Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

VULVOVAGINITIS

Mata Kuliah : Gangguan Sistem Reproduksi


Dosen Pengampu : Dwi Astuti, S.SiT., M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 02

1. Agustiani Titi Ultari (NIM : 1320162003)


2. Lucky Eka Risdayanti (NIM : 1320162013)
3. Putri Prisca Marina (NIM : 1320162019)
4. Septina Mardiani (NIM : 1320162023)

Prodi D3 Kebidanan Semester 4


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat -Nya,
sehingga dapat terselesaikanlah pelaksanaan bimbingan konseling serta penyusunan laporan ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu hingga
selesainya tugas mata kuliah ini. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih
kepada dosen mata kuliah Gangguan Sistem Reproduksi telah memberikan bimbingannya selama
penyusunan laporan yang berjudul “ Vulvovaginitis”

Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Kudus, 14 Maret 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vaginitas adalah peradangan yang terjadi karena perubahan keseimbangan normal
bakteri yang hidup disana. Tanda atau gejala paling umum adalah munculnya cairan yang
berwarna putih keruh keabuan dan berbusa serta menimbulkan bau kurang sedap. Vulvitis
adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita). Sedang vulvovaginitis
adalah peradangan pada vulva dan vagina. Vagina dikatakan tidak normal apabila jumlah
cairan yang keluar sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri.
Cairan yang keluar secara tidak normal memiliki tekstur lebih kental dibandingkan cairan
yang normal dan cairan vagina atau keputihan yang tidak normal cenderung berwarna kuning
seperti warna keju, kuning kehijauan bahkan kemerahan.
Sebenarnya di dalam vagina terdapat 95 % bakteri baik dan 5 % bakteri jahat atau
bakteri pathogen. Agar ekosisterm di dalam vagina tetap seimbang, dibutuhkan tingkat
keasaman (pH balance) pada kisaran 3,8 – 4,2. Dengan tingkat keasaman tersebut,
laktobasilus akan subur dan bakteri patogen mati.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih,
abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau anyir/amis. Setelah melakukan aktivitas seksual
dan kemudian mencuci vagina dengan sabun biasa, bau cairannya semakin menyengat
karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh.
Vulva (organ kelamin luar wanita) terasa agak gatal dan mengalami iritasi. Infeksi
jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan
vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa definisi Vulvovaginitis?
2) Apa etiologi, Vulvovaginitis ?
3) Apa saja tanda gejala Vulvovaginitis ?
4) Bagaimana patofisiologi Vulvovaginitis ?
5) Bagaimana penatalaksanaan Vulvovaginitis ?
1.3 Tujuan
1) Mahasiswa mampu mengetahui definisi Vulvovaginitis
2) Mahasiswa mampu mengetahui etiologi, Vulvovaginitis
3) Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala Vulvovaginitis
4) Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi Vulvovaginitis
5) Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan Vulvovaginitis
BAB II
PEMBAHASAN

VULVOVAGINITIS
2.1 DEFINISI
Vulvovaginitis berasal dari dua kata “Vulvitis” dan “Vaginitis”. Vulvitis ialah
infeksi pada vulva dengan sebagian besar gejalanya keputihan atau leukora dan tanpa
infeksi lokal. Sedangkan Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh
berbagai Bakteri, Parasit atau Jamur. (Manuaba, 2001). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada daerah Vulva dan Vagina.
(Nugroho dan Indra, 2015)

2.2 ETIOLOGI
Vulvitis dan Vaginitis atau dapat disebut pula Vulvovaginitis, memiliki penyebab antara
lain :
1) Bakteri
Vulvovaginitis biasanya diakibatkan oleh bakteri Gardnerella dan keputihannya
disebut Bacterial Vaginosis dengan ciri-ciri keluar cairan encer berwarna putih
keabu-abuan beraroma amis. Sedangkan keputihan akibat bakteri biasanya muncul
saat kehamilan, gonta-ganti pasangan, efek samping penggunaan alat kb spiral atau
IUD dan lain sebagainya.
2) Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh Virus pada Vulvovaginitis biasanya disebabkan
oleh penyakit menular seksual seperti Condyloma, Herpes maupun HIV/AIDS.
Gejala dari keputihan akibat Herpes yang penularannya lewat hubungan seksual
yaitu terdapat luka melepuh disekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan
rasanya panas. Sedangkan gejala dari keputihan akibat Condyloma adalah muncul
nodus atau kutil dengan cairan berbau khas.
3) Jamur
Selain bakteri dan virus, Vulvovaginitis bisa disebabkan oleh jamur. Jamur yang
umumnya menjadi penyebab adalah Jamur Candida Albicans. Jamur ini
menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina dan keluar cairan keputihan
berwarna putih kekuning-kuningan dengan bau yang khas.
4) Parasit

Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis yang


menular dari kontak seks / hubungan seks dengan timbul gejala keluar cairan yang
berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Gejala tersebut
bisa membuat gatal dan iritasi pada penderita. Parasit keputihan ini bisa menular
lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam pakaian dalam, menduduki
kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya.

Selain disebabkan oleh Bakteri, Virus, Jamur dan Parasit. Terdapat pula penyebab
lain yaitu menurut Sinklair,Webb dan (Nugroho, Indra ,2015):
1. Kebersihan / Hygiene yang buruk
2. Infeksi Jamur bawaan dari orangtua
3. Pedikularis pubis
4. Penyakit Menular Seksual (PMS)
5. Perubahan hormonal
6. Alergi terhadap parfum, bedak dan sebagainya
7. Sabun cuci dan pembalut
8. Pakaian dalam yang ketat , tidak berpori dan berkeringat
9. Obat-obatan
2.3 TANDA DAN GEJALA BERDASARKAN KLASIFIKASI
(Manuaba, 2001)
 Vaginitis
1) Vaginitis Candida
Infeksi atau peradangan pada daerah vagina yang disebabkan oleh jamur
pertumbuhan Candida Albicans yang berlebihan, karena kadar glukosa darah
tinggi dalam tubuh. Gangguan ini sering dijumpai pada wanita hamil
Tanda dan Gejala :
a. Pruritus vulvae
b. Nyeri vagina hebat
c. Disuria (nyeri saat berkemih) eksterna dan interna
d. Secret vagina yang khas seperti keju lembut
e. Keputihan kental dan menggumpal
f. Terdapat membrane putih apabila dihapus akan menimbulkan perdarahan
2) Vaginitis Trichomonas
Infeksi atau peradangan pada daerah vagina yang disebabkan oleh parasit
Tricomonas Vaginalis yang bisa menular lewat perilaku hubungan seksual.
Tanda dan Gejala ;
a. Pruritus vulvae
b. Disuria (nyeri saat berkemih) eksterna dan interna
c. Edema vulva
d. Keluar secret jumlah banyak dan berbau busuk
e. Keputihan encer sampai kental
f. Terdapat bintik pada vagina
3) Vaginitis non-spesifik
Infeksi atau peradangan yang menyerang area vagina dimana Gardrenella
Vaginalis sebagai penyebabnya. Gangguan reproduksi ini bisa terjadi melalui
perilaku hubungan seksual atau karena kebersihan (hygiene) yang kurang .
Tanda dan Gejala ;
a) Vagina berbau busuk dan amis
b) Keluar cairan secret berwarna kuning sampai abu-abu
4) Vaginitis Atrofican
Infeksi atau peradangan pada vagina yang disebabkan oleh infeksi epitel
vagina defisiensi estrogen. Biasanya rentan terjadi pada wanita pasca
menopause.
Tanda dan Gejala ;
a) Perdarahan pervaginam
b) Disuria (nyeri saat berkemih) eksterna
c) Pruitus
d) Dispareunia (nyeri saat bersenggama)
e) Permukaan vagina berwarna merah muda, pucat, halus tanpa rugae.
 Vulvitis
1. Infeksi kulit area pertumbuhan rambut
Tanda dan Gejala ;
a) Terjadi perubahan warna
b) Terasa nyeri
c) Kadang tampak bernanah
d) Sulit untuk gerak beraktifitas
2. Infeksi Kelenjar Bartolini
Tanda dan Gejala ;
a) Infeksi terletak dibagian bawah kulit
b) Terjadi perubahan warna kulit
c) Membengkak
d) Terdapat timbunan nanah dalam kelenjar
e) Sukar duduk atau berjalan
2.4 PATOFISIOLOGI
Bila keseimbangan mikroorganisme berubah maka organisme yang berpotensi
patogen, yang merupakan bagian flora normal, misalnya Candida Albicans pada kasus
Infeksi Monolia serta Gardrenella Vaginalis dan bakteri anaerob pada kasus Vaginitis
non-spesifik berproliferasi sampai suatu konsentrasi yang berhubungan dengan gejala.
Pada mekanisme lainnya, organisme ditularkan melalui hubungan seksual gangguan yang
ditimbulkan seperti Trichomonas Vaginalis dan Nisseria Gonorrhoea. Apabila proses
meningkatkan respon peradangan terhadap organisme yang menginfeksi dengan menarik
leukosit serta melepaskan prostaglandin dan komponen respon peradangan
lainnyya.Gejala ketidaknyamanan dan pruritus vagina berasal dari respon peradangan
vagina lokal terhadap infeksi Trichomonas Vaginalis atau Candida Albicans,Organisme
tertentu yang menarik leukosit , termasuk Trichomonas Vaginalis , menghasilkan secret
atau cairan. Diantara wanita dengan Vaginitis  non-spesifik baunya disebabkan oleh
terdapatnya amina dibentuk sebagai hasil metabolisme bakteri anaerob. Histamin dapat
menimbulkan ketidaknyamanan oleh efek vasodilatasi local. Produk lainnya dapat
merusak sel – sel epitel dengan cara sama dengan infeksi lainnya.

2.5 PENATALAKSANAAN
1) Infeksi Bacterial
Diberikan antibiotika Candidiasis seperti :

Nistatin           : 100.000 2 kali per hari selama 7-10hari

Ikonazol          : 7gram 1-2kali per hari selama 3,5-7hari

Klotrimazol     : 100 gram tablet atau 7 gram krim 1-2 kali perhari selama 3,5 – 7 hari

2) Infeksi dengan jamur

Diberi obat anti jamur Nistatin


3) Infeksi dengan parasit Trichomonas

Metronidazole : 2 gram dalam dosis tunggal,

Metronidazole : 500 mg 2 kali perhari selama 7 hari

4) Vaginitis non spesifik

Metronidazole : 500 mg 2 kali perhari selama 7 hari

Ampicillin : 500 mg 4 kali perkali selama 7 hari

5) Vaginitis Atroficans

Cream estrogen : 1kali per hari selama dua minggu kemudian selang sehari selama

dua minggu

2.6 ASUHAN KEBIDANAN


1. Memberikan pemahaman tentang kondisi pasien yang mengalami Vulvovaginitis
sesuai gejala atau keluhan yang dialami
2. Memberikan konseling tentang Personal Hygiene terutama pembersihan area
vagina dari bakteri, jamur, atau virus parasit seperti Candida Albicans,
Trichomonas Vaginalis
3. Memberitahu Ibu dan suaminya untuk tidak melakukan hubungan seksual selain
istri/suami sah
4. Memberikan konseling tentang penggunaan kondom ketika berhubungan seksual
untuk mencegah penularan penyakit seksual
5. Perilaku diet sehat untuk terhindar dari stress karena bisa berpengaruh terhadap pH
vagina
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Vulvovaginitis berasal dari dua kata “Vulvitis” dan “Vaginitis”. Vulvitis


ialah infeksi pada vulva dengan sebagian besar gejalanya keputihan atau leukora dan
tanpa infeksi lokal. Sedangkan Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan
oleh berbagai Bakteri, Parasit atau Jamur. (Manuaba, 2001). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada daerah Vulva
dan Vagina. (Nugroho dan Indra, 2015)
Tanda atau gejala paling umum adalah munculnya cairan yang berwarna
putih keruh keabuan dan berbusa serta menimbulkan bau kurang sedap. Vagina
dikatakan tidak normal apabila jumlah cairan yang keluar sangat banyak, baunya
menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri.
Vaginitis Candida Albicans
DAFTAR PUSTAKA
 Manuaba, Ida Bagus.2001.Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:ECG

 Varney Helen, DKK.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan, cetakan I edisi 4. Buku


Kedokteran EGC : Jakarta
 Umami,Vidhia. 2008. Surgery at a Glance. Jakarta ; Erlangga edisi ketiga
 Nugroho, Indra. 2015. Masalah-masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Nuha
Medika

Anda mungkin juga menyukai