Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GINEKOLOGI

“RADANG PADA GENETALIA EKSTERNA”


Dosen Pembimbing:
NUR HASANAH, S.Keb.Bd., M.Kes

Oleh:
DEBBY PRAMESWARI Z. L.
NIM: 18721

SEMESTER V

AKADEMI KEBIDANAN MANDIRI GRESIK


Jl. KH. Syafi’I No. 15 Dahan Rejo Gresik
TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan MAKALAH “RADANG PADA GENETALIA
EKSTERNA” dengan baik dan tepat waktu.
Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW,
Yang telah memberikan petunjuk dan wahyu dari Allah untuk seluruh umat manusia,
membimbing dari jalan kegelapan menuju jalan terang benderang yakni agama Islam.
Ucapan terima kasih tak luput kami haturkan kepada:
1. Nur Hasanah, S.Keb.Bd., M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Ginekologi.
2. Bapak/Ibu dosen Akademi Kebidanan Mandiri Gresik.
Serta semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Namun, kami
menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Maka dari itu, dengan tulus dan
kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan laporan di masa mendatang. Atas saran, kritik maupun bantuan kami
ucapkan terima kasih.

Gresik, 2 September 2020


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bartolinitis ..................................................................................... 2
2.2 Vaginitis ......................................................................................... 4
2.3 Vulvovaginitis ................................................................................ 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 9
3.2 Saran .............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. iv

iii
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Radang pada genetalia eksterna meliputi bartolinitis, vaginitis dan vulva vaginitis.
Bartolinitis merupakan Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Infeksi alat kelamin wanita
bagian bawah biasanya disebabkan oleh : Virus (kondiloma akuminata dan herpes
simpleks), Jamur (kandida albikan), Protozoa ( amobiasis dan trikomoniasis) dan Bakteri
(neiseria gonore)
Vaginitis merupakan suatu peradangan pada lapisan vagina. Vulvitis adalah suatu
peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita). Vulvovaginitis adalah peradangan
pada vulva dan vagina. Penyebabnya adalah  Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus),
Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai
Vulvovaginitis adalah iritasi/inflamasi pada kulit daerah vulva dan vagina.
Iritasi ini dapat menyebabkan terjadinya: gatal-gatal (45-58%) di sekitar daerah labia
mayora (bibir vagina besar), labia minor (bibir vagina kecil), dan daerah perineal (daerah
perbatsan antara vagina dan anus) kemerahan dan rasa seperti terbakar pada kulit (82%)
rasa tidak nyaman pada kulit terutama pada saat atau setelah buang air kecil banyaknya
lendir yang keluar dari vagina (62-92%).
                  
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pengobatan serta
pencegahan dari bartolinitis?
2. Apa pengertian, etiologi, tanda dan gejala, klasifikasi, pengobatan dari vaginitis?
3. Apa pengertian, etiologi, tanda dan gejala, serta pengobatan dari vulvovaginitis?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pengobatan serta
pencegahan dari bartolinitis.
2. Mengetahui pengertian, etiologi, tanda dan gejala, klasifikasi, serta pengobatan dari
vaginitis.
3. Mengetahui pengertian, etiologi, tanda dan gejala, serta pengobatan dari
vulvovaginitis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bartolinitis
A. Pengertian
Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan
disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai
demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.

B. Etiologi
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di
bagian dalam vagina agak keluar. Mulai dari chlamydia, gonorrhea, dan sebagainya.
Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas
vagina

C. Etiologi Infeksi
1. Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh :
a. Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
b. Jamur : kandida albikan.
c. Protozoa: amobiasis dan trikomoniasis.
d. Bakteri : neiseria gonore.
2. Infeksi alat kelamin wanita bagian atas :
a. Virus : klamidia trakomatis dan parotitis epidemika.
b. Jamur : asinomises.
c. Bakteri : neiseria gonore, stafilokokus dan E.coli

D. Patofisiologi
Lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista
(kantong berisi cairan). Kuman dalam vagina bisa menginfeksi salah satu kelenjar
bartolin hingga tersumbat dan membengkak. Jika tak ada infeksi, tak akan
menimbulkan keluhan.

2
E. Tanda dan Gejala
1. Pada vulva : Perubahan warna kulit, membengkak, timbunan nanah dalam
kelenjar, nyeri tekan.
2. Kelenjar bartolin membengkak, terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau
duduk, juga dapat disertai demam.
3. Kebanyakan wanita dengan penderita ini datang ke puskesmas dengan keluhan
keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat
buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
4. Terdapat abses pada daerah kelamin
5. Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan
darah.

F. Pengobatan
Pengobatan yang cukup efektif saat ini adalah dengan antibiotika golongan
cefadroxyl 500 mg, diminum 3×1 sesudah makan, selama sedikitnya 5-7 hari, dan
asam mefenamat 500 mg (misalnya: ponstelax, molasic, dll), diminum 3×1 untuk
meredakan rasa nyeri dan pembengkakan, hingga kelenjar tersebut mengempis.

G. Pencegahan
Untuk menghadang radang, berbagai cara bisa dilakukan. Salah satunya adalah
gaya hidup bersih dan sehat:
1. Konsumsi makanan sehat dan bergizi. Usahakan agar Anda terhindar dari
kegemukan yang menyebabkan paha bergesek. Kondisi ini dapat menimbulkan
luka, sehingga keadaan kulit di sekitar selangkangan menjadi panas dan lembap.
Kuman dapat hidup subur di daerah tersebut.
2. Hindari mengenakan celana ketat, karena dapat memicu kelembapan. Pilih
pakaian dalam dari bahan yang menyerap keringat agar daerah vital selalu kering.
3. Periksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan cukup lama. Tak perlu malu
berkonsultasi dengan dokter kandungan sekalipun belum menikah. Karena
keputihan dapat dialami semua perempuan.
4. Berhati-hatilah saat menggunakan toilet umum. Siapa tahu, ada penderita radang
yang menggunakannya sebelum Anda.
5. Biasakan membersihkan diri, setelah buang air besar, dengan gerakan membasuh
dari depan ke belakang.
3
6. Biasakan membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual.
7. Jika tidak dibutuhkan, jangan menggunakan pantyliner. Perempuan seringkali
salah kaprah. Mereka merasa nyaman jika pakaian dalamnya bersih. Padahal
penggunaan pantyliner dapat meningkatkan Kelembapan kulit di sekitar vagina.
8. Alat reproduksi memiliki sistem pembersihan diri untuk melawan kuman yang
merugikan kesehatan. Produk pembersih dan pengharum vagina yang banyak
diperdagangkan sebetulnya tidak diperlukan. Sebaliknya jika digunakan
berlebihan bisa berbahaya.
9. Hindari melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan. Ingat, kuman juga
bisa berasal dari pasangan Anda. Jika Anda berganti-ganti pasangan, tak gampang
mendeteksi sumber penularan bakteri. Peradangan berhubungan erat dengan
penyakit menular seksual dan pola seksual bebas.

2.2 Vaginitis
A. Definisi
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina.

B. Etiologi
Penyebabnya bisa berupa:
1. Infeksi
a. Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
b. Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil
dan pemakai antibiotic
c. Protozoa (misalnya trichomonas vaginalis)
d. Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes)
2. Zat atau benda yang bersifat iritatif
a. Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
b. Sabun cuci dan pelembut pakaian
c. Deodoran    
d. Zat di dalam air mandi
e. Pembilas vagina
f. Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap
keringat
g. Tinja
4
3. Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
4. Terapi penyinaran obat-obatan
5. Perubahan hormonal

C. Tanda dan Gejala


a. Pengeluaran keputihan berlebihan, dapat berupa seperti nanah
b. Terasa panas dan gatas
c. Suhu badan dapat meningkat
d. Bagian luar terjadi pembengkakkan
e. Pada vagina terdapat bintik merah dan mudah berdarah
f. Terasa nyeri saat hubungan seks

D. Klasifikasi Vaginitis
1. Vaginitis trikomonas vaginalis
Disebabkan oleh trikomonas vaginalis yang memiliki bentuk kecil, berambut
getar dan lincah bergerak. Gejala utama:
1) Terdapat keputihan encer sampai kental
2) Kekuning-kuningan
3) Gatal dan terasa membakar
4) Berbau
5) Terdapat dyspareunia
6) Pada pemeriksaan bidan akan memnjumpai: terdapat keputihan, encer sampai
kental dan terdapat bintik pada dinding vagina
2. Vaginitis kandidiasis
Disebabkan oleh jamur kandida albikan. Vaginitis kadidiasis sering dijumpai
pada wanita hamil, karena terdapat perubahan asam basa. Gejala utama:
1) Terdapat keputihan kental bergumpal
2) Terasa sangat gatal dan mengganggu
3) Pada dinding vagina sering dijumpai membrane putih yang bila dihapuskan
dapat menimbulkan perdarahan

E. Pengobatan
1. Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa
membantu mengurangi jumlah cairan.
5
2. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan
penyebabnya.
3. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus,
tergantung kepada organisme penyebabnya.
4. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan
campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama
dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan
panggul.
5. Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi
menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.
6. Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar
cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri. Pada infeksi
menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual
diobati pada saat yang sama.
7. Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen.
Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang
dioleskan langsung ke vulva dan vagina.
8. Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak
terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga
(misalnya terbuat dari katun) serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan
sabun gliserin). Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan
kompres dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin. Untuk mengurangi
gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep
corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet). Krim atau tablet acyclovir
diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.

 Pengobatan berdasarkan jenis infeksi


a. Jenis infeksi: Jamur
Pengobatan: Miconazole, clotrimazole, butoconazole atau terconazole (krim,
tablet vagina atau supositoria), Fluconazole atau ketoconazole (tablet)
b. Jenis infeksi: Bakteri

6
Pengobatan: Biasanya metronidazole atau clindamycin (tablet vagina) atau
metronidazole (tablet). Jika penyebabnya gonokokus biasanya diberikan
suntikan ceftriaxon & tablet doxicyclin
c. Jenis infeksi Klamidia
Pengobatan: Doxicyclin atau azithromycin (tablet)
d. Jenis infeksi Trikomonas
Pengobatan: Metronidazole (tablet)
e. Jenis infeksi Virus papiloma manusia (kutil genitalis)
Pengobatan: Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk infeksi yg berat
digunakan larutan nitrogen atau fluorouracil (dioleskan ke kutil)
f. Jenis infeksi: Virus herpes
Pengobatan: Acyclovir (tablet atau salep)

2.3 Vulvovaginitis
A. Pengertian
Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vulva dan vagina.

B. Etiologi
Banyak pemicu yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada vagina dan
vulva. Bakteri adalah penyebab utama terjadi infeksi ini. Adapun beberapa penyebab
terjadinya vulvovaginitis, yaitu:
a. Ragi
Salah satu penyebab paling umum adalah candida albikans. Infeksi jamur ini
dapat menyebabkan gatal kelamin, keputihan berwarna putih seperti keju cottage.
b. Virus
Virus yang dapat menyebabkan vulvovaginitis termasuk harpes dan human
papilloma virus (HPV).
c. Parasite
Parasite yang menyebabkan vulvovaginitis adalah cacing kremi, kudis dan
kutu.
d. Factor lingkungan
Kebersihan yang buruk dapat menyebabkan kondisi ini. Pakaian yang terlalu
ketat menyebabkan kulit saling bergesekan dan menyebabkan iritasi. Kulit yang

7
teritasi lebih berisiko terjadinya vulvovaginitis. Iritasi juga dapat menghambat
pemulihan.
e. IMS (infeksi menular seksual)
Trikhomonas juga dpt menyebabkan vulvovaginitis. Hak ini menyebabkan
ketidaknyamanan kelamin, gatal dan cairan bisa berwarna kuning hijau atau abu-
abu dan berbau.
f. Bahan kimia
beberapa bahan kimia yang dapat menyebabkan terjadinya vulvovaginitis
diantaranya:
1) Sabun
2) Parfum
3) Detergen
4) Bahan kimia umum yang dapat menyebabkan reaksi allergen antara lain:
sodium sulfat, dioksan, dll.

C. Tanda dan Gejala


Vulvovaginal gejala kandidiasis, yaitu, suatu pertumbuhan berlebih dari Candida
albicans, meliputi:
a. Gatal, nyeri dan / atau pembakaran ketidaknyamanan pada vagina dan vulva
b. Berbau tajam dan keputihan berlebih serta tidak nyaman saat kencing
c. Ruam merah terang yang mempengaruhi bagian dalam dan luar dari vulva,
kadang-kadang menyebar luas di pangkal paha untuk memasukkan daerah
kemaluan, daerah inguinal dan paha. Ini bisa berlangsung hanya beberapa jam
atau bertahan selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau jarang, bulan.
d. Gejala mungkin kadang-kadang diperparah oleh hubungan seksual.

D. Pengobatan
Pengobatan tergantung pada jenis infeksi dan organisme yang menyebabkan
masalah. Disarankan untuk melakukan pemeriksaan pada tenaga kesehatan agar
mendapatkan saran untuk pengobatan yang akan dilakukan.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan
disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai
demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. Vaginitis disebabkan oleh
berbagai bakteri, parasite atau jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan
seksual.
Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vulva dan vagina.
Vulvovaginitis atau biasanya dikenal dengan vulvitis dan vaginitis.Banyak pemicu yang
dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada vagina dan vulva. Bakteri adalah penyebab
utama terjadi infeksi ini. Adapun beberapa penyebab terjadinya vulvovaginitis

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah yang akan datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Barber, H.R. K., Fields,D.H. Kaufman,S. A. 1979. Quick Refference to Ob-gynProcedures.


Second edition. Philadelpia: JB Lipincott Company.

Chapman, Vicky.2006. Asuhan Kebidanan: Persalinan dan Kelahiran.


Cetakan I. Penerjemah: H.Y. Kuncara. Editor edisi bahasa Indonesia Monica
Ester. Jakarta: ECG.

Martius,Gerhard.1887.Bedah ginekologi.Jakarta:CV EGC Penerbit buku kedokteran

Sulistiawati.dkk.2010.asuhan kebidanan pada ibu bersalin.jakarta:salemba medika

Taber, Ben-Zion.1994.kedaruratan obstetric dan ginekologi. Jakarta:EGC

https://www.scribd.com/doc/183809023-makalah-Radang-pada-genetalia-eksterna-dan-
interna-docx

http://ririnwprijanto.blogspot.com/2017/02/radang-pada-genitalia-eksterna-mata.html?=1

iv

Anda mungkin juga menyukai