Anda di halaman 1dari 52

1

TUGAS MATA KULIAH PENGEMBANGAN PELAYANAN KEPERAWATAN

LAPORAN PENGKAJIAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN


PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG MAWAR KUNING LT. II RSUD
SIDOARJO

Dosen Fasilitator Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)

Oleh :

1. W iwik Udayani 1317141530

2. Ika Endah 1317141530

3. Cici Desiani 1317141530

4. Jumain 1317141530

5. Nurul Hidayah 131714153028

6. Inda Rian 1317141530

7. Adelia Rohmah 1317141530

8. Risyda Marifatul 1317141530

9. Anita Kusuma 1317141530

1
2

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2017

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................
ii

BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................
1

1.1. Latar Belakang


.............1

1.2. Tujuan
.............2

1.3. Manfaat
.............2

BAB II.ASSESSMENT LAPANGAN..................................................................................


3

Pengumpulan data 3

2.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit .. 4

2.1.2 Visi Rumah Sakit4

2.1.3 Misi Rumah Sakit 4

2.1.5 Tujuan Rumah Sakit 4

2.1.6 Prestasi Rumah Sakit 5

2.1.7 Data Umum Rumah Sakit 5

2
3

2.1.8 Fasilitas dan Layanan Rumah Sakit 5

2.1.9 Struktur dan Organisasi 7

Pengelolaan MAKP

M1-Man

M2- Material

M3- MAKP

M4- Money

M5- Mutu

BAB III. STUDI KASUS DAN EVIDENCE BASE.............................................................

BAB IV. PEMBAHASAN MODEL PENGEMBANGAN...................................................

BAB V. PENUTUP................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

Lampiran . ............................................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kesadaran


masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan semakin meningkat. Kualitas
pelayanan keperawatan akan tercermin dalam Perilaku professional perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Perilaku professional yang harus
dimiliki perawat akan tercermin dari tiga keterampilan professional, yaitu
keterampilan intelektual, tekhnikal dan Interpersonal (Le Mone, 1993).

3
4

Pemberian asuhan keperawatan sebagai inti dari praktik keperawatan


professional menuntut perawat untuk dapat mengelola pelayanan secara efektif dan
efisien. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan manejemen keperawatan yang
optimal, karena untuk meningkatkakualitas pelayanan keperawatan salah satu
pelaksanaan perubahan yang nyata adalah memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas dan manajerial keperawatan yang handal (Nursalam, 2014).

Manajemen adalah kegiatan pengelolaan dan pengambilan keputusan yang


memerlukan data, informasi dan proses pengendalian untuk mencapai suatu tujuan.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu
metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan
keduanya dapat saling menopang (Gillies (1986), dalam Nursalam 2011).
Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan merupakan proses
bekerja melalui anggota staf untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai
salah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya saling menopang.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 5 7 Oktober


2017, didapatkan bahwa angka kejadian Ulkus dekubitus sebesar 2.5 % dari target
sasaran 15 %. Meskipun kejadian dekubitus di Ruang Mawar Kuning masih di
bawah standar, namun hal tersebut harus diatasi karena meupakan kejadian infeksi
nosokomial. dekubitus terjadi seiring dengan meningkatnya jumlah pasien bed rest
dengan penurunan tingkat kesadaran karena Stroke baik stroke perdarahan maupun
non perdarahan.

Stroke tetap menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, dengan


perkiraan 16 juta orang yang terkena stroke setiap tahunnya. Percepatan perawatan
dan pemulihan pada pasien paska stroke penting tidak hanya bagi pasien, tetapi
juga bagi keluarga, pengasuh, dan dokter, terutama karena tingginya biaya
rehabilitasi disabilitas pasca stroke. Ulkus Dekubitus adalah kondisi paling umum
yang menantang penyedia layanan kesehatan di fasilitas perawatan akut dan jangka
panjang (Lyder & Ayello, 2008; Thomas, 2006). Ulkus decubitus didefinisikan

4
5

sebagai cedera lokal pada kulit dan/ atau jaringan di bawahnya,


biasanya terjadi pada kulit dengan tonjolan tulang, sebagai akibat
dari tekanan, atau tekanan yang dikombinasikan dengan gesekan/
pergeseran, (NPUAP & EPUAP, 2009). Ulkus dekubitus paling sering
mengancam pasien dengan imobilitas. Lebih dari 72% ulkus decubitus terjadi di
usia tua (Russo, Steiner, & Spector, 2008). Prevalensi dan komplikasi ulkus
decubitus memperpanjang lama waktu rawat inap, meningkatkan biaya pengobatan
secara signifikan, dan meningkatkan beban fisik dan ekonomi pada pasien dan
perawat (Bours, Halfens, Berger, Huijer Abu-Saad, & Grol, 2003; Russo et al.,
2008). Dengan pertimbangan diatas sangat diperlukan upaya
pencegahan dengan penilaian resiko dan penatalaksanaan ulkus
decubitus, sehingga komplikasi pada pasien bed rest dalam waktu
yang lama tidak terjadi.

Dalam mengkaji ulkus decubitus, terdapat 5 aspek penilaian, yaitu :


penilaian risiko, penilaian kulit, nutrisi, reposisi, dan permukaan/ daerah tirah
baring pendukung (NPUAP & EPUAP, 2009). Penilaian resiko terjadinya ulkus
dekubitus adalah langkah pertama dalam pencegahannya. Dalam hal ini perawat
memainkan peran penting dalam menilai dan mengidentifikasi pasien yang berisiko
dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang memadai (Pancorbo-Hidalgo et
al, 2006). Skala penilaian risiko telah dikembangkan untuk mengidentifikasi
individu yang berisiko terkena ulkus dekubitus (Kim, Choi, Lee, & Kim, 2013).
Salah satu kunci dalam pemahaman kita tentang skala penilaian risiko ulkus
decubitus adalah berkaitan dengan efisiensi. Pada penelitian sebelumnya belum
ditemukan bukti empiris bahwa penggunaan skala penilaian risiko mengurangi
kejadian ulkus decubitus,walaupun demikian skala penilaian risiko ulkus
dekubitus berguna untuk memperbaiki intervensi preventif dan dapat
diimplementasikan lebih awal. Pada seluruh dunia, kira-kira terdapat 40
skala yang tersedia untuk menilai risiko ulkus dekubitus (Thompson,
2005). Skala yang paling sering digunakan dan diuji adalah yang
dirancang oleh Braden, Norton, dan Waterlow .

Berdasarkan uraian diatas, kelompok ingin memberikan inovasi berupa


model penilaian resiko decubitus yang sesuai dan dapat diterapkan serta alternative

5
6

perawatan ulkus decubitus pada pasien bed rest paska stroke di ruang Mawar
Kuning Lt. II RSUD Sidoarjo. Diharapkan dengan adanya model penilaian resiko
decubitus akan menekan angka kejadian decubitus diruang Mawar Kuning Lt.II
serta penatalaksanaan perawatan luka yang efektif dapat mempercepat kesembuhan
pasien, menekan biaya perawatan dan output terbesarnya adalah meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan di ruang Mawar Kuning Lt. II RSUD Sidoarjo.

1.2 Tujuan

1.1.1 Tujuan Umum

Mampu memberikan kontribusi berupa program Inovasi berdasarkan


analisis manajerial di ruang Mawar Kuning Lt. II RSUD Sidoarjo sehingga
yang dapat diterapkan dan berpengaruh dalam meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan terutama di bidang Keperawatan Medikal Bedah .

1.1.2 Tujuan Khusus

1. Melaksanakan Assessment Lapangan di ruang Mawar Kuning Lt. II RSUD


Sidoarjo

2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT

3. Memberikan Inovasi berupa model penilaian resiko ulkus dekubitus pada


pasien dengan bed rest

4. Memberikan alternatif model perawatan luka pada pasien dengan ulkus


dekubitus

1.3 Manfaat

1.1.3 Bagi pasien

Tercapainya kepuasan pasien terkait dengan patient safety yang


optimal terutama pada penurunan resiko infeksi nosokomial termasuk ulkus
dekubitus pada pasien selama dilakukan perawatan, menekan biaya dan

6
7

memperpendek waktu perawatan dengan upaya pencegahan resiko, serta


menurunkan tingkat burden pada cargiver pasien.

1.1.4 Bagi rumah sakit

Tercapainya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan yang berimbas pada


peningkatan peningkatan mutu layanan Rumah Sakit.

1.1.5 Bagi perawat

1.1 Tercapainya tingkat kepuasan kerja perawat yang optimal.

1.2 Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat dalam
memperdalam keilmuan dan melakukan inovasi untuk perbaikan kualitas
asuhan keperawatan

1.3 Meningkatkan profesionalisme keperawatan.

7
8

BAB III

PENGUMPULAN DATA

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses assessment lapangan yang
meliputi pengumpulan data, analisis SWOT, dan identifikasi masalah.

3.1 Visi Misi dan Moto RSUD Sidoarjo

RSUD Sidoarjo merupakan rumah sakit tipe B pendidikan yang terletak di Jln.
Mojopahit No.667 Sidoarjo. Salah satu rumah sakit rujukan di daerah Jawa Timur.

3.1.1. Visi

Menjadi rumah sakit yang terakreditasi internasional dalam pelayanan,


pendidikan dan penelitian.

3.1.2. Misi

1. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan


mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan

2. Menyelenggarakan pendidikan pelatihan dan penelitian kesehatan yang bermutu


dan beretika untuk menunjang pelayanan

3. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional, integritas dan beretika

3.1.3. Nilai

1. Profesional

2. Integritas

3. Etika

8
9

3.1.4. Motto

Kesembuhan anda adalah kebahagian kami

3.1.5. Karakteristik Ruang Mawar Kuning Atas

Mawar kuning atas merupakan ruang rawat inap kelas III yang menyeiakan
ruangan untuk pasien jantung-paru, neuro, interna dan anak

3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2017 meliputi 5M (Man,


Material, Method, Money, Market). Data yang didapat dianalisis menggunakan
analisis SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih
satu sebagai prioritas masalah.

3.2.1. Tenaga dan Pasien (M1 - Man)

Analisis ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan dan non


keperawatan, berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data sebagai berikut

1. Struktur organisasi dan ruangan

Struktur organisasi Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo


adalah sebagai berikut:

Kepala Ruangan
Mawar Kuning Atas

Case Manager

Katitm Shift Pagi Katitm Shift Sore Katitm Shift Malam

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

9
10

Helper/Pekarya

Keterangan:

= garis komando

Gambar 3.1 Bagan Stuktur Organisasi Ruang Mawar Kuning Atas RSUD
Kabupaten Sidoarjo Menggunakan Model MAKP Tim

Mawar Kuning Atas (MKA) dikepalai seorang Kepala ruangan yang


membawahi 3 Katim yang hanya masuk pagi. Setiap KATIM membawahi 8 Perawat
dibagi kamar kelolaan. Sebagai pengganti KATIM pada shift siang dan malam maka
dibentuk Penanggungjawab shift. Selain itu, di MKA terdapat seorang case manager
yang membantu mengatasi masalah keperawatan diruangan. Dalam melaksanakan
tugas keperawatan sehari-hari perawat pelaksana dapat dibantu mahasiswa yang
praktik dan helper. Mawar kuning Atas memiliki 2 helper.

2. Pembagian tugas

Adapun pembagian tugas di Ruang Mawar Kuning Atas antara lain:

a. Kepala ruangan

a) Menyusun rencana kerja kepala perawat instalasi

b) Merencanakan kebutuhan tenaga dan sarana prasarana

c) Merencanakan jenis asuhan keperawatan yang diselenggarakan

d) Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan keperawatan dan adminitrasi


di instalansi rawat inap

e) Memberikan pengarahan dan bimbingan pada case manager, katim, perawat


pelaksana dan staf administrasi

10
11

f) Melaksanakan morning report

g) Melaksanakan rapat bulanan seluruh staf

h) Mengelompokan pasien sesuai kebutuhan

i) Memberikan orientasi tenaga dan mahasiswa baru

j) Memberikan bimbingan keperawatan tentang pelayanan keperawatan pada


semua staf

k) Membuat daftar dinas dan pembagian tugas perawat

l) Melaksanakan tugas pokja akreditasi

m) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan

n) Melaksanakan supervisi dan penilaian kinerja staf

o) Monitoring dan evaluasi pelayanan keperawatan

p) Memantau kelengkapan dokumentasi rekam medik

q) Melakukan validasi indikator mutu unit

r) Monitoring dan evaluasi sarana prasarana

s) Sebagai anggota kelompok kerja akreditasi

t) Sebagai instruktur klinik rawat inap

b. Ketua tim

a) Mengelola asuhan/pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap

b) Melakukan fungsi kolaborasi dengan tim kesehatan lain

c) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan bimbingan kepada perawat/bidan


baru

d) Melaksankan dan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan


keluarga

e) Melakukan pengendalian dan pemantauan kegiatan asuhan/pelayanan


keperawatan di ruang inap guna meningkatkan mutu pelayanan

f) Mendukung terlaksananya program pasien safety

11
12

g) Melakukan kelengkapan entry data real time dan mendokumentasikan


asuhan keperawatan

h) Bertangguangjawab terhadap kebenaran kelengkapan rekam medis

i) Melakukan evaluasi kegiatan asuhan pelayanan keperawatan

j) Sebagai instruktur klinik di Ruang Rawat Inap

k) Sebagai pemegang program mutu

c. Penanggungjawab shift

a) Menyusun rencana keperawatan dan mengevaluasi tindakan keperawatan


sesuai dengan kemampuan

b) Mengendalikan dan mengkoordinasikan Unit Rawat Inap pada shift sore,


malam, dan pagi saat libur

c) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku

d) Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa keperawatan


sesuai batas kewenangannya

e) Melakukan tindakan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas


kemampuannya

f) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai


dengan kebutuhan dan keadaan pasien

g) Melaksanakan serah terima tugas kepada sesama PJ shift secara lisan


maupun tertulis pada saat penggantian dinas

h) Melaksanakan shift sesuai jadwal dinas

i) Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan


siap pakai

j) Melakukan entry data real time dan mendokumentasikan asuhan


keperawatan

k) Mendukung terlaksananya program pasien safety

l) Mendampingi pelaksana dalam melakukan tindakan

12
13

d. Perawat pelaksana

a) Menyiapkan peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan


siap pakai

b) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuan

c) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku

d) Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa keperawatan


sesuai batas kewenangannya

e) Melakukan tindakan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas


kemampuannya, misal : pasang chateter, infus dan lain-lain.

f) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai


dengan kebutuhan dan keadaan pasien

g) Melaksanakan sera terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan


maupun tertulis pada saat pergantian dinas

h) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan libur secara bergilir sesuai jadwal
dinas

i) Melakukan entry data rill time, mendokumentasikan asuhan keperawatan,


mengisi kode diagnosa medis

j) Mendukung terlaksananya program pasien safety (cek tanggal infus dan


chateter serta chek gelang pasien)

3. Tenaga Keperawatan

Tabel 3.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo
menurut tingkat pendidikan

No Nama T.Pendidikan Gol S.Kepegawaian


1 Arik Wiji Lestari S.1- Kep III A PNS
2 Siti Fatimah S.1- Kep III A PNS
3 Ninik Suryanti D3-Kep II D PNS
4 Siti Chumaidah D3-Kep II D PNS
5 Eko Wahyuni S1-Kep II D PNS

13
14

6 Supartik D3-Kep II B PNS


7 Indah Kustantri D3-Kep II C PNS
8 Khusnul Khotimah D3- Kep BLU Tetap NON PNS
9 Dwi Hartoyo D3- Kep BLU Tetap NON PNS
10 Muhammad Irfan D3- Kep BLU Tetap NON PNS
11 Isnawati D3- Kep BLU Tetap NON PNS
12 Wiwik Udayani S1- Kep III A PNS
13 Lica Ryas Qumaeroh D3-Kep Kontrak NON PNS
14 Yulitriyanti D3- Kep BLU Tetap NON PNS
15 Endri Limas. H S 1 Kep BLU Tetap NON PNS
16 Pritha Febria D3- Kep BLU Tetap NON PNS
17 M.Rizal Ramadhan D3- Kep Kontrak NON PNS
18 Marita D3- Kep BLU Tetap NON PNS
19 Eka dian S S1-Kep BLU Tetap PNS
20 Ely Puji Astuti D3- Kep BLU Tetap NON PNS
21 Iwan D3- Kep BLU Tetap NON PNS
22 Siti Amina D3- Kep BLU Tetap NON PNS
23 Wahyu S D3- Kep BLU Tetap NON PNS
24 M. Masrul D3- Kep BLU Tetap NON PNS
25 Oki andika D3- Kep BLU Tetap NON PNS
26 Noveri risdian D3- Kep BLU Tetap NON PNS
27 Silvi nindiya D3- Kep BLU Tetap NON PNS
28 Ika nurmalasari D3- Kep BLU Tetap NON PNS
29 Fidiatul D3- Kep BLU Tetap NON PNS

Di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo tingkat


pendidikan bervariasi mulai S1 Keperawatan 6 orang, DIII Keperawatan 23
orang.

Tabel 3.2. Tenaga Keperawatan di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten
Sidoarjo dengan beberapa pelatihan yang diikuti dari tahun 2014 sampai
sekarang

14
15

REKAP PELATIHAN PEGAWAI MAWAR KUNING


No Nama Pegawai NIP Nama Dan Waktu Pelatihan
BLS,BTCLS,ECG,CUST
197210302006
1 Arik Wiji Lestari.S,Kep.Ns SERVICE,konselor HIV,CI,presepor
042015
klinik,MPKP,M.Bangsal
BLS, BCLS, ECG, APAR, dalin, PPI,
2. Dwi Hartoyo, A.md. kep 230379.0310.1 rawat luka, service exelent, tata krama
etika kerja
3. Eka Dian Safitri, S.Kep. Ns 030685.0310.2 BLS, BCLS, ECG, HIV,
BLS, BCLS, BTLS, ECG, HIV/AIDS
1976025.20060
4. Eko Wahyuni, A.Md.Kep K3RS, TB DOTS, Cust Servise,
4.2.024
Management nyeri,Pengendalian infeksi
5. Ely Puji Astutik, Amd. Kep 070586.1110.2 BLS,PPGD
6. Endri Limas H, S.Kep.Ns 281188.1013.1 BLS,BCLS,APAR
BLS,BCLS,ECG,ESQ,Servise Exelent,
19850412.2009
7. Indah Kustantri, A.Md. Kep Keperawatan anak,pengendalian infeksi
02.2.012
nosokonial
8. Isnawati, Amd.Kep 0404841110.2 BLS,APAR,K3RS,ISQ

9. Iwan Noviarto A .Md.Kep 091289.0112.1 BLS,Cust Servise

Khusnul Khotimah,
10. 281288.0310.2 BLS
A.Md.Kep
Lica Rias Cumairoh,
11. 170692.0715.2 BLS, BTCLS,APAR, PPI,Cust Servise
A.Md.Kep
12. Marita Tri Lestri, A.Md KEP 170384.030.2 BLS,BCLS
Mohammad Irvanzahiruddin,
13. 090983.0310.1 BLS,APAR
Amd.Kep
Muhammad Masrul, BLS, BCLS, ECG, Dalin, TRIAGE, Cust
14. 090983.0310.1
A.Md.Kep sevic, pengambilan sampel darah
197750921
15. Ninik Suryanti, Amd.Kep BCLS, PPI, service excellen
200604 2025
16. Pritha Febria, Amd.Kep 0292.0614.2 BLS, BTLS
17. Siti Aminah, A,md.Kep 160387.1110.2 BLS, APAR
18. Siti Chumaidah, Amd.Kep 19770611 BLS, BCLS, ECG, CI, Preseptor Klinik,
200701 2008 managemen laktasi, ponex, infeksi

15
16

nosokomial, managemen nyeri


BLS, BTLS, BCLS, CI, HIV/AIDS,
19740515
19. Siti Fatimah, S.Kep.,Ners Managemen laktasi, Askep anak,
200012 2013
mangemen bangsa, Cust Servic
BLS, BCLS, ECG, HIV/AIDS, Infeksi
19770704
20. Supartik nosokomial, Cust service excellen,
200701 2 032
Managemen laktasi
Wahyu Siswandari, BLS, BCLS, ECG, PPI, Pengambilan
21. 271286.1108.2
A.Md.Kep Sampel darah
BCLS, ECG, CI, Preseptor klinik, Konselor
19820806.2010
22. Wiwik Udayani, S.Kep., Ns HIV, Infeksi nosokomial, Pencampuran
01.2.023
obat suntik
BLS, BCLS, ECG, PPI, Pengambilan
23. Yuli Triyanti, Amd.Kep 101289.1013.2
sampel darah
M.Rizal Ramadhan,
24. 180488.1016.1 BLS, BCLS
Amd.Kep
25. Fidiyatul, Amd.Kep BLS, BCLS, PPGD, APAR, Rawat luka
26. Oki Andika, Amd.Kep BLS, BCLS, rawat luka
27. Noveri Risdiyan, Amd.Kep BCLS, CI
28 Silfi Nindyah, Amd.Kep BTLS
29 Ika Nurmalasari, Amd.Kep BLS, cust care training

Hampir seluruh perawat di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten


Sidoarjo mendapatkan pelatihan-pelatihan, pelatihan yang diberikan seperti:
BCLS, BLS, APAR dan ECG. Namun pembagian pelatihan yang diberikan
belum merata dan akan direncanakan pada pelatihan-pelatihan selanjutnya.

Tabel 3.3 Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten
Sidoarjo berdasarkan jenjang pendidikan

No. Kualifikasi Jumlah


1 S1 Keperawatan 6

2 D III Keperawatan 23
Total 29

16
17

Tenaga keperawatan yang ada belum memenuhi kualifikasi RSUD


Sidoarjo, dimana hampir seluruh perawat Ruang Mawar Kuning Atas RSUD
Kabupaten Sidoarjo sebagian besar mempunyai jenjang pendidikan D3
Keperawatan.

4. Tenaga Non Keperawatan

Tabel 3.4 Jumlah Tenaga Non-Keperawatan di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD
Kabupaten Sidoarjo

No. Nama Pendidikan Masa kerja


1 Nyono SMA 18 tahun

2 Doddy SMA 10,5 bulan

3 Melinda R SMA 4 tahun

Tenaga non keperawatan yang ada di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD
Kabupaten Sidoarjo seluruhnya tingkat pendidikannya SMA yaitu sebanyak 3
orang.

5. Tenaga Medis

Tabel 3.5 Tenaga Medis di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo

No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter IPD 5
2 Dokter Anak 6
3 Dokter Jantung paru 5
4 Dokter Syaraf 2
Total 18

Mawar kuning memiliki 17 Dokter Spesialis dengan mayoritas dokter


anak

6. Mahasiswa praktik

17
18

Tabel 3.6 mahasiswa praktik di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo

No Institusi Anggota (orang)


1 Ngudya Husada 15
2 Satria Bakti Nganjuk 15
3 Dian Husada 15
Total 45

Mawar kuning memiliki 4 intitusi yang mahasiswanya praktik di MKA


yang berkerjasama dalam memberikan pelayanan kepada pasien

7. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat 2017

Berdasarkan pengkajian tanggal 5 Oktober 2017 didapatkan data jumlah


pasien:

Tabel 3.7 Klasifikasi pasien berdasarkan ketergantungan

Tanggal Minimal Parsial Total


2 Oktober 20 13 10
3 Oktober 14 21 11
4 Oktober 17 21 3
5 Oktober 26 24 2
Rata-rata 17,8 19,8 6,5

a. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan dengan


metode

Douglas di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo tanggal 5


Oktober 2017

Bagi pasien rawat inap, standar waktu pelayanan pasien antara lain:

a) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2jam/24 jam

b) Perawatan intermediet memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam

c) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam

18
19

Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai
berikut:

Kategori I: Perawatan Mandiri

Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah pasien masih dapat melakukan
sendiri kebersihan diri, mandi, ganti pakaian, makan, minum, penampilan secara
umum baik, tidak ada reaksi emosional. Pasien perlu diawasi ketika melakukan
ambulasi atau gerakan. Pasien perlu dilakukan observasi setiap sift, pengobatan
minimal, dan persiapan prosedur memerlukan pengobatan.

Kategori II: Perawatan Intermediet

Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah memerlukan bantuan untuk


melakukan kegiatan sehari-sehari seperti makan, mengatur posisi waktu makan,
memberi dorongan agar makan, bantuan dalam eliminasi dan kebersihan diri,
tindakan keperawatan untuk memonitor tanda tanda vital, memeriksa produksi
urin, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran drainase, bantuan dalam
pendidikan kesehatan serta kesiapan pengobatan memerlukan prosedur.

Kategori III. Perawatan Total

Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah tidak dapat melakukan sendiri
kebutuhan sehari-harinya, semua kebutuhan dibantu oleh perawat. Penampilan
pasien sakit berat, memerlukan observasi tanda vital setiap dua jam,
menggunakan selang nasogastrik (NGT), menggunakan terapi intravena,
pemakaian alat penghisap (suction) dan kadang pasien dalam kondisi gelisah/
disoriented.

Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit


perawatan berdasarkan klasifikasi pasien, di mana masing-masing kategori
mempunyai nilai standar per shift.

Tabel 3.8 Nilai standar jumlah perawat per shift berdasarkan klasifikasi pasien

Klasifikasi pasien

19
20

Jmlh Minimal Parsial Total


px P S M P S M P S M
1 0.17 0.14 0.10 0.27 0.15 0.07 0.36 0.30 0.20
2 0.34 0.28 0.20 0.54 0.30 0.14 0.72 0.60 0.40
3 0.51 0.42 0.30 0.81 0.45 0.21 1.08 0.90 0.60
DST

Tabel 3.9 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Keperawatan dengan
Metode Douglas di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo Kamis, 5
Oktober 2017

Tingkat Ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga


Tkt.Ktg Jml Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 17,8 0,17x17,8=3,02 0,27x19,8=5,3 0,36x6,5=2,3
Parsial 19,8 0,17x17,8=2,5 0,15x19,82,9 0,30x6,5=2
Total 6,5 0,17x17,8=1,8 0,07x19,8=1,4 0,20x6,5=1,3
Jumlah 44,1 10,6 7,4 5

Loss day=

=6,5

=7 orang

Perawat/ ruangan =P+S+M+KARU+KATIM+Case Manager+Perawat


libur

= 10,6+7,4+5+1+3+1+7

=35 orang

b. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan dengan


metode

20
21

Douglas dan Metode Gillies

Berdasarkan situasi tersebut maka dapat di hitung jumlah kebutuhan


tenaga perawat menggunakan metode Gillies.

Keperawatan langsung

Keperawatan Mandiri 17,8 x 2 jam = 35,6 Jam

Keperawatan Parsial 19,8 x 4 Jam = 79,2Jam

Keperawatan total 6,5 x 6 Jam = 39 Jam

Jumlah 153,8 Jam

Keperawatan tidak langsung : 44,1 Pasien x 1 Jam = 44,1 Jam

Penyuluhan pada pasien: 44,1x0,25 jam = 11 jam

Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien perhari adalah 208,5
Jam : 44,1 Pasien = 4,7 Jam

Jumlah total kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan Mawar Kuning


atas

= 37,9 + 20 %

= 37,9 + 7,6

= 45,5

= 46 orang

S1 : D3 = 55 % : 45 %

= 25 : 20,5

21
22

= 25 : 21

Menentukan jumlah kebutuhan tenga keperawatan dibutuhkan perhari


yaitu

= 29,6

= 30

Adapun pembagian tenaga per shift

Pagi :47 % x 29,6 = 13,9 = 14

Siang :36 % x 24,6 = 10,6 = 11

Malam :17 % x 29,6 = 5,0 = 5

Loss Day = x jumlah perawat

= x 29,6

= 8,3

= 8 orang libur

Jadi dapat disimpulkan dengan menggunakan rumus Gilles MKA


diperlukan 46 orang perawat dengan 30 perawat/hari dan 8 orang libur/hari.
Adapun perbandingan S1 Keperawatan dan D3 keperawatan adalah 25:21.
Sedangkan perawat yang ada dalam ruangan mawar kuning atas hanya memiliki
29 perawat yang terdiri dari 1 kepala ruangan, 3 katim, dan 25 perawat
pelaksana

22
23

8. Alur Pelayanan

Gambar 3.2 Alur Pelayanan di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten
Sidoarjo

9. Hasil analisa

Dari hasil analisa ruang Mawar kuning atas memiliki struktur organisasi
yang tersusun atas jenis tenaga kesehatan terdiri dari S1 Keperawatan dan DIII
Keperawatan. Perawat di mawar kuning atasa sudah mendapatkan pelatihan
namun dengan jenis pelatihan yang tidak merata.

23
24

3.2.2. Sarana dan Prasarana (M2/ Material)

RSUD Sisoarjo merupakan salah satu rumah sakit tipe B pendidikan


terletak di Jln. Mojopahit No.667 Sidoarjo. RSUD Sidoarjo terletak di tengah
kota sidoarjo yang tergolong sangat strategis. Dari arah pintu masuk terdapat
gazebo yang berfungsi untuk tempat tunggu keluarga pasien yang terdapat
fasilitas televisi dan tempat duduk. Di RSUD Sidoarjo terdapat banyak ruang
rawat inap. Selain itu, di dalam RSUD Sidoarjo banyak fasilitas penunjang
lainnya seperti ATM dan masjid. Salah satu ruang rawat inap kelas III yaitu
mawar kuning. Dalam ruang mawar kuning terdiri dari 2 lantai yaitu mawar
kuning atas dan bawah.

Lokasi dan Denah Ruangan

Lokasi ruangan

Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo merupakan bagian


dari ruang perawatan kelas 3 RSUD Kabupaten Sidoarjo. Ruang Mawar
Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo terletak di gedung barat RSUD
Kabupaten Sidoarjo.

Gambaran umum situasi dan kondisi di dalam Ruang Rawat Inap Mawar
Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 12 ruang kelas 3, terdiri
dari 11 kamar perawatan dan 1 ruang tindakan,ruang perawat, nurse station,
ruang tunggu, ruang linen, ruang tindakan, ruang cuci dan ruang
coass/mahasiswa. Ruang kelas 3 diisi dengan 6 tempat tidur, dan ruang E di
batasi sekat dan menjadi 2 bagian diisi 3 tempat tidur dan 2 tempat tidur,
setiap ruangan pasien terdapat 1 kamar mandi. Denah terlampir

Lokasi penerapan:

Ruang Mawar Kuning Atas berada di lantai 2, dilantai dasar terdapat ruang HCU dan
Mawar Kuning Bawah

Sebelah timur berbatasan dengan Ruang Teratai Atas

Sebelah barat berbatasan dengan Ruang Gizi

Sebelah utara berbatasan dengan Ruang Patologi Anatomi

24
25

Sebelah selatan berbatasan dengan HD

Data Tempat Tidur Pasien

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 1 juli 2017 didapatkan gambaran


kapsitas tempat tidur ruang Mawar Kuning Atas adalah 11 kamar perawatan.

Tabel 3.10 Data Tempat Tidur dan sarana prasarana di setiap kamar
perawatan

25
26

Peralatan dan Fasilitas

Alat Kesehatan

Tabel 3.11 Alat Medis di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo

Rencana
Tahun
No Nama Barang Merek Jumlah B C R Tindak
Peroleh
Lanjut
Alat Baca
1 1 1
Rotgen
2 Alat GDA Stik One Call 1 1
Alat Pompa Asi
3 Midela 2 2
Elektrik
4 Ambubag Anak 1 1
5 Ambubag Bayi 1 1
Ambubag
6 1 1
Dewasa
BakS Instrumen
7 2 2
Besar
Bak Instrumen
8 5 5
Kecil
Bedside
9 Uzumcu 1 1
Monitor
Bedside
10 Ultraview Sl 1 1
Monitor
11 Bengkok 6 6
12 Ecg Aspel 1 1
13 Ecg Fukuda 1 1
14 Emberstenlis 15 4 11
15 Gunting Peran 1 1
16 Hammer 2 1 1
17 Infus Pump Braum 1 1
18 Kom Kecil 2 1 1

26
27

Mesin
19 Clement 1 1
Hematokrite
20 Nabulizer Devilbiss 3 2 1
21 Nabulizer Sunrise 1 1
22 Sterilisasi Dot Dsterila 1 1
23 Stetoskop Anak Litment 1 1
Stetoskop
24 ABN 1 1
Dewasa
Stetoskop General
25 1 1
Dewasa Medical
26 Stetcer 1 1
27 Suction Thomas 1 1
28 Suction Mizuo 1 1
29 Siring Pump Braun 2 2
Fresenius
30 Siring Pump 3 3
Kabi
31 tensi berdiri Abn 2 2
32 tensi digital Omron 4 4
tensi duduk
33 Riester 1 1
anak
tensi duduk
34 Riester 2 2
dewasa
termometer
35 Termoval 4 4
digital
termometer
36 2 2
airaksa
timbangan bayi
37 1 1
manial
38 timbangn berdiri One Med 1 1
timbangan
berdiri/ Rencana
39 Sonic 1 1
pengukur tinggi Dikembalika
badan
timbangan
40 1 1
digital bayi

27
28

41 Tong spatel 4 4

Kesimpulan: Alat kesehatan diruang Mawar Kuning atas RSUD Kabupaten


Sidoarjo dalam keadaan baik.

Alat non Kesehatan

Tabel 3.12 Alat non Medis Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo

Rencana
Tahun
No Nama Barang Merek Jumlah B C R Tindak
Peroleh
Lanjut
2 tidak
difungsikan,
1 Ac 9 6 3
rencana di
kembalikan
2 Apar 5 5
baskom, kamar
3 11 11
mandi
4 betside cabinet Paramounte 35 35
5 betside cabinet Max 6 6
betside cabinet
6 18 18
besi
7 box abil darah 3 2 1 tutup rusak
box bayi
8 10 10
steenlis
box tempat
9 2 2
makan kotor
10 Brangkart 2 2
computer layar
11 samsung 1
datar
computer layar
12 Hp 2 2
datar
computer
13 samsung 1 1
tabung
14 Dispenser Modena 1 1

28
29

15 Dresingcart 5 4 1
16 Ember 15 4 11
17 Gayung 12 12
18 inkubator bayi 2 1 1
19 jam dinding 15 15
kontainer
20 cucian bersih 2 2
plastic
kontainer
21 cucian bersih 1 1
steenlist
kontainer
22 cucian kotor 2 2
plastic
kulkas minum
23 Sharp 1 1
perawat
desimal
24 kulkas obat 1 1
smart
25 kursi kotor Verona 6 6
26 kursi kotor Polaris 3 3
27 kursi kayu 65 52 13
28 kursi lipat 6 4 2
kursi penunngu
29 1 1
pasien panjang
kursi roda
30 2 2
dewasa
kursi roda
31 2 2
dewasa
kursi stenlis +
32 Choofu 9 9
busa
33 kursi tamu 1set 1set
lampu
34 emergenci 3 1 2
tindakan
35 Leptop 1 1

29
30

lemari, bahan
36 1 1
habis pakai
37 lemari cabinet 1 1
38 lemari cabinet 1 1
lemari data-
39 1 1
data perawat
40 lemari bangko 1 1
lemari gantung
41 dapur untuk 1 1
tempat file
lemari
42 infentaris alat 3 2 1
medis
43 lemari laken 1 1
lemari mainan rencana di
44 3 2 1
anak kembalikan
lemari
45 sentralisasi 3 1 1
cairan
46 loker perawat 1 1
manometer O2
47
sentral
manometer O2
48 Gentec 5 5
sentral
manometer O2
49 flow meter 3 3
sentral
manometer O2 tidak ada
50 9 9
sentral marek
manometer O2
51 ti meter 23 23
sentral
52 Matras 2 2
meja kayu
53 7 6 1
kantor
meja kayu
54 7 7
pasien

30
31

penghancur
55 1 1
kertas
pesawar
56 5 5
telephone
57 pispot 22 22
58 Printer Hp 3 3
59 rak jemuran 7 7
60 standart infus 65 65
tempat sampah
61 16 16
medis
tempat sampah
62 16 16
non medis
tempat tidur
63 Supramax 8 8
pasien
tempat tidur
64 Mediglove
pasien
tempat tidur
65 Polimedikal 10 10
pasien
tempat tidur
66 Besi 13 11 2
pasien Rusak
tempat tidur
67 Paramounte 24 24
pasien
68 treway o2 1 1
troli
69 sentralisasi 2 1 1
obat
70 troly ECG 1 1
tv untuk
71 penunggu LG 1 1
asien
72 Urinal 22 22
73 Masterligh 1 1
74 kloset duduk 15 15
pegangan
75 12 12
kamar mandi

31
32

ayunan anak-
76 2 1 1
anak
77 O2 transport 4 4

Fasilitas Pasien

Tabel 3.14 Fasilitas pasien di Ruang Mawar kuning atas RSUD Kabupaten Sidoarjo

No Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal


1 Tempat tidur + 2 67 buah Baik 1:1
cadangan
2 Meja pasien 65 buah Baik 1:1
3 Kipas angin 33 buah Baik 2-6/ ruangan
4 Kursi roda 2 buah Baik 2-3/ ruangan
5 Jam dinding 12 buah Baik 1/ ruangan
6 Timbangan berdiri 1 buah Baik 1/ ruangan
7 Kamar mandi dan WC 12 buah Baik 1/ ruangan
8 Dapur - -
9 Gudang 2 buah Baik 1/ ruangan

Fasilitas Petugas Kesehatan

Berdasarkan pengkajian pada tanggal 5 Oktober 2017, pasien di Ruang


Mawar Kuning Atas dilengkapi fasilitas sebagai berikut:

Nurse station ada 1 yakni disebelah Ruang bermain disebelah selatan ruang
selatan lift isolasi dan ruang F

Ruang tindakan disebelah selatan Nurse Lemari obat ada disebelah selatan di
station dalam ruang tindakan

Ruang kepala ruangan yang berada 2 meja kantor


dibagian belakang Nurse station
6 kursi kantor
Ruang spoelholk disebelah timur kamar
1 unit rak buku
I dan kamar H
1 unit komputer
Kamar mandi dan WC disebelah ruang
1 unit printer
kepala ruangan

32
33

1 kamar mandi dalan didalam ruang 1 unit rak cabinet


tindakan
1 kamar mandi dalam
Jam dinding
Standar fasilitas ruang Kepala Instalasi/
Kipas Angin Kepala Perawat Instalasi

Fasilitas Ruang administrasi 2 unit meja kantor

1unit meja counter unit kursi kantor


kursi kantor 1 unit AC, IPK
unit komputer PC 1 jam dinding
unit printer 1 unit komputer PC
1 kipas angin 1 unit printer
1 jam dinding

Adapun SPO tindakan keperawatan dan dokter di ruang Mawar Kuning


Atas sebagai berikut:

1. Pemberian informasi dan 12. Pelaporan insiden


edukasi keselamatan pasien

2. Persetujuan tindakan dokter 13. Asesmen medis informasi


pasien rawat jalan
3. Penolakan resusitasi
14. Asesmen keperawatan
4. Managemen nyeri
informasi pasien rawat jalan
5. Pelayanan pasien tahap
15. Asesmen keperawatan pasien
terminal
gawat darurat
6. Komplain
16. Asesmen medis pasien gawat
7. Pelaksanaan DPJP
darurat
8. RCA
17. Asesmen khusus rawat jalan
9. FMEA
18. Asesmen khusus gawat
10. Palidasi data darurat

11. Pencatatan daan pelaporan

33
34

19. Asesmen keparawatan pasien 38. Penanganan pasien dengan


rawat inap infeksi menular melalui
kontak yang harus di isolasi
20. Asesmen medis pasien rawat
inap 39. Penerimaan pasien tb

21. Asesmen nyeri 40. Pencatatan pasien tb

22. Asesmen resiko jatuh 41. Pengelolaan obat tb

23. Aesemen skrining gizi 42. Rujukan

24. Asesmen pra anastesi 43. Pengelolaan pasien TB/ HIV

25. Asesmen pra bedah 44. Konsling

26. Asesmen pasien teminal 45. PMTCT

27. Asesmen discharge playning 46. Pemberian informasi dan


edukasi
28. Pelayanan emergensi
47. Pemberian informasi dan
29. Permintaan darah cito
edukasi di ruang rawat inap
30. Pemberian trafusi darah
48. Pemberian informasi dan
31. Penyimpanan darah dan
edukasi gizi
kompenen darah
49. Pemahaman edukasi
32. Pelaporan reaksi transfusi
50. Asesmen kebutuhan
33. Penyimpanan sisa contoh
edukasi pasien dan
darah
kluarga
34. Penyerahan darah ke petugas
51. Fromosi kesehatan
rumah sakit/kluarga pasien
lingkungan
35. Penerimaan formulir
52. Pengambilan obat ke unuit
permintaan darah dan sampel
farmasi
pasien
53. Penyimpanan obat
36. Rujukan permintaan darah
emergansi
37. Pemberian bantuan hidup
54. Pemakaian obat emergensi
dasar

34
35

55. Pelayanan farmasi pasien 67. Pemantauan dan


umum pemantauaan efek samping
obat
56. Pelayanan farmasi rawat
inap KSO 68. Pemberian informasi obat
yang di bawa pulang
57. Pelayanan farmasi rawat
inap BPJS 69. Pemberian edukasi obat

58. Pengelolaan obat tbc 70. Pelayanan informasi obat

59. Penulisan resep 71. Penyimpanan sisa obat


yang sudah di rekonstitusi
60. Penyerahan obat
72. Pelayanan permintaan obat
61. Rekonsiliasi
bila farmasi tutup/terkunci
62. Konpirmasi petugas bila
73. Verifikasi obat
penulisan resep tidak jelas/
tidak terbaca 74. Penggantian obat
emergensi yang rusak atau
63. Pencatatan obat dalam
kadaluarsa
rekamedis
75. Pemesana bhp
64. Rekonsitusi obat injeksi
dengan teknik aseptik 76. Pemantauan penggunaan
obat
65. Pencapuran obat perenteral
77. Penerimaan pasien rawat
66. Ronde atau pisit
inap

Administrasi penunjang

Rekam medik atau status pasien (lembar penerimaan pasien baru, lembar
identitas, catatan integrasi, lembar pengkajian, laporan tindakan dan lembar
observasi harian, parenteral medication chart, dan oral medication chart ), Buku
register pasien rawat inap, Dokumentasi inventarisasi sarana dan prasarana
ruangan, Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Pengolahan sampah

35
36

Tempat sampah telah dibedakan antara limbah medis dan nonmedis.Terdapat


6 tempat sampah warna kuning (radioaktif; sangat infeksius; limbah infeksius,
patologi dan anatomi; sitotoksis; limbah kimia dan farmasi). Dan terdapat 6
tempat sampah Non medis warna biru (Sisa makanan, plastic, kaleng dll).

Berdasarkan data dari pengkajian di atas, sebagian besar peralatan di ruang


Mawar kuning atas RSUD Kabupaten Sidoarjo telah memenuhi jumlah standar yang
ditetapkan oleh RSUD Kabupaten Sidoarjo. Alat-alat yang sudah terpenuhi sesuai
standar telah dimanfaatkan oleh ruangan sesuai kebutuhan klien dan sebagian besar
peralatan dalam keadaan baik. Untuk peralatan yang tidak ada standar jumlahnya
selama ini untuk mengevaluasinya adalah berdasarkan kriteria kecukupan penggunaan
dalam kegiatan sehari-hari.

Dari hasil wawancara dan observasi sarana dan prasarana di ruang mawar
kuning atas hampir semua alat yang tersedia layak pakai dan baik. Sehingga untuk
proses pengadaan alat selalu dilakukan tiap tahun untuk mengatasi terjadinya
kekurangan alat. Terdapat nurse station yang sudah termanfaatkan secara optimal karena
lokasi nurse station sangat strategis terhadap pelayanan sehingga memudahkan
pengunjung untuk menjangkaunya. Untuk ruang perawatan sudah dipisahkan menurut
jenis penyakitnya.

36
37

3.2.3 Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

Penerapan Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2017, Metode


Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang diterapkan di Instalasi Mawar Kuning
Atas RSUD Sidoarjo adalah MAKP tim yang dipimpin oleh seorang kepala ruangan
dibantu oleh seorang Case Manager. Metode ini membagi perawat menjadi beberapa
tim dalam memberikan asuhan kepada pasien. Perawat di Instalasi Mawar Kuning Atas
dibagi menjadi 3 tim, yaitu Tim 1, Tim 2, Tim 3. Tim 1 bertanggung jawab pada pasien
di kamar a-d, Tim 2 bertanggung jawab pada pasien di kamar i-k, sedangkan Tim 3
bertanggung jawab pada pasien di kamar e-h. Masing-masing tim terdiri dari 8 perawat
jaga, yang dibagi ke dalam 3 shift.

Kepala ruangan dibantu oleh Katim mempunyai tugas mengevaluasi kerja


perawat pelaksana, mengetahui kondisi dan tingkat kebutuhan pasien. Ketua tim hanya
masuk pada shift pagi, sedangkan untuk shift sore dan malam tugas Katim
didelegasikan kepada penanggung jawab shift yang membantu melaksanakan ketua tim,
yang biasa disebut dengan PJ shift. Hal tersebut dikarenakan Katim tidak bisa
mengawasi secara penuh perawat pelaksana saat shift sore dan malam. Perawat
pelaksana memberikan laporan kepada ketua tim atau PJ shift dan memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien.

Berdasarkan hasil analisa menunjukan bahwa metode tim yang diterapkan di


Instalasi Mawar Kuning belum optimal. Hal ini dikarenakan perbandingan jumlah
perawat dan pasien belum sesuai dan beban kerja perawat. Penempatan pasien belum
sesuai dengan yang seharusnya, misalnya ruangan penyakit dalam, anak, neurologi,
respirasi masih menjadi satu ruangan. Belum dilakukan kredensialing perawat sesuai
dengan bidang keahlianya. Perawat di ruangan mawar kuning atas sebagian besar masih
kelompok tehnikal/ vakasional, jumlah profesionalnya masih terbatas.

37
38

Ka. Instalasi Mawar Kuning

Case Manager

Ka. Tim1 Ka. Tim2 Ka. Tim3

PA PA PA

Pasien Pasien Pasien

Gambar 3.1 Diagram Sistem MAKP Tim di Instalasi Mawar Kuning

Penerimaan pasien baru

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2017 didapatkan


data bahwa proses penerimaan pasien baru di Instalasi Mawar Kuning telah sesuai
dengan standar penerimaan pasien baru RSU Sidoarjo. Pasien baru di Instalasi
Mawar Kuning berasal dari IRD, IRJ, maupun ruangan lain dengan indikasi alih
rawat. Perawat dari IRD, IRJ, maupun ruangan lain terlebih dahulu menghubungi
perawat di Instalasi Mawar Kuning untuk memastikan apakah ada tempat/ bed untuk
pasien yang akan dikirim ke Instalasi Mawar Kuning. Setelah memastikan ada, maka
perawat Instalasi Mawar Kuning akan mempersiapkan ruangan, dan kembali
mengkonfirmasi jika ruangan telah siap. Kemudian perawat IRD, IRJ, maupun
ruangan lain dapat mengantarkan pasien ke Instalasi Mawar Kuning.

Setelah pasien tiba di ruangan, Perawat pengirim pasien melakukan timbang


terima dengan perawat penerima. Timbang terima tersebut terdokumentasi dalam
LEMBAR PENGANTAR PASIEN TRANSFER. Timbang terima menggunakan
system SBAR. Perawat melakukan identifikasi pasien, kondisi umum dan

38
39

kelengkapan berkas rekam medis pasien. Perawat yang bertugas di Instalasi Mawar
Kuning kemudian memberikan orientasi kepada pasien dan keluarga tentang ruangan
dan fasilitas yang ada. Orientasi pasien baru menggunakan lembar balik yang
didalamnya berisi informasi tentang hak pasien dan keluarga, tata tertib RS, biaya
dan fasilitas dan prosedur tindakan yang biasa dilakukan. Diberikan informasi juga
terkait dokter dan perawat yang bertanggungjawab.

Pengelolaan sentralisasi obat

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan ketua tim dan apoteker yang
telah dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2017, diadapatkan bahwa Instalasi Mawar
Kuning Atas menggunakan metode sentralisasi obat KSO (kerjasama operasional)
dan Umum (bayar sendiri) dengan alur sentralisasi, yaitu penerimaan dan
penyimpanan obat (obat injeksi, oral, cairan, dan lainnya) dilakukan oleh apoteker
ruangan. Untuk pasien umum pengambilan obat dilakukan oleh keluarga pasien
setelah mendapat resep dari dokter melalui perawat dan berkolaborasi dengan depo
farmasi. Kemudian obat dicatat dan ditempatkan di ruangan (sentralisasi). Untuk
pasien dengan BPJS Pengambilan obat dilakukan oleh petugas ruangan dengan
persetujuan keluarga dengan cara resep dokter diberikan keperawat dan perawat
memberikan resep langsung kepada depo farmasi.

Untuk sistem sentralisasi obat diatur dengan system ODD (One Day Dose)
adalah sistem pemberian obat harus habis 1 kali pakai atau 24 jam. Di ruang mawar
kuning atas sudah terdapat almari untuk sentralisasi obat menjadi 2 box yaitu obat
injeksi dan oral, cairan infus. Pada box obat pasien sudah diberikan etiket
berdasarkan nama pasien, tanggal lahir dan nomor register. Pada saat pemberian obat
oral maupun injeksi perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, dan jumlah
obat. Sentralisasi obat sudah dilaksanakan dengan baik dan atas persetujuan pasien
dan keluarga. Akan tetapi belum ada format persetujuan sentralisasi obat untuk
pasien, tidak tersedia format tanda terima obat dan tanda tangan keluarga, setiap kali
dilakukan pemberian obat secara oral maupun intra vena hanya didokumentasikan
dalam buku observasi obat yang disebut dengan LEMBAR MEDIKASI (LRM.9)

Timbang terima

39
40

Timbang terima dilakukan setiap pergantian shift. Pergantian shift malam ke


pagi dilakukan pukul 07.00 WIB, Shift pagi ke shift sore dilakukan pukul 14.00 dan
shift sore ke shift malam dilakukan pukul 21.00 WIB. Timbang terima tidak selalu
dilakukan tepat waktu. Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan, namun jika
berhalangan, tugas tersebut didelegasikan kepada Katim. Hal-hal yang disampaikan
dalam timbang terima adalah masalah keperawatan dan kolaborasi yang diberikan
oleh dokter, dan penyampaian masalah keperawatan yang mungkin muncul dan
tindakan yang telah dan akan dilakukan tersampaikan. Sitem pendokumentasian
dengan metode SBAR (buku timbang terima). Operan dilakukan di ners stasion,
validasi data ke ruangan pasien, dan pre conference di ners stasion.

Supervisi keperawatan

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2017, kegiatan


supervise di ruang Mawar Kuning Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo sudah
dilaksanakan, namun tidak ada agenda khusus dan terstruktur. Kepala ruangan
melakukan supervise dengan memberikan penilaian secara langsung dan
didokumentasikan pada buku pembinaan pegawai. Kegiatan supervise yang
dilakukan belum memperhatikan prinsip 3 F (fair, feed back, follow up) Supervisi
yang dilakukan diruang Mawar Kuning Atas meliputi: Kebersihan ruangan setiap
hari, Askep 1 minggu sekali, Kelengkapan SAK 1 minggu sekali (minggu pertama),
Timbang terima minggu 2, Inventaris minggu ke 3, Administrasi minggu ke 4, Mutu
1 bulan satu kali, Logistik minggu ke 4, Pendidikan 1 bulan satu kali

Rencana tindak lanjut yang diberikan setelah kegiatan supervisi di ruangan


mawar kuning atas adalah berupa teguran langsung kepada perawat yang
bersangkutan dan dianjurkan untuk lebih memahami tentang proses asuhan
keperawatan seperti selalu turut aktif dalam setiap kegaiatan tanpa harus mengikuti
pelatihan khusus untuk memperbaikinya. RTL untuk pelatihan atau pembimbingan
lebih lanjut belum pernah dilakukan. Pelatihan yang dilakukan lebih bersifat refres
tentang pelatihan pealtihan yang wajib diketahui oleh seluruh pegawai, seperti
Bantuan Hidup Dasar (BHD), Customer Service, dan pasien safety.

40
41

Gambar 3.6 alur supervisi

Keterangan : Kegiatan supervisi

Delegasi dan supervisi

Discharge planning

41
42

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada kepala ruangan dan perawat
ruangan yang bertugas di Ruang Mawar Kuning Atas, para perawat melakukan
discharge planning yaitu middle dischart planning, dengan mereview kembali
kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya sekaligus memerikan tambahan
pengetahuan kepada keluarga.

Dari hasil observasi dan wawancara pada pasien dan keluarga (post) Discharge
planning sudah dilakukan dengan baik. Isi discharge planning sudah mencakup
penjelasan penyakit, diet khusus pasien, aktivitas pasien sehari-hari, obat-obatan
yang akan di minum dirumah, perawatan di rumah dan surat control. Hal tersebut
terdokumentasi pada LEMBAR PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE
PLANNING) LRM 4.12

3.2.3 Ronde keperawatan atau case conference

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan di Ruang Mawar Kuning Atas


RSUD Sidoarjo didapatkan hasil bahwa di RS tersebut belum pernah dilakukan ronde
keperawatan atau case conference. Kepala ruangan mengemukakan bahwa kegiatan
ronde keperawatan adalah hal yang sangat sulit dilakukan karena sulit untuk
membuat janji atau mempertemukan para ahli (dokter, farmasi, gizi, fisioterapi dan
perawat konselor) untuk duduk bersama membahas tentang masalah pasien. Ronde
keperawatan dilaksanakan saat ada praktik manajemen keperawatan dari mahasiswa .

3.2.4 Pengelolaan Keuangan (M4- Money)

Dari pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data bahwa pengelolaan


keuangan ruangan langsung ditangani oleh pihak manajemen RS.

3.2.5 Mutu dan Market

1. Cara pemasaran RSUD Sidoarjo

Strategi pemasaran yang digunakan RSUD sidoarjo kepada masyarakat melalui


penyebaran leaflet yang disediakan di resepsionis yang memungkinkan pengunjung
baru untuk mengambilnya. Leaflet tersebut menjelaskan secara singkat profil rumah

42
43

sakit, fasilitas yang tersedia. RSUD Sidoarjo juga mencetak media baliho pada
tempat strategis di kota Sidoarjo untuk menginformasikan kepada masyarakat
tentang fasilitas dan ajakan untuk menggunakan pelayanan kesehatan rumah sakit.
Rumah sakit juga memiliki program terbaru yaitu pendaftaran menggunakan
SIMANIS, sistem mengantri menggunakan sms bagi pasien poli klinik spesialis
rawat jalan yang telah memiliki nomor registrasi.

RSUD Sidoarjo juga memiliki program kerja berupa kegiatan seminar yang
diadakan di RSUD Sidoarjo berjalan rutin dengan sasaran masyarakat umum tanpa
dipungut biaya. RSUD Sidoarjo juga melakukan pengembangan keilmuwan di
kalangan pegawai rumah sakit melalui pelatihan skill tertentu yang juga bisa diikuti
tenaga kesehatan rumah sakit lain. Materi pelatihan ini ditentukan sesuaii kebutuhan
keterampilan tenaga kesehatan RSUD Sidoarjo, di antaranya sebagai berikut :

a. Sosialisasi pelayanan rumah sakit dengan dokter-dokter, puskesmas, dan PPKL.


b. Talkshow hari gizi nasional
c. Bakti sosial hari kanker sedunia
d. Seminar tentang TBC
e. Seminar tentang DM
f. Kerjasama yang dimiliki
Cara pembayaran pelayanan kesehatan yang ada di instalasi rawat inap Mawar
Kuning Atas RSUD Sidoarjo menggunakan asuransi BPJS (Badan Penyelenggara
Jaminan Nasional), JKMM, dan umum.

2. Mutu pelayanan keperawatan

Terdapat beberapa aspek penilaian penting dalam upaya penjaminan mutu


pelayanan perawatan bagi pasien dan telah menerapkan upaya penjaminan mutu
perawatan pasien, dimana terdapat beberapa aspek penilaian penting. Indikator
mutu pelayanan di unit perawatan Mawar Kuning RSUD Sidoarjo ada 6 yang
dijelaskan dalam beberapa tabel berikut :

1) Angka Ketidaklengkapan Assesmen Awal Medis dalam 24 Jam pada Pasien


Rawat Inap

Bulan Hasil Target


Jan 3,91 5
Feb 2,34 5
Mar 0 5
Apr 0 5

43
44

Mei 0,78 5
Jun 0 5
Selama 6 bulan sejak januari 2017, angka ketidaklengkapan pengkajian
awal pasien yang dilakukan di unit Mawar Kuning RSUD Sidoarjo
menunjukkan hasil yang baik, yakni jumlah kejadian pengkajian tidak
lengkap rendah, tidak melebihi standar maksimal yang ditentukan oleh
ruangan. Pada Januari 2017, menunjukkan angka ketidaklengkapan tertinggi
dalam 6 bulan ini dan semakin menurun kejadiannya pada bulan Juni 2017.

2) Angka Ketidakpahaman Pasien Baru (< 24 Jam) tentang Identifikasi Pasien


dengan Menggunakan Minimal 2 (dua) Parameter di Ruang Rawat Inap

Bulan Hasil Target


Jan 15,63 5
Feb 11,72 5
Mar 13,28 5
Apr 11,72 5
Mei 7,81 5
Jun 6,25 5
Tingkat ketidakpahaman pasien baru tentang identifikasi pasien di unit
Mawar Kuning RSUD Sidoarjo menunjukkan angka yang tidak sesuai
standar maksimal yang ditentukan ruangan. Target yang ditetapkan ruangan
yaitu 5% setiap bulan dan hasil yang didapat mencapai 15,63% pada bulan
Januari 2017. Dan menunjukkan penurunan pada bulan-bulan berikutnya,
sampai angka 6,25% pada bulan Juni 2017. Hal ini menunjukkan adanya
perbaikan manajemen edukasi pada pasien baru tentang identifikasi pasien di
unit Mawar Kuning RSUD Sidoarjo.

3) Kejadian Tidak Dilaksanakannya Konfirmasi Komunikasi Antar Tenaga


Kesehatan di Ruang Rawat Inap

Bulan Hasil Target


Jan 10 5
Feb 5 5
Mar 8,33 5
Apr 6,67 5
Mei 5 5

44
45

Jun 5 5
Angka kejadian tidak dilaksanakannya konfirmasi komunikasi
antartenaga kesehatan di unit Mawar Kuning RSUD Sidoarjo menunjukkan
hasil yang kurang maksimal. Pada bulan Januari 2017 hasil yang dicapai
10% kejadian dan berangsur menurun hingga 5% pada Juni 2017. Standar
maksimal yang ditetapkan ruangan adalah 5% kejadian setiap bulan. Secara
umum, angka kejadian tidak dilaksanakannya konfirmasi komunikasi
antartenaga kesehatan di unit ini belum optimal dan perlu dilakukan
perbaikan agar bisa stabil di bawah angka standar maksimal yang ditetapkan.

4) Angka Ketidaklengkapan Assesmen Risiko Jatuh pada Pasien Baru dalam


Waktu 24 Jam

Bulan Hasil Target


Jan 1,56 5
Feb 0 5
Mar 3,91 5
Apr 2,34 5
Mei 2,34 5
Jun 2,34 5
Angka ketidaklengkapan pengkajian resiko jatuh pada pasien baru di
unit Mawar Kuning RSUD Sidoarjo menunjukkan hasil yang baik yaitu rata-
rata 2,34%, berada di bawah angka standar maksimal yang ditetapkan
ruangan (5%). Meskipun demikian, dapat dilihat dari table bahwa kejadian
ketidaklengkapan ini lebih tinggi pada bulan April-Juni 2017 dibanding pada
bulan-bulan awal 2017.

5) Ketidaklengkapan Ringkasan Pulang Pasien Rawat Inap dalam Waktu 1 x 24


Jam

Bulan Hasil Target


Jan 11,72 5
Feb 7,81 5
Mar 7,81 5
Apr 6,25 5
Mei 3,91 5
Jun 3,13 5

45
46

Data ketidaklengkapan ringkasan pulang pasien di unit Mawar Kuning


RSUD Sidoarjo selama 6 bulan pertama tahun 2017 menunjukkan hasil
pencapaian yang rendah, dimana jumlah persentase ketidaklengkapan
melebihi standar maksimal yang ditetapkan ruangan (5%). Namun
pencapaian ini telah mengalami perbaikan sejak Januari 2017 sebanyak
11,72% dan hasil pada bulan Juni 2017 sebanyak 3,13% kejadian.

6) Kejadian Tidak Dilaksanakannya Pengecekan Ganda pada Pemberian Obat


High Alert

Bulan Hasil Target


Jan 11,11 5
Feb 11,11 5
Mar 10 5
Apr 7,78 5
Mei 5,56 5
Jun 5,56 5
Kejadian tidak dilaksanakannya pengecekan ganda pada pemberian obat
high alert di unit Mawar Kuning RSUD Sidoarjo pada 6 bulan pertama tahun
2017 menunjukkan hasil yang melebihi standar maksimal yang ditetapkan
ruangan, yaitu 11,11% kejadian pada Januari 2017 sedangkan standar
maksimal kejadian adalah 5%. Namun secara umum, angka ini mengalami
penurunan menjadi 10% pada Maret, 7,78% pada April dan 5,56% pada
bulan Juni 2017.

46
47

BAB III

STUDI KASUS DAN EVIDENCE BASE

47
48

BAB IV

PEMBAHASAN MODEL PENGEMBANGAN

3.3 Inovasi Intrvensi

3.3.1 Konsep

rangkaian kegiatan perawatan adalah kumpulan dari manajemen perawatan yang


berkualitas. Rangkaian kegiatan perawatan dapat terdiri dari tiga hingga 6 komponen
yang didukung oleh bukti ilmiah baik melalui from randomized controlled trials (RCTs)
atau systematic review. Seluruh intervensi dalam rangkaian perawatan harus dilakukan
secara terus menerus, karena rangkaian ini merupakan sebuah sistem yang lebih baik
daripada masing-masing intervensi. Rangkaian terapi ini dapat mencapai hasil maksimal
jika dilakukan secara simultan dan terus menerus (Zuo & Meng, 2015).

Rangkaian pencegahan dekubitus ini terdiri dari 5 komponen, yaitu pengkajian


risiko, pengkajian integritas kulit, penggunaan matras angin, pemberian nutrisi yang
adekuat, dan reposisi.

3.3.2 Sasaran

Sasaran dari rangkaian perawatan ini adalah klien yang beresiko mengalami luka
tekan karena imobilitas, diperkirakan dirawat di Rumah Sakit 48 jam.

3.3.3 Rangkaian Perawatan

Rangkaian pencegahan dekubitus yang terdiri dari 5 komponen, yaitu pengkajian


risiko, pengkajian integritas kulit, penggunaan matras angin, pemberian nutrisi yang
adekuat, dan reposisi massage harus dilakukan secara simultan untuk mencapai hasil
maksimal.

3.3.3.1 Pengkajian Risiko Dekubitus

Identifikasi risiko decubitus yang tepat menjadi langkah pertama sebagai upaya
pencegahan yang efektif. Immobilitas menjadi faktor risiko decubitus yang cukup
signifikan. Klien yang tidak dapat melakukan reposisi secara mandiri beresiko terpapar
gesekan mekanik. Penurunan perfusi jaringan karena tekanan dan gesekan pada kulit
dapat mengakibatkan lapisan epidermis terluka. Nutrisi juga menjadi factor resiko
decubitus, klien yang mengalami malnutrisi yang berhubungan dengan protein rentan
mengalami decubitus. Pengkajian resiko decubitus dapat dilakukan menggunakan skala
Braden. Skala braden adalah instrumen pengkajian yang digunakan untuk memperkirakan
resiko decubitus yang mengkaji 6 kriteria: perepsi sensori, kelembaban, level aktivitas,

48
49

mobilitas klien, nutrisi, dan gesekan pada kulit. Mengkaji klien dengan menggunakan 3
poin, sedangkan kelima item yang lain diukur dengan skala poin 1-4. Jumlah nilai dari
pengkajiian ini antara 6-23. Semakin tinggi skor yang diperoleh,maka mengindikasikan
resiko decubitus yang lebih rendah. Kategori skor untuk skala ini ( <9 resiko sangat
tinggi, 10-12 resiko tinggi, 13-14 resiko sedang, 15-18 resiko rendah, 19-23 tidak ada
resiko).

Skala waterlow merupakan pengkajian yang mengkaji 10 faktor risiko; berat badan,
kemampuan berkemih, kondisi kulit, status nutrisi/nafsu mkaan, usia, jenis kelamin,
riwayat operasi, perfusi jaringan dan status neurologi. Skor pada skala waterlow berkisar
antara 2 90. Skor rendah (<10) mengindikasikan resiko rendah decubitus, 10-15 resiko
sedang, 15-19 resiko tinggi dan skor >20 memiliki resiko sangat tinggi decubitus.

3.3.3.2 Pengkajian Kulit

Pengkajian kulit dilakukan oleh perawat sejak klien masuk Rumah Sakit, dan
dilakukan pengkajian ulang setiap pergantian shift untuk memonitor kondisi kulit klien.
Dalam mengkaji integritas kulit perlu memperhatikan adanya inkontinensia urine dan alvi.
Inkontinensia merupakan salah satu masalah yang sulit untuk ditangani. Hal ini
dikarenakan rasa inkontinensia menyebabkan rasa panas, tidak nyaman, dan menambah
resiko kontaminasi pada kulit akibat paparan urine dan feses. Apabila dalam pengkajian
ditemukan decubitus grade I, maka perlu dilakukan monitor yang ketat agar tidak
berkembang pada grade yang lebih lanjut. Jika didapatkan grade II decubitus, maka harus
direncanakan untuk perawatan luka dan didokumentasikan untuk memonitor
perkembangan penyembuhan luka. Perawat harus mendokumentasikan seluruh hasil
pengkajian agar dapat melihat perkembangan klien setiap harinya.

3.3.3.3 Permukaan Kulit

Permukaan kulit yang beresiko terpapar gesekan dan tekanan, seringkali


mengakibatkan terjadinya luka pada kulit (dekubitus). Pada permukaan kulit yang
menjadi tumpuan beban tubuh, adalah area paling sering terjadi dekubitus. Pada area
tersebut bisa diberikan bantalan atau alas lain, mengurangi lekukan atau alas yang kasar
pada titik tumpuan tersebut, untuk mengurangi tekanan yang berpotensi mengakibatkan
dekubitus. Penggunaan matras busa, angin, air dan elastic, seluruhnya belum cukup
terbukti mengurangi resiko terjadinya dekubitus jika dibandingkan matras biasa yang ada
di rumah sakit. Namun di antara yang lain, penggunaan matras angin dalam 3 hari secara
statistic menurunkan resiko dekubitus, sebanyak 76% dibanding kasur biasa.

49
50

3.3.3.4 Nutrisi

Kadar albumin dan pre albumin darah yang rendah menunjukkan indikasi malnutrisi
pada seseorang. Kedua indikator ini harus dimonitor rutin setiap 1-2 pekan untuk
memperlihatkan adekuatnya status nutrisi pasien. Nutrisi memberikan pencegahan
terhadap kejadian dekubitus yaitu kecukupan protein pada kulit membuat kulit tidak
mudah berkerut dan bergesekan dengan benda yang kontak langsung dengan kulit.
Intervensi dilakukan dengan memberikan dukungan dan motivasi agar asupan nutrisi
pasien tercukupi, terutama protein. Serta memastikan kecukupan nutrisi pada pasien yang
mendapat terapi vasopresor karena mencegap absorpsi nutrient dan yang mendapat terapi
enteral. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pemberian formula nutrisi enteral yang
diperkaya dengan minyak ikan dengan omega 3 dan mikronutrien, mampu menurunkan
kejadian dekubitus secara signifikan.

3.3.3.5 Reposisi

Reposisi pasien merupakan komponen penting untuk mencegah terjadinya dekubitus.


Penelitian terkini merekomendasikan agar pasien yang mengalami imobilisasi dibalik atau
dilakukan reposisi setiap 2 jam sekali yang menggunakan matras busa dan 4 jam sekali
yang menggunakan kasur angin. Namun, peneli cenderung menganjurkan agar melakukan
reposisi pasien setiap 2 jam pada pasien yang menggunakan matras apa pun dengan alasan
masih ada kejadian dekubitus ketika reposisi dalam jarak 4 jam.

Sampai saat ini belum ada standard protokol reposisi yang paling efektif untuk
mencegah kejadian dekubitus, namun Continous bedside pressure mapping (CBPM) telah
digunakan untuk membantu strategi pencegahan dekubitus. Melalui mekanisme
identifikasi besarnya tekanan pada titik beban tubuh, alat ini digunakan untuk menentukan
posisi dan area mana saja yang sangat beresiko dan dapat dihindarkan dari tekanan, serta
area mana yang aman untuk menjadi tumpuan dan reposisi.

Pada saat reposisi, tubuh dimiringkan dengan sudut 30o dan kepala ditinggkan
kurang dari 30o untuk mencegah tekanan pada area coccyx. Namun perlakuan ini
meningkatkan VAP pada pasien dengan ventilator dan meningkatkan resiko aspirasi pada
pasien uang mendapat terapi enteral. Untuk itu, pada pasien ini kepala ditinggikan
melebihi 30o. Jika perlu, lakukan restrain pula pada pasien intubasi untuk menghindari
perubahan posisi yang beresiko. Perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui
posisi yang tepat dan frekuensi optimal untuk reposisi yang dapat mencegah terjadinya
dekubitus.

50
51

51
52

BAB V

PENUTUP

52

Anda mungkin juga menyukai