Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keputihan

1. Definisi

Keputihan adalah sejenis penyakit pada wanita yang di tandai dengan

banyaknya lendir dalam vagina. Keputihan di sebabkan antara lain oleh

jamur/kepang,mikroba (bersifat spesifik) dan gangguan psikis atau fisik (bersifat

non spesifik). Gejala dan tanda-tanda penyakit keputihan spesifik dan non spesifik

hampir serupa yaitu banyaknya lendir dalam vagina yang kadang-kadang

mengeluarkan bau yang tidak sedap.(Hargono,D.1993)

Keputihan atau flour albus adalah kondisi vagina saat mengeluarkan

cairan atau lendir menyerupai nanah. Keputihan tidak selamanya merupakan

penyakit karena ada juga keputihan yang normal. Oleh karena itu keputihan dibagi

menjadi dua,yaitu keputihan normal dan abnormal. (Bahari,H.2012).

B. Klasifikasi Keputihan

Menurut Ayuningsih,et al (2009) keputihan terdiri dari 2 jenis,

yaitu :

A) Keputihan Normal (Keputihan Fisiologis)

Keputihan normal merupakan respon tubuh normal yang biasa keluar

sebelum,saat dan sesudah masa haid. Ciri yang lain yaitu, lendir bening, tidak

berwarna, tidak berbau, tidak gatal, dan jumlahnya berlebihan. Keputihan

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
fisiologis biasanya terjadi menjelang dan sesudah menstruasi,

rangsangan seksual, mengalami stres berat,sedang hamil, atau

kelelahan. Adapun cairan yang keluar berwarna jernih atau kekuning-

dan tidak
Hal yang menyebabkan terjadinya keputihan fisiologis antara lain :

a) Bayi baru lahir sampai umur 10 hari

Disebabkan karena masih ada pengaruh estrogen dari plasenta terhadap

uterus dan vagina.

b) Wanita dewasa saat mendapatkan rangsangan seksual

Sebuah mekanisme peralihan vagina secara fisiologis. Dinding vagina

bagian dalam mengeluarkan lendir yang akan diserap kembali oleh mulut

vagina dan berfungsi untuk memudahkan hubungan seksual dan mencegah

gesekan penis yang dapat menyebabkan luka.

c) Wanita dengan penyakit menahun

d) Pada wanita hamil

Disebabkan karena perubahan hormon yang menaikkan tingkat keasaman

vagina. (Cunningham,et al.2001)

e) Waktu ovulasi,sebelum dan sesudah menstruasi.

B) Keputihan Patologi

Keputihan patologi dapat ditandai dengan keluarnya lendir dalam jumlah

banyak. Selain itu, lendir tersebut berwarna putih atau kekuningan dan memiliki

bau yang sangat menyengat. Keputihan jenis ini ditandai dengan rasa gatal, dan

terkadang terasa nyeri. Bahkan, rasa nyeri tersebut sering kali dirasakan ketika

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
berhubungan seksual. Daerah vagina yang terinfeksi pun mengalami

Akibatnya, hubungan seksual menjadi terganggu.

Di dalam vagina juga hidup kuman pelindung, disebut Flora

Dalam keadaan normal flora ini menjaga keseimbangan ekosistem vagina.


keseimbangan itu dapat terganggu, sehingga cairan yang keluar berlebihan.

Keputihan yang patologis mempunyai ciri-ciri :

- Jumlahnya banyak

- Timbul terus menerus

- Warnanya berubah (Misalnya kuning, hijau, abu-abu, menyerupai susu/

yoghurt)

- Putih, encer berbintik banyak, berbau apek disertai penyakit sistemik, buang

air kecil terasa panas, pruritus vulva, pseudohifa yang disebabkan oleh

candida albicans

- Disertai adanya keluhan (gatal,panas,nyeri) serta berbau (Wijayanti,2009)

Efek yang timbul dapat berupa nyeri diperut, panggul, pinggang atau alat

kelamin luar merupakan gejala kelainan ginekologik (Prawirohardjo,2007).

Keputihan yang patologis dapat disebabkan oleh kandidiasis vagina,

trichomoniasis vagina, vaginosis bakterialis, gonore aataupun benda asing.

Beberapa peneliti melaporkan bahwa penyebab keputihan yang paling banyak

adalah kandidiasis vagina. (Sobel J.D 1985).

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
C Penyebab

A Menurut Ayuningsih, et al. (2009) penyebab keputihan

1 Perilaku tidak higienis: air cebok tidak bersih, celana dalam tidak

keringat, penggunaan pembalut yang kurang


2) Stres sehingga daya tahan tubuh rendah.

3) Diabetes, menurut Clayton (1984) wanita penderita diabetes sangat

rentan terhadap keputihan karena kadar gula dalam darah mereka tinggi atau

tidak terkendali. Bila kadar glukose menjadi terlalu tinggi, gula memilih ke

dalam urin. Ginjal harus menyediakan lebih banyak urin untuk membawa

glukose ini. Tubuh perlu menggantikan jumlah urin yang berlebihan yang

dihasilkan oleh penderita diabetes. Rasa haus dan keinginan untuk buang air

kecil yang meningkat merupakan gejala dini terjadinya keputihan.

4) Hamil.

Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan

dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat longgar dan

hipertropi otot polos. Deskuamasi (eksfoliasi) sel-sel vagina yang kaya

glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen. Sel-sel yang tanggal ini

membentuk rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan yang disebut

leukore (Campion M,2000)

5) Mengkonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB.

6) Alergi pada benda-benda yang di masukkan secara sengaja atau tidak ke

dalam vagina misalnya tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan,

serta benang dari selimut, celana dan lainnya.

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
7) Luka misalnya tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung

pada

8) Infeksi: dipicu oleh bakteri, kuman atau parasit (Nwinyi et al 2009)

Menurut Kasdu (2008,) infeksi pada saluran reproduksi wanita


kelompokan menjadi tiga golongan besar, yaitu:

I) Non-penyakit hubungan seksual (non-PHS) Bagian luar alat kelamin

merupakan tempat yang rawan. Jika di banding dengan bagian tubuh lainnya.

Perawatan bagian ini sering terabaikan. Selain lembab, di daerah ini bermuara dua

saluran pembuangan, yaitu dubur/anus dan lubang kencing yang berfungsi

membuang sisa-sisa pencernaan makanan dalam bentuk tinja dan air kencing. Jika

tidak di bersihkan secara sempurna, pada dubur/anus selalu di temukan berbagai

bakteri, jamur dan parasit, seperti cacing kremi dan telurnya yang bisa menjalar ke

sekitar organ kelamin. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi gejala

keputihan. Infeksi ini di golongkan sebagai non- PHS. Ada beberapa infeksi PHS

yang sering di alami wanita, yaitu :

(a) Vaginitis

Penyebabnya adalah pertumbuhan bakteri normal yang berlebihan pada

vagina. Dengan gejala, cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa

dan berbau busuk, vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman,

serta nyeri saat berhubungan seksual atau saat kencing.

(b) Candidiasis

Penyebabnya berasal dari candida albican. Gejalanya adalah keputihan

berwarna putih susu, bergumpal seperti susu basi, di sertai rasa gatal dan

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya. Pada keadaan normal jamur

terdapat di kulit maupun dalam liang kemaluan wanita. Namun, pada

tertentu, jamur ini meluas sehingga menimbulkan

(c)
Penyebabnya adalah parasit Trichomonas vaginalis. Penularan melalui

hubugan seksual. Keputihan jenis ini bersifat khas yaitu jumlah banyak, warna

kuning kehijauan, bau tak sedap, sakit saat melakukan hubungan seksual dan gatal

(Pudiastuti, 2010).

(d) Penyakit hubungan seksual

Fungsi vagina sebagai alat untuk melakukan senggama terkadang mengalami

perlecetan setiap kali melakukan senggama. Vagina juga menampung air mani

yang di keluarkan oleh pasangannya. Adanya perlecetan dan kontak mukosa

(selaput lendir) vagina dengan air mani merupakan pintu masuk (port d’entre)

mikroorganisme penyebab penyakit PHS.

(e) Infeksi iatrogenik

Infeksi ini timbul jika penyebab infeksi (bakteri atau mikroorganisme) lain

masuk melalui medis, seperti haid, abortus yang di sengaja, insersi IUD, saat

melahirkan, infeksi pada saluran reproduksi bagian bawah yang terdorong sampai

ke serviks atau sampai pada saluran reproduksi bagian atas. (Shadine,M.2012)

(f) Penggunaan antibiotik yang berlebihan

Menyebabkan populasi bakteri di daerah vagina ikut mati. Bakteri doderlein

lactobacillus di bertugas menghasilkan asam laktat agar jamur tidak bisa hidup.

Bila bakteri mati, jamur akan tumbuh subur. Kebiasaaan menggunakan produk

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
pencuci kewanitaan yang umumnya bersifat alkalis juga dapat

keasaman daerah vagina. PH keasaman normal antara 3,5 - 4,5. Jamur

dapat tumbuh dengan variasi pH yang luas,tetapi pertumbuhannya akan lebih

lagi pada pH antara 4,5 – 6,5.(Curry SL,Barclay DL.1994). Memicu


kandida yang semula asymptomatis menjadi aktif berkembang biak sehingga

timbul kandidiasis. (Sobel JD.1995)

II. Faktor penyebab keputihan secara umum pada remaja putri usia remaja

awal – usia remaja akhir (10-19 tahun)

a) Penggunaan tisu yang terlalu sering untuk membersihkan organ kewanitaan.

Biasanya, hal ini dilakukan setelah buang air kecil ataupun buang air besaar.

b) Mengenakan pakaian berbahan sintesis yang ketat, sehingga ruang yang ada

tidak memadai. Akibatnya timbullah iritasi pada organ kewanitaan.

c) Seringkali menggunakan WC umum, sehingga memungkinkan adanya bakteri

yang dapat mengotori organ kewanitaan.

d) Jarang mengganti panty liner

e) Sering kali bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain, sehingga

kebersihannya tidak terjaga.

f) Kurangnya perhatian terhadap kebersihan oragan kewanitaan.

g) Membasuh organ kewanitaan ke arah yang salah, yaitu arah basuhan

dilakukan dari belakang ke depan.

h) Aktivitas fisik yang melelahkan , sehingga daya tahan tubuh melemah.

i) Tidak mengganti pembalut ketika menstruasi.

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
j) Kondisi kejiwaan yang sedang mengalami stres berat. (Nyirjesy

k) Menggunakan sabun pembersih untuk membersihkan organ

secara berlebihan, sehingga flora doderlrins yang berguna menjaga


di dalam organ kewanitaan terganggu. (Nwinyi et al 2009)

D. Patofisiologi Keputihan

Organ yang paling sensitif dan rawan pada tubuh wanita adalah organ

reproduksi dan merupakan organ yang paling rawan dibanding organ tubuh yang

lainnya. Keputihan (Flour Albus) merupakan salah satu tanda dan gejala penyakit

oragan reporoduksi wanita, didaerah alat genatalia ekternal bermuara saluran

kencing dan saluran pembuangan sisa-sisapencernaan disebut anus. Apabila tidak

dibersihkan secara sempurna akan ditemukan berbagai bakteri,jamur,dan parasit

akan menjalar ke sekitar oragan genetalia. Hal ini dapat menyebabkan infeksi

dengan gejala keputihan. Selain itu dalam hal melakukan hubungan seksual

terkadang terjadi pelecetan, dengan adanya pelecetan merupakan pintu masuk

organisme penyebab infeksi hubungan seksual (PHS) yang kontak dengan air

mani dan mukosa (Kasdu,2008).

E. Diagnosa Keputihan

a. Keputihan (flour Albus) Fisiologis

Keputihan (Flour Albus) fisiologis biasanya lendir encer,muncul saat ovulasi,

menjelang haid dan saat mendapat rangsangan seksual. Keputihan normal tidak

gatal, tidak berbau dan tidak menular karena tidak ada bibit penyakitnya.

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b. Keputihan (flour Albus)

Keputihan (Flour Albus) patologis dapat didiagnosa dengan anamnese

dokter yang telah berpengalaman hanya dengan menanyakan apa keluhan

dengan ciri-ciri : jumlah banyak, warnanya seperti susu basi,


mengandung leukosit yang berwarna kekuning-kuningan sampai hijau, disertai

rasa gatal, pedih, terkadang berbau amis dan berbau busuk. Pemeriksaan khusus

dengan memeriksakan lendir dilaboratorium, dapat diketahui apa penyebabnya,

apakah karena jamur, bakteri atau parasit, namun ini kurang praktis karena harus

butuh waktu beberapa hari untuk menunggu hasil. (Jones,2005).

Diagnosa klinik vaginosis bakterialis berdasarkan adanya tiga tanda-tanda

berikut :

1. Cairan vagina homogen,putih atau keabu-abuan,melekat pada dinding vagina.

2. Jumlah pH vagina lebih besar dari 4,5.Sedangkan pH vagina normal bekisar

3,8 – 4,5.

3. Sekret vagina berbau seperti bau ikan sebelum atau sesudah penambahan

KOH 10% (whiff test).

Adanya “Clue Cells” pada pemeriksaan mikroskop sediaan basah. Clue cell

merupakan sel epitel vagina yang ditutupi oleh berbagai bakteri vagina sehingga

memberikan gambaran granular dengan batas sel yang kabur karena melekatnya

bakteri batang atau kokus yang kecil. (endang,2003).

Penegakan diagnosis harus didukung data laboratorium terkait, selain gejala

dan tanda klinis yang muncul dan hasil pemeriksaan fikis seperti pH vagina dan

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
pemeriksaan mikroskopik untuk menditeksi blastospora dan

(Widiawaty,200

Diagnosis Trichomonosis ditegakkan bila ditemukan Trichomo nas

pada sediaan basah. Pada keadaan yang meragukan dapat dilakukan


dengan duh tubuh vagina.

F. Remaja

a. Pengertian remaja

Secara Etimologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi

remaja (Adolescene) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO/World Health

Organisation) adalah periode usia anatara 10-19 tahun, sedangkan Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan kaum muda (youth) untuk usia antara 15-24

tahun. Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young

people) yang mencakup usia 10-24 tahun (Kusmiran,20111).

Remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak ke massa dewasa,

dimana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas

dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih,2004).

b. Batasan Remaja

Batasan remaja menurut WHO yang di kemukakan oleh Soetjiningsih

(2004), dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa,berdasarkan kematangan

psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati masa sebagai berikut :

1) Masa remaja awal/dini (Early Adolescence) umur 11-13 tahun.

2) Masa remaja pertengahan (Middle Adolescene) umur 14-16 tahun.

3) Masa remaja lanjut (Late Adolescene) umur 17-20 tahun.

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Menurut Widyastuti et al (2009), Jika dilihat dari ciri perkembangannya, masa

remaja dibagi menjadi tiga periode, yaitu :

1. Masa remaja awal (10-12 tahun), ciri khasnya adalah :

Tampak dan memang merasa dekat dengan teman sebaya, tampak dan merasa

ingin bebas, lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir

abstrak.

2. Masa remaja tengah(13-15 tahun),ciri khasnya adalah :

Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri, ada keinginan untuk

berkencan atau ketertarikan lawan jenis, punya rasa cinta yang mendalam,

kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) semakin berkembang, berkhayal

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.

3. Masa remaja akhir (16-19 tahun), ciri khasnya adalah :

Pengungkapan kebebasan diri, dalam mencari teman sebaya lebih selektif,

memiliki citra (gambaran,keadaan,peranan) terhadap dirinya, dapat mewujudkan

perassaan cinta, memiliki kemampuan berfikir abstrak.

G. Terapi Untuk Keputihan

1. Definisi

Terapi adalah “usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang

sakit”. Tidak disebut ‘usaha medis’ dan juga tidak disebut menyembuhkan

penyakit. Maka kita bisa paham bahwa terapi adalah lebih luas daripada sekadar

pengobatan atau perawatan. Apa yang dapat memberi kesenangan, baik fisik

maupun mental, pada seseorang yang sedang sakit dapat dianggap terapi. (Kamus

Bahasa Indonesia).

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2. Penatalaksanaan Keputihan.

Penatalaksanaan keputihan meliputi usaha pencegahan dan pengobatan

yangbertujuan untuk menyembuhkan seorang penderita dari penyakitnya, tidak

hanya untuksementara tetapi untuk seterusnya dengan mencegah infeksi berulang

(Endang, 2003). Apabila keputihan yang dialami adalah yang fisiologik tidak

perlu pengobatan, cukup hanya menjaga kebersihan pada bagian kemaluan.

Apabila keputihan yang patologik, sebaiknya segera memeriksakan kedokter,

tujuannya menentukan letak bagian yang sakit dan dari mana keputihan itu

berasal.

Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat tertentu akan lebih

memperjelas. Kemudian merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang

ditemukan. Keputihan yang patologik yang paling sering dijumpai yaitu keputihan

yang disebabkan Vaginitis, Candidiasis, dan Trichomoniasis. Penatalaksanaan

yang adekuat dengan menggabungkan terapi farmakologi dan terapi

nonfarmakologi. Setelah diketahui penyebabnya , barulah dokter bisa menentukan

tindakan pengobatan secara tepat. Pengobatan yang dilakukan bisa saja

menggunakan metode-metode modern atau pun memanfaatkan ramuan-ramuan

yang berasal dari beragam jenis tanaman obat.

A) Terapi Farmakologi (Pengobatan Modern) (Bahari,2012)

Jika penyebab keputihan adalah infeksi ada beberapa tindakan pengobatan

modern yang bisa di lakukan. Diantaranya ialah sebagai berikut :

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
a) Obat-

Berikut adalah berbagai jenis obat yang bisa digunakan guna


keputihan :

1. Asiklovir (digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh virus

herpes).

2. Podofilin 25% (digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh

kondiloma).

3. Larutan asam trikloro-asetat 40 – 50 % atau salep asam salisilat 20 – 40 %

(digunakan dengan cara dioleskan).

4. Metronidazole (digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh

bakteri Trichomonas vaginalis dan Gardnerrella).

5. Nistatin,mikonazol,klotrimazol,dan fliconazole (digunakan untuk mengobati

keputihan yang disebabkan oleh jamur candidda albikan).

b) Larutan Antiseptik

Larutan antiseptik digunakan untuk membilas cairan keputihan yang keluar

dari vagina. Akan tetapi, larutan ini hanya berfungsi membersihkan. Sebab,

larutan tersebut tidak bisa membunuh penyebab infeksi ataupun menyembuhkan

keputihan yang diakibatkan oleh penyebab lainnya.

c) Hormon Estrogen

Hormon estrogen yang diberikan biasanya berbentuk tablet dan krim.

Pemberian hormon ini dilakukan terhadap penderita yang sudah memasuki masa

menopause atau lanjut usia.

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
d) Operasi

Operasi kecil perlu dilakukan jika penyebab keputihan adalah tumor


misalnya papilloma.

e) Pembedahan, Radioterapi atau kemoterapi

Metode pengobatan ini dilakukan jika penyebab keputihan adalah kanker

serviks atau kanker kandungan lainnya. Selain itu , metode pengobatan ini juga

dilakukan dengan mengacu pada stadium kankernya (Bahari,2012).

B) Terapi Non Farmakologi (Pengobatan Tradisional)

Selain pengobatan dengan metode modern tersebut, masih ada banyak cara

yang bisa dilakukan guna mengobati keputihan, diantaranya adalah cara

tradisional. Metode pengobatan tersebut dilakukandengan memanfaatkan jenis

tumbuhan obat yang dapat ditemui dengan mudah dialam sekitar (Cowan,1999).

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
H. Sirih

A.

Sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili Piperaceae,

merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, yang


berselang-seling dari batangnya serta penampakan daun yang berwarna merah

keperakandanmengkilap.(Feri,Manoi2007).Dalamdaunsirihmerah

terkandung senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin, tanin dan flavonoid.

Penggunaan sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar, simplisia maupun

ekstrak kapsul. Secra empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis

penyakit seperti Diabetes, militus, Hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolesterol,

mencegah stroke, asam urat, hipertensi,radang liver, radang prostat, radang mata,

keputihan, maag , kelelahan, nyeri sendi dan memperhalus kulit. (Hidayat,

T.2013)

Rasa pahit yang dimiliki oleh sirih merah memberikan manfaat pada

manusia. Efek zat aktif yang terkandung dalam sirih merah pencegah ejakulasi

dini, antikejang, antiseptik, analgetik, antiketombe, antidiabetes, pelindung hati,

anti diare, mempertahankan kekebalan tubuh, daan penghilang bengkak. Daun

sirih merah juga mampu mengatasi radang paru-paru, radang tenggorokan,

radang gusi, radang pada payudara, hidung berdarah dan batuk darah

(Sudewo,2010).

B. Kandungan Sirih Merah

Kandungan aktif tanaman sirih merah belum diteliti secara detail. Dari hasil

kromatogram diketahui sirih merah mengandung :

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
1.

Senyawa – senyawa adalah senyawa- polifen ya

mempunyai 15 atom terdiri dari dua benze ya

dihubungkan menjadi satu rantai linear yang dari ato


karbon. Senyawa flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian

tumbuhan temasuk akar, daun, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji.

Kebanyakan flavonoid ini berada di dalam tumbuh-tumbuhan,kecuali

alga.(Doloksaribu,2011)

2. Saponin

Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol dan telah terdeteksi dalam

lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan

bersifat sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk

busa dan menghemolisis sel darah merah.

3. Tanin

Tanin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada

tanaman dan disintetis oleh tanaman. Tanin tergolong senyawa polifenol

dengan karakteristiknya yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan

makromolekul lainnya. Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin yang

mudah terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin yang mudah terhidrolisis

merupakan polimer gallic atau ellagic acid yang berikatan ester dengan

sebuah molekul gula, sedangkan tanin terkondensasi merupakan polimer

senyawa flavonoid dengan ikatan karbon-karbon (Westendarp,2006)

(Sofyan,2008).

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
4. Minyak

Minyak atsiri adalah cairan jernih berbau seperti tanaman aslinya.

terdapat dalam kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh sekresi atau

kelenjar dari kelenjar aromatis. Kegunaan minyak atsri bagi tanaman


adalah menolak kehidaran bintang. Kebanyakan minyak astiri bersifat

antibakteri dan anti jamur yang kuat. Minyak atsiri berperan sebagai

antibakteri dengan cara mengganggu proses terbentuknya membran atau

dinding sel sehingga tidak terbentuk tidak berbentuk tidak sempurna

(Juliantina dkk,2009).

5. Alkanoid

Alkanoid adalah bahan organik yang mengdung nitrogen sebagai bagian dari

sistim heterosiklik.

6. Kavakrol

Bersifat disenfektan, anti jamur, sehingga bisa digunakan antiseptik pada bau

mulut dan keputihan.

7. Eugenol

Eugenol dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, sedangkan untuk

tanin dapat digunakan untuk mengobati sakit perut.

Kandungan kimia lainnya yang terddapat pada daun sirih merah adalah

minyak astiri, hidroksikavicol, kavi-col, kavibetol, allylprokatekol, kar-

vakrol, eugenol, p-cymene, cineole, caryofelen, kadeimenestragol, ter-

penena, dan fenil propada. Karena banyak kandungan zat/senyawa kimia

bermanfaat inilah, daun sirih merah memiliki manfaat yang sangat luas

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
sebagai obat (Hidayat

C. Kandungan Rebusan Daun Sirih

Setelah perebusan daun sirih merah dilakuakan kandungan yang berada

daun sirih merah tidak hilang, Didalamnya mengandung Eugenol yang


antiseptik yang berguna untuk membunuh jamur dan sebagai disinfektan

(Manoi,2007).

Selain hasil penelitian diatas menyebutkan bahwa efek rebusan (dekok) daun

sirih merah (Piper Croactum Ruiz&pav terhadap pertumbuhan candida albicans

menyebutkan bahawa Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) tidak bisa ditentukan

karena kemungkinan kekeruhan dipengaruhi oleh warna asli daun sirih merah,

penelitian ini menunjukkan bahwa dekok sirih merah memiliki efek antijamur

terhadap Candida Albicans (Paramita L,2010).

Rebusan (dekok) daun sirih merah didalamnya mengandung eugenol dapat

diketahui dengan pola kromatografi,Lakukan kromatografilapis tipis (KLT)

seperti yang tertera pada Kromatografi <61> dengan parameter sebagai berikut :

Fase Gerak : Toluen P-etil asetat P (93:7)

Fase diam : Silika gel 60 F254

Larutan uji : 2% dalam metanol P, gunakan Larutan uji KLT

seperti terteran pada Kromatografi <61>

Larutan Pembanding : Eugenol 0,2 % dalam metanol P

Volume penotolan : Totolkan 20 µL Larutan uji 3 µL Larutan

pembanding

Deteksi : Vanilla-asam sulfat LP, Panaskan lempeng pada

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
suhu 110° selama 5 – 10

Keterangan :
S : Simplisia daun
P : Pembanding eugenol
Rf : Pembanding eugenol
Rf 1 : 0,14
Rf 2 : 0,26
Rf 3 : 0,36
Rf 4 : 0,40
Rf 5 : 0,56
Rf 6 : 0,90
Rf 7 : 0,98
Susut pengeringan <111> tidak lebih dari 10%
Abu total <81> tidak lebih dari 3,7 % (Kemenkes,2
D. Manfaat Daun Sirih Merah

Penggunaan sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar, simplisia

maupun ekstrak kapsul. Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan

berbagai jenis penyakit seperti diabetes militus, hepatitis, batu ginjal, menurunkan

kolesterol, mencegah stroke, asam urat, hipertensi, radang liver, radang prostat,

radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi dan memperhalus kulit.

.(Feri,Manoi 2007).

Hasil pengujian aktivitas antitrichomonas ekstrak etanol sirih merah

menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak yang digunakan maka

semakin banyak pula jumlah sel T. Vaginalis yang mati. Kematian sel T.vaginalis

tersebut ditandai dengan tidak adanya pergerakan dari sel tersebut. Konsentrasi

hambat minimum ekstrak sirih merah terhadap T.vaginalis terletak antara 2,5 –

5%. (Kusuma,F.,Sumiwi,.Febrina.,Tjitraresmi.2009)

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
I. Kerangka

Imunitas
Endogen Host
Kelainan Vagina

Agen Infeksi Bakteri Jamur Parasit Virus Keputihan

Eksogen

Environtment Non Infeksi Cebok Stres


Vagina Lembab Gangguan Hormonal Benda Asing

Penatalaksanaan Keputihan

Terapi Farmakologi
Terapi Non Farmakologi

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Modifikasi teori Gordon & Le Richt ( 1950 ) dalam Mansjoer, et al

(2001);Sabardi ( 2009 ); (Notoatmodjo, (2003 ); Bahari (2012);Susi (2009).

Faktor pendorong keputihan yaitu faktor endogen dari dalam tubuh dan

faktor eksogen dari luar tubuh, yang keduanya saling mempengaruhi. Faktor

endogen yaitu kelainan pada lubang kemaluan dan imunitas, faktor eksogen di

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
bedakan menjadi dua yakni karena infeksi dan non infeksi. Faktor infeksi
bakteri, jamur, parasit, virus, sedangkan faktor non infeksi adalah masuknya

benda asing ke vagina baik sengaja maupun tidak, cebok tidak bersih, daerah

sekitar kemaluan lembab, kondisi tubuh, kelainan endokrin atau hormon,

menopause (Susi, 2009). Penatalksanaan terapi keputihan dibedakan menjadi 2

yaitu dengan menggunakan farmakologi dan Non Farmakologi. Pengobatan

farmakologi untuk mengatasi keputihan itu sendiri diantaranya menggunakan

Asiklovir,Podofilin 25% ,Larutan asam trikloro-asetat 40 – 50 % atau salep asam

salisilat 20 -40%,Metronidazole ,Nistatin,mikonazol,klotrimazol,dan fliconazole .

Sedangkan penatalaksanaan keputihan secara non farmakologi salah satunya

menggunakan rebusan daun sirih merah (Bahari,2012).

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
J. Kerangka

Dibandingkan
tingkat
Tingkat Intervensi keputihan Pre
dan Post

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

K. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: “Rebusan daun sirih

merah berpengaruh untuk mengurangi keputihan pada Remaja putri di Rw 07 dan

Rw 09 desa Karangpucung Purwokerto Selatan”.

Pengaruh Rebusan Daun..., Rafiqah Fatmasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Anda mungkin juga menyukai