VULVOVAGINITIS
Disusun oleh :
Kelompok 02
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat -Nya,
sehingga dapat terselesaikanlah pelaksanaan bimbingan konseling serta penyusunan laporan ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu hingga
selesainya tugas mata kuliah ini. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih
kepada dosen mata kuliah Gangguan Sistem Reproduksi telah memberikan bimbingannya selama
penyusunan laporan yang berjudul “ Vulvovaginitis”
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
VULVOVAGINITIS
2.1 DEFINISI
Vulvovaginitis berasal dari dua kata “Vulvitis” dan “Vaginitis”. Vulvitis ialah
infeksi pada vulva dengan sebagian besar gejalanya keputihan atau leukora dan tanpa
infeksi lokal. Sedangkan Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh
berbagai Bakteri, Parasit atau Jamur. (Manuaba, 2001). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada daerah Vulva dan Vagina.
(Nugroho dan Indra, 2015)
2.2 ETIOLOGI
Vulvitis dan Vaginitis atau dapat disebut pula Vulvovaginitis, memiliki penyebab antara
lain :
1) Bakteri
Vulvovaginitis biasanya diakibatkan oleh bakteri Gardnerella dan keputihannya
disebut Bacterial Vaginosis dengan ciri-ciri keluar cairan encer berwarna putih
keabu-abuan beraroma amis. Sedangkan keputihan akibat bakteri biasanya muncul
saat kehamilan, gonta-ganti pasangan, efek samping penggunaan alat kb spiral atau
IUD dan lain sebagainya.
2) Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh Virus pada Vulvovaginitis biasanya disebabkan
oleh penyakit menular seksual seperti Condyloma, Herpes maupun HIV/AIDS.
Gejala dari keputihan akibat Herpes yang penularannya lewat hubungan seksual
yaitu terdapat luka melepuh disekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan
rasanya panas. Sedangkan gejala dari keputihan akibat Condyloma adalah muncul
nodus atau kutil dengan cairan berbau khas.
3) Jamur
Selain bakteri dan virus, Vulvovaginitis bisa disebabkan oleh jamur. Jamur yang
umumnya menjadi penyebab adalah Jamur Candida Albicans. Jamur ini
menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina dan keluar cairan keputihan
berwarna putih kekuning-kuningan dengan bau yang khas.
4) Parasit
Selain disebabkan oleh Bakteri, Virus, Jamur dan Parasit. Terdapat pula penyebab
lain yaitu menurut Sinklair,Webb dan (Nugroho, Indra ,2015):
1. Kebersihan / Hygiene yang buruk
2. Infeksi Jamur bawaan dari orangtua
3. Pedikularis pubis
4. Penyakit Menular Seksual (PMS)
5. Perubahan hormonal
6. Alergi terhadap parfum, bedak dan sebagainya
7. Sabun cuci dan pembalut
8. Pakaian dalam yang ketat , tidak berpori dan berkeringat
9. Obat-obatan
2.3 TANDA DAN GEJALA BERDASARKAN KLASIFIKASI
(Manuaba, 2001)
Vaginitis
1) Vaginitis Candida
Infeksi atau peradangan pada daerah vagina yang disebabkan oleh jamur
pertumbuhan Candida Albicans yang berlebihan, karena kadar glukosa darah
tinggi dalam tubuh. Gangguan ini sering dijumpai pada wanita hamil
Tanda dan Gejala :
a. Pruritus vulvae
b. Nyeri vagina hebat
c. Disuria (nyeri saat berkemih) eksterna dan interna
d. Secret vagina yang khas seperti keju lembut
e. Keputihan kental dan menggumpal
f. Terdapat membrane putih apabila dihapus akan menimbulkan perdarahan
2) Vaginitis Trichomonas
Infeksi atau peradangan pada daerah vagina yang disebabkan oleh parasit
Tricomonas Vaginalis yang bisa menular lewat perilaku hubungan seksual.
Tanda dan Gejala ;
a. Pruritus vulvae
b. Disuria (nyeri saat berkemih) eksterna dan interna
c. Edema vulva
d. Keluar secret jumlah banyak dan berbau busuk
e. Keputihan encer sampai kental
f. Terdapat bintik pada vagina
3) Vaginitis non-spesifik
Infeksi atau peradangan yang menyerang area vagina dimana Gardrenella
Vaginalis sebagai penyebabnya. Gangguan reproduksi ini bisa terjadi melalui
perilaku hubungan seksual atau karena kebersihan (hygiene) yang kurang .
Tanda dan Gejala ;
a) Vagina berbau busuk dan amis
b) Keluar cairan secret berwarna kuning sampai abu-abu
4) Vaginitis Atrofican
Infeksi atau peradangan pada vagina yang disebabkan oleh infeksi epitel
vagina defisiensi estrogen. Biasanya rentan terjadi pada wanita pasca
menopause.
Tanda dan Gejala ;
a) Perdarahan pervaginam
b) Disuria (nyeri saat berkemih) eksterna
c) Pruitus
d) Dispareunia (nyeri saat bersenggama)
e) Permukaan vagina berwarna merah muda, pucat, halus tanpa rugae.
Vulvitis
1. Infeksi kulit area pertumbuhan rambut
Tanda dan Gejala ;
a) Terjadi perubahan warna
b) Terasa nyeri
c) Kadang tampak bernanah
d) Sulit untuk gerak beraktifitas
2. Infeksi Kelenjar Bartolini
Tanda dan Gejala ;
a) Infeksi terletak dibagian bawah kulit
b) Terjadi perubahan warna kulit
c) Membengkak
d) Terdapat timbunan nanah dalam kelenjar
e) Sukar duduk atau berjalan
2.4 PATOFISIOLOGI
Bila keseimbangan mikroorganisme berubah maka organisme yang berpotensi
patogen, yang merupakan bagian flora normal, misalnya Candida Albicans pada kasus
Infeksi Monolia serta Gardrenella Vaginalis dan bakteri anaerob pada kasus Vaginitis
non-spesifik berproliferasi sampai suatu konsentrasi yang berhubungan dengan gejala.
Pada mekanisme lainnya, organisme ditularkan melalui hubungan seksual gangguan yang
ditimbulkan seperti Trichomonas Vaginalis dan Nisseria Gonorrhoea. Apabila proses
meningkatkan respon peradangan terhadap organisme yang menginfeksi dengan menarik
leukosit serta melepaskan prostaglandin dan komponen respon peradangan
lainnyya.Gejala ketidaknyamanan dan pruritus vagina berasal dari respon peradangan
vagina lokal terhadap infeksi Trichomonas Vaginalis atau Candida Albicans,Organisme
tertentu yang menarik leukosit , termasuk Trichomonas Vaginalis , menghasilkan secret
atau cairan. Diantara wanita dengan Vaginitis non-spesifik baunya disebabkan oleh
terdapatnya amina dibentuk sebagai hasil metabolisme bakteri anaerob. Histamin dapat
menimbulkan ketidaknyamanan oleh efek vasodilatasi local. Produk lainnya dapat
merusak sel – sel epitel dengan cara sama dengan infeksi lainnya.
2.5 PENATALAKSANAAN
1) Infeksi Bacterial
Diberikan antibiotika Candidiasis seperti :
Klotrimazol : 100 gram tablet atau 7 gram krim 1-2 kali perhari selama 3,5 – 7 hari
5) Vaginitis Atroficans
Cream estrogen : 1kali per hari selama dua minggu kemudian selang sehari selama
dua minggu
PENUTUP
3.1 Kesimpulan