Disusun oleh:
dr. Amarisant
PUSKESMAS GOMBONG I
KECAMATAN GOMBONG
2018
1
GAMBARAN KEPUASAN PASIEN DITINJAU DARI MUTU PELAYANAN
YANG DIBERIKAN OLEH PEGAWAI DI UNIT PELAYANAN UMUM
PUSKESMAS GOMBONG I
Disusun oleh:
dr. Amarisanti
Dr. Ardiningsih
NIP.
2
KATA PENGANTAR
dr. Amarisanti
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................2
KATA PENGANTAR.....................................................................................................3
DAFTAR ISI..................................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................6
1.1 Latar Belakang......................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................8
1.3 Tujuan...................................................................................................................9
1.4 Manfaat.................................................................................................................9
BAB 4 HASIL..............................................................................................................25
BAB 5 PEMBAHASAN..............................................................................................42
4
BAB 6 PENUTUP........................................................................................................45
6.1 Kesimpulan.........................................................................................................45
6.2 Saran...................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................48
5
BAB I
PENDAHULUAN
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh
orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam
rangka mewujudkan status kesehatan masyarakat yang optimal, maka berbagai upaya
harus dilaksanakan, salah satu di antaranya ialah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di tingkat dasar di
Indonesia adalah melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang merupakan
unit organisasi fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kotamadya dan diberi
tanggung jawab sebagai pengelola kesehatan bagi masyarakat tiap wilayah kecamatan
dari kabupaten/ kotamadya bersangkutan.
Pada era globalisasi, dinamika kehidupan dunia usaha semakin keras dan ketat
termasuk di bidang pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas. Dengan makin
tingginya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka
kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan tampak makin meningkat pula.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan tersebut, tidak ada upaya lain yang
dapat dilakukan, kecuali menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik -
baiknya. Sebagai lembaga kesehatan yang bermisi meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, Puskesmas kini telah berperan dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Kepercayaan yang diberikan masyarakat dan
pemerintah terhadap Puskesmas tersebut adalah sebuah kehormatan sekaligus amanat
dan tugas berat yang harus dipikul dengan sungguh-sungguh dan hati penuh
keikhlasan, lebih-lebih dengan perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang
kesehatan maka Puskesmas kini dituntut lebih keras lagi berusaha dan meningkatkan
profesionalisme dalam bekerja khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada para pasiennya. Pelayanan yang telah diterapkan di Puskesmas ini yaitu
dengan memberikan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5 S) kepada setiap
pasien yang datang ke puskesmas, memberikan pelayanan pemeriksaan yang baik
pada setiap pasien yang datang berobat sehingga memberikan kesan yang akrab dan
nyaman serta tidak menimbulkan rasa kekhawatiran bagi pasien terhadap penyakit
yang diderita serta berusaha memberikan pengobatan yang terbaik terhadap penyakit
6
pasien, memberi pelayanan secara tepat dan cepat kepada setiap pasien Adanya
bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas ini diharapkan pasien
akan dapat memberikan penilaian tersendiri terhadap Puskesmas tersebut. Jika
pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang dikehendaki, maka pasien akan puas,
jika yang terjadi sebaliknya maka akan menyebabkan kehilangan minat pasien untuk
berobat dan ini akan menyebabkan pasien mempunyai image negatif terhadap
Puskesmas tersebut, yang akan mengakibatkan menurunnya jumlah pasien akhirnya
akan menyebabkan pengurangan keuntungan.
Dalam lingkungan global yang semakin ketat dengan masuknya pelayanan
yang inovatif di pasaran disatu sisi dan kondisi pasar yang jenuh untuk pelayanan-
pelayanan yang monoton disisi lain mengelola loyalitas pasien menjadi tantangan
manajerial Puskesmas. Kualitas tingkat pelayanan terhadap kepuasan pasien
merupakan suatu proses yang komplet, sehingga pada akhirnya akan menyangkut
manajemen puskesmas secara keseluruhan. Maka konsep puskesmas perlu untuk
selalu diperbaharui dan disempurnakan, sehingga dapat terwujud pelayanan kesehatan
yang bermutu, terjangkau, efektif, dan efisien, merata serta berkesinambungan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pada era globalisasi ini pemikiran ilmuwan dan
praktisi tertuju pada bagaimana memberikan pelayanan yang berkualitas.
Fungsi pelayanan kepada masyarakat terkait dengan peran pemerintah sebagai
katalisator dalam pemenuhan kepentingan masyarakat. Pelayanan yang berkualitas
merupakan tuntutan baik eksternal maupun internal. Secara eksternal pelayanan
merupakan kemutlakan didalam arus globalisasi yang kuasa menenggelamkan
elemen-elemen yang tidak mampu tampil bersaing karena kapasitas yang tidak
memenuhi kualifikasi persaingan global (Purnaweni, 2003).
Pelayanan prima menjadi tuntutan masyarakat, sejalan dengan peningkatan
kebutuhan dan kesadaran dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat sebagai
imbas dari kemajuan teknologi informasi. Kualitas yang tinggi merupakan tuntutan,
tidak hanya dalam kegiatan bisnis namun juga dalam kegiatan pelayanan lembaga
pemerintahan resisten terhadap tuntutan kualitas pelayanan publik. Pada peneliti ini
masalah yang akan diteliti tentang tingkat kualitas pelayanan jasa puskesmas, disini
peneliti untuk membuktikan kepuasan atau ketidakpuasan pasien atas kualitas
pelayanan yang diberikan oleh puskesmas dapat dibuktikan dengan kuesioner yang
akan dibagikan langsung kepada pasien puskesmas.
7
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi manajemen
puskesmas dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang di berikan untuk
memenuhi kepuasan pasien yang lebih baik di masa yang akan datang.
2. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta
mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan kualitas pelayanan
jasa di Puskesmas.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
10
1. Plan: perbaikan proses dapat dicapai pada tiap tingkat organisasi. Perbaikan
berfokus pada persyaratan yang diajukan oleh pelanggan maupun input dari
rekanan, pelanggan internal. Seluruh jajaran karyawan dalam organisasi
harus mampu mengatasi masalah yang ada dalam sistem, oleh karena itu
perlu bersama-sama menyusun rencana perbaikan.
2. Do: Ketika inisiatif untuk melakukan perbaikan telah direncanakan, maka
inilah saatnya untuk melakukan uji coba dalam skala kecil, segala perubahan
yang terjadi diamati, dicatat, dan dianalisis dengan alat-alat perbaikan mutu
seperti flow chart, fishbone, pareto, analisis trend, histogram, diagram
pencar, diagram kendali, dan sebagainya.
3. Chek/Study: Hasil uji coba dianalisis dan didiskusikan bersama, sehingga
dapat dipahami keterkaitan antara masalah yang satu dengan yang lain dan
dapat memberikan rekomendasi yang perlu dilakukan untuk perbaikan.
4. Act: Berdasarkan hasil uji coba dapat diambil keputusan untuk melakukan
adopsi perubahan, melakukan penyesuaian, atau mengembangkan alternatif
lain untuk diuji coba lagi jika ternyata hasil uji coba tidak menunjukkan
adanya perbaikan.
Juran mengemukan tiga hal yang harus dilakukan dalam menerapkan
manajemen mutu, yaitu:
1.“Commitment and actions” dari manajemen puncak
2. Pelatihan manajemen mutu
3. Perbaikan mutu yang berkesinambungan.
Selanjutnya Juran menyampaikan trilogi dalam perbaikan mutu, yaitu
perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan mutu.
1. Perencanaan mutu: fokus dari perencanaan mutu adalah menjamin
bahwa tujuan mutu dapat dicapai melalui kegiatan operasional.
Perencanaan mutu meliputi:
a. identifikasi pelanggan eksternal dan internal
b. pengembangan gambaran/ciri/spesifikasi produk yang merupakan
respon keinginan dan kebutuhan pelanggan
c. merumuskan tujuan mutu yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan dengan pembiaya yang efisiesn dan rekanan
sebagai mitra kerja
11
d. merancang bangun proses untuk memproduksi
produk/jasa/pelayanan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
e. Menunjukkan bahwa proses tersebut secara operasional mampu
untuk mencapai tujuan mutu yang telah ditetapkan
2. Perbaikan/peningkatan mutu: Untuk mencapai kinerja yang optimal,
proses operasional juga harus optimal. Kegiatan peningkatan mutu
meliputi:
1. identifikasi proses spesifik untuk ditingkatkan
2. bentuk tim untuk melakukan perbaikan proses tersebut
3. lakukan diagnosis dan analisis untuk mencari penyebab dan
mengidentifikasi penyebab masalah yang utama
4. kembangkan kegiatan-kegiatan korektif dan preventif
5. lakukan uji coba dan berikan rekomendasi untuk perbaikan yang
efektif
3. Pengendalian mutu: tujuan dari pengendalian mutu adalah dokumentasi
dan sertifikasi bahwa tujuan mutu tercapai dalam kegiatan operasional.
Pengendalian mutu meliputi:
1. menentukan apa yang akan dikendalikan
2. menetapkan apa yang akan diukur
3. memilih metode dan menyusun instumen pengukuran
4. melakukan pengukuran secara nyata
5. memahami dan menganalisis varians, melakukan interpertasi
kenyataan dibandingkan standar
6. melakukan tindakan koreksi terhadap adanya kesenjangan antara
kenyataan dan standar.
12
Kepuasan terdiri dari 2 macam, yaitu:
a) Kepuasan fungsional: Merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu
produk yang telah dimanfaatkan.
b) Kepuasan psikologis: merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang
bersifat tidak terwujud dari suatu produk (menarik gengsi atau harga diri,
menciptakan citra pribadi)
Menurut Alma (2004:284) ada lima faktor dominan atau penentu kualitas jasa,
yaitu :
a. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan
yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.
b. Responsiveness (daya tanggap), yaitu respon atau kesigapan karyawan
dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan
tanggap, yang meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan,
kecepatan karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan
pelanggan/pasien.
c. Assurance (jaminan), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan
terhadap produk/jasa secara tepat, kualitas keramah tamahan, perhatian dan
kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan
informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam
memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan
d. Emphaty (Empati), yaitu perhatian secara individual yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan
dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan
pelanggannya.
e. Tangibles (Bukti Langsung), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti
gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan,
kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi
dan penampilan karyawan.
13
Dalam hal implementasi pengukuran kepuasan masyarakat terdapat dua aspek
penting yang saling berkaitan (Fandy, 2005:366), yaitu:
a) Apa yang diukur?
Enam konsep inti mengenai objek pengukuran sebagai berikut :
1. Kepuasan pelanggan keseluruhan
Diukur yaitu pertama, mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap
produk atau jasa perusahaan bersangkutan. Kedua, menilai dan
membandingkan dengan tingkat pelanggan keseluruhan terhadap produk
dan jasa.
2. Dimensi kepuasan pelanggan
Terdapat empat langkah ukuran. Pertama, mengidentifikasi dimensi-
dimensi kunci kepuasan pelanggan. Kedua, meminta pelanggan menilai
produk atau jasa perusahaan berdasarkan item-item spesifik, seperti
kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf layanan
pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai produk atau jasa pesaing
berdasarkan item-item spesifik yang sama. Dan keempat, meminta para
pelanggan untuk menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereja
paling penting dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan.
3. Konfirmasi harapan
Kepuasan tidak diukur langsung namun disimpulkann berdasarkan
kesesuaian atau ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dan kinerja
aktual produk perusahaan.
4. Minat pembelian ulang
Diukur secara behavioral dengan jalan menanyakan apakah pelanggan
akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi
5. Ketidakpuasan pelanggan
Beberapa aspek yang sering ditelaah guna mengetahui ketidakpuasan
pelanggan yaitu :
a) komplain
b) retur atau pengembalian produk
c) biaya garansi
d) penarikan kembali produk dari pasar, dan
e) konsumen beralih ke pesaing
14
b) Bagaimana cara mengukur?
Empat metode yang banyak digunakan dalam mengukur kepuasan
pelanggan (Fandy, 2005:336), yaitu :
1. Sistem keluhan dan saran
Setiap organisasi jasa yang berorientasi pada pelanggan wajib
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pelanggan untuk
menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan mereka.
2. Ghost Shopping
Metode ini untui memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan
dengan memperkerjakan beberapa ghost shoppers untuk berperan sebagai
pelanggan potensial jasa perusahaan dari pesaing. Mereka diminta
melaporkan berbagai temuan penting berdasarkan pengalamannya
mengenai kekuatan dan kelemahan jasa perusahaan dibandingkan para
pesaing
3. Lost customer analysis
Perusahaan seharusnya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah beralih ke pemasok agar dapat memahami
mengapa hal itu dapat mengambil kbijakan perbaikan atau
penyempurnaan selanjutnya.
4. Survey kepuasan pelanggan
Metode survey, baik via pos, telepon, maupun wawancara langsung.
Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan atau umpan balik
langsung dari pelanggan.
15
Tujuan penyusunan Indeks Kepuasan Maysarakat (IKM) ini untuk mengetahui
tingkat kinerja unit pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan
kebijakan dalam rangka peningkatan pelayanan publik selanjutnya. Bagi masyarakat,
Indeks Kepuasan Masyarakat dapat digunakan sebagai gambaran tentang kinerja unit
yang bersangkutan.
2.4.2 Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat
Berdasarkan prinsip pelayanan sebagiamana telah ditetapkan dalam Keputusan
Menteri PAN Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian dikembangkan
menjadi 14 unsur yang “relevan”, “valid” dan “reliabel”, sebagai unsur minimal yang
harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut
:
1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan ;
2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
pelayanannya ;
3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas
yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan
tanggungjawabnya);
4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelananan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
ketentuan yang berlaku ;
5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan
tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian
pelayanan;
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikan / menyelesaikan pelayanan
kepada masyarakat ;
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;
8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tidak membedakan golongan / status masyarakat yang dilayani ;
16
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah
serta saling menghargai dan menghormati :
10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan ;
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya pelayanan
yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan :
12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan,
sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan ;
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan
yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman
kepada penerima pelayanan ;
14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan
unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-
resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
2.4.3 Sasaran Indeks Kepuasan Masyarakat
Sasaran penyusunan Indeka Kepuasan Masyarakat berdasarkan Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Kep/25/M.PAN/2/2004, yaitu :
a) Tingkat pencapaian kinerja unit pelayanan instansi pemerintahan
dalam memberikan peayanan terhadap masyarakat.
b) Penataan sistem, mekanisme, dan prosedur pelayanan, sehingga
pelayanan dapat dilaksanakan secara lebih berkualitas, berdaya
guna, dan berhasil guna
c) Tumbuhnya kreatifitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam
peningjatan kualitas pelayanan publik.
2.4.4 Manfaat Indeks Kepuasan Masyarakat
Dengan tersedianya data IKM secara periodik, dapat diperoleh manfaat
sebagai berikut :
a) Diketahuinya kelemahan atau kekuatan dari masing-masing unsur
dalam penyelenggaraan pelayanan publik
b) Diketahuinya kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah
dilaksanakan oleh unit pelayanan publik secara periodik
17
c) Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang
perlu dilakukan
d) Diketahui Indeks Kepuasan Masyarakat secara menyeluruh terhadap
hasil pelaksanaan pelayanan publik dalam lingkup pemerintah pusat
dan daerah
e) Memacu persaingan positif, antara unit penyelenggara pelayanan pada
lingkup pemerintah pusat dan daerah dalam upaya peningkatan kinerja
pelayanan.
f) Bagi masyarakat dapat diketauhi gambaran tentang kinerja unit
pelayanan.
2.5 Akreditasi
18
dokter, ruang tindakan, ruang farmasi, ruang ASI, kamar mandi dan WC,
dan ruang lain sesuai kebutuhan pelayanan.
3. Pengaturan ruangan memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan untuk memudahkan
pasien/keluarga pasien untuk akses yang mudah termasuk memberi
kemudahan pada orang dengan disabilitas, anak-anak, dan orang usia
lanjut, demikian juga memperhatikan keamanan dan kemudahan bagi
petugas dalam memberikan pelayanan.
2.6.2 Pendaftaran
1. Tersedia prosedur pendaftaran.
2. Tersedia bagan alur pendaftaran.
3. Petugas mengetahui dan mengikuti prosedur tersebut.
4. Pelanggan mengetahui dan mengikuti alur yang ditetapkan.
5. Terdapat cara mengetahui bahwa pelanggan puas terhadap proses
pendaftaran.
6. Terdapat tindak lanjut jika pelanggan tidak puas.
7. Keselamatan pelanggan terjamin di tempat pendaftaran.
2.6.3 Pelaksanaan pelayanan
1. Terdapat prosedur pengkajian awal yang paripurna (meliputi
anamesis/alloanamnesis, pemeriksan fisik dan pemeriksaan penunjang
serta kajian sosial) untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan dan
harapan pasien dan keluarga pasien mencakup pelayanan medis,
penunjang medis dan keperawatan.
2. Proses kajian dilakukan oleh tenaga yang kompeten untuk melakukan
kajian.
3. Pemeriksaan dan diagnosis mengacu pada standar profesi dan standar
asuhan.
4. Prosedur pengkajian yang ada menjamin tidak terjadi pengulangan yang
tidak perlu.
19
Kajian hanya boleh dilakukan oleh tenaga professional yang kompeten.
Proses kajian tersebut dapat dilakukan secara individual atau jika
diperlukan oleh tim kesehatan antar profesi yang terdiri dari dokter,
dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan yang lain sesuai
dengan kebutuhan pasien. Kajian awal tersebut memberikan informasi
untuk:
- Memahami pelayanan apa yang dicari pasien
- Menetapkan diagnosis awal
- Mengetahui riwayat pasien terhadap pengobatan sebelumnya
- Memahami respons pasien terhadap pengobatan sebelumnya
- Memilih jenis pelayanan/tindakan yang terbaik bagi pasien serta
rencana tindak lanjut dan evaluasi
2.6.4 Gizi
Px yang beresiko nutrizi mendapat terapi gizi, dengan kriteri penilaian sebagai
berikut :
1. Pasien yang pada kajian awal berada pada risiko nutrisi, mendapat
terapi gizi.
2. Suatu proses kerjasama dilakukan untuk merencanakan, memberikan
dan memonitor pemberian asuhan gizi
3. Respon pasien terhadap asuhan gizi dimonitor
4. Respon pasien terhadap asuhan gizi dicatat dalam rekam medis
2.6.5 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten dan
berpengalaman untuk melakukan dan/atau menginterpretasikan hasil pemeriksaan
1. Ditetapkan jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan
di Puskesmas.
2. Tersedia jenis dan jumlah petugas kesehatan yang kompeten sesuai
kebutuhan dan jam buka pelayanan.
3. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh analis/petugas yang terlatih
dan berpengalaman.
4. Interpertasi hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas
yang terlatih dan berpengalaman.
2.6.6 Pelayanan obat
20
1. Terdapat persyaratan penyimpanan obat.
2. Penyimpanan dilakukan sesuai dengan persyaratan.
3. Pemberian obat kepada pasien disertai dengan label obat yang jelas
(mencakup nama, dosis, cara pemakaian obat dan frekuensi
penggunaannya).
4. Pemberian obat disertai dengan informasi penggunaan obat yang
memadai dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien/keluarga
pasien.
5. Petugas memberikan penjelasan tentang kemungkinan terjadi efek
samping obat atau efek yang tidak diharapkan.
6. Petugas menjelaskan petunjuk tentang penyimpanan obat di rumah.
7. Tersedia kebijakan dan prosedur penanganan obat yang
kadaluwarsa/rusak.
8. Obat kadaluwarsa/rusak dikelola sesuai kebijakan dan prosedur.
21
BAB 3
METODE KEGIATAN
Sasaran dari mini project ini adalah seluruh pasien yang berkunjung dibagian
rawat jalan di Puskesmas Gombong I.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2018 di Puskesmas
Gombong I.
1. Identifikasi masalah.
5. Pengolahan data.
22
BAB 4
HASIL
a. Kondisi Geografis
10 - 15
14;-1,222
19; 1,178
0 - 4;5918
- 9; 913 40 - 44;
45 -970
49;-861
50 54;
30 - 35
25 -634
34;-818
29; 675
39; 820 55 -860
59; 765
20 - 24; 60 - 65
64;-511
69;-452
70 75+;
74; 329415
24
Selama 1 tahun ditahun 2017 terdapat 10 besar penyakit masyarakat wilayah
kerja Gombong 1 yang berobat. Peringkat pertama terbanyak adalah ISPA,
dilanjut dengan Hipertensi. Berikut tabel 10 besar penyakit di Puskesmas
Gombong 1 :
1 ISPA 3070
2 Hipertensi 1024
4 Dyspepsia 534
5 Myalgia 490
6 Cepalgia 410
7 Dermatitis 350
10 Faringitis 268
Tabel 3
Keadaan Sumber Daya Manusia di Puskesmas Gombong Tahun 2017
25
No. Kategori Jumlah
1 Kepala Puskesmas 1
2 Kepala TU 1
3 Dokter Umum 2
4 Dokter Gigi 1
5 Apoteker 1
6 Bidan 12
7 Perawat 15
8 Perawat Gigi 1
9 Analis Laborat 3
10 Ahli Gizi 1
11 Sanitarian 1
12 Dokter Internsip 5
13 Lain-lain 12
Jumlah 56
4.3 Pelayanan
Puskesmas Gombong menyediakan beberapa pelayanan kepada masyarakat,
sebagai berikut :
1. Pelayanan loket
2. Pelayanan informasi
3. Ruang periksa dokter umum
4. Ruang periksa dokter gigi
5. Pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA)
6. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
7. Pelayanan MTBS
8. Pelayanan IMS
9. Ruang ASI
10. Ruang tindakan
26
11. Ruang Imunisasi
12. Ruang Kepala Puskesmas
13. Ruang TU
14. Pelayanan kefarmasian (Obat)
15. Pelayanan gawat darurat (UGD) 24 jam
16. Pelayanan rawat inap umum
17. Pelayanan rawat inap bersalin
18. Pelayanan pemeriksaan penunjang (laborat dan rontgen)
19. Dapur
20. Ruang merokok
21. Ambulance 2 unit
22. Sepeda motor 5 unit
Gambar 3
Alur Mekanisme Pelayanan
27
Adapun penjelasan dari mekanisme pelayanan kesehatan di Puskesmas
Gombong seperti diatas, adalah sebagai berikut :
1. Pasien datang ke loket untuk mengambil nomor urut dan mendaftar
2. Petugas melayani dan memberikan karcis kepada pasien umum diluar
Kabupaten Lamongan sedangkan bagi pasien penggunan kartu BPJS
diharuskan tanda tangan pada lembaran kunjungan dan mencatat identitas
pada kartu catatan medis
3. Pasien menunggu panggilan diruang tunggu sesuai nomor urut kecuali
untuk penderita dalam keadaan darurat
4. Pasien dianamnesis di ruang BP Umum/ KIA / BP Gigi/ BP Gizi oleh
dokter, bidan atau perawat
5. Pasien diperiksa sesuai Standart Operating Procedure
6. Pasien yang perlu pemeriksaan laboratorium dibuatkan surat rujukan atau
ditulis di kartu rujukan catatan medis
7. Pasien mendapat resep atau tindakan sesuai diagnosis penyakit
8. Pasien mengambil obat di ruang obat/ apotek
9. Pasien yang perlu mendapat rujukan kepelayanan kesehatan yang dituju
baik yang didalam puskesmas atau diluar puskesmas dibuat surat rujukan
atau ditulis dicatatan medis
10. Waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan pelayanan, adalah :
a) Tanpa tindakan / rujukan ± 15-30 menit
b) Dengan tindakan / rujukan ± 15-60 menit
Untuk menunjang pelayanan yang optimal kepada masyarakat tersebut
diatas, makan Puskesmas Gombong telah mengupayakan perbaikan kualitas baik dari
sumber daya manusia maupun sarana penunjang lainnya, yaitu :
1. Sarana dan Prasarana Kesehatan
a. Puskesmas induk (perawatan) : 1
b. Puskesmas pembantu : 1
c. Poliklinik Kesehatan Desa :3
d. PosyanduBalita : 29
e. Posyandu lansia : 17
f. Bali pengobatan (BP) :1
g. Praktik Dokter Swasta :2
28
h. Bidan Praktik Swasta :1
i. Rumah Bersalin :1
j. Apotek :1
k. Praktik Pengobatan Tradisional : 1
Tabel 4
Karakteristik Responden Puskesmas Gombong Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Responden Persentase
Laki-laki 9 30 %
Perempuan 21 70%
Gambar 4
Diagram karakteristik responden Puskesmas Gombong berdasarkan jenis kelamin
(dalam persen)
Jenis Kelamin
Pri a Wani ta
Tabel 5
Karakteristik responden Puskesmas Gombong berdasarkan usia
29
Usia Responden Persentase
< 20 tahun 2 7%
21-30 tahun 6 20 %
31-40 tahun 11 37 %
41-50 tahun 4 13 %
> 50 tahun 7 23 %
Tidak mengisi 0 0%
Gambar 5
Diagram karakterikstik responden berdasarkan usia
(dalam persen)
Usia
Tabel 6
Karakteristik responden Puskesmas Gombong berdasarkan pendidikan terakhir
30
Pendidikan terakhir Responden Persentase
SD 8 27 %
SMP 5 16 %
SMA 10 34 %
Diploma (D1-D3) 2 7%
S1 4 13 %
Tidak mengisi 1 3%
Gambar 6
Diagram karakteristik responden Puskesmas Gombong berdasarkan pendidikan
terakhir
(dalam persen)
Pendidikan Terakhir
SD SMP SMA
Di pl oma (D1-D3) S1 Ti dak Mengi s i
Tabel 7
Karakteristik responden Puskesmas Gombong berdasarkan pekerjaan
31
Pekerjaan Responden Persentase
PNS 1 4%
Wiraswasta 9 46%
Pelajar/mahasiswa 1 20%
Lain-lain 14 16%
Tidak mengisi 0 0%
Gambar 7
Diagram karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
(dalam persen)
Jenis pekerjaan
32
1 Prosedur pelayanan 0 2 24 4 93%
2 Persyaratan pelayanan 2 6 19 3 73%
3 Kejelasan petugas pelayanan 1 2 19 8 90%
4 Kedisiplinan petugas pelayanan 2 3 20 5 83%
5 Tanggung jawab petugas 1 5 23 1 80%
pelayanan
6 Kemampuan petugas pelayanan 0 4 24 2 86%
7 Kecepatan pelayanan 4 6 17 3 67%
8 Keadilan mendapatkan 0 2 27 1 93%
pelayanan
9 Kesopanan dan keramahan 2 2 20 6 87%
petugas
10 Kewajaran biaya pelayanan 0 2 25 3 93%
11 Kepastian biaya pelayanan 0 1 25 4 97%
12 Kepastian jadwal pelayanan 0 1 18 11 97%
13 Kenyamanan lingkungan 1 3 24 2 87%
14 Kondisi fasilitas (ruang tunggu 2 4 21 3 80%
dan toilet)
33
2) Kenyamanan lingkungan memperoleh nilai sebesar (86%) dimana kondisi
sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan teratur membuat
pelanggan merasa nyaman
3) Kedisiplinan petugas pelayanan mendapat nilai sebesar (86%) Kesungguhan
petugas pemberi pelayanan dari segi waktu dan kecepatan pelayanan
berlangsung sudah sesuai sehingga pelanggan tidak menunggu terlalu lama
untuk mendapatkan pelayanan
4) Kepastian biaya pelayanan memperoleh nilai sebesar (88%) dimana pelanggan
merasa pembayaran yang dilakukan cukup terjangkau dan terperinci sehingga
pelanggan mengetahui biaya tersebut digunakan
5) Kemampuan petugas pelayanan memperoleh nilai sebesar (88%) dimana
masyarakat merasa puas ditangani oleh tenaga yang ahli dalam memberikan
pelayanan
6) Kejelasan petugas pelayanan memperoleh nilai (90%) dimana pelanggan
merasa keberadaan dan kepastian petugas pelayanan dalam memberikan
pelayanan dirasa sangat memuaskan, nomor antrian membuat pelanggan bisa
menerima pelayanan sesuai nomor urutan yang didapatkan.
7) Prosedur pelayanan memperoleh nilai (92%) dimana kemudahan tahapan
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi sederhana alur
pelayanan dirasakan mudah sehingga pengguna merasa puas
8) Tanggung jawab petugas pelayanan mendapat nilai sebesar (92%) dimana
tanggung jawab petugas dalam memberikan pelayanan dirasakan memuaskan
karena petugas memperhatikan tanggung jawabnya dalam memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pelanggan
9) Kesopanan dan keramahan petugas memperoleh nilai sebesar (94%)
pelanggan merasa petugas sudah sopan dan ramah dalam memberikan
pelayanan
10) Kewajaran biaya pelayanan memperoleh nilai sebesar (96%) dimana
masyarakat menganggap sudah wajar tarif biaya yang harus dibayar untuk
memperoleh pelayanan kesehatan
11) Keadilan mendapatkan pelayanan memperoleh nilai sebesar (96%) dimana
pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan / status penggna
yang dilayani, sehingga pengguna merasa puas, dihargai dan dihargai haknya.
34
12) Fasilitas pelayanan memperoleh nilai sebesar (80%) dimana fasilitas
puskesmas meliputi ruang tunggu dan toilet, pelanggan merasa fasilitas yang
disediakan oleh puskesmas dalam keadaan baik.
BAB 5
PEMBAHASAN
35
Dalam melakukan peengukuran kepuasan pelanggan, peneliti menggunakan
persepsi kepuasan pelanggan melalui teknik kuisioner. Hasil kuisioner kepada
pelanggan, digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelayanan dengan jumlah
responden sebanyak 30 orang. Peneliti menggunakan aturan rule of thumb sebagai
acuan untuk mendapatkan ukuran sampel.
Responden dipilih secara acak dimana masing-masing 30 orang responden
tersebut yaitu para pelanggan yang dijumpai pada saat mereka mendapatkan
pelayanan di Puskesmas Gombong I di bagian rawat jalan. Kuisioner mulai disebar
oleh peneliti pada tanggal 5 Juni – 7 Juni 2018 di ruang tunggu pemeriksaan
Puskesmas Gombong I. Teknik kuisioner yang digunakan menggunakan Indeks
kepuasan Masyarakat dengan modifikasi sendiri.
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi
kasus dengan instrumen penelitian berupa kuisioner yang disebar kepada pengunjung
dibagian rawat jalan di Puskesmas Gombong.
Dalam peningkatan kualitas pelayanan, diprioritaskan pada unsur yang
mempunyai nilai paling rendah antara lain :
1. Kecepatan pelayanan
2. Persyaratan pelayanan, dan
Sedangkan unsur lain yang mempunyai nilai cukup tinggi yaitu :
1. Kepastian jadwal pelayanan
2. Kenyamanan lingkungan
3. Kedispilinan petugas
4. Kepastian biaya pelayanan
5. Kemampuan petugas
6. Kejelasan petugas
7. Prosedur pelayanan
8. Tanggung jawab petugas
9. Fasilitas pelayanan
10. Kesopanan petugas
11. Kewajaran biaya
12. Keadilan pelayanan
36
Faktor-faktor Yang Menyebabkan Adanya Nilai Terendah Dalam Kualitas
Pelayanan
Untuk faktor-faktor yang menyebabkan nilai terndah dalam kualitas
pelayanan adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan pelayanan yang memperoleh nilai sebesar 67%, pelanggan
merasaa pelayanan kesehatan dibagian rawat jalan cukup lama
dikarenakan beberapa hal antara lain :
Antrian yang cukup panjang
Pelayanan diloket yang lama
Pelayanan kesehatan yang terhambat oleh karena sarana prasarana
yang tersedia misalnya saat harus mengeprint surat rujukan bpjs yang
memerlukan waktu karena dipengaruhi oleh jaringan internet, keadaan
printer, dan petugas yang memerlukan kecocokan kode diagnosa di
dalam rujukan BPJS
Jenis penyakit yang tidak sama sehingga membutuhkan waktu yang
tidak sama
2. Persyaratan pelayanan yang memperoleh nilai sebesar 73%, pelanggan
merasa persyaratan untuk mendapatkan pelayanan dengan menggunakan
BPJS dirasa mempersulit pelangan dalam memanfaatkan fasilitas yang
ada, karena harus ke kantor BPJS terlebih dahulu yang terletak di kebumen
dan harus mengantri cukup lama di sana.
Jarak tempuh yang cukup jauh untuk mendaftar
Harus membayar iuran tiap bulan
BPJS tidak bisa langsung aktif setelah mendaftar
BAB 6
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan dan pembahasan yang sudah dibahas pada bab 5,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
37
1. Hasil pengolahan data dari kuisioner kepuasan pelanggan dengan menggunakan
perhitungan Indeks Kepuasan Masyarakat berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Kep/25/M.PAN/2/2004. Ini menunjukan
bahwa Puskesmas Gombong I sudah mampu memberi kepuasan pelayanan yang
diharapkan oleh masyarakat. Berikut ini adalah perspektif yang diukur dalam
Indeks Kepuasan Masyarakat, yaitu :
Dalam peningkatan kualitas pelayanan, diprioritaskan pada unsur yang
mempunyai nilai paling rendah antara lain :
1. Kecepatan pelayanan
2. Persyaratan pelayanan
Sedangkan unsur lain yang mempunyai nilai cukup tinggi yaitu :
1. Kepastian jadwal pelayanan
2. Kenyamanan lingkungan
3. Kedispilinan petugas
4. Kepastian biaya pelayanan
5. Kemampuan petugas
6. Kejelasan petugas
7. Prosedur pelayanan
8. Tanggung jawab petugas
9. Fasilitas pelayanan
10. Kesopanan petugas
11. Kewajaran biaya
12. Keadilan pelayanan
38
tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja intern organisasi
dimasa yang akan datang
6.2 SARAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka ada beberapa
saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan yaitu :
1) Persyaratan pelayanan khususnya bagi pelanggan yang ingin mendapatakan
fasilitas BPJS sebaiknya pelanggan dapat mendaftar via online dengan aplikasi.
Sebenarnya, saran lebih ditujukan untuk bpjs bukan untuk pelayanan puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
39
Nawawi, Hadari. 2000. Manajemen Stratejik: Organisasi Profit Bidang Pemerintahan
Dengan Ilustrasi di Bidang Kesehatan. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Tjipto, Fandy. 2005. Manajemen Jasa. Cetakan ketiga. Andi. Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
Undang- Undang Indonesia Nomor 9 Tahun 1960 Tentang Pokokok-Pokok Kesehatan
Anonim. 2009. Standart Pelayanan Puskesmas Omben. Madura
40