Anda di halaman 1dari 22

Pengabdian Masyarakat Online

Kolaborasi: Pencegahan Transmisi


Covid-19 oleh Bidan selama Pandemi”

Pencegahan
Transmisi dan
Tes Covid-19

Prof. Bhisma Murti

Program Magister Ilmu Kesehatan


Masyarakat, Program Pascasarjana,
Universitas Sebelas Maret
Apakah Riwayat
Alamiah
Penyakit?

Riwayat alamiah penyakit


(natural history of disease)
adalah proses perjalanan
penyakit pada individu sejak
terpapar agen penyebab hingga
terjadi kesembuhan, kronisitas,
atau kematian, tanpa
pengobatan (Turabian, 2017)
Aerosol
(mikrodroplet)
pembawa virus

Cara Transmisi
Aliran udara
Penularan SARS
Cov-2
Droplet
pembawa
Orang
virus
terinfeksi
Benda mati pembawa (<2 meter)
infeksi (permukaan
meja, kain dll)=
Fomite= vektor pasif
Cara Transmisi
Ukuran
partikel:
Besar Kecil Penularan
SARS Cov-2 Naso-
farinks

Trakheo-
bronkhial

Pulmoner

Akumulasi di
permukaan

Transmisi Transmisi
(penularan) (penularan)
droplet aerosol
Riwayat Alamiah Penyakit Infeksi
(Dinamika penyakit dan Dinamika Infeksi/ Penularan)

A. Dinamika Resolusi
Timbul
penyakit Saat infeksi
gejala
(Dynamics of infeksi Tidak sakit:
Disease)
1. Imun
2. Carrier
Rentan Masa Masa 3. Meninggal
(susceptible) Inkubasi simtomatis 4. Sembuh

Waktu
B. Dinamika
Infeksi/ Infeksi Infeksi
Penularan Saat mulai mulai tidak
(Dynamics of infeksi menular menular
Infectiousness)

Tidak infeksius
Rentan Masa Masa infeksi (Tidak Menular):
(susceptible) laten (menular) Sembuh

Waktu
Sumber: modifikasi Brookmeyer, 2020
Empat Level Pencegahan Covid-19
Prognostic Phase
Determinan Faktor risiko Fase Fase Fase Resolusi
sosial dan dan protektif Preklinis Klinis (Pemulihan)
lingkungan

Waktu

Mendeteksi
Mencegah
dini perubahan
Mengubah relaps,
Mengubah patologis dan
struktur sosial disabilitas,
paparan faktor pengobatan
dan lingkungan, disfungsi sisa,
etiologi yang segera
yaitu determinan komplikasi, dan
yang melatari menyebabkan kematian
terjadinya penyakit
penyakit
Empat Level Pencegahan Covid-19
Aspek Pencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan
Pencegahan Primordial Primer Sekunder Tersier

Individu, Kelompok individu Pasien Covid-19


Sasaran Masyarakat
umum kelompok, berisiko tinggi (nakes, (pencegahan tersier),
Perlindungan komunitas keluarga, orang dekat) nakes (pencegahan
primer)
Mengubah struktur sosial, Mencegah Mendeteksi dini, Mencegah
determinan sosial, penularan/ mencegah pencegahan kematian,
Tujuan infrastruktur, dan terjadinya infeksi penularan, mencegah
lingkungan, sehingga Covid-19, mengurangi pengobatan penularan dari
mengubah determinan yang faktor risiko segera pasien, ruangan,
melatari terjadinya alat, ke nakes
penyakit.
Kebijakan publik dan Masker, cuci PCR, karantina Intensive Care
pemberdayaan masyarakat: tangan, physical kontak, isolasi Unit (pencegahan
Pembatasan Sosial Berskala distancing, social diri di rumah tersier), APD
Metode Besar, produksi dan distancing (ringan), isolasi nakes
distribusi APD, mobilisasi dan perawatan di (pencegahan
nakes, penyediaan RS (sedang, primer)
prasarana (ruang berat)
berventilasi, disinfeksi UV)
Ventilasi
(udara
Membersihkan masuk)
udara dan
disinfeksi
(lampu UV)
Ventilasi
Meminimalkan Mencegah (udara ke
resirkulasi
Penularan udara
luar) Buka
jendela
Covid-19
melalui Udara
Ruangan
(Indoor
Airborne
Transmission) Viral load: 1.8–3.4 kopi
(Contoh RNA virus per L udara
Pencegahan (Chia et al., 2020)
Primordial)
Individu
Individu Pembersih udara rentan
terinfeksi portabel
Sumber: Morawska
et al., 2020
Mikrodroplet (aerosol)
Real-time
Reverse
Transcription-
polymerase
Chain
Reaction
(rRT-PCR)

Petugas kesehatan
DKK mengambil
sampel hapusan nasal
untuk RT-PCR dari
seorang pengendara
mobil dengan demam
pada sebuah Drive-
Thru
Sumber: Brueck dan Lee, 2020
Tes Virus= Tes Molekuler= Nucleic Acid
Amplification Testing (NAAT)= Real-time
Reverse Transcription-polymerase Chain
Reaction (rRT-PCR). Hasil tes: 1 jam.

Sumber: Brueck dan Lee, 2020


1. Tes RT-PCR dimulai dengan
pengambilan sampel.

2. Sampel biasanya dilakukan dengan


hapusan ke dalam rongga hidung dan
tenggorok seorang (bisa juga diambil
dari sputum atau saliva).

3. Sampel itu lalu diletakkan ke dalam ½


sendok the cairan
1. Petugas laboratorium
mencampurkan sampel hapusan
nasofarinks ke dalam sebuah
tabung cairan pemecah (lysis
buffer), yaitu suatu bahan kimia
yang memecah sel-sel terinfeksi,
sehingga RNA virus dapat
diekstraksi

2. Ribonucleid-acid (RNA)
membawa gen-gen virus corona
yang sama dengan cara yang sama
dengan manusia membawa gen de-
oxyribonucleid acid (DNA)
1. Semua RNA virus di dalam tabung lalu
diperbesar di dalam mesin RT-PCR

2. Mesin RT-PCR membuat banyak kopi


(Salinan) materi genetik, dengan tujuan
untuk melihat keberadaan virus
coronavirus.
Bagaimana dengan Rapid Test,
bisakah digunakan untuk
mendiagnosis seorang yang
sedang terinfeksi virus Corona? No!

1. Kementerian Kesehatan (Kemenkes)


menerbitkan aturan baru Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Virus Corona (Covid-19).

2. Peraturan tersebut ditandatangani langsung


oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus
Putranto pada Minngu (13/7/2020).

3. Rapid test tidak direkomendasikan lagi


untuk mendiagnosis orang yang terinfeksi
virus corona.
Akurasi (Kebenaran)
Sebuah Tes Diagnostik

Truth
(misal, infeksi SARS Cov-2) Agar tes dapat memberikan hasil
positif yang sesungguhnya (True
Positive), maka empat hal perlu
diperhatikan:

1. Jenis tes
(misal,
Rapid test 2. Timing (saat yang tepat) untuk
pengambilan sampel
3. Jenis sampel dan lokasi
pengambilan sampel yang tepat
4. Subjek yang diambil sampel

Sensivity of Rapid test= 28%


Tes Asam Nukleat Kedua tes Tes Antibodi
Paling reliabel, dapat tidak Dapat digunakan
digunakan reliabel setelah 7-10 hari
dalam 7 hari pertama antara hari
7-10

Virus dalam
saluran
pernapasan

Antibodi
dalam darah

Jumlah virus
terdeteksi mulai
Awal menurun, Belum ada riset
gejala karena sistem yang menunjukkan
imun mulai berapa lama
Awal bekerja antibodi bertahan
infeksi dan kekuatan
proteksi yang
diberikan

Hari sejak awal gejala Sumber: modifikasi


Aplikasi Riwayat UK Research and
Innovation, 2020
Alamiah Penyakit: Peningkatan dan penurunan virus dalam
Waktu yang Tepat saluran pernapasan dan antibodi dalam darah
untuk Melakukan Tes selama 21 hari sejak paparan infeksi
Perbedaan Kemampuan dan
Tujuan antara PCR dan Tes
Antibodi pada Infeksi SARS Cov-2
RT/ PCR Tes Antibodi dan
ELISA
1. Mendeteksi virus SARS Cov-2 1. Mendeteksi antibodi anti-SARS Cov-2
terhadap virus SARS Cov-2 IgM dan IgG
2. Spesimen hapusan
nasofarinks, sputum, saliva 2. Spesimen serum darah
2. Merupakan konfirmasi diagnosis infeksi aktif 3. Mendeteksi infeksi masa yang lalu Covid-19 dan
Covid-19 pada individu dengan gejala Covid-19, respons imun. Tidak mendeteksi infeksi aktif Covid-19
dan individu tanpa gejala namun berisiko yang sedang terjadi
tinggi, meliputi kontak dengan individu
4. Berguna untuk penelitian epidemiologi (sero-surveilans)
terinfeksi, tenaga kesehatan
dengan tujuan untuk mengetahui luasnya wilayah yang
telah terjadi infeksi di masa lampau COVID-19 dan
3. Dasar untuk melakukan intervensi: (1) Isolasi diri tingkat imunitas pada suatu populasi
di rumah jika terinfeksi namun gejala ringan; (2)
Hospitalisasi jika gejala klinis serius; (3) Proteksi 5. Tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk
bagi tenaga kesehatan; (4) Contact tracing dan melakukan intervensi: (1) Isolasi; (2)
isolasi bagi kontak Hospitalisasi; (3) Contact tracing

Sumber: UK Research and Innovation, 2020


Pemeriksaan Covid-19
Tes virus untuk diagnosis infeksi aktif. Tes antibodi untuk survei epidemiologi dengan
tujuan menilai sejauh mana telah terjadi penyebaran COVID-19 pada populasi

No. Kelompok orang Tes Hasil Interpretasi Risiko


yang dites apa? menginfeksi
orang lain
1 Orang dengan gejala Virus Negatif Kemungkinan infeksi kecil Rendah
(demam, batuk kering, sesak
napas, kelelahan, diare)
Positif Infeksi aktif pasti Tinggi
2 Orang tanpa gejala tetapi Virus Negatif Kemungkinan sedang infeksi Rendah
berisiko tinggi terpapar, kecil
misalnya tenaga medis,
kontak dengan individu Positif Infeksi aktif pasti Tinggi
terinfeksi (keluarga, teman
dekat) Antibodi Negatif Kemungkinan infeksi Covid- Rendah
19 yang lalu kecil
Positif Kemungkinan infeksi Covid- Rendah
19 yang lalu besar; mungkin
imun
3 Sampel dari populasi umum Antibodi Negatif Tidak ada infeksi masa Rendah
untuk surveilans lampau
epidemiologi
Positif Terjadi infeksi masa lampau Rendah

Sumber: UK Research and Innovation, 2020


Ringkasan
1. Pengetahuan tentang
perjalanan alamiah penyakit 2. Bidan dan tenaga kesehatan 3. RT-PCR dapat digunakan untuk
penting untuk menentukan harus melakukan pencegahan mengkonfirmasi diagnosis infeksi
strategi intervensi yang primordial, primer, sekunder, sekarang SARS Cov-2. Sedang
tepat untuk pencegahan, dan tersier untuk mencegah Rapid Test (Antibody Test)
diagnosis, dan pengobatan penularan dan kematian karena memberi informasi tentang IgM
Covid-19 di fasilitas kesehatan dan IgG, tidak dapat digunakan
untuk mendiagnosis infeksi
sekarang SARS Cov-2
Referensi
Brookmeyer (2020). Infectious Disease Modeling & HIV. Dept of Biostatistics UCLA.
http://www.ph.ucla.edu/epi/faculty/detels/Epi220/Brookmeyer_IDmodeling.pdf.
Diakses Juli 2020.

Brueck H, Lee S (2020). Here’s how coronavirus nose and throat swab tests really
work, and why they don’t always give satisfying results.
https://www.businessinsider.com/how-coronavirus-throat-tests-work-rt-pcr-method-
explained-2020-4?r=US&IR=T. Diakses Agustus 2020.

Chia, P.Y., Coleman, K.K., Tan, Y.K., Ong, S.W.X., Gum, M., Lau, S.K., et al., 2020.
Detection of Air and Surface Contamination by Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) in Hospital Rooms of Infected Patients. medRxiv.

Guan W-j, Liang W-h, Zhao Y, et al. (2020). Comorbidity and its impact on 1590
patients with COVID-19 in China: a nationwide analysis. Eur Respir J 2020; 55:
2000547 [https://doi.org/10.1183/
13993003.00547-2020]
Referensi
Mimoza (2020). Terawan Tak Rekomendasi Lagi Penggunaan Rapid Test Untuk
Diagnosa Virus Corona. https://mimoza.tv/terawan-tak-rekomendasi-lagi-
penggunaan-rapid-test-untuk-diagnosa-virus-corona/. Mimoza 21 Agustus 2020.
Diakses 22 Agustus 2020.

Morawska L et al (2020). How can airborne transmission of COVID-19 indoors be


minimised? Environment International, 142
https://doi.org/10.1016/j.envint.2020.105832

Murti B (2019). Prinsip dan metode riset epidemiologi. Edisi ke 6. Surakarta:


Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai