Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Endvrico diotrefes fuah (211111089)
2. Yohana Kalistia Abon Matarau (211111115)
3. Zefania A.G Ndoloe (211111096)
4. Yulia Clarita Bano (211111119)
5. Yoanita Matias (211111117)
PRODI KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah keperawatan Maternitas 2.
Kami menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum
seberapa dan masih banyak belajar dalam membuat makalah. Oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini
menjadi lebih baik dan berdaya guna. Harapan saya, mudah-mudahan makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................
BAB I............................................................................................................Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN.........................................................................................Error! Bookmark not defined.
A. LATAR BELAKANG.......................................................................Error! Bookmark not defined.
B. TUJUAN...........................................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II...........................................................................................................Error! Bookmark not defined.
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................Error! Bookmark not defined.
A. DEFINISI INFEKSI TRAKTUS GENETALIA..............................Error! Bookmark not
defined.
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI ..........................................Error! Bookmark not defined.
C. KLASIFIKASI INFEKSI TRAKTUS GENETALIA ……………………..5
D. ETIOLOGI…………………………………………………………………6
E. MANIFESTASI KLINIS INFEKSI TRAKTUS GENETALIA…………...6
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG…………………………………………..7
G. KOMPLIKASI INFEKSI TRAKTUS……………………………………..8
H. PENATALAKSANAAN INFEKSI TRAKTUS GENETALIA………...…6
F. PENCEGAHAN INFEKSI TRAKTUS GENETALIA ……………………6
BAB III..........................................................................................................Error! Bookmark not defined.
PENUTUP.....................................................................................................Error! Bookmark not defined.
A. KESIMPULAN.................................................................................Error! Bookmark not defined.
B. SARAN.............................................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut
denganakibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali
tanpa bekas atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba.
Penyakit ini bisa juga menahun atau dari permulaan sudah menahun. Salah satu
dari infeksitersebut adalah pelviksitis, serviksitis, adneksitis dan salpingitis
Sebagian besarwa nita tidak menyadari bahwa dirinya menderita infeksi
tersebut. Biasanyasebagian besar wanita menyadari apabila infeksi telah
menyebar danmenimbulkan berbagai gejala yang mengganggu.Keterlambatan
wanita memeriksakan dirinya menyebabkan infeksi inimenyebar lebih luas dan
akan sulit dalam penanganannya.Denganmemperlihatkan saluran yang
berkelanjutan, alat genetalia wanita berhubunganlangsung dengan dunia luar
melalui saluran tuba menuju peritonieum, saluran dankavum uteri, kanalis
servikal dan vagina dan vulva . Melalui saluran tersebutdiperkirakaan infeksi
pada bagian luar vulva dan vagina dapat berkelanjutkanmenuju kavum
peritoneum, sehingga terjadilah peritonitis local maupun umum.Infeksi
perkontinuitatum dapat dicegah karena adanya mekanisme pertahanan.Vulva
dengan kulit dan epitel yang berlapis merupakan hambatan utama
untukterjadinya infeksi vulvitis. Vagina dengan bakteri doderleinyang
mampumembuat suasana asam dapat menghindari terjadinya infeksi vaginitis.
Serviksuteri yang selalu mengeluarkan lendir dan dapat mengental dibagian
bawah,menghalangi masuknya bakteri menuju kavum uteri. Akhirnya saluran
telurwanita dengan rambut silianya dapat mengalirkan cairan menuju kavum
uteriyang merupakan upaya untuk menghalangi infeksi.
2. Rumusan Masalah.
1. Apa definisi infeksi traktus genetalia ?
2. Bagaimana etiologi infeksi traktus genetalia ?
3. Bagaimana klasifikasi infeksi traktus genetalia ?
4. Bagaimana manifestasi klinis infeksi traktus genetalia ?
5. Bagaimana pencegahan infeksi traktus genetalia ?
6. Bagaimana penatalaksanaan infeksi traktus genetalia ?
3. Tujuan.
PEMBAHASAN
Etiologi
Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas
vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme
aerobdan anaerob endogen vagina seperti streptococcus,
enterococus,e.coli, dan stapilococus . Dapat juga disebabkan
oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion,
alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti
dilatasi, dan lain-lain.
Patofisiologi
Peradangan terjadi pada serviks akibat kuman pathogen aerob
dan anaerob, peradangan ini terjadi Karena luka bekas
persalinan yang tidak di rawat serta infeksikarena hubungan
seksual. Proses peradangan melibatkan epitel serviks dan stoma
yangmendasarinya. Inflamasi serviks ini bisa menjadi akut atau
kronik (Manuaba, 2010).
Masuknya infeksi dapat terjadi melalui perlukaan yang menjadi
pintu masuksaluran genetalia, yang terjadi pada waktu
persalinan atau tindakan medis yangmenimbulkan perlukaan,
atau terjadi karena hubungan seksual (Manuaba, 2009).
Manifestasi klinis
Terdapatnya keputihan (leukorea)
Mungkin terjadi kontak berdarah (saat hubungan seks terjadi
perdarahan)
Pada pemeriksaan terdapat perlukaan serviks yang berwarna
merah
Pada umur diatas 40 tahun perlu waspada terhadap keganasan
serviks.
Gatal-gatal pada area serviks
Pemeriksaan Penunjang
Pap smear untuk mendeteksi sel-sel abnormal dengan
mengambil sampel cairan dari serviks dan vagina.
Kolposkopi, untuk memeriksa kondisi tidak normal
didalam vagian dengan bantuan alat teropong kolposkop.
Komplikasi
Servisitis dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga
bertahun-tahun. Servisitis dapat menyebabkan rasa sakit saat
berhubungan. Servisitis yang tidak diobati dapat menyebakakn
peradangan yang melibabtkan organ panggul Wanita ,
menyebabkan komplikasi radang panggul (PID).
Penatalaksanaan Pengobatan
Jaringan yang meradang dalam dua mingguan diganti dengan
jaringan sehat.Jika laserasi serviks agakluas perlu dilakukan
trakhelorania. Pinggir sobekan danendoserviks diangkat, lalu
luka baru dijahit. Jika robekan daninfeksi sangat luas perlu
dilakukan amputasi serviks.
Pencegahan
Hindari iritasi seperti douche dan tampon deodorant
Pastikan benda asing yang dimasukan kedalam vagina
seperti (tampon) ditempatkan dengan benar.
Pastikan diri sendiri dan pasangan seks bebas dari IMS
Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks untuk
menurunkan resiko terkena IMS.
b) Radang panggul bawah
1. SALPINGITISA
Definisi Radang saluran telur atau salpingitis merupakan radang
pada tuba fallopi, yaitusaluran yang menghubungkan
ovariumdengan rahim. Radangsaluran telur terjadi karena tuba
fallopimengalami infeksioleh bakteriyang berasal dari darah,
vagina, atau rahim.
Etiologi
Mikroorganisme yang paling sering didapati sebagai penyebab
radang saluran telur adalah bakteri Chlamydiatrachomatis dan
Neisseria gonorrhoeae. Bakteri masuk melalui vagina, lalu
menuju rahim dan akhirnya sampai ke tuba fallopi.
Patofisiologi
Infeksi biasanya berawal pada bagian vagina, dan menyebar ke
bagian tuba fallopi. Infeksi dapat menyebar melalui pembuluh
getah bening, infeksi pada salah satu tuba fallopi biasanya
menyebabkan infeksi yang lain. Pada beberapa kasus, salpingitis
disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Mycoplasma,
Staphylococcus, dan Streptococcus. Selain itu salpingitis dapat
disebabkan oleh penyakit menular seksual seperti gonore dan
kalmidia (Prawirohardjo, 2007).
Manifestasi klinis
Nyeri abdomen di kedua sisi
Sakit punggung
Sering buang air kecil
Gejala-gejala biasanya muncul setelah periode menstruasi
Demam tinggi dengan menggigil
Nyeri perut
Abnormal discharge vagina, seperti warna yang tidak biasa
atau bau
Dismenorea
Tidak nyaman atau hubungan seksual yang terasa nyeri
Mual dan muntah, ada gejala abdomen akut karena terjadi
rangsangan peritoneum
Kadang-kadang ada tendensi pada anus karena proses dekat
pada rektum dan sigmoid
Pada periksa dalam nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri
kiri dan kanan uterus, kadang-kandang ada penebalan dari
tuba.
Nyeri saat ovulasi
Pemeriksan Penunjang
Pemeriksaan laporskopi merupakan pemeriksan diagnostic
untuk menegakan diagnosis salpingitis namum pemeriksaan ini
jarang dilakukan karena bersifat invasive. Tes laboratorium pada
pasien bertujuan untuk menyingkirkan diagnosis banding dan
mendukung diagnosis.
Komplikasi
Dapat menyebabkan infertilitas,abses tuborvarium, dan
kehamilan ektopik.
Penatalaksanaan Pengobatan
2. Pemberian antibiotic
Pencegahan
Menggunakan kondom setiap kali berhubungan intim
untuk mencegah infeksi menular seksual.
Kondom tetap digunakan meski sudah menggunakan
metode kontrasepsi lainnya hnya berhubungan intim
dengan pasangan yang tidak memiliki infeksi menular
seksual atau hanya berhubungan intim dengan anda.
2. ADNEXITIS
Definisi Adnexitis
Adalah radang pada tuba fallopi dan ovarium yang biasanya
terjadi bersamaan. (Sarwono, 1999:287). Adnexitis adalah
suatu radang pada tuba fallopi dan radang ovarium yang
biasanya terjadi bersamaan. Radang ini kebanyakan akibat
infeksi yang menjalar keatas dari uterus, walaupun infeksi ini
bisa dating dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah atau
menjalar dari jaringan sekitarnya. Adnex tumor ini dapat
berupa pyosalpinx atauhidrosalpinx karena perisalpingitis dapat
terjadi pelekatan denganalat alat disekitarnya. ( ginekologi
unpad bandung).
Etiologi
Peradangan pada adneksa rahim hampir 90 persen disebabkan
oleh infeksi beberapa organisme, biasanya adalah
Neisseriagonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis.
Melakukan aktifitas seks tanpa menggunakan kondom
Ganti-ganti pasangan seks
Pasangan seksnya menderita infeksi Chlamidia
ataupungonorrhea (kencing nanah)
Sebelumnya sudah pernah terkena pelvic inflammatory
disease
Dengan demikian penyakit ini termasuk penyakit
yangditularkan melalui aktifitas seksual. Meskipun tidak
tertutupkemungkinan penderitanya terinfeksi lewat cara
lain.
Patofisiologi
Radang tuba fallopii dan radang ovarium biasanya terjadi
bersamaan. Radang itu kebanyakan akibat infeksi yang
menjalar ke atas dari uterus, walaupun infeksi ini juga bisa
datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah, atau
menjalar dari jaringan – jaringan sekitarnya.
Pada salpingo ooforitis akuta gonorea ke tuba dari uterus
melalui mukosa. Pada endosalping tampak edema serta
hiperemi dan infiltrasi leukosit, pada infeksi yang ringan epitel
masih utuh, tetapi pada infeksi yang lebih berat kelihatan
degenarasi epitel yang kemudian menghilang pada daerah yang
agak luas dan ikut juga terlihat lapisan otot dan serosa. Dalam
hal yang akhir ini dijumpai eksudat purulen yang dapat keluar
melalui ostium tuba abdominalis dan menyebabkan peradangan
di sekitarnya.
Infeksi ini menjalar dari serviks uteri atau kavum uteri dengan
jalan darah atau limfe ke parametrium terus ke tuba dan dapat
pula ke peritonium pelvik. Disini timbul salpingitis interstialis
akuta, mesosalping dan dinding tuba menebal menunjukkan
infiltrasi leukosit, tetapi mukosa seringkali normal.
(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa Hal 287. 2007).
Manifestasi Klinis
Kram atau nyeri perut bagian bawah yang tidak
berhubungan dengan haid (bukan premenstrual syndrome)
Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari vagina
Nyeri saat berhubungan intim
Demam
Nyeri punggung
Keluhan saat buang air kecil
Pemeriksan Penunjang
Pemeriksaan kehamilan atau ultrasonogravi untuk
menyingkirnkan kehamilan ektopik
Uji serologi untuk mengetahui adanya kelamidia atau
gonorrhea.
Komplikasi
Intertilitas atau kemandulan
Kehamilan ektopik
Nyeri panggul kronis
Abses pada ovarium pada tuba falopi
sepsis
Penatalaksanaan Pengobatan
Penyakit ini disesuaikan dengan penyebabnya.Misalnya
akibat chlamydia, maka pengobatannya pun
ditujukanuntuk membasmi chlamydia. Secara umum,
pengobatan adnexitisini umumnya berupa terapi antibiotik.
Jika dengan terapi ini tidakterjadi kemajuan,maka
penderita perlu dibawa ke rumah sakituntuk diberikan
terapi lainnya. Rawat inap menjadi sangatdiperlukan
apabila:
keluar nanah dari tuba fallopi
kesakitan yang amat sangat (seperti: mual, muntah, dan
demamtinggi)
penurunan daya tahan tubuhPencegahanPencegahan tidak
hanya dari pihak wanita saja, pihak laki -laki juga perlu
membantu agar pasangan tidak tertular.Penanganan ini
antara lain dapat dilakukan dengan :
Setia pada pasangan, penyakit ini sebagian besar
ditularkanmelalui hubungan seks bebas.
Segera hubungi dokter apabila gejala - gejala penyakit ini
muncul
Rutin memeriksakan diri dan pasangan ke dokter ahli
kandungan
Penggunaan kondom saat berhubungan seksual
Menjaga kebersihan organ genital.
Pencegahan
Jangan berganti-ganti pasangan
Gunakan kondom saat berhubungan seksual
Periksa Kesehatan secara rutin jika memiliki resiko tertular
infeksi menular seksual.
Konsultasikan pilihan dan rencana penggunakan alat
kontrasepsi dengan dokter.
Bersihkan area kemaluan dari depan ke belakang dan
jangan sebaliknnya.
C. ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI TRAKTUR GENETALIA
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
b. Keluhan Utama
Gatal
Nyeri
Perubahan fungsi seksual
c. Riwayat Penyakit
Sekarang : Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin
Dahulu : Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa,
gangguan reproduksi
Riwayat Penyakit
1. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit
yang pernah dialami oleh klien misalnya DM, jantung,
hipertensi, masalah ginekologi/urinaria, penyakit endokrin, dan
penyakit-penyakit lainnya.
2. Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui
genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi
mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat
dalam keluarga.
3. Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus
menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan
adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala
serta keluahan yang menyertainya.
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas : Kaji bagaimana
keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat
ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
5. Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis
kontrasepsi yang digunakan serta keluhan yang menyertainya.
6. Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat-obatan
kontrasepsi oral, obat digitalis, dan jenis obat lainnya.
7. Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan
elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene,
ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
d. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan Bagian Luar
a. Inspeksi
Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia
perkembangan klien
Kulit dan area pubis, adakah lesi, eritema,
visura, leokoplakia dan eksoria
Labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra
terhadap pemebengkakan ulkus, keluaran dan
nodul.
Disfungsi Seksual
PENUTUP
1. Kesimpulan
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan
akibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali
tanpa bekas atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba.
Penyakit ini bisa juga menahun atau dari permulaan sudah menahun. Salah
satu dari infeksitersebut adalah pelviksitis, serviksitis, adneksitis dan
salpingitisPada umumnya penyakit penyakit yang terjadi memiliki tanda
dan gejala serta penanganan masing masing , untuk mencegahnya
diperlukan kebersihan diri darisetiap masing masing individu.
2. Saran