakukan Puskesmas
pada:
i. Rumah tangga
ii. Institusi pendidikan
iii. Sarana pelayanan kesehatan
iv. Tempat-tempat umum
b) Kampanye pemberdayaan masyarakat
i. Kunjungan ke Posyandu ≥ 10x per tahun
ii. Penyuluhan tanaman obat keluarga
iii. Pencapaian posyandu strata purnama dan mandiri
iv. Gerakan PSN
v. Pembinaan desa/kelurahan siaga
c) Penyuluhan Program Kesehatan
i. KIA
ii. TB
iii. Gizi
iv. Penyakit degeneratif
3) P3 (Monitoring, evaluasi dan pengawasan)
a) Kunjungan petugas Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk
melakukan supervisi atau bimbingan teknis program promosi
kesehatan setiap 1 tahun sekali pada tahun 2017.
b) Umpan balik (feedback) laporan cakupan selama setahun
dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota.
36
c) Monitoring dan evaluasi program di Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota 1 kali dalam satu tahun.
c. Output
Data diperoleh dari studi dokumen laporan kinerja Puskesmaas tahun
2017
Target dan Realisasi :
Tabel 4.2. Output Promosi Kesehatan Puskesmas Karangmalang Tahun
2017
Target Realisasi
Output
N % N %
Kampa
nye PHBS
1. Pengkajian PHBS yang dilakukan
dipuskesmas
200 100 200 100
Rumah tangga
19 100 19 100
Institusi pendidikan
1 20 1 100
Sarana pelayanan kesehatan
Tempat-tempat umum (tempat 18 30 18 100
ibadah, ponpes)
2. Intervensi PHBS yang dilakukan
puskesmas pada
1. Rumah tangga 200 100 200 100
2. Institusi pendidikan 19 100 19 100
3. Sarana pelayanan kesehatan 1 100 1 100
4. Tempat-tempat umum (tempat
18 100 18 100
ibadah, ponpes)
Upaya
pemberdayaan masyarakat
1. Jumlah kunjungan ke posyandu ≥
20 100 20 100
10 kali/tahun
2. Pencapaian rumah tangga sehat 544 40 1324 230
3. Pencapaian posyandu strata
4 20 19 475
purnama dan mandiri
4. Gerakan PSN 12 100 12 100
5. Pembinaan desa/kelurahan siaga 8 100 8 100
Penyulu
han progam kesehatan
Frekwensi penyuluhan program kesehatan
1. KIA ... kali 48 100 48 100
2. TOGA ... kali 48 100 48 100
3. TB ... kali 48 100 48 100
4. GIZI dan penyakit degeneratif ...
48 100 48 100
kali
5. NAPZA dan ROKOK 48 100 48 100
6. IMS & HIV 48 100 48 100
1. Penyakit potensial wabah ( DBD,
48 100 48 100
diare, keracunan, PD3I)
37
2. Kesehatan Lingkungan
a. Input
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan Puskesmas tahun
2016, RTP tahun 2017 dan wawancara.
1) Man
Nama : Sri Wahyanti , SKM
Jabatan : Sanitarian pelaksana lanjutan
Tugas Pokok :
1. Menyusun rencana bulanan
2. Melakukan pengolahan data dengan alat bantu elektronik
3. Melakukan pengambilan sampel
4. Menganalisa data sederhana tk Puskesmas
5. Melakukan pengamatan kesehatan lingkungan primer
6. Melakukan kajian data secara diskriptif sederhana
7. Melakukan penyajian dan penyebarluasan data
8. Melakukan penyelidikan kesehatan lingkungan Tk Lanjut
sederhana
9. Memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan kualitas
kes identifikasi perilaku
10. Melakukan kegiatan lintas program dan lintas sektoral
Tugas Integrasi :
1. Koordinator penanganan sampah dan kebersihan
lingkungan Puskesmas
2. Sarkes dan Nakes
3. Koordinator rekomendasi BPS, RB, BP, Batra
4. Membantu loket Puskesmas
5. Melaksanakan Kegiatan P3K
6. Pembantu Bendahara Barang
Tugas Tambahan : Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan
2) Money
Pendanaan pada program kesehatan lingkungan tidak terkendala
semua terancang dalam rencana usulan kegiatan (RUK) dan
bersumber dari dana bantuan oprasional kesehatan (BOK)
3) Material
38
Sarana dan pra sarana yang ada pada program kesehatan lingkungan
sudah mencukupi dengan kebutuhan yang diperlukan.
4) Methods
Program kesehatan lingkungan setiap bulan melakukan evaluasi
program, sehingga dapat dilihat program yang telah di laksanakan
dan belum terlaksana. Pelaksanaan upaya program kesehatan
lingkungan menggunakan buku pedoman.
5) Marketing
Pemasaran program dilaksanakan dengan mengadakan sosialisasi
dengan kader-kader yang berada di desa dan sosialisasi pada lintas
sektoral 3-4 kali dalam 1 tahun. Kendala pada pemasaran program
kesehatan lingkungan adalah tenaga petugas kesehatan lingkungan
yang hanya 1 orang sehingga ruang gerak melakukan sosialisali
kurang leluasa.
b. Proses
Pelaksanaan program kesehatan lingkungan dalam prosesnya tidak
banyak mengalami kendala, jika ketika berada di lapangan terdapat
kendala cara penanganan kendala tersebut di laporkan terlebih
dahulu kepada kepala puskesmas untuk meminta arahan selanjutnya.
Kerjasama program kesehatan lingkungan melibatkan lintas program
dan lintas sektoral terkait seperti sekolahan, camat, kepala desa, dll.
c. Output
Tabel 4.3. Output Kesehatan Lingkungan
PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN TTU DAN TPM
39
1 Jumlah TTU yang diperiksa 83 TTU 50 51 51 100
2 Jumlah TTU yang tidak memenuhi syarat
3 TTU 100 3 3 100
dan dilakukan intervensi
3 Jumlah TPM yang diperiksa 20 TPM 50 10 13 65
4 Jumlah TPM yang tidak memenuhi
0 TPM 100 0 0 100
syarat dan dilakukan intervensi
PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN PENYEHATAN
LINGKUNGAN PEMUKIMAN
1 Jumlah rumah yang diperiksa 100
900 RMH / 100 900 926 103
KEL
2 Jumlah rumah diperiksa yang tidak
memenuhi syarat dan dilakukan 90 rumah 100 90 87 97
intervensi
3 Jumlah rumah yang diperiksa SABnya,
yang tidak memenuhi syarat dan 0 rumah 100 0 0 100
dilakukan intervensi
4 Jumlah rumah yang diperiksa
jambannya, yang tidak memenuhi syarat 90 rumah 100 90 66 73
dan dilakukan intervensi
5 Jumlah rumah yang diperiksa
sampahnya, yang tidak memenuhi syarat 90 rumah 100 90 87 97
dan dilakukan intervensi
6 Jumlah rumah yang diperiksa
limbahnyanya, yang tidak memenuhi 90 rumah 100 90 87 97
syarat dan dilakukan intervensi
PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
SEHAT
Pengelolaan Sampah di puskesmas
1 Adanya kegiatan pilah sampah di
1 lokasi 100 1 1 100
puskesmas
2 Adanya kegiatan komposting di
1 lokasi 100 1 1 100
puskesmas
40
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan puskesmas tahun
2017, RTP tahun 2017, dan wawancara dengan Ibu Rubinem SKM
Amd.Keb selaku penanggung jawab program Keluarga Berencana
pada hari Kamis tanggal 18 Januari 2018 jam 11.00 WIB.
1) Man
Jumlah petugas yang melaksanakan program kesehatan ibu
berjumlah 2 dokter dan 7 Bidan. Seorang Bidan bertugas sebagai
koordinator program kesehatan ibu.
Puskesmas Karangmalang pada tahun 2017 memiliki beberapa
program kesehatan ibu, diantaranya:
a) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K)
b) Kelas Ibu Hamil dan Nifas
c) Pelayanan antenatal terintregasi
Persalinan di Puskesmas Karangmalang dapat dilayani setiap
hari.
Frekuensi pelayanan kesehatan Ibu di Puskesmas
Karangmalang memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil dan
nifas setiap hari di dalam gedung Puskesmas.
Pelatihan yang pernah diikuti oleh Tenaga Puskesmas pada
tahun 2017;
a) Asuhan Persalinan Normal (APN), diikuti oleh 7 Bidan.
b) Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED),
diikuti oleh 1 Dokter dan 2 Bidan.
c) Pelatihan Pemantauan Wilayah Setempat Pelayanan Kesehatan
Ibu & Anak (PWS KIA), yang diikuti oleh 1 Bidan.
2) Money
Pembiayaan berasal dari APBD, BLU, BUK dan pendapatan
puskesmas yang terdiri dari retribusi umum dan BPJS.
3) Material
Dalam melaksanakan program kesehatan ibu Puskesmas
Karangmalang memiliki pedoman, diantaranya:
a) Materi pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) pada tahun
2014.
41
b) Buku Kesehatan ibu dan anak.
c) Buku pedoman program perencanaan persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) pada tahun 2012.
d) Buku pegangan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal pada tahun 2010.
e) Buku pedoman Kelas Ibu pada tahun 2015.
f) Buku pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Pelayanan
Kesehatan Ibu & Anak (PWS KIA) pada tahun 2012.
g) Buku Pencegahan dan Penanganan Malaria pada Ibu Hamil.
h) Buku pedoman Prevention of Mother to Child Transmition
(PMTCT) pada tahun 2010
i) Buku pedoman Operasional Pelayanan Terpadu Kesehatan
Reproduksi di Puskesmas (terintregatif) pada tahun 2014.
4) Methods
a) Pemeriksaan
b) Penyuluhan
5) Marketing
Seluruh masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja
puskesmas Karangmalang
a. Proses
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan Puskesmas RTP
tahun 2017 dan wawancara dengan Ibu Rubinem selaku penanggung
jawab upaya Pelayanan Keluarga Berencana (KB) pada Kamis, 18
Januari 2018, pukul 12.00
1) P1 (Perencanaan)
Perencanaan kegiatan kesehatan ibu meliputi persiapan kamar
untuk pemeriksaan, alat pemeriksaan, sarana penyuluhan.
2) P2 (Pelaksanaan)
Pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu di puskesmas
Karangmalang pada tahun 2017 berupa:
a) Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
(P4K).
b) Kelas ibu (hamil dan nifas)
c) Pelayanan antenatal terintegrasi.
Program kemitraan bidan dan dukun di Puskesmas
Karangmalang sudah tidak dilakukan lagi . Pelayanan kesehtan
ibu di puskesmas Karangmalang dilakukan setiap hari baik
42
pelayanan pada ibu hamil ataupun nifas di dalam gedung
puskesmas.
Puskesmas Karangmalang memiliki pencatatan rekapan kohor
ibu dari seluruh desa di tingkat Puskesmas. PWS KIA juga
dilakukan dari seluruh desa secara komputerisasi.
Pelaksaan kegiatan diikuti dengan rekapan kohor ibu dari
seluruh desa/kelurahan/RW di tingkat puskesmas di seluruh desa.
PWS KIA dilakukan oleh puskesmas Karangmalang di tahun
2017, dan pencatatan dilakukan secara manual dan komputerisasi.
3) P3 ( Monitoring, Evaluasi dan Penatalaksanaan)
Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan program pelayanan
keluarga berencana di Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam bentuk
supervisi atau bimbingan pada tahun 2017 ada setiap tiga bulan
sekali. Begitupun dengan adanya laporan umpan balik dari Dinas
Kesehatan terhadap laporan Puskesmas yang dilakukan setiap
bulan.
c. Output
Data diperoleh dari studi dokumen laporan tahunan tahun 2017
Target dan Realisasi :
Tabel 4.4. Output Pelayanan Kesehatan Ibu
43
5 resiko tinggi/
komplikasi yang
ditangani n, bufas
Jumlah
6 bumil,bulin,bufas
4 100 4
resti / komplikasi bumil,buli
yang dirujuk n, bufas 20 500
Jumlah kematian
7 maternal yang
0 100 0
ditemukan dan
diotopsi verbal Kasus 0 100
44
Pembiayaan berasal dari APBD, BLU, BUK dan pendapatan
puskesmas yang terdiri dari retribusi umum dan BPJS.
1) Material
Material yang digunakan adalah ruang KIA, ruang MTBS. Buku
Pedoman, modul, dan alat-alat lain yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan misalnya seperti alat ukur tinggi badan,
berat badan, dan lainnya
2) Methods
a) Kuratif (Pengobatan)
Rawat jalan setiap hari kerja mulai jam 07.00 pada hari senin
sampai sabtu
b) Preventif (Pencegahan)
c) Promotif
i. Pelatihan tenaga/petugas upaya kesehatan bayi dan anak
yang di ikuti oleh dokter, bidan, perawat, ahli gizi, dan
petugas lainnya
ii. Penyuluhan tentang diare
d) Rehabilitatif
3) Marketing
Seluruh masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Karangmalang.
2) Proses
1) P1 (Perencanaan)
a) Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah
i. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang
balita ( untuk kontak pertama )
ii. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak
pra sekolah / apras ( untuk kontak pertama )
iii. MTBS
1) P2 (Pelaksanaan)
a) Manajemen Asfiksia
b) Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
c) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
d) Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)
e) Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
f) Penanganan kasus diare pada balita dengan dehidrasi sedang
berat
45
g) Pencatatan
h) Pencatatan Kohor bayi
i) Pencatatan kohor anak balita dan prasekolah
j) Pencatatan MTBS dan MTBM
k) Pencatatan SDIDTK
2) P3 (Monitoring, Evaluasi dan Pengawasan)
Pengawasan, evaluasi dan bimbingan dari DKK
Petugas DKK melakukan supervisi atau bimbingan sebanyak
sekali dalam setahun pada tahun 2015 dan terdapat umpan balik
dari DKK yang dilakukan sekali dalam setahun. Terdapat
monitoring dan evaluasi program kesehatan bayi dan ibu di DKK
yang dilakukan tiga bulan sekali.
Pengawasan dan bimbingan teknis internal
Puskesmas Karangmalang memiliki kegiatan supervisi
fasilitatif yang dilakukan oleh bidan koordinator kepada bidan
pelaksana pelayanan dengan cara pembagian tugas.
3) Output
Data diperoleh dari studi dokumen laporan tahunan tahun 2017
Target dan Realisasi :
Tabel 4.5. Output Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak di Puskesmas
Karangmalang tahun 2017
46
yang dirujuk
Jumlah kematian
8 Bayi yang ditemukan
dan diotopsi verbal 2 Kasus 100 1 2 100
Jumlah yang di
9 deteksi dan stimulasi
tumbuh kembangnya/
SDIDTK
- Anak Balita
…………….. Anak 769 Anak 95 731 467 64
- Anak prasekolah
………. Anak 209 Anak 95 199 209 105
Sekolah SD/MI
10 dengan dokter kecil 6 Sekolah 100 6 6 100
Jumlah siswa SD
11 yang dijaring 180 Siswa 100 180 180 180
Jumlah SD/MI yang
12 memenuhi syarat
kesh 6 Sekolah 95 6 6 100
47
2) Pemasangan alat kontrasepsi, diikuti oleh 1 Dokter dan 5
Bidan
3) Penanganan komplikasi, diikuti oleh 1 Dokter dan 5 Bidan
2) Money
Pembiayaan berasal dari APBD, BLUD, BOK dan pendapatan
puskesmas yang terdiri dari retribusi umum dan BPJS.
3) Material
Alat-alat paling dasar yang digunakan, meliputi:
a) Tensi dan stetoskop
b) Timbangan
c) Tinggi badan
d) Spuit
e) Obat
f) Kapas alkohol
g) Tempat tidur
4) Methods
Diperoleh data bahwa upaya pelayanan keluarga berencana
terdapat buku pedoman dan pencatatan kegiatan.
Diperoleh data bahwa upaya pelayanan keluarga berencana terdapat
buku pedoman sebagai acuan kegiatan. Buku pedoman tersebut
meliputi:
Dalam melaksanakan program kesehatan keluarga berencana
(KB) Puskesmas Karangmalang memiliki pedoman, diantaranya:
a) Buku pedoman praktis pelayanan kontrasepsi pada tahun 2006
b) Buku panduan audit medik pelayanan KB tahun 2006
c) Buku panduan klinis program pelayanan KB tahun 2006
d) Buku pedoman pelayanan kontrasepsi darurat tahun 2006
e) Buku pedoman kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon
pengantin tahun 2014
f) Buku pedoman penanggulangan efek samping/komplikasi
kontrasepsi tahun 2006
g) Buku pedoman audit maternal-perinatal di tingkat
Kabupaten/Kota tahun 2014
h) Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar
dan rujukan tahun 2013
i) Permenkes KIA-KB
Upaya yang dilaksanakan yaitu meluputi:
a) Program KB
b) Pemasangan alat kontasepsi
48
Upaya pencatatan, Puskesmas Karangmalang memiliki
pencatatan hasil cakupan pelayanan KB.
5) Marketing
Melaksanakan penyuluhan terhadap peserta keluarga berencana
tentang penyuluhan keluarga berencana.
b. Proses
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan Puskesmas tahun
2017, RTP tahun 2017 dan wawancara dengan Ibu Rubinem selaku
penanggung jawab upaya Pelayan Keluarga Berencana (KB) pada
Kamis, 18 Januari 2018, pukul 12.00
1) P1 (Perencanaan)
Mempersiapkan perencanaan keluarga berencana meliputi:
a) Akseptor KB aktif di wilayah kerja Puskesmas (CU)
b) Pelayanan komplikasi
c) Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada kelompok lepas
asuh
2) P2 (Pelaksanaan)
Kegiatan yang dilakukan di upaya pelayanan KB meliputi:
a) Pelayanan pemasangan alat kontrasepsi (IUD dan susuk
implant)
b) Konsultasi KB
Hambatan :
Tidak dilakukan penanganan komplikasi karena Puskesmas
langsung merujuk pasien ke rumah sakit tipe C.
3) P3 (Monitoring, Evaluasi dan Pengawasan)
Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan program pelayanan
keluarga berencana di Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam bentuk
supervisi atau bimbingan pada tahun 2017 ada setiap tiga bulan
sekali. Begitupun dengan adanya laporan umpan balik dari Dinas
Kesehatan terhadap laporan Puskesmas yang dilakukan setiap
bulan.
c. Output
Data diperoleh dari studi dokumen laporan tahunan tahun 2017
Target dan Realisasi :
49
Tabel 4.6. Output Pelayanan Keluarga Berencana
50
c) Pemberian kapsul vitamin A (dosis 200.000 SI) pada balita
d) Pemberian tablet Fe (90 tablet) pada ibu hamil
e) Pemberian PMT pemulihan balita pada gakin
f) Penimbangan balita
g) Pelatihan konseling ASI
h) Pelatihan pemantauan pertumbuhan
i) Pelatihan konseling MP-ASI
j) Pelatihan tata laksana gizi buruk
5) Marketing
Seluruh masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas
Karangmalang
b. Proses
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan Puskesmas tahun
2017, RTP tahun 2017 dan wawancara dengan Ibu Budi Mariana,
S.Gz. selaku penanggung jawab program kegiatan gizi masyarakat
pada Rabu, 17 Januari 2017 pukul 11.30.
1) P1 (Perencanaan)
Puskesmas Karangmalang mengadakan pelatihan yang diikuti oleh
Tenaga/Petugas Puskesmas. Jenis pelatihan yang diadakan di
Puskesmas karangmalang yaitu :
a) Konseling ASI yang diikuti oleh 1 (satu) orang Dokter Umum
dan 1 (satu) Bidan
b) Pemantauan pertumbuhan yang diikuti oleh 1 (satu) orang
Dokter Umum dan 1 (satu) ahli gizi
c) Konseling MP-ASI yang diikuti oleh 1 (satu) orang Dokter
Umum, 1 (satu) orang Ahli Gizi dan 1 (satu) orang Bidan
d) Tata laksana gizi buruk yang diikuti oleh 1 (satu) orang Dokter
Umum.
2) P2 (Pelaksanaan)
Melakukan beberapa kegiatan program perbaikan gizi masyarakat,
antara lain:
a) Peningkatan pemberian ASI Eksklusif
b) Pemberian MP-ASI anak umur 6-24 bulan
c) Pemberian kapsul vitamin A (dosis 200.000 SI) pada Balita
d) Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil
e) Pemberian PMT pemulihan balita pada gakin
f) Penimbangan balita :
i. Penimbangan berat badan balita
ii. Penjaringan balita BGM
iii. Penjaringan balita gizi buruk
51
iv. Penjaringan ibu hamil KEK
v. Pemberian kapsul vitamin A (dosis 200.000 SI) pada
Balita
vi. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil
vii. Pemeriksaan Hb bumil
viii. Pemberian MP-ASI pada balita BGM gakin (6-24 bl)
ix. Perawatan penderita gizi buruk mendapat
x. Penjaringan bumil KEK
xi. Pemantauan Status Gizi
xii. Pemantauan Konsumsi Garam Beryodium
xiii. Kadarzi (Keluarga Sadar Gizi)
xiv. Promosi ASI Eksklusif
xv. Kepatuhan terhadap SOP gizi buruk
xvi. Kepatuhan terhadap SOP promosi ASI Eksklusif
3) P3 (Monitoring, Evaluasi dan Pengawasan)
Melakukan pencatatan dan pelaporan berupa:
a) Buku registrasi gizi
b) Buku surveilans gizi
c) Sistem Informasi Posyandu (SIP)
Adanya pengawasan, evaluasi, dan bimbingan dari Dinas
Kesehatan Kota Semarang pada tahun 2017, antara lain:
a) Kunjungan petugas Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk
melakukan supervisi program gizi sebanyak satu kali
b) Adanya umpan balik terhadap laporan cakupan selama setahun
terakhir dari Dinas Kesehatan Kota Semarang sebanyak satu
kali
c) Dilakukannya pertemuan monitoring dan evaluasi program gizi
di Dinas Kesehatan Kota Semarang sebanyak satu kali
c. Output
Tabel 4.7. Output Perbaikan Gizi Masyarakat
No Variabel Target Realisasi
% Jumlah Jumlah %
A Pemantauan Balita dan Ibu Hamil
1. Jumlah balita yang naik berat badannya 100 1562 99,92 99,92
2. Jumlah balita BGM 2.5 11 0,61 24,54
3. Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan 1.56 11 0.61 39.33
4. Jumlah pelacakan BGM 100 11 100 100
5. Jumlah ibu hamil KEK 3.8 7 27 385
52
2. Jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe 97 138 418.18 431.12
3. Jumlah bumil yang diperiksa Hb 80 407 1,233.33 1,541.67
4. Jumlah BGM gakin (6-24 bl) mendapat
100 6 100
MP-ASI 100
5. Jumlah gizi buruk mendapat perawatan 100 11 100 100
6. Pemantauan gizi buruk di RS 100 0 100 100
7. Jumlah bumil KEK yang ditangani 100 25 100 100
C Penyelidikan Epidemiologi
1. Pemantauan Status Gizi 90 733 89.50 99.44
2. Pemantauan Konsumsi Garam Beryodium 100 60 100.00 100.00
3. Kadarzi 80 50 83.33 104.17
D ASI Eksklusif
1. Promosi ASI Eksklusif 80 185 190.72 238.40
2. Cakupan ASI Eksklusif 60 144 101.41 169.01
53
Jabatan : Bidan
Tugas Pokok : Pelaksana KIA/KB
Tugas Integrasi : Koor. P2 ISPA
54
1) P1 (Perencanaan)
a) P2B2
b) P2 TB Paru
c) P2 Kusta
d) P2 HIV/AIDS
e) P2 Diare
f) P2 ISPA
g) P2 IMS
2) P2 (Pelaksanaan)
a) Tuberculosis Paru (TB Paru), meliputi : penjaringan suspek TB
(cek dahak), pemeriksaan kontak keluarga dan warga sekitar
pasien TB, pelacakan penderita mangkir, penyuluhan tentang TB.
b) Kusta, meliputi : penjaringan suspek kusta, pemeriksaan kontak
20 rumah di lingkungan pasien kusta, penyuluhan tentang Kusta,
pengecekan suspek Kusta dan pengelolaan obat.
c) DBD (P2B2), meliputi : pemantauan jentik berkala di sekolah dan
masyarakat, penyuluha DBD, PE kasus penyakit menular potensi
wabah / KLB, Rakor DBD / KLB, Fogging KLB
d) Pengendalian penyakit diare pada balita, deteksi oleh poli MTBS,
klinik sanitasi turut memberikan edukasi, pelaporan balita diare,
dan sosialisasi serta penyuluhan tentang diare.
e) Pengendalian penyakit ISPA pada balita, deteksi oleh poli MTBS,
kegiatan penyuluhan kader mengenai ISPA.
f) Pengendalian HIV / AIDS, meliputi : pengendalian HIV / AIDS
pada ibu hamil, pemeriksaan HIV / AIDS pada pasien TB,
penyuluhan HIV / AIDS sebanyak 10 kali dalam 1 tahun dan
kunjungan rumah sebanyak 4 kali.
3) P3 (Monitoring, Evaluasi dan Pengawaasan)
Dilakukan pelaporan setiap bulan oleh puskesmas kepada dinas
kesehatan kota (DKK) dan loka karya mini tiap bulan di puskesmas.
c. Output
Berdasarkan studi dokumen RTP Puskesmas Karangmalang tahun 2017,
didapat bahwa:
55
Tabel 4.8. Output Pemberantasan Pencegahan Penyakit
Output Target Realisasi
Jumlah % N %
A. P2B2
1. Pelaksanaan PE semua kasus DD 1 90 1 100
2. Ketepatan laporan PE DD (< 24 jam) 1 95 1 100
4) PE penyakit DBD 0 90 0 100
5) Ketepatan laporan PE DBD (< 24 jam, > 24-48 6 95 6 100
jam, > 48 jam)
6) Cakupan pelaksanaan fogging sesuai dengan 0 95 0 100
standar (< 5 hari, 6-7 hari, > 1 minggu)
7) PE Leptospirosis/suspek AI/suspek chikungunya 0 95 0 100
B. Diare
1. Penemuan penderita diare yang dilayani 187 60 330 176
C. ISPA
1. Balita dengan pneumoniayang ditemukan/ditangani 10 50 23 121
D. TB Paru
1. Angka penemuan kasus TB BTA positif 6 75 4 50
2. Angka konversi 3 80 3 75
3. Angka kesembuhan 3 85 3 100
4. Angka keberhasilan pengobatan 3 90 3 100
5. Cakupan kasus baru BTA positif yang diobati 4 100 4 100
dengan strategi DOTS
E. IMS, HIV dan AIDS
1. Kasus IMS yang ditemukan 0 100 0 100
2. Kasus IMS yang diobati 0 100 0 100
3. Kasus IMS yang dirujuk ke Klinik VCT 0 100 0 100
4. Jumlah klien yang datang 0 100 0 100
5. Jumlah klien yang ditest HIV 3 100 3 100
6. Jumlah klien yang positif HIV 0 100 0 100
7. Kasus HIV/AIDS yang dirujuk 0 100 0 100
8. Imunisasi
a. Input
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan puskesmas
tahun 2017, RTP tahun 2017, dan wawancara dengan Bapak Sumardi
selaku penanggung jawab program Pelayanan Imunisasi pada hari
Kamis tanggal 18 Januari 2018 jam 20.00 WIB.
1) Man
Petugas yang melaksanakan pelayanan imunisasi pada tahun
2017 di Puskesmas Karangmalang berjumlah 16 orang terdiri dari
2 orang dokter umum, 7 orang bidan dan 6 orang perawat. Jumlah
56
petugas yang mengikuti pelatihan program imunisasi berjumlah 3
orang terdiri dari 1 orang dokter umum, 1 orang bidan dan 1
orang perawat. Jenis pelatihan yang diikuti yaitu pelatihan
mengenai tatalaksana imunisasi dan KIPI.
Puskesmas Karangmalang mempunyai kegiatan pelayanan
kesehatan berupa pelayanan imunisasi.
2) Money
Didapatkan dana dari BOK dan APBD.
3) Material
a) Spuit
b) Vaksin
c) Kapas alcohol
d) Betadine
Terdapat buku pedoman yang digunakan dalam pelayanan
imunisasi antara lain pedoman pelaksaan program imunisasi di
Indonesia, pedoman penyelenggaran imunisasi, pedoman
penanganan KIPI. Puskesmas mempunyai SOP (Standar
Operasional Prosedur) pelayanan imunisasi.
4) Methods
a) Konseling
b) Imunisasi
5) Marketing
Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat.
b. Proses
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan puskesmas
tahun 2017, RTP tahun 2017, dan wawancara dengan Bapak Sumardi
selaku penanggung jawab program Pelayanan Imunisasi pada hari
Kamis tanggal 18 Januari 2018 mulai pukul 20.30-21.30 WIB.
1) P1 (Perencanaan)
Pasien datang melakukan pendaftaran selanjutnya akan
dilakukan alloanamnesis di ruang MTBS. Pasien diukur tinggi
badan, berat badan, suhu dan ditentukan status gizi. Setelah
dinyatakan sehat kemudian ke ruang KIA untuk dilakukan
imunisasi.
2) P2 (Pelaksanaan)
57
Kegiatan pelayanan imunisasi di Puskesmas berlangsung
setiap hari dimana ada yang berlangsung di dalam dan luar
gedung. Puskesmas juga melakukan pencatatan secara lengkap
dan berkala terhadap stok vaksin, grafik suhu lemari es dan
PWS imunisasi. Kerjasama lintas program:
a) Kesling : Posyandu
b) MTBS : Imunisasi Dasar
c) Promkes : Penyuluhan Imunisasi Dasar
Kerjasama lintas sektor:
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa seperti
Posyandu.
Hambatan : terdapat masalah akan anggapan mengenai
haramnya imunisasi atau vaksin.
3) P3 (Monitoring, Evaluasi dan Pengawasan)
Puskesmas Karangmalang mendapatkan kunjungan dari
petugas dinas kesehatan kabupaten atau kota untuk melakukan
supervisi atau bimbingan teknis program imunisasi pada tahun
2017 sebanyak 1 kali. Selama tahun tersebut terdapat umpan
balik (feedback) dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
(DKK) setiap 3 bulan sekali serta pertemuan monitoring dan
evaluasi program imunisasi di DKK sebanyak 12 kali.
Kemudian untuk wacana kedepan PWS (Pemantauan Wilayah
setempat) akan melakukan pelayanan imunisasi setiap tri bulan
atau sebanyak 4 kali.
c. Output
Data diperoleh dari studi dokumen laporan tahunan tahun 2017
Target dan Realisasi :
Tabel 4.9. Output Imunisasi
58
PELAYANAN SASARAN TARGET REALISASI
No
IMUNISASI
Jumlah Satuan % Jumlah Jumlah %
148 145
1 BCG bayi 98 147 101
148 141
2 DPT/ HB3 bayi 95 147 104
148 141
3 Campak bayi 95 147 104
148 141
4 Polio 4 bayi 95 147 104
DT pada murid
180 180
5 SD / MI Kelas I murid 98 180 100
Campak pada
6 murid SD/ MI kls 180 180
1 murid 98 180 100
Td BIAS (kelas II
167 167
7 dan III) murid 98 180 108
163 114
8 TT bumil bumil 70 114 100
148 107
9 HB0 bayi 70 141 131
Tingkat
10 kelengkapan 3 3
prasarana medis persen 100 3 100
59
Melalui kegiatan penyuluhan, deteksi dini dan monitoring di pos
pembinaan terpadu PTM (posbindu PTM)
5) Marketing
Melalui sosialisasi dan media komunikasi, informasi, edukasi
(KIE) dengan sasaran masyarakat di wilayah kerja yang berusia >
15 tahun.
b. Proses
1) P1 (Perencanaan)
a) Pelayanan pasien di BP umum
b) Posbindu PTM
c) Pelaporan Jumlah PTM
d) Jumlah kasus PTM yang dirujuk
2) P2 (Pelaksanaan)
a) Dalam Gedung
Kegiatan yang terdiri dari pelayanan pasien promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif di puskesmas.
b) Luar Gedung
Kegiatan penyuluhan sebanyak 1 kali di kelurahan yang
termasuk dalam wilayah kerja puskesmas dan pelaksanaan
deteksi dini, edukasi dan monitoring sebulan sekali di
posbindu PTM binaan puskesmas.
3) P3 (Monitoring, Evaluasi dan Pengawaasan)
Dilakukan pelaporan PTM setiap bulan oleh puskesmas kepada
dinas kesehatan kota (DKK) dan loka karya mini tiap bulan di
puskesmas.
c. Output
Berdasarkan studi dokumen RTP Puskesmas Karangmalang tahun
2017, didapat bahwa :
Tabel 4.10. Pelayanan Penyakit tidak Menular
Output Target Realisasi
jumlah % n %
PTM
1. Hipertensi dan PJP (Jumlah Kasus Yang Di 213 20 45 21
60
Rujuk)
2. DM (Jumlah Kasus Yang Di Rujuk) 59 20 11 19
3. Keganasan selain leher rahim dan payudara 1 20 21 4
(Jumlah Kasus Yang Di Rujuk)
4. Penyakit Paru (PPOM & Asma) (Jumlah Kasus 30 20 6 35
Yang Dirujuk)
5. Kelengkapan laporan PTM 10 20 11 111
6. Ketepatan laporan PTM 9 20 11 125
61
tidak berada di tempat harus di delegasikan pada perawat,
ketersediaan obat juga yang kadang kehabisan stok terutama obat-
obat injeksi.
c. Output
Tabel 4.11 Output Pelayanan Pengobatan
62
orang. Petugas yang pernah mengikuti pelatihan Upaya Kesehatan
Olahraga adalah 1 orang (2017).
2) Money
Didapatkan dana dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) yang
berasal dari Depkes (APBN)
3) Material
Peralatan audio untuk pelaksanaan senam.
4) Methods
Pembinaan rutin terhadap club-club yang ada diwilayah kerja
Puskesmas, kerjasama lintas program, pelatihan instruktur dan
pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah.
5) Marketing
Menginformasikan kepada petugas di program lain untuk dapat
bekerja sama dengan upaya kesehatan olahraga.
b. Proses
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan Puskesmas tahun 2017,
PTP tahun 2017, dan wawancara dengan Bapak Patricius Heri selaku
penanggung jawab upaya kesehatan olahraga pada hari Selasa tanggal
3 Januari 2017 jam 11.30 dan observasi di Puskesmas dari tanggal 3-5
Januari 2017.
1) P1(Perecanaan)
Jadwal pembinaan rutin.
2) P2(Pelaksanaan)
Pembinaan rutin terhadap klub-klub yang ada diwilayah kerja
Puskesmas dan kerjasama lintas program dan pelatihan instruktur
kesehatan keluarga. Jumlah club yang ada sebenarnya 23 klub
tetapi hanya 3 klub yang aktif. Sehingga untuk pelaporan juga
hanya 3 klub tersebut (Prolanis, Posyandu Lansia Mijen Permai,
Posyandu Lansia Wonolopo RW II).Pembinaan rutin tersebut
terintegrasi dengan kegiatan Posyandu Lansia.
3) P3(Monitoring, Evaluasi, dan Pengawasan)
Pemeriksaan kesegaran jasmani pada anak sekolah menyatu
dengan kegiatan UKS. Sehingga tidak ada pembinaan khusus ke
sekolah dasar. Pelaporan ke Dinkes Kab/Kota secara on line
diantaranya yang dilaporkan yaitu terdapat berapa klub yang aktif,
63
ada berapa klub yang melakukan konsultasi dan laporan kegiatan
bila ada even/kegiatan tertentu.
c. Output
Tabel 4.12. Output Kesehatan Olahraga
64
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan Puskesmas tahun 2017,
RTP tahun 2017 dan wawancara dengan Ibu Febri selaku penanggung
jawab upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat pada Kamis, 18
Januari 2018, pukul 13.00
1) P1 (Perencanaan)
a) Upaya promotif untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
b) Upaya mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
c) Upaya mengobati keluarga yang sakit
d) Upaya pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau
kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti
TBC, kusta dan lain-lain
2) P2 (Pelaksanaan)
a) Memberi asuhan keperawatan individu , keluarga, dan kelompok
khusus
b) Penyuluhan kesehatan
c) Konsultasi dan problem solving
d) Melaksanakan rujukan
e) Penemuan kasus
f) Kunjungan rumah kepada keluarga rawan kesehatan
g) Kunjungan dan pembinaan kepada kelompok risiko tinggi
h) Kunjungan dan pembinaan kepada masyarakat rentan kesehatan
3) P3 (Penilaian dan evaluasi)
a) Kunjungan petugas Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota untuk
melakukan supervisi atau bimbingan taknis program perkesmas
pada tahun 2017.
b) Umpan balik (feedback) laporan cakupan selama setahun dari
Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota.
c) Monitoring dan evaluasi program di Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota 1 kali dalam satu tahun.
c. Output
Data diperoleh dari studi dokumen laporan tahunan tahun 2017
Target dan Realisasi :
Tabel 4.13 Output PERKESMAS
Target Realisasi
Output
jumlah % n %
A. Sasaran keluarga binaan di wilayah kerja
21 100 56 267
puskesmas
65
B. Cakupan pencapaian puskesmas 21 100 56 267
66
Pengawasan kegiatan upaya pelayanan kesehatan program
kesehatan kerja di puskesmas Karangmalang dengan adanya umpan
balik laporan cakupan selama satu tahun terakhir pada tahun 2017
dan dilakukan pertemuan monitoring dan evaluasi program
kesehatan kerja.
c. Output
Data diperoleh dari studi dokumen laporan puskesmas tahun 2017.
Tabel 4.14. Output Program Kesehatan Kerja
67
Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh drg.Ratna Timur D selaku
penganggung jawab BP Gigi dengan dibantu seorang perawat
gigi bernama Mugi Rahayu,AM.Kg.
2) Money
Didapatkan dana dari APBD dan pendapatan Puskesmas yang
terdiri dari retribusi umum dan BPJS / PBI.
3) Material
Alat-alat yang digunakan pada upaya kesehatan gigi dan mulut
meliputi alat untuk pemeriksaan gigi dan mulut
4) Methods
Pelaksanaan upaya program kesehatan lingkungan
menggunakan buku pedoman. Upaya yang dilaksanakan yaitu
pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap pasien di
puskesmas, serta Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
tingkat SD/MI.
5) Marketing
Melaksanakan penyuluhan terhadap peserta kesehatan gigi dan
mulut tentang kesehatan gigi dan mulut.
b. Proses
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan Puskesmas tahun
2017, RTP tahun 2017, dan wawancara dengan drg.Ratna Timur D
selaku penganggung jawab BP Gigi Puskesmas Karangmalang.
1) P1 (Perencanaan)
Mempersiapkan perencanaan program kesehatan gigi dan mulut
meliputi:
a) Pemeriksaan gigi dan mulut
b) Pengobatan gigi dan mulut
c) Pencabutan gigi
d) Penambalan gigi
e) Pembersihan karang gigi
2) P2 (Pelaksanaan)
Kegiatan yang dilaksanakan yaitu meliputi:
a) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas
b) Kegiatan Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
3) P3 (Monitoring, Evaluasi, dan Pengawasan)
Adanya monitoring dan evaluasi oleh petugas Dinas Kesehatan
Kota Semarang pada tahun 2017. Tim penjamin mutu
68
puskesmas juga melakukan evaluasi kepada bagian BP Gigi jika
ditemukan data tingkat kepuasan pasien yang rendah.
c. Output
Data diperoleh dari laporan kinerja puskesmas tahun 2017. Seluruh
capaian memenuhi target yaitu 100%.
Tabel 4.15. Kesehatan Gigi
69
Dalam upaya kesehatan mata dilakukan kegiatan penjaringan
gangguan penglihatan pada anak sekolah, Posyandu dan kegiatan
rujukan kasus gangguan penglihatan dan tht.
3) P3 (Monitoring, Evaluasi, dan Pengawasan)
Monitoring evaluasi pelaksanaan upaya kesehatan mata/indra
dilaksanakan oleh dr Hendrix dilanjutkan dengan lokakarya mini
setiap bulan sekali.
c. Output
Data diperoleh dari studi dokumen Laporan Puskesmas tahun 2017
Data yang didapatkan dalam kesehatan mata sebagai berikut :
70
Kegiatan promotif penyuluhan tentang perilaku hidup sehat dan
gizi lanjut usia, deteksi dini hipertensi dan diabetes melitus, dan
kegiatan pengobatan ringan bagi lanjut usia.
5) Marketing
Seluruh lansia di wilayah Puskesmas Karangmalang
b. Proses
1) P1 (Perencanaan)
Terdapat pelatihan petugas upaya kesehatan usia lanjut.
2) P2 (Pelaksanaan)
Kegiatan upaya kesehatan usia lanjut berupa kegiatan promotif
penyuluhan tentang perilaku hidup sehat dan gizi lanjut usia dan
kegiatan pengobatan ringan bagi lanjut usia.
3) P3 (Monitoring, evaluasi dan pengawasan)
Terdapat kunjungan petugas Dinas Kesehatan Kota Semarang
untuk melakukan supervisi, bimbingan teknis program upaya
kesehatan usia lanjut, umpan balik laporan cakupan selama satu
tahun terakhir dari Dinas Kesehatan Kota, dan dilakukan
pertemuan monitoring dan evaluasi program upaya kesehatan usia
lanjut setiap satu kali dalam setahun.
c. Output
Tabel 4.17. Output Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Output Target Realisasi
jumlah % n %
1. Pra lansia diperiksa 5231 40 258 12
2. Lansia diperiksa 3029 65 218 11
3. Lansia dirujuk 105 15 9 56
4. Posyandu lansia yang dibina dan dikunjungi 5 90 5 100
(minimal 8 kali per tahun
71
Sarana yang ada meliputi peralatan dan bahan yang digunakan di
laboratorium kesehatan ditambah peralatan yang digunakan dalam
komunikasi, informasi, edukasi (KIE) dan peralatan penunjang
lainnya.
4) Methods
Kegiatan Pelayanan di laboratorium kesehatan sesuai dengan SOP,
terdapat pula kegiatan luar ruangan ketika mengikuti pemeriksaan
lapangan yang dilakukan oleh program lain.
5) Marketing
Melalui media komunikasi, informasi, edukasi (KIE)
b. Proses
1) P1 (Perencanaan)
a) Belanja perlengkapan dan peralatan laboratorium
b) Belanja bahan laboratorium
2) P2 (Pelaksanaan)
a) Pemeriksaan Hematologi dan Kimia Darah
b) Pemeriksaan Urin
c) Pemeriksaan Tinja
d) Mikrobiologi Parasitologi
e) Pemeriksaan IMS
f) Pemeriksaan Imuno Serologi
3) P3 (Monitoring, Evaluasi dan Pengawasan)
Dilakukan pertemuan 1 tahun 2 kali dengan dinas kesehatan kota
(DKK) dan loka karya mini tiap bulan di puskesmas.
c. Output
Berdasarkan studi dokumen RTP Puskesmas Karangmalang tahun
2017, didapat bahwa
Tabel 4.18. Output Laboratorium
Output Target Realisasi
jumlah % n %
a) Administrasi Pelayanan
1. Adanya SOP pemeriksaan lab 68 100 68 100
2. Tersedianya & terisi buku register lab 2 100 2 100
3. Tersedia blanko hasil pemeriksaan lab 2 100 2 100
4. Tersedia blanko hasil rujukan interna dan eksterna 2 100 2 100
5. Tersedia & terisi buku stok reagen 2 100 2 100
B. Pelayanan Pemeriksaan
1. Kesesuaian permintaan pemeriksaan laboratorium 20 100 20 100
2. Jumlah pemeriksaan laboratorium puskesmas 2 100 2 100
3. Jumlah rujukan laboratorium puskesmas 2 100 2 100
72
C. Penunjang Pelayanan
1. Reagen yang siap pakai 2 100 2 100
2. Alat pelindung diri 2 100 2 100
3. Sarana pemeriksaan 2 100 2 100
4. Sarana pengelolaan limbah tersendiri 1 100 1 100
D. Peningkatan mutu pelayanan
1. Tersedianya tenaga analis kesehatan 1 100 1 100
2. Kepatuhan petugas kepada SOP yang ada 1 100 1 100
3. Kesiapan petugas sesuai jam pelayanan Puskesmas 2 100 2 100
E. Pelayanan Pemeriksaan
1. Tahap Praanalitik
a. Formulir permintaan pemeriksaan telah ditandai 2 100 2 100
b. Persiapan pasien 2 100 2 100
c. Pengambilan dan Penerimaan spesimen 2 100 2 100
d. Penanganan spesimen 2 100 1 50
e. Persiapan sampel untuk analisa 2 100 2 100
2. Tahap Analitik
a. Persiapan reagen 2 100 2 100
b. Pipetasi reagen dan sampel 2 100 1 50
c. Inkubasi 2 100 2 100
73
c) Catatan penerimaan obat dan alkes
d) Catatan pemakaian obat dan alkes
e) Catatan resep yang dilayani
4) Method
a) Penataan obat di ruang obat Puskesmas
b) Penataan obat di gudang obat Puskesmas
c) Meracik obat non racikan
d) Meracik obat racikan
e) Pengemasan dan pelabelan obat
f) Penyerahan obat
g) Penyimpanan/Penataan vaksin
h) Penulisan resep yang rasional
b. Proses
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan Puskesmas tahun 2017
dan wawancara dengan Ibu Sari Prihatini selaku penanggung jawab
upaya pelayanan farmasi Puskesmas Karangmalang.
1) P1 (Perencanaan)
Petugas pelayanan farmasi mengadakan pelatihan pelayanan dan
pengelolaan obat untuk membantu petugas non farmasi lebih
memahami tentang tatacara pelayanan dan pengelolaan yang baik
dan benar sesuai pedoman yang dimiliki oleh Puskesmas
Karangmalang.
2) P2 (Pelaksanaan)
Bekerja sama dengan Gudang Farmasi Kota Semarang dalam
pengadaan obat untuk Puskesmas Karangmalang. Untuk obat-
obatan yang tidak tersedia di gudang farmasi kota semarang,
puskesmas melakukan pengadaan obat sendiri. Obat-obatan yang
telah dipakai untuk melaksanakan pelayanan farmasi akan dicatat.
Pencatatan ini berguna untuk evaluasi dan monitoring.
3) P3 (Monitoring, Evaluasi, dan Pengawasan)
Adanya monitoring dan evaluasi oleh petugas Dinas Kesehatan
Kota Semarang pada tahun 2017. Selain itu, Gudang Farmasi Kota
Semarang juga melakukan umpan balik terhadap laporan cakupan
tahun 2017 di Puskesmas Karangmalang. Tim penjamin mutu juga
melakukan evaluasi kepada bagian farmasi jika ditemukan data
tingkat kepuasan pasien yang rendah.
c. Output
74
Data diperoleh dari studi dokumen Laporan Kinerja Puskesmas 2017.
Hasil seluruh realisasi memenuhi target yaitu 100%.
Tabel 4.19. Output Pelayanan Kefarmasian
Sasara
No Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian Satuan Target % Realisasi %
n
1. Penataan obat di ruang obat Puskesmas 2 indikator penilaian 2 100 2 100
2. Penataan obat di gudang obat Puskesmas 5 indikator penilaian 5 100 5 100
3. Meracik obat non racikan 2 sesuai dft tilik 2 100 2 100
4. Meracik obat racikan 2 sesuai dft tilik 2 100 2 100
5. Pengemasan dan pelabelan obat 2 sesuai dft tilik 2 100 2 100
6. Penyerahan obat 2 sesuai dft tilik 2 100 2 100
7. Penyimpanan/Penataan vaksin 6 indikator penilaian 6 100 6 100
8. Penulisan resep yang rasional 3 indikator penilaian 3 100 3 100
75
melakukan home care jika terdapat kasus dengan penyakit
menular.
b) Petugas dan pelatihan
Petugas yang melaksanakan prelayanan rawat inap pada tahun
2017 di Puskesmas Karangmalang berjumlah 14 orang terdiri
dari 1 orang dokter umum, 6 orang perawat dan 7 orang bidan.
Pelatihan yang pernah diikuti mengenai tatalaksana kasus balita
gizi buruk sebanyak 1 orang dokter umum, pelatihan tatalaksana
neonatal dengan komplikasi sebanyak 1 orang dokter umum, 1
orang perawat dan 1 orang bidan.
2) P2 (Pelaksanaan)
Puskesmas Karangmalang mempunyai pedoman asuhan
keperawatan dan pedoman homecare serta memiliki pencatatan
rawat inap dan pencatatan kegiatan homecare.
3) P3 (monitoring, Evaluasi, dan Pengawasan)
Puskesmas Karangmalang mendapat kunjungan petugas dinas
kesehatan kab/kota untuk melakukan supervisi atau bimbingan
teknis pelayanan rawat inap puskesmas tahunan 2017 sebanyak 1
kali. Selama setahun tersebut terdapat umpan balik laporan
cakupan dari dinas kesehatan kab/kota sebanyak 1 kali dan terdapat
pertemuan monitoring dan evaluasi programn rawat inap sebanyak
1 kali.
c. Output
Data diperoleh dari studi dokumen laporan puskesmas tahun 2017.
Tabel 4.20. Pelayanan Rawat Inap
76
petugas pelayanan gawat darurat, pada hari Kamis tanggal 18 Januari
2018 pukul 13.30 WIB.
1) Man
Petugas yang berperan dalam pelayanan gawat darurat pada tahun
2017 berjumlah 13 orang yang meliputi 7 bidan dan 6 perawat.
2) Money
Pembiayaan berasal dari APBD dan pendapatan puskesmas yang
terdiri dari retribusi umum dan BPJS.
3) Method
Diperoleh data bahwa program pelayanan gawat darurat langsung
melayani pada pasien gawat, apabila ada beberapa pasien yang
datang ke UGD lebih di utamakan yang lebih gawat terlebih
dahulu.
4) Material
Seperangkat alat-alat kesehatan yang mengacu dari SOP.
5) Marketing
Melaksanakan edukasi secara lisan kepada keluarga mengenai
keadaan, pembiayaan, dll.
b. Proses (3P)
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan puskesmas tahun 2017,
RTP tahun 2017 dan wawancara dengan Bapak Supriyono, Amk selaku
petugas pelayanan gawat darurat, pada hari Kamis tanggal 18 Januari
2018 pukul 13.00 WIB.
1) P1 (Perencanaan)
Perencanaan kegiatan pelayanan gawat darurat di puskesmas
Karangmalang pada tahun 2017 berupa kasus gawat darurat harus
100% tertangani.
2) P2 (Pelaksanaan)
Melayani pada pasien gawat, apabila ada beberapa pasien yang
datang ke UGD lebih di utamakan yang lebih gawat terlebih
dahulu.
3) P3 (Monitoring, Evaluasi, dan Pengawasan)
Dilakukan monitoring, evaluasi dan pengawasan oleh ketua UKP
sebanyak 2 kali dalam setahun.
77
21. Pelayanan Rawat Bersalin
a. Input
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan puskesmas tahun 2017,
RTP tahun 2017 dan wawancara dengan Ibu Rubinem, Am.Keb,SKM
selaku penanggungjawab pelayanan rawat bersalin, pada hari Kamis
tanggal 18 Januari 2018 pukul 13.00 WIB.
1) Man
Petugas yang berperan dalam pelayanan rawat bersalin pada tahun
2017 berjumlah 13 orang yang meliputi 7 bidan dan 6 perawat.
2) Money
Pembiayaan berasal dari APBD dan pendapatan puskesmas yang
terdiri dari retribusi umum dan BPJS.
3) Method
Diperoleh data bahwa pelayanan rawat bersalin terdapat pada APN
dan PERMENKES tentang puskesmas dan pelayanan.
4) Material
Seperangkat alat-alat kesehatan.
5) Marketing
Melaksanakan penyuluhan terhadap ibu hamil dan keluarganya
menggunakan leaflet dan lembar balik.
b. Proses (3P)
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan puskesmas tahun 2017,
RTP tahun 2017 dan wawancara dengan Ibu Rubinem, Am.Keb,SKM
selaku penanggungjawab pelayanan rawat bersalin, pada hari Kamis
tanggal 18 Januari 2018 pukul 11.00 WIB.
1) P1 (Perencanaan)
Perencanaan kegiatan pelayanan rawat bersalin di puskesmas
Karangmalang pada tahun 2017 berupa:
a) Kebutuhan habis pakai
b) Kebutuhan obat
c) Jumlah tenaga
2) P2 (Pelaksanaan)
Pelaksanaan kegiatan pelayanan rawat bersalin di puskesmas
Karangmalang pada tahun 2017 berupa:
a) Target kinerja
b) Pembinaan dari dinas
3) P3 (Monitoring, Evaluasi, dan Pengawasan)
78
Dilakukan monitoring, evaluasi dan pengawasan oleh kepala
puskesmas, tim foto serta ketua UKP sebanyak 4 kali dalam
setahun.
c. Output
Data diperoleh dari studi dokumen laporan puskesmas tahun 2017.
TARGET
SASARAN SASARAN REALISASI
RAWAT BERSALIN JUMLAH SATUAN % ABSOLUT HASIL %HASIL
1. BOR = Kesesuaian jumlah
pasien dengan tempat tidur 10 persen 100 10 8 80
2. LOS = Jumlah Hari rawat 2 hari 100 2 1 50
3. TOI 10 hari 100 10 12 120
Tabel 4.21. Pelayanan Rawat Bersalin
22. Kemitraan
a. Input
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan Puskesmas tahun
2017, Rencana Tahunan Puskesmas (RTP) tahun 2018 dan
wawancara dengan bapak Agus Mulyono Fajar, AMK pada hari
kamis tanggal 18 Januari 2018 jam 11.30.
Penanggung jawab tentang kemitraan adalah bapak Agus Mulyono.
Mitra yang bekerjasama dengan Puskesmas Karang malang berupa :
Institusi pendidikan, Ormas, LSM, Karang taruna dll
b. Proses
Kegiatan kemitraan yang dilakukan berupa : pendataan, penyuluhan,
dan rapat evaluasi.
c. Output
Data diperoleh dari studi dokumen Laporan Puskesmas tahun
2017 Data yang didapatkan dalam kesehatan mata sebagai berikut :
79
23. Praktik Mahasiswa
a. Input
Data diperoleh melalui studi dokumen laporan Puskesmas tahun
2017, Rencana Tahunan Puskesmas (RTP) tahun 2018 dan wawancara
dengan bapak Agus Mulyono Fajar, AMK pada hari kamis tanggal 18
Januari 2018 jam 11.30.
Penanggung jawab tentang praktik mahasiswa adalah bapak Agus
Mulyono. Jumlah mahasiswa praktik di Puskesmas Karangmalang
disetiap tahunya tidak sama, dikarenakan setiap Universitas
menugaskan Mahasiswa denga jumlah yang berbeda.
b. Proses
Kegiatan yang dilakukan untuk praktik Mahasiswa berupa :
perencanaan, pendataan, orientasi, pembagian tugas dan evaluasi.
c. Output
Data diperoleh dari studi dokumen Laporan Puskesmas tahun 2017
Data yang didapatkan dalam kesehatan mata sebagai berikut :
Tabel 4.23 Output Praktik Mahasiswa
Variabel Sasaran Target Realisasi
No PRAKTEK MAHASISWA Jumlah Satuan % Jumlah Hasil %
Jumlah Mahasiswa yang orang/
12
1 dibimbing 12 thn 100 96 800
hari (24
24
2 Jumlah hari bimbingan 24 hr/bln) 100 330 1.375
80
4.2 PENENTUAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4.2.1 Diagnosis Masalah
Daftar Masalah puskesmas Karangmalang berdasarkan kinerja puskesmas
tahun 2017
a. Rendahnya Cakupan Bayi Resti yang ditangani
b. Rendahnya SDIDTK (Anak balita-anak)
c. Rendahnya pralansia yang diperiksa
d. Rendahnya lansia yang diperiksa
e. Rendahnya kepatuhan SOP pemasangan IUD
f. Rendahnya kepatuhan SOP MTBS
g. Rendahnya Penemuan kasus TB Paru BTA Positif
h. Jumlah rumah yang diperiksa jambannya, yang tidak memenuhi syarat
dan dilakukan intervensi
i. Tingginya kasus Ibu Hamil KEK
j. Tingginya balita dengan pneumonia yang ditemukan
81
Masalah U S G Total/urutan
10. Tingginya balita dengan pneumonia 4.3 3.8 3.5 11.5 / III
yang ditemukan
82
4.2.4 Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah:
1. Penyuluhan tentang KEK di Puskesmas
2. Kerja sama dengan lintas sektor
3. Kerjasama lintas program promkes, kesling, posyandu
4. Pembinaan dan pemeriksaan calon pengantin
5. Pengadaan pelatihan untuk seluruh petugas kesehatan di puskesmas
tentang pendeteksian pasien suspek KEK.
6. Pemberdayaan anggota keluarga pasien KEK.
7. Pemberian makanan tambahan
8. Promosi kesehatan melalui penyuluhan di ruang tunggu puskesmas
9. Menyelenggarakan edukasi dan skrining KEK rutin di posbindu,
posyandu balita
10. Petugas melakukan home care dengan pendekatan CEA
83
4.2.5 Pengambilan Keputusan
84
4.3 RENCANA PELAKSANAAN (POA)
“Nutrisi Ibu dan si Calon Buah Hati”
85
- Pemantauan BB Setiap KIA-KB
bumil KEK Kunjungan
Kehamilan
JUMLAH Rp 3.500.000,00
86
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Ditemukan prioritas masalah yaitu tingginya kasus Ibu Hamil KEK
87
DAFTAR PUSTAKA
88