Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH VULVITIS

DOSEN PENGAMPU : Pitri Subani , SST,M.Kes

DISUSUN OLEH :

YUNI ANITA SARI


2026040018

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena alhamdulillah dengan
limpahan karunia dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul “VULVITIS”. Dengan tujuan penulisan sebagai sumber bacaan
yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi ini.
Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepas pula dengan tugas mata kuliah Kesehatan
Reproduksi dan Pelayanan KB.
Namun penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.
Meskipun demikian, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca.

Bengkulu , mei 2022

Penulis
Daftar isi

Cover ..........................................................................................................................
Kata pengantar ............................................................................................................
Daftar isi......................................................................................................................
Bab I
Pendahuluan
a. Latar belakang...................................................................................................
b. Tujuan................................................................................................................
Bab II
Tinjauan materi
a. definisi vulvitis.............................................................................................
b. etiologi vulvitis.............................................................................................
c. klasifikasi.....................................................................................................
d. patofisiologi..................................................................................................
e. maniefestasi klinik.......................................................................................
f. penatalaksanaan............................................................................................
Bab III
Jurnal vulvitis
a. abstract..............................................................................................................
b. pendahuluan......................................................................................................
c. metode penelitian..............................................................................................
d. hasil dan pembahasaan......................................................................................
e. penatalaksanaan.................................................................................................
Bab IV
Pembahasan
a. askeb vulvitis.....................................................................................................
Bab V
Penutup
a. kesimpulan........................................................................................................
b. saran .................................................................................................................
Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Vulvitis didefinisikan sebagai suatu peradangan pada vulva yang ditandai dengan
gejala rasa gatal dan perih di area kemaluan wanita serta keluarnya cairan kental dari
kemaluan yang berbau tidak sedap.(Ikatan Dokter Indonesia, 2017). Vulva sering kali
disalahartikan oleh orang awam sebagai vagina. Vulva berbeda dengan vagina. Vulva
merupakan organ kelamin luar wanita yang terdiri dari klitoris, bibir kemaluan (labia), dan
muara liang vagina. Sedangkan, vagina merupakan alat reproduksi wanita yang terletak di
bagian dalam rongga panggul dan berfungsi sebagai penghubung vulva dengan rahim
(uterus).(Drake et al., 2019). Peradangan pada vulva dapat disebabkan oleh proses infeksi
maupun iritasi. Vulvitis akibat infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, maupun
parasit. Iritasi pada vulva dapat disebabkan oleh riwayat kontak organ kelamin luar wanita
dengan beberapa produk seperti sabun mandi, sabun khusus pembersih alat kewanitaan,
sampo, tisu toilet, parfum, deodoran, bedak tabur, atau deterjen. Selain itu, iritasi pada vulva
juga dapat disebabkan oleh beberapa aktivitas seperti penggunaan pakaian dalam yang bukan
berbahan katun, berenang, atau perlukaan pada vulva akibat gesekan setelah kegiatan
bersepeda atau olahraga berkuda (Ikatan Dokter Indonesia, 2017; John Hopkins Medicine,
2020; Konar, 2014).Gejala vulvitis bervariasi. Perlu diingat bahwa vulvitis bisa enjadi
keluhan dari kondisi medis lainnya. Gejala-gejala yang dapat muncul saat seorang wanita
mengalami vulvitis antara lain: rasa terbakar di daerah vulva, gatal di daerah vulva,
kemerahan dan bengkak di daerah vulva, kulit vulva menebal dan bersisik, benjolan berisi
cairan (blister) pada vulva, maupun cairan kental dan berbau yang keluar dari vagina
(keputihan).(Ikatan Dokter Indonesia, 2017; John Hopkins Medicine, 2020). Penatalaksanaan
vulvitis tergantung dari penyebabnya. Jika vulvitis disebabkan oleh infeksi, dokter akan
memberikan obat antibiotik, antivirus, antijamur, atau antiparasit sesuai dengan agen
penyebab infeksi. Jika vulvitis disebabkan oleh iritasi, dokter akan meresepkan obat
kortikosteroid yang dioleskan di area vulva yang meradang.(Fischer, 2001)

2. Tujuan
1. Mengatahui apa yang dimaksud dengan vulvitis?
2. Mengetahui penyebab vulvitis?
3. Mengetahui gejala vulvitis?
4. Mengetahui cara mendiagnosa vulvitis ?
5. Mengetahui cara pengobatan vulvitis ?
BAB II

TINJAUAN MATERI
A. Pengertian Vulvitis
Vulvitis adalah radang selaput lendir labia dan sekitarnya (Universitas Padjadjaran 1981).
Vulvitis adalah suatu kondisi peradangan pada vulva yang dapat menyerang wanita dalam
rentang usia berapa pun.
Vulva merupakan lipatan kulit yang terletak di bagian paling luar dari organ intim wanita,
namun sering kali disalahartikan orang awam sebagai vagina. Padahal vagina merupakan
liang atau saluran yang terletak lebih dalam setelah melewati vulva. Vulva terdiri dari 2 labia
(bibir) mayora, 2 labia minora, dan klitoris.

B. Etiologi Vulvitis
Vulvitis disebabkan oleh:
1. Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa gatal di
sekitar vulva / vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-
kuningan dengan bau yang khas.
2. Bakteri
Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut bacterial
vaginosis dengan ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma
amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan,
penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya.
3. Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids,
condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan
virus herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling
liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan condyloma memiliki ciri
gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hamil
4. Parasit
Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menular
dari kontak seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental
dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit
keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam
pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya. Penyebab
lainnya adalah :(Menurut Univ Padjajaran 1981 ) Penyebab vulvitis adalah :
a. Hygiene yang kurang seperti pada wanita gemuk tuaoccus
b. Candida Albicans
c. Trichomonas
d. Oxyuris
e. Pediculi pubis
f. Diabetes
C. KLASIFIKASI

1. Vulvitis
 Infeksi kulit berambutnya
 Terjadi perubahan warna
 Membengkak
 Terasa nyeri
 Kadang – kadang tampak bernanah
 Menimbulkan kesukaran bergerak
 Infeksi Kelenjar bartolini
 Terletak dibagian bawah kulit
 Warna kuliat berubah
 Membengkak
 Terjadi timbunan nanah didalam kelenjar.

D. PATOFISIOLOGI
Bila keseimbangan mikroorganisme berubah maka organisme yang berpotensi
patogen, yang merupakan bagian flora normal, misalnya C. Albicans pada kasus infeksi
monolia serta G. Vaginalis dan bakteri anaerob pada kasus vaginitis non spesifik
berproliferasi sampai suatu konsentrasi yang berhubungan dengan gejala. Pada
mekanisme lainyya, organisme ditularkan melalui hubungan seksual dan bukan
merupakan bagian flora normal seperti trichomonas vaginalis dan nisseria gonorrhoea
dapat menimbulkan gejala. Gejala yang timbul bila proses meningkatkan respon
peradangan terhadap organisme yang menginfeksi dengan menarik leukosit serta
melepaskan prostaglandin dan komponen respon peradangan lainnya.
Gejala ketidaknyamanan dan pruritus vagina berasal dari respon peradangan vagina
lokal terhadap infeksi T. Vaginalis atau C. Albicans,Organisme tertentu yang menarik
leukosit , termasuk T.Vaginalis , menghasilkan secret purulen. Diantara wanita dengan
vaginitis non spesifik. Baunya disebabkan oleh terdapatnya amina dibentuk sebagai hasil
metabolisme bakteri anaerob. Histamin dapat menimbulkan ketidaknyamanan oleh efek
vasodilatasi local. Produk lainyya dapat merusak sel – sel epitel dengan cara sama dengan
infeksi lainya.

E. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Universitas Padjajaran (1981) :
1. Vulvitis
 Perasaan panas dan nyeri terutama waktu kencing
 Leukorea yang sering disertai perasaan gatal hingga terjadi iritasi oleh gerakan
 Gangguan koitus
 Introitus dan labia menjadi merah dan bengkak, sering tertutup oleh secret
Menurut Sinklair dan webb (1992), tanda dan gejala vulvitis dan vaginitis :
1. Akut
 Pruritus
 Panas
 Eritema
 Edema
 Perdarahan
 Nyeri (mungkin sangat, menyebabkan tidak mampu berjalan, duduk dan retensi
urine urine akut )
 Ulserasi dan vesikel

2. Kronik
 Inflamasi hebat dengan edema minimal
 Pruitus hebat ekskoriasi Infeksi sekunder
 Daerah yang terserang : monspubis, Perineum< paha yang berdekatan, anus,
sekitar paha.
 Lesi ulseratif disebabkan : granuloma, karsinoma, melanoma
 hasil akhir mungkin berupa ekstruksi vulva

F. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Coitus, Terutama pada smegma preputium mengandung kuman – kuman
2. Tampon – tampon didalam vagina, misalnya untuk menampon darah haid
3. Higiene yang kotor, pakaian kotor
4. Atrofi epitel vagina pada mosa senile dimana epitel vagina kurang mengandung
glikogen dan menjadi tipis
5. Korpus allineum : terutama pada anak – anak tetapi juga alat – alat perangsang
seks pada orang dewasa.
6. Masturbasi kronis
7. Benda asing dalam vagina

G. KOMPLIKASI
1. Endometrititis
Peningkatan konsentrasi flora anaerob, yang sebagian mungkin karena perubahan PH,
bisa menyebabkan peningkatan angka endometritis
2. Salpingitis
Radang pada saluran telur dapat terjadi bila infeksi serviks menyebar ke tuba uterine
3. Servisitis
Peradangan ini dapat terjadi bila infeksi menyebar ke serviks

H. PENATALAKSAAN
1. Infeksi bacterial
 Diberikan antibiotika Candidiasis seperti
 Nistatin : 100.000 2 kali per hari selama 7-10hari
 Ikonazol : 7gram 1-2kali per hari selama 3,5-7hari
 Klotrimazol : 100 gram tablet atau 7 gram krim 1-2 kali perhari selama 3,5 – 7
hari
 Asam borat : 600mg 2 kali perhari selama 7hari
2. Infeksi dengan trichomonas
 Metronidazole : 2 gram dalam dosis tunggal, juga terapi pasangan seksual laki
lakinya (tahap I)

 Metronidazole : 500 mg 2 kali perhari selama 7 hari terapi seksual pasangan


laki9 – lakinya (tahap rekurens)

3. Infeksi dengan jamur


Diberi nystatin biasanya diberi dalam bentuk ovula

4. Kolpitis senilis
Selain dari antibiotika atau antibiotika diberi salep yang mengandup estrogen selama
20 hari.

Selain obat – obatan sebaiknya juga penderita ,


1. Perilaku dan aktivitas seksual
2. Higienitas organ genital
3. Menghindari konsumsi obat-obatan yang tidak sesuai dengan anjuran dokter
4. Menghindari penggunaan produk pembersih khusus daerah kewanitaan
5. Mengganti pembalut setidaknya setiap empat jam jika sedang haid
6. Menghindari kebiasaan douching vagina Kebiasaan douching vagina akan
7. Menggunakan celana dalam berbahan katun atau tidak terlalu ketat
8. Menghindari kebiasaan merokok

serta menjaga kebersihan vulva sebaiknya gunakan sabun gliserin. Untuk mengurangi nyeri
dan gatal – gatal bisa dibanti dengan kompres dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal – gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim
atau salep kortikosteroid dan antihistamin per oral (tablet) Krim atau tablet acyclovir diberikan
untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi nyeri
bisa diberikan obat pereda nyeri.
BAB IV
PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAAN PADA REMAJA


PADA NN. P DENGAN VULVITIS USIA 18TH
DI PMB

Hari/tgl : Kamis, 9 mei 2022


Pukul : 10.00 wib
Nama pengkaji : Yuni anita sari
Tempat pengkaji : pmb

I. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas
Nama : Nn. P Nama penanggung jawab: Ny. T
Umur : 18th Umur : 28th
Suku : jawa Suku : jawa
Pendidikan: sma Pendidikan: s1
Pekerjaan : pelajar Pekerjaan : pns
Alamat:jln hibrida Alamat:jln hibrida

2. Keluhan utama : pasien mengatakan sering gatal pada area vulva dan terasa nyeri
3. Riwayat kesehatan :
-pasien mengatakan tidak ada penyakit menular, menaun dan menurun
4. Riwayat mentruasi
-menarche : 15th
-siklus mestruasi : 28hari
-lamanya : 4-6 hari
5. aktifitas sehari hari
-Kegiatan sehari : sekolah secara tatap muka mulai dari 07.15 sampai pukul 15.00
,Bersih bersih rumah .
-apakah merokok : tidak
-seksual : tidak pernah melakukan hubungan seksual
-pola makan : 3x sehari
-pola istirahat : tidur mulai pukul 21.00 hingga 05.00 dan tidur siang 1-2 jam
-Personal hygine :mandi 2x sehari dan ganti cealana dalam 2x setelah mandi
-pola eliminasi : bab 2x sehari dan bak 5-6x sehari
II. DATA OBJEKTIF
1. Keaadaan umum: baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda tanda vital : td : 120/80 mmHg, rr: 20x/m, n: 88x/m , s: 36,5 c
4. Pemeriksaan fisik
Kepala : tidak ada benjolan, rambut tidak rontok dan bersih
Wajah : tidak pucat
Mata : konjungtiva annemis , sklera an ikterik
Leher ; tidak ada pembekakan kelenjar tyroid, jugularis dan limpe
Dada : tidak ada benjolan
Abdoment ; tidak teraba abnormal
Genetalia :
- Vulva : eritema , edema, luka
- Secret vagina : secret abu-abu, encer seperti air
Ekstremitas
-atas : tidak ada odema dan lengkap
- bawah : replek patela (+), tidak ada varices dan lengkap
5. pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan Gram dari sediaan apus duh tubuh vagina/serviks ditemukan
diplokokus Gram negatif intraselular

III. ASASSMENT
Nn. P usia 18thn dengan gejala vulvitis

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan , td : 120/80mmHg , rr : 20x/m, n: 88x/m, s: 36,5 c
Evaluasi : pasien mengetahui hasil pemeriksaan
2. Anjurkan pasien untuk kompres menggunakan larutan Burrowi, NaCl fisiologis, atau
air bersih selama 20-30 menit setiap 3 jam atau lebih. Pemberian bedak harus dihindari
karena menyebabkan oklusi pada permukaan vulva. Pemakaian sabun dan air hangat
pada area vulva juga sebaiknya dihindari karena dapat memperparah kondisi inflamasi
Evaluasi : pasien mengerti
3. Beritahu pasien Pasien dengan vulvitis perlu memberikan perhatian terhadap higienitas
vulva dan perineum. Vulva harus selalu dijaga agar tetap bersih, sejuk, dan kering.
Pasien perlu diberitahu mengenai kebiasaan berkemih dan buang air besar yang baik
dengan membersihkan dari arah depan ke belakang untuk menjauhkan tinja dari daerah
vulvovaginal. Dalam pemilihan bahan pakaian, hendaknya pasien memperhatikan
sirkulasi udara dan menghindari bahan yang menimbulkan panas dan mencegah
penguapan. Pasien dianjurkan untuk menggunakan pakaian yang tidak ketat dan tidak
menghalangi penguapan untuk menjaga area vulva agar tetap kering
Evaluasi : pasien mengerti
4. Anjurkan pasien untuk Menghindari penggunaan produk pembersih khusus daerah
kewanitaan
Evaluasi : pasien mengerti
5. Anjurkan pasien untuk datang kunjungan ulang
Evaluasi : pasien akan melakukan kunjungan ulang
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemahaman mengenai kondisi penyakit vulvitis perlu diketahui. Kondisi tersebut sering
kali diderita kaum wanita sehingga dapat menimbulkan hendaya ke depannya. Perlunya
pengetahuan yang baik dan benar untuk mencegah kejadian tersebut. Oleh karenanya
diharapkan setiap wanita dapat mengetahui kondisi-kondisi dan kebiasan tertentu yang
dapat menyebabkan kejadian vulvitis. Namun apabila sudah terjadi, tindakan
penatalaksanaan selanjutnya dapat segera dilakukan untuk mengurangi keparahan.

B. Saran
Lebih meningkatan kebesihan diri, vulva hygiene, jaga kebersihan pakain dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak.(2004).Buku ajar keperawatan maternitas.Edisi 4.Jakarta
:ECG Edge,V.(1993) women’s health care.VSA:von hoffman
press
Manuaba, Ida Bagus.(2001).Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan, dan keluarga berencana
untuk pendidikan bidan, Jakarta:ECG
Padjajaran, Universitas.(1981). Ginekologi. Bandung:Elstar Offset
Sinklair,C.C.R.,Webb,J.B.(1992)>Segi praktis ilmu kebidanan dan kandungan
untuk pemula.Jakarta:Binarupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai