GAMBARAN KEPATUHAN
PEGAWAI DALAM MENERAPKAN PRAKTIK FIVE MOMENT
DI RSU MOHAMMAD NOER PAMEKASAN
Disusun Oleh :
MARIA FRANSISKA DINITRIE YAMIN
201412025
GAMBARAN KEPATUHAN
PEGAWAI DALAM MENERAPKAN PRAKTIK FIVE MOMENT
DI RSU MOHAMMAD NOER PAMEKASAN
Disusun Oleh :
MARIA FRANSISKA DINITRIE YAMIN
201412025
Dr. Andy Eka Bachtiar. M.Kes Sendy Ayu Mitra U. S. ST, M.Kes
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................... 5
iii
3.1 Lokasi Kegiatan ........................................................................................... 16
BAB IV ................................................................................................................. 16
BAB V................................................................................................................... 33
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
efektivitas, aktivitas, akibat dan rasa pada kulit setelah dipakai sesuai
dengan keragaman jenis antiseptik tersebut dan reaksi kulit masing-
masing individu.
Kulit manusia tidak dapat disterilkan. Tujuan yang ingin dicapai
adalah penurunan jumlah mikroorganisme pada kulit secara
maksimal terutama kuman transien. Kriteria memilih antiseptik
adalah sebagai berikut :
a. Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak
mikroorganisme secara luas (gram positif dan gram negatif, virus
lipofilik, bacillus dan tuberkulosis, fungi, endospora).
b. Efektifitas
c. Kecepatan aktivitasawal
d. Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam
pertumbuhan
e. Tidak mengakibatkan iritasi kulit
f. Tidak menyebabkan alergi
g. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang
h. Dapat diterima secara visual maupun estetik
3. Lap tangan yang bersih dan kering
d. Prosedur Standar Membersihkan Tangan
1. Membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir terdapat pada
gambar di berikut ini :
12
Sumber diadaptasi dari WHO guidelines on hand hygiene in health care : First Global Patient Safety Challenge, World
Health Organization, 2009.
e. Five moment
Menurut WHO terdapat five Moment cuci tangan oleh petugas
kesehatan. Five moment cuci tangan tersebut meliputi :
1. Sebelum kontak dengan pasien
Indikasi ini bertujuan memutus kejadian kontak terakhir dengan
lingkungan petugas kesehatan serta kontak selanjutnya dengan pasien.
Tindakan ini dilakukan dengan tujuan mencegah transmisi kuman dari
tangan perawat atau tenaga kesehatan lain ke pasien.
2. Sebelum prosedur aseptik
Tindakan ini dilakukan bertujuan untuk memutuskan kejadian
kontak dengan semua permukaan lingkungan petugas Rumah Sakit
serta zona pasien dan segala prosedur bersih/aseptik termaksuk kontak
langsung atau tidak langsung dengan mukus membran, kulit yang tidak
utuh atau invasif. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah tranmisi
kuman ke pasien dan dari satu bagian tubuh kebagian tubuh lain pada
pasien yang sama.
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
Cuci tangan dilakukan segera setelah selesai melakukan tindakan
keperawatan ataupun selesai tindakan yang mengenai risiko terkena
cairan tubuh ataupun setelah selesai melepas sarung tangan. Indikasi
ini bertujuan memutus kejadian kontak dengan darah pasien. Tindakan
cuci setelah kontak dengan cairan tubuh pasien bertujuan unutk
melindungi petugas kesehatan dari infeksi dengan kuman pasien dan
untuk melindungi lingkungan disekitar petugas kesehatan dari potensi
penyebaran kuman.
4. Setelah kontak dengan pasien
Indikasi tindakan ini bertujuan untuk melindungi petugas kesehatan
dari potensialnya terkena infeksi oleh kuman dari pasien dan untuk
melindungi lingkungan sekitar petugas kesehatan dari kontaminasi
kuman dan potensial penyebaran.
15
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
2018
No Uraian Kegiatan
Februari Maret
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data
3 Penyusunan Laporan
4 Pengumpulan Laporan
16
17
17
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
i. Regulator Oxigen
j. Medicine Cabinet Double Door
k. Emergency Trolley
l. Scoop Strecher
m. Stelirizer Kering 500W
n. Bet Hospital (ICU) + Matras
o. Elektrik patient stretcher
p. USG 4 D
q. Clinical Chemistry Analyzer
r. Electrolyte Analyzer
2. Sarana Penunjang Medis
a. Ambulance
b. Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL)
c. Incenerator
d. Character Generator 60 KVA
3. Sarana Komunikasi
a. Umum : Telepon, Faximile, TB SMS and Call Center,
Email, Handie Talkie dan Wifi
b. Penyuluhan : Screen/Layar Gantung, LCD proyektor,
Notebook, TV, DVD player, Tape, Sound System,
4. Sarana Transportasi
a. Ambulance sebanyak 3 unit (2 unit mobil ambulance pregio
SE OPT dan 1 unit mobil ambulance Mazda)
b. Mobil barang (pick up) 1 unit
c. Mobil operasional sebanyak 3 unit (Mazda dan Innova)
d. Sepeda motor operasional 2 unit.
5. Sarana Kantor
Komputer, Printer, Mesin Ketik, Laptop, PC Core I 3, dan UPS
6. Sarana Listrik (Daya 113.300 Volt Ampere) dan Air (PDAM dan
Sumur BOR)
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
Tabel 4. 1 Audit Tingkat Kepatuhan Pegawai Dalam Melakukan Praktik Five Moment Pada Bulan Oktober Tahun 2017
Tabel 4. 2 Audit Tingkat Kepatuhan Pegawai Dalam Melakukan Praktik Five Moment Pada Bulan November Tahun 2017
27
28
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa pada bulan Oktober 2017
memiliki data sebagai berikut :
1.) Sebelum kontak dengan pasien : terdapat 13% Dokter, 20%
Perawat/Bidan, 43% Analis, 50% ahli Gizi, dan 45% CS yang tidak
melakukan cuci tangan terlebih dahulu.
2.) Sebelum tindakan aseptik : terdapat 33% Dokter, 17,5%
Perawat/Bidan, dan 43% Analis yang tidak melakukan cuci tangan
terlebih dahulu. Sedangkan ahli Gizi dan CS tidak ada data dikarenakan
tidak melakukan tindakan aseptik.
3.) Setelah kontak dengan pasien : terdapat 13% Dokter, 19%
Perawat/Bidan, 43% Analis, 50% ahli Gizi, dan 52% CS yang tidak
melakukan cuci tangan terlebih dahulu.
4.) Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien : setelah terkena cairan tubuh
pasien seluruh pegawai melakukan cuci tangan dengan teratur.
5.) Setelah kontak dengan lingkungan pasien : terdapat 13% Dokter, 19%
Perawat/Bidan, 43% Analis, 50% ahli Gizi, dan 45% CS yang tidak
melakukan cuci tangan terlebih dahulu.
Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pada bulan November 2017
memiliki data sebagai berikut :
1.) Sebelum kontak dengan pasien : terdapat 13% Dokter, 19%
Perawat/Bidan, 43% Analis, 40% ahli Gizi, dan 49% CS yang tidak
melakukan cuci tangan terlebih dahulu.
2.) Sebelum tindakan aseptik : terdapat 17% Dokter, 17,5%
Perawat/Bidan, dan 29% Analis yang tidak melakukan cuci tangan
terlebih dahulu. Sedangkan ahli Gizi dan CS tidak ada data dikarenakan
tidak melakukan tindakan aseptik.
3.) Setelah kontak dengan pasien : terdapat 13% Dokter, 19%
Perawat/Bidan, 29% Analis, 60% ahli Gizi, dan 55% CS yang tidak
melakukan cuci tangan terlebih dahulu.
4.) Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien : setelah terkena cairan tubuh
pasien seluruh pegawai melakukan cuci tangan dengan teratur.
29
5.) Setelah kontak dengan lingkungan pasien : terdapat 13% Dokter, 17,5%
Perawat/Bidan, 29% Analis, 60% ahli Gizi, dan 55% CS yang tidak
melakukan cuci tangan terlebih dahulu.
Dari data yang diperoleh di Bulan Oktober 2017 dapat diketahui bahwa
Dokter dan Perawat/Bidan yang patuh terhadap praktik five moment sudah
melebihi 80%, sedangkan Analis, ahli Gizi dan CS memilki data rata-rata
hanya 50% yang sudah patuh dan sisanya masih belum menerapkan praktik
five moment dengan teratur.
Pada bulan November 2017 tingkat kepatuhan Dokter dan Perawat/Bidan
tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya. Tetapi terjadi perubahan
data dimana Analis yang patuh mengalami peningkatan dengan rata-rata
sebesar 71% kecuali tindakan sebelum melakukan kontak dengan pasien tidak
mengalami perubahan. Sedangkan ahli gizi dan CS rata-rata mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan data tingkat kepatuhan yang ada di bulan
Oktober 2017.
Menurut PERMENKES Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
terdapat sebelas kewaspadaan standar yang harus diterapkan di semua fasilitas
pelayanan kesehatan yang salah satunya merupakan standar tentang
kebersihan tangan. Sedangkan dari dari data bulan Oktober dan November
pada tahun 2017 di RSU Mohammad Noer dapat diketahui bahwa masih ada
pegawai yang tidak mematuhi aturan untuk melakukan kegiatan five moment
baik sebelum maupun sesudah melakukan kontak dengan pasien.
Kurangnya tingkat kepatuhan pegawai dalam menerapkan praktik five
moment di RSU Mohammad Noer Pamekasan harus memerlukan perhatian
khusus dari Komite PPI agar sewaktu-waktu tidak menimbulkan sebuah
masalah khususnya yang terkait dengan infeksi nosokomial. Oleh karena itu
Mahasiswa memiliki beberapa rekomendasi untuk Rumah Sakit khususnya
pada bagian Komite PPI yang diharapkan dapat menjadi sebuah solusi untuk
masalah kurangnya kepatuhan pegawai dalam menerapkan praktik five
moment. Rekomendasi tersebut adalah :
30
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. RSU Mohammad Noer mempunyai tim Komite PPI yang ditugaskan
untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi nosokomial
yang terjadi di lingkungan Rumah Sakit.
2. Salah satu upaya untuk mencegah penyebaran Infeksi Nosokomial
adalah dengan menerapkan praktik five moment bagi para pegawai yang
ada di RSU Mohammad Noer
3. Dari data yang diperoleh ditemukan bahwa pegawai yang sudah patuh
melakukan praktik five moment belum mencapai target 100%. Untuk
Dokter dan Perawat/Bidan yang patuh melakukan praktik five moment
sudah mencapai angka di atas 80%, sedangkan Analis, ahli Gizi, dan CS
rata-rata masih berada di kisaran 50% saja.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Rumah Sakit
1. Diharapkan dengan pembuatan proposal magang ini, dapat dijadikan
pedoman untuk komite PPI RSU Mohammad Noer dalam upaya
peningkatan kesehatan.
2. Para pegawai RSU Mohammad Noer dapat mematuhi aturan yang
berlaku khususnya dalam menerapkan praktik hand hygiene.
3. Peningkatan kerjasama antar pegawai di Komite PPI agar
pengawasan di lingkungan Rumah Sakit menjadi lebih baik lagi.
5.2.2 Bagi STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo
Diharapkan dengan adanya proposal magang ini dapat menajdi bahan
untuk penelitian lanjutan yang akan dilakukan di Rumah Sakit Umum
Mohammad Noer Pamekasan.
33
34
35