Oleh :
Puti Renata Tandiari
30101307046
Pembimbing :
dr. Yuni Susanti
Drs. Purwito, M.Kes
HALAMAN JUDUL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
1
MANAJEMEN LOGISTIK FARMASI
DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG
Periode 14 Januari 2019 – 16 Maret 2019
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Bangetayu
HALAMAN PENGESAHAN
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Puti Renata Tandiari
30101307046
Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Bangetayu Semarang.
Semarang, Februari 2019
Disahkan Oleh:
Mengetahui
ii
PRAKATA
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat, atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga
Semarang.
Semarang.
dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
Semarang.
iii
iv
terdapat keterbatasan. Adapun kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
semua pihak.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3. Tujuan.......................................................................................................3
1.3.1. Tujuan Umum................................................................................3
1.3.2. Tujuan Khusus...............................................................................3
1.4. Manfaat.....................................................................................................4
1.4.1. Bagi Dokter Muda..........................................................................4
1.4.2. Bagi Puskesmas Bangetayu............................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1. Managemen Logistik.................................................................................5
2.2. P1 Perencanaan Obat di Puskesmas..........................................................6
2.2.1. Penerimaan obat.............................................................................7
2.3. P2 Pengelolaan obat di puskesmas............................................................8
2.3.1. Penyimpanan obat........................................................................10
2.3.2. Pendistribusian obat.....................................................................10
2.4. P3 Pemantauan Obat di Puskesmas........................................................12
2.4.1. Pengendalian obat........................................................................12
2.4.2. Pencatatan/Pelaporan obat...........................................................12
2.4.3. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat.................................13
2.5. Struktur Organisasi Manajemen Obat di Puskesmas..............................13
BAB III ANALISA SITUASI................................................................................15
3.1. Cara Pengamatan Dan Waktu Pengamatan.............................................15
3.1.1. Cara Pengamatan..........................................................................15
vi
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
resiko kadaluarsa dan kerusakan bila tidak disimpan dengan baik. Obat yang
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
Proses penyimpanan yang tidak sesuai, maka akan terjadi kerugian seperti
adalah jumlah obat kadaluwarsa, stok obat mati dan nilai stok akhir obat.
pengendalian (controlling).
3
1.3. Tujuan
puskesmas Bangetayu
puskesmas bangetayu
4
1.4. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui
bermutu, berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data
dapat melaksanaan upaya kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar,
(Permenkes,2016)
a. Man (manusia)
b. Money (uang)
c. Methods (metode)
d. Materials (bahan)
e. Machine (mesin)
5
6
pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari
(Bowersox, 2000).
seleksi obat untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka
1) Metode konsumsi
2) Metode morbiditas
dalam menerima obat dan alat kesehatan dari Instalasi Farmasi Kota
8
agar obat dan alat kesehatan yang diterima sesuai dengan kebutuhan
Pengelolaan obat dan alat kesehatan adalah suatu urutan kegiatan yang
obat-obatan yang tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan tempat. Laporan
penggunaan obat.
adanya sistem ini pelaksanaan salah satu kegiatan pengelolaan obat dapat
dengan mudah diselaraskan dengan yang lain. Selain itu, berbagaim kendala
3). Wadah obat yang baik yangb dapat menjamin mutu obat.
Pengadaan obat dan alat kesehatan adalah salah satu aspek penting
pengadaan obat adalah tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang
10
cukup sesuai dengan kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta dapat
memudahkan distribusi obat secara FIFO (first in first out), yaitu sisa
dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Sub unit di
(floor stock), pemberian obat per sekali minum (unit dose dispensing
bulan ke depan.
kadaluwarsa.
penggunaan total semua jenis obat pada pasien puskesmas, sisa stok
menangani manajemen obat dan alat kesehatan yang terdiri atas kepala
Kepala Puskesmas
POLINDES
dan Bahan Medis Habis Pakai, pendistribusian dilakukan ke seluruh sub unit
laboratorium, Poli Gigi dan Balai Pengobatan (BP) pada jenis-jenis tertentu,
utamanya untuk obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan segera. Pasien
yang telah mendapat pelayanan dari BP, Poli Gigi, KIA dan UGD akan
ANALISA SITUASI
15
16
selama 1 tahun dimana kebutuhan obat dihitung mulai dari stok awal
tahun dan penerimaan obat selama satu tahun lalu dikurangi sisa stok
sekiranya memiliki fungsi yang sama. Namun, jika terdapat stok obat
IF, lalu dari IF akan mengambil stok obat yang berlebih dan
kosong.
purchasing
LPLPO
mutu yang tinggi, menjamin tersedianya obat dengan cepat dan tepat
KLB atau obat habis bisa meminta sewaktu-waktu ke IF. Selain dari
kepala puskesmas
Setelah obat diterima dari IF dengan jenis dan jumlah yang sesuai
dengan dokumen Surat Bukti Barang Keluar (SBBK), maka setiap jenis obat
harus segera dicatat dalam kartu persediaan obat di puskesmas (kartu stok).
bentuk sediaan, misalkan sediaan infus ditaruh diatas palet, injeksi di lemari
pemberian obat kadaluarsa maka obat yang telah diterima akan disimpan
FIFKO (First In First Out), yaitu obat yang lebih awal kadaluwarsanya
harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang kadaluwarsanya masih lama
pintu ganda dan pemegang kunci dibebankan kepada satu petugas farmasi
sediaan
11. Petugas farmasi mengepak obat emergensi dalam kotak atau container
yang disegel
bulan sekali lalu obat dan BMHP yang kadaluarsa akan dipisahkan
tersendiri dan petugas akan membuat surat pemberitahuan tentang obat dan
Bangetayu :
5. Petugas farmasi mencatat dalam buku bantu obat rusak dan obat
kadaluarsa
11. Petugas farmasi membuat berita acara Pemusnahan obat diketahui oleh
Kepala Puskesmas
dapat melakukan serah terima obat rusak dan kadaluarsa dengan disertai
berita acara.
gigi dan mulut, ruang gizi, ruang kesehatan ibu dan KB, ruang
Baga
lansia, ruang farmasi, ruang kesehatan gigi dan mulut, ruang gizi,
ruang kesehatan ibu dan KB, ruang kesehatan anak dan imunisasi
dan rawat inap. Apabila stok obat di unit-unit habis, maka unit-unit
kesehatan gigi dan mulut, ruang gizi, ruang kesehatan ibu dan KB,
ruang kesehatan anak dan imunisasi pasien hanya di beri resep yang
sehingga tidak bisa setiap hari melakukan pengecekan stock obat di rawat
inap.
terhubung langsung dengan Dinas Kesehatan Kota (DKK). Data yang harus
dimasukkan ke dalam SIMPUS ini berupa data pasien penerima obat, jenis
obat, data pengeluaran obat, data pengadaan sendiri, daftar harga obat,
harian pemakaian obat berdasarkan resep tiap pasien, tiap obat dan jumlah
25
obat. Obat yang digunakan untuk pemakaian kegiatan luar gendung seperti
diberikan kartu data keluar-masuk (kartu stock). Pencatatan obat pada kartu
stock dilakukan setiap kali ada obat yang masuk maupun keluar di gudang
obat (tanpa jadwal yang tetap). Pencatatan stok opname pada obat gudang
atau rusak dicatat dalam bentuk buku bantu obat ED/rusak yang kemudian
diberikan ke IF farmasi.
Bangetayu:
posyandu lansia.
dan perbekes.
Kepala Puskesmas
Supriyanti,S.Farm, Apt
PEMBAHASAN
Preventif, yaitu:
4.1. Planning
b. Perencanaan juga mempertimbangkan sisa obat tahun lalu. Hal ini juga
stockout dengan obat lain yang sekiranya memiliki fungsi yang sama.
dan ada beberapa jenis obat yang harus dipesan melalui e-purching
28
29
4.2. Organizing
LPLPO.
b. Sistem pelaporan pemakaian obat dilakukan setiap satu bulan dari sub
unit (laboratorium, balai pengobatan, lansia, poli gigi, gizi, KIA, dan
selalu dipantau.
4.3. Actuating
jika obat-obatan yang tidak tersedia atau habis diganti dengan obat lain
c. Tersedia tempat dan alat untuk display informasi obat seperti poster,
klinis sehari-hari menjadi kurang efektif dan efisien karena rasio antara
e. Adanya pelatihan bagi petugas atau tim khusus non medis untuk
f. Petugas farmasi melakukan stok obat pada meja racikan tidak sesuai
4.4. Controlling
itu, distribusi obat yang ada di tiap sub unit pelayanan akan dicatat di
obatan psikotropika.
d. Keluar masuknya obat juga dicatat pada kartu stok dan buku pencatatan
shift sehingga tidak bisa setiap hari melakukan pengecekan stock obat
kekosongan
diprioritaskan.
4.5.2.1. Urgency
4.5.2.2. Seriously
4.5.2.3. Growth
kekosongan
36
MACHINE
MATERIAL MARKET
37
Komponen Kekurangan
Input
Man
tenaga khusus tidak bisa setiap hari melakukan pengecekan obat
dirawat inap
Money -
Method Kurangnya kordinasi yang jelas antar petugas yang jaga dan
penanggung jawab pengecekan obat
Proses pengecek an obat di rawat inap belum berjalan secara
baik
Machine -
Material Beberapa jenis obat yang tersedia di rawat inap terkadang out
of stock
Market Jumlah pasien yang ditangani selama satu bulan mencapai
202 pasien
Proses
P1 Pengadaan beberapa jenis obat dari IF mengalami kekosongan
P2 -
P3 Pengecek an stock obat dirawat inap tidak dilakukan setiap hari
Umpan -
Balik
38
39
5.1. Kesimpulan
jumlah tersebut.
bila ada KLB atau obat habis bisa meminta sewaktu-waktu ke IF,
stock obat kosong dapat dengan cara swadana yang berasal dari dana
dan ada beberapa jenis obat yang harus dipesan melalui e-purching
5.2. Saran
Farmasi agar dapat setiap hari melakukan pengecekan stock obat dan
5.2.2. Petugas apoteker farmasi dapat menggantikan obat jenis lain dengan
efek obat yang sama bila terjadi kekosongan stock obat yang
dibutuhkan.
42
BAB VI
PENUTUP
sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, karena dokter juga berperan
Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan
Depkes RI. Jakarta, 2000. Jasa Konsultan Pelatihan Manajemen Obat Puskesmas
Pengelolaan dan pelayanan obat di Puskesmas.
George R. Terry, Ph.D., Office Management and Control, Fourth Edition, Richard
D. Irwin Inc., Homewood, Ilinois, 1992, Halaman 21