Oleh :
4. Jumain 1317141530
1
2
SURABAYA
2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................
1
1.2. Tujuan
.............2
1.3. Manfaat
.............2
Pengumpulan data 3
2
3
Pengelolaan MAKP
M1-Man
M2- Material
M3- MAKP
M4- Money
M5- Mutu
BAB V. PENUTUP................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
Lampiran . ............................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
3
4
4
5
5
6
perawatan ulkus decubitus pada pasien bed rest paska stroke di ruang Mawar
Kuning Lt. II RSUD Sidoarjo. Diharapkan dengan adanya model penilaian resiko
decubitus akan menekan angka kejadian decubitus diruang Mawar Kuning Lt.II
serta penatalaksanaan perawatan luka yang efektif dapat mempercepat kesembuhan
pasien, menekan biaya perawatan dan output terbesarnya adalah meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan di ruang Mawar Kuning Lt. II RSUD Sidoarjo.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
6
7
1.2 Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat dalam
memperdalam keilmuan dan melakukan inovasi untuk perbaikan kualitas
asuhan keperawatan
7
8
BAB III
PENGUMPULAN DATA
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses assessment lapangan yang
meliputi pengumpulan data, analisis SWOT, dan identifikasi masalah.
RSUD Sidoarjo merupakan rumah sakit tipe B pendidikan yang terletak di Jln.
Mojopahit No.667 Sidoarjo. Salah satu rumah sakit rujukan di daerah Jawa Timur.
3.1.1. Visi
3.1.2. Misi
3. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional, integritas dan beretika
3.1.3. Nilai
1. Profesional
2. Integritas
3. Etika
8
9
3.1.4. Motto
Mawar kuning atas merupakan ruang rawat inap kelas III yang menyeiakan
ruangan untuk pasien jantung-paru, neuro, interna dan anak
Kepala Ruangan
Mawar Kuning Atas
Case Manager
9
10
Helper/Pekarya
Keterangan:
= garis komando
Gambar 3.1 Bagan Stuktur Organisasi Ruang Mawar Kuning Atas RSUD
Kabupaten Sidoarjo Menggunakan Model MAKP Tim
2. Pembagian tugas
a. Kepala ruangan
10
11
b. Ketua tim
11
12
c. Penanggungjawab shift
12
13
d. Perawat pelaksana
h) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan libur secara bergilir sesuai jadwal
dinas
3. Tenaga Keperawatan
Tabel 3.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo
menurut tingkat pendidikan
13
14
Tabel 3.2. Tenaga Keperawatan di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten
Sidoarjo dengan beberapa pelatihan yang diikuti dari tahun 2014 sampai
sekarang
14
15
Khusnul Khotimah,
10. 281288.0310.2 BLS
A.Md.Kep
Lica Rias Cumairoh,
11. 170692.0715.2 BLS, BTCLS,APAR, PPI,Cust Servise
A.Md.Kep
12. Marita Tri Lestri, A.Md KEP 170384.030.2 BLS,BCLS
Mohammad Irvanzahiruddin,
13. 090983.0310.1 BLS,APAR
Amd.Kep
Muhammad Masrul, BLS, BCLS, ECG, Dalin, TRIAGE, Cust
14. 090983.0310.1
A.Md.Kep sevic, pengambilan sampel darah
197750921
15. Ninik Suryanti, Amd.Kep BCLS, PPI, service excellen
200604 2025
16. Pritha Febria, Amd.Kep 0292.0614.2 BLS, BTLS
17. Siti Aminah, A,md.Kep 160387.1110.2 BLS, APAR
18. Siti Chumaidah, Amd.Kep 19770611 BLS, BCLS, ECG, CI, Preseptor Klinik,
200701 2008 managemen laktasi, ponex, infeksi
15
16
Tabel 3.3 Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten
Sidoarjo berdasarkan jenjang pendidikan
2 D III Keperawatan 23
Total 29
16
17
Tabel 3.4 Jumlah Tenaga Non-Keperawatan di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD
Kabupaten Sidoarjo
Tenaga non keperawatan yang ada di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD
Kabupaten Sidoarjo seluruhnya tingkat pendidikannya SMA yaitu sebanyak 3
orang.
5. Tenaga Medis
Tabel 3.5 Tenaga Medis di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo
No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter IPD 5
2 Dokter Anak 6
3 Dokter Jantung paru 5
4 Dokter Syaraf 2
Total 18
6. Mahasiswa praktik
17
18
Tabel 3.6 mahasiswa praktik di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo
Bagi pasien rawat inap, standar waktu pelayanan pasien antara lain:
18
19
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai
berikut:
Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah pasien masih dapat melakukan
sendiri kebersihan diri, mandi, ganti pakaian, makan, minum, penampilan secara
umum baik, tidak ada reaksi emosional. Pasien perlu diawasi ketika melakukan
ambulasi atau gerakan. Pasien perlu dilakukan observasi setiap sift, pengobatan
minimal, dan persiapan prosedur memerlukan pengobatan.
Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah tidak dapat melakukan sendiri
kebutuhan sehari-harinya, semua kebutuhan dibantu oleh perawat. Penampilan
pasien sakit berat, memerlukan observasi tanda vital setiap dua jam,
menggunakan selang nasogastrik (NGT), menggunakan terapi intravena,
pemakaian alat penghisap (suction) dan kadang pasien dalam kondisi gelisah/
disoriented.
Tabel 3.8 Nilai standar jumlah perawat per shift berdasarkan klasifikasi pasien
Klasifikasi pasien
19
20
Tabel 3.9 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Keperawatan dengan
Metode Douglas di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo Kamis, 5
Oktober 2017
Loss day=
=6,5
=7 orang
= 10,6+7,4+5+1+3+1+7
=35 orang
20
21
Keperawatan langsung
Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien perhari adalah 208,5
Jam : 44,1 Pasien = 4,7 Jam
= 37,9 + 20 %
= 37,9 + 7,6
= 45,5
= 46 orang
S1 : D3 = 55 % : 45 %
= 25 : 20,5
21
22
= 25 : 21
= 29,6
= 30
= x 29,6
= 8,3
= 8 orang libur
22
23
8. Alur Pelayanan
Gambar 3.2 Alur Pelayanan di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten
Sidoarjo
9. Hasil analisa
Dari hasil analisa ruang Mawar kuning atas memiliki struktur organisasi
yang tersusun atas jenis tenaga kesehatan terdiri dari S1 Keperawatan dan DIII
Keperawatan. Perawat di mawar kuning atasa sudah mendapatkan pelatihan
namun dengan jenis pelatihan yang tidak merata.
23
24
Lokasi ruangan
Gambaran umum situasi dan kondisi di dalam Ruang Rawat Inap Mawar
Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 12 ruang kelas 3, terdiri
dari 11 kamar perawatan dan 1 ruang tindakan,ruang perawat, nurse station,
ruang tunggu, ruang linen, ruang tindakan, ruang cuci dan ruang
coass/mahasiswa. Ruang kelas 3 diisi dengan 6 tempat tidur, dan ruang E di
batasi sekat dan menjadi 2 bagian diisi 3 tempat tidur dan 2 tempat tidur,
setiap ruangan pasien terdapat 1 kamar mandi. Denah terlampir
Lokasi penerapan:
Ruang Mawar Kuning Atas berada di lantai 2, dilantai dasar terdapat ruang HCU dan
Mawar Kuning Bawah
24
25
Tabel 3.10 Data Tempat Tidur dan sarana prasarana di setiap kamar
perawatan
25
26
Alat Kesehatan
Tabel 3.11 Alat Medis di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo
Rencana
Tahun
No Nama Barang Merek Jumlah B C R Tindak
Peroleh
Lanjut
Alat Baca
1 1 1
Rotgen
2 Alat GDA Stik One Call 1 1
Alat Pompa Asi
3 Midela 2 2
Elektrik
4 Ambubag Anak 1 1
5 Ambubag Bayi 1 1
Ambubag
6 1 1
Dewasa
BakS Instrumen
7 2 2
Besar
Bak Instrumen
8 5 5
Kecil
Bedside
9 Uzumcu 1 1
Monitor
Bedside
10 Ultraview Sl 1 1
Monitor
11 Bengkok 6 6
12 Ecg Aspel 1 1
13 Ecg Fukuda 1 1
14 Emberstenlis 15 4 11
15 Gunting Peran 1 1
16 Hammer 2 1 1
17 Infus Pump Braum 1 1
18 Kom Kecil 2 1 1
26
27
Mesin
19 Clement 1 1
Hematokrite
20 Nabulizer Devilbiss 3 2 1
21 Nabulizer Sunrise 1 1
22 Sterilisasi Dot Dsterila 1 1
23 Stetoskop Anak Litment 1 1
Stetoskop
24 ABN 1 1
Dewasa
Stetoskop General
25 1 1
Dewasa Medical
26 Stetcer 1 1
27 Suction Thomas 1 1
28 Suction Mizuo 1 1
29 Siring Pump Braun 2 2
Fresenius
30 Siring Pump 3 3
Kabi
31 tensi berdiri Abn 2 2
32 tensi digital Omron 4 4
tensi duduk
33 Riester 1 1
anak
tensi duduk
34 Riester 2 2
dewasa
termometer
35 Termoval 4 4
digital
termometer
36 2 2
airaksa
timbangan bayi
37 1 1
manial
38 timbangn berdiri One Med 1 1
timbangan
berdiri/ Rencana
39 Sonic 1 1
pengukur tinggi Dikembalika
badan
timbangan
40 1 1
digital bayi
27
28
41 Tong spatel 4 4
Tabel 3.12 Alat non Medis Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo
Rencana
Tahun
No Nama Barang Merek Jumlah B C R Tindak
Peroleh
Lanjut
2 tidak
difungsikan,
1 Ac 9 6 3
rencana di
kembalikan
2 Apar 5 5
baskom, kamar
3 11 11
mandi
4 betside cabinet Paramounte 35 35
5 betside cabinet Max 6 6
betside cabinet
6 18 18
besi
7 box abil darah 3 2 1 tutup rusak
box bayi
8 10 10
steenlis
box tempat
9 2 2
makan kotor
10 Brangkart 2 2
computer layar
11 samsung 1
datar
computer layar
12 Hp 2 2
datar
computer
13 samsung 1 1
tabung
14 Dispenser Modena 1 1
28
29
15 Dresingcart 5 4 1
16 Ember 15 4 11
17 Gayung 12 12
18 inkubator bayi 2 1 1
19 jam dinding 15 15
kontainer
20 cucian bersih 2 2
plastic
kontainer
21 cucian bersih 1 1
steenlist
kontainer
22 cucian kotor 2 2
plastic
kulkas minum
23 Sharp 1 1
perawat
desimal
24 kulkas obat 1 1
smart
25 kursi kotor Verona 6 6
26 kursi kotor Polaris 3 3
27 kursi kayu 65 52 13
28 kursi lipat 6 4 2
kursi penunngu
29 1 1
pasien panjang
kursi roda
30 2 2
dewasa
kursi roda
31 2 2
dewasa
kursi stenlis +
32 Choofu 9 9
busa
33 kursi tamu 1set 1set
lampu
34 emergenci 3 1 2
tindakan
35 Leptop 1 1
29
30
lemari, bahan
36 1 1
habis pakai
37 lemari cabinet 1 1
38 lemari cabinet 1 1
lemari data-
39 1 1
data perawat
40 lemari bangko 1 1
lemari gantung
41 dapur untuk 1 1
tempat file
lemari
42 infentaris alat 3 2 1
medis
43 lemari laken 1 1
lemari mainan rencana di
44 3 2 1
anak kembalikan
lemari
45 sentralisasi 3 1 1
cairan
46 loker perawat 1 1
manometer O2
47
sentral
manometer O2
48 Gentec 5 5
sentral
manometer O2
49 flow meter 3 3
sentral
manometer O2 tidak ada
50 9 9
sentral marek
manometer O2
51 ti meter 23 23
sentral
52 Matras 2 2
meja kayu
53 7 6 1
kantor
meja kayu
54 7 7
pasien
30
31
penghancur
55 1 1
kertas
pesawar
56 5 5
telephone
57 pispot 22 22
58 Printer Hp 3 3
59 rak jemuran 7 7
60 standart infus 65 65
tempat sampah
61 16 16
medis
tempat sampah
62 16 16
non medis
tempat tidur
63 Supramax 8 8
pasien
tempat tidur
64 Mediglove
pasien
tempat tidur
65 Polimedikal 10 10
pasien
tempat tidur
66 Besi 13 11 2
pasien Rusak
tempat tidur
67 Paramounte 24 24
pasien
68 treway o2 1 1
troli
69 sentralisasi 2 1 1
obat
70 troly ECG 1 1
tv untuk
71 penunggu LG 1 1
asien
72 Urinal 22 22
73 Masterligh 1 1
74 kloset duduk 15 15
pegangan
75 12 12
kamar mandi
31
32
ayunan anak-
76 2 1 1
anak
77 O2 transport 4 4
Fasilitas Pasien
Tabel 3.14 Fasilitas pasien di Ruang Mawar kuning atas RSUD Kabupaten Sidoarjo
Nurse station ada 1 yakni disebelah Ruang bermain disebelah selatan ruang
selatan lift isolasi dan ruang F
Ruang tindakan disebelah selatan Nurse Lemari obat ada disebelah selatan di
station dalam ruang tindakan
32
33
33
34
34
35
Administrasi penunjang
Rekam medik atau status pasien (lembar penerimaan pasien baru, lembar
identitas, catatan integrasi, lembar pengkajian, laporan tindakan dan lembar
observasi harian, parenteral medication chart, dan oral medication chart ), Buku
register pasien rawat inap, Dokumentasi inventarisasi sarana dan prasarana
ruangan, Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Pengolahan sampah
35
36
Dari hasil wawancara dan observasi sarana dan prasarana di ruang mawar
kuning atas hampir semua alat yang tersedia layak pakai dan baik. Sehingga untuk
proses pengadaan alat selalu dilakukan tiap tahun untuk mengatasi terjadinya
kekurangan alat. Terdapat nurse station yang sudah termanfaatkan secara optimal karena
lokasi nurse station sangat strategis terhadap pelayanan sehingga memudahkan
pengunjung untuk menjangkaunya. Untuk ruang perawatan sudah dipisahkan menurut
jenis penyakitnya.
36
37
37
38
Case Manager
PA PA PA
38
39
kelengkapan berkas rekam medis pasien. Perawat yang bertugas di Instalasi Mawar
Kuning kemudian memberikan orientasi kepada pasien dan keluarga tentang ruangan
dan fasilitas yang ada. Orientasi pasien baru menggunakan lembar balik yang
didalamnya berisi informasi tentang hak pasien dan keluarga, tata tertib RS, biaya
dan fasilitas dan prosedur tindakan yang biasa dilakukan. Diberikan informasi juga
terkait dokter dan perawat yang bertanggungjawab.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan ketua tim dan apoteker yang
telah dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2017, diadapatkan bahwa Instalasi Mawar
Kuning Atas menggunakan metode sentralisasi obat KSO (kerjasama operasional)
dan Umum (bayar sendiri) dengan alur sentralisasi, yaitu penerimaan dan
penyimpanan obat (obat injeksi, oral, cairan, dan lainnya) dilakukan oleh apoteker
ruangan. Untuk pasien umum pengambilan obat dilakukan oleh keluarga pasien
setelah mendapat resep dari dokter melalui perawat dan berkolaborasi dengan depo
farmasi. Kemudian obat dicatat dan ditempatkan di ruangan (sentralisasi). Untuk
pasien dengan BPJS Pengambilan obat dilakukan oleh petugas ruangan dengan
persetujuan keluarga dengan cara resep dokter diberikan keperawat dan perawat
memberikan resep langsung kepada depo farmasi.
Untuk sistem sentralisasi obat diatur dengan system ODD (One Day Dose)
adalah sistem pemberian obat harus habis 1 kali pakai atau 24 jam. Di ruang mawar
kuning atas sudah terdapat almari untuk sentralisasi obat menjadi 2 box yaitu obat
injeksi dan oral, cairan infus. Pada box obat pasien sudah diberikan etiket
berdasarkan nama pasien, tanggal lahir dan nomor register. Pada saat pemberian obat
oral maupun injeksi perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, dan jumlah
obat. Sentralisasi obat sudah dilaksanakan dengan baik dan atas persetujuan pasien
dan keluarga. Akan tetapi belum ada format persetujuan sentralisasi obat untuk
pasien, tidak tersedia format tanda terima obat dan tanda tangan keluarga, setiap kali
dilakukan pemberian obat secara oral maupun intra vena hanya didokumentasikan
dalam buku observasi obat yang disebut dengan LEMBAR MEDIKASI (LRM.9)
Timbang terima
39
40
Supervisi keperawatan
40
41
Discharge planning
41
42
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada kepala ruangan dan perawat
ruangan yang bertugas di Ruang Mawar Kuning Atas, para perawat melakukan
discharge planning yaitu middle dischart planning, dengan mereview kembali
kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya sekaligus memerikan tambahan
pengetahuan kepada keluarga.
Dari hasil observasi dan wawancara pada pasien dan keluarga (post) Discharge
planning sudah dilakukan dengan baik. Isi discharge planning sudah mencakup
penjelasan penyakit, diet khusus pasien, aktivitas pasien sehari-hari, obat-obatan
yang akan di minum dirumah, perawatan di rumah dan surat control. Hal tersebut
terdokumentasi pada LEMBAR PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE
PLANNING) LRM 4.12
42
43
sakit, fasilitas yang tersedia. RSUD Sidoarjo juga mencetak media baliho pada
tempat strategis di kota Sidoarjo untuk menginformasikan kepada masyarakat
tentang fasilitas dan ajakan untuk menggunakan pelayanan kesehatan rumah sakit.
Rumah sakit juga memiliki program terbaru yaitu pendaftaran menggunakan
SIMANIS, sistem mengantri menggunakan sms bagi pasien poli klinik spesialis
rawat jalan yang telah memiliki nomor registrasi.
RSUD Sidoarjo juga memiliki program kerja berupa kegiatan seminar yang
diadakan di RSUD Sidoarjo berjalan rutin dengan sasaran masyarakat umum tanpa
dipungut biaya. RSUD Sidoarjo juga melakukan pengembangan keilmuwan di
kalangan pegawai rumah sakit melalui pelatihan skill tertentu yang juga bisa diikuti
tenaga kesehatan rumah sakit lain. Materi pelatihan ini ditentukan sesuaii kebutuhan
keterampilan tenaga kesehatan RSUD Sidoarjo, di antaranya sebagai berikut :
43
44
Mei 0,78 5
Jun 0 5
Selama 6 bulan sejak januari 2017, angka ketidaklengkapan pengkajian
awal pasien yang dilakukan di unit Mawar Kuning RSUD Sidoarjo
menunjukkan hasil yang baik, yakni jumlah kejadian pengkajian tidak
lengkap rendah, tidak melebihi standar maksimal yang ditentukan oleh
ruangan. Pada Januari 2017, menunjukkan angka ketidaklengkapan tertinggi
dalam 6 bulan ini dan semakin menurun kejadiannya pada bulan Juni 2017.
44
45
Jun 5 5
Angka kejadian tidak dilaksanakannya konfirmasi komunikasi
antartenaga kesehatan di unit Mawar Kuning RSUD Sidoarjo menunjukkan
hasil yang kurang maksimal. Pada bulan Januari 2017 hasil yang dicapai
10% kejadian dan berangsur menurun hingga 5% pada Juni 2017. Standar
maksimal yang ditetapkan ruangan adalah 5% kejadian setiap bulan. Secara
umum, angka kejadian tidak dilaksanakannya konfirmasi komunikasi
antartenaga kesehatan di unit ini belum optimal dan perlu dilakukan
perbaikan agar bisa stabil di bawah angka standar maksimal yang ditetapkan.
45
46
46
47
BAB III
47
48
BAB IV
3.3.1 Konsep
3.3.2 Sasaran
Sasaran dari rangkaian perawatan ini adalah klien yang beresiko mengalami luka
tekan karena imobilitas, diperkirakan dirawat di Rumah Sakit 48 jam.
Identifikasi risiko decubitus yang tepat menjadi langkah pertama sebagai upaya
pencegahan yang efektif. Immobilitas menjadi faktor risiko decubitus yang cukup
signifikan. Klien yang tidak dapat melakukan reposisi secara mandiri beresiko terpapar
gesekan mekanik. Penurunan perfusi jaringan karena tekanan dan gesekan pada kulit
dapat mengakibatkan lapisan epidermis terluka. Nutrisi juga menjadi factor resiko
decubitus, klien yang mengalami malnutrisi yang berhubungan dengan protein rentan
mengalami decubitus. Pengkajian resiko decubitus dapat dilakukan menggunakan skala
Braden. Skala braden adalah instrumen pengkajian yang digunakan untuk memperkirakan
resiko decubitus yang mengkaji 6 kriteria: perepsi sensori, kelembaban, level aktivitas,
48
49
mobilitas klien, nutrisi, dan gesekan pada kulit. Mengkaji klien dengan menggunakan 3
poin, sedangkan kelima item yang lain diukur dengan skala poin 1-4. Jumlah nilai dari
pengkajiian ini antara 6-23. Semakin tinggi skor yang diperoleh,maka mengindikasikan
resiko decubitus yang lebih rendah. Kategori skor untuk skala ini ( <9 resiko sangat
tinggi, 10-12 resiko tinggi, 13-14 resiko sedang, 15-18 resiko rendah, 19-23 tidak ada
resiko).
Skala waterlow merupakan pengkajian yang mengkaji 10 faktor risiko; berat badan,
kemampuan berkemih, kondisi kulit, status nutrisi/nafsu mkaan, usia, jenis kelamin,
riwayat operasi, perfusi jaringan dan status neurologi. Skor pada skala waterlow berkisar
antara 2 90. Skor rendah (<10) mengindikasikan resiko rendah decubitus, 10-15 resiko
sedang, 15-19 resiko tinggi dan skor >20 memiliki resiko sangat tinggi decubitus.
Pengkajian kulit dilakukan oleh perawat sejak klien masuk Rumah Sakit, dan
dilakukan pengkajian ulang setiap pergantian shift untuk memonitor kondisi kulit klien.
Dalam mengkaji integritas kulit perlu memperhatikan adanya inkontinensia urine dan alvi.
Inkontinensia merupakan salah satu masalah yang sulit untuk ditangani. Hal ini
dikarenakan rasa inkontinensia menyebabkan rasa panas, tidak nyaman, dan menambah
resiko kontaminasi pada kulit akibat paparan urine dan feses. Apabila dalam pengkajian
ditemukan decubitus grade I, maka perlu dilakukan monitor yang ketat agar tidak
berkembang pada grade yang lebih lanjut. Jika didapatkan grade II decubitus, maka harus
direncanakan untuk perawatan luka dan didokumentasikan untuk memonitor
perkembangan penyembuhan luka. Perawat harus mendokumentasikan seluruh hasil
pengkajian agar dapat melihat perkembangan klien setiap harinya.
49
50
3.3.3.4 Nutrisi
Kadar albumin dan pre albumin darah yang rendah menunjukkan indikasi malnutrisi
pada seseorang. Kedua indikator ini harus dimonitor rutin setiap 1-2 pekan untuk
memperlihatkan adekuatnya status nutrisi pasien. Nutrisi memberikan pencegahan
terhadap kejadian dekubitus yaitu kecukupan protein pada kulit membuat kulit tidak
mudah berkerut dan bergesekan dengan benda yang kontak langsung dengan kulit.
Intervensi dilakukan dengan memberikan dukungan dan motivasi agar asupan nutrisi
pasien tercukupi, terutama protein. Serta memastikan kecukupan nutrisi pada pasien yang
mendapat terapi vasopresor karena mencegap absorpsi nutrient dan yang mendapat terapi
enteral. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pemberian formula nutrisi enteral yang
diperkaya dengan minyak ikan dengan omega 3 dan mikronutrien, mampu menurunkan
kejadian dekubitus secara signifikan.
3.3.3.5 Reposisi
Sampai saat ini belum ada standard protokol reposisi yang paling efektif untuk
mencegah kejadian dekubitus, namun Continous bedside pressure mapping (CBPM) telah
digunakan untuk membantu strategi pencegahan dekubitus. Melalui mekanisme
identifikasi besarnya tekanan pada titik beban tubuh, alat ini digunakan untuk menentukan
posisi dan area mana saja yang sangat beresiko dan dapat dihindarkan dari tekanan, serta
area mana yang aman untuk menjadi tumpuan dan reposisi.
Pada saat reposisi, tubuh dimiringkan dengan sudut 30o dan kepala ditinggkan
kurang dari 30o untuk mencegah tekanan pada area coccyx. Namun perlakuan ini
meningkatkan VAP pada pasien dengan ventilator dan meningkatkan resiko aspirasi pada
pasien uang mendapat terapi enteral. Untuk itu, pada pasien ini kepala ditinggikan
melebihi 30o. Jika perlu, lakukan restrain pula pada pasien intubasi untuk menghindari
perubahan posisi yang beresiko. Perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui
posisi yang tepat dan frekuensi optimal untuk reposisi yang dapat mencegah terjadinya
dekubitus.
50
51
51
52
BAB V
PENUTUP
52