keluarga hingga kelompok yang besar seperti organisasi sampai negara diperlukan adanya suatu
pemimpin dan kepemimpinan.
Untuk memimpin dengan berhasil diperlukan kiat-kiuat tertentu yang membantu seorang
pemimpin untuk berpikir, berbicara bahkan bertindak dalam kerangka tujuan yang ingin
dicapai.Konsep berpikir yang jelas dari seorang pemimpin sangat diperlukan dan idealnya harus
dapat dimengerti bawahannya.Dalam batas terntu, sepanjang untuk keperluan lembaganya.
Dengan demikian kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi sebagian besar bergantung
pada kualitas pemimpin organisasinya. Berangkat dari hal tersebut, orang akan cenderung
mengatakan bahwa kesimpulan tersebut dilatarbelakangi oleh budaya bangsa Indonesia yang
secara umum berpola paternalistik, atau berorientasi kepada “Bapak” , “Patron”, Pemimpin”,
“yang lebih senior”, atau yang sejenisnya. Saya tidak mengingkari kebenaran latar belakang itu,
namun saya hendak membawa keranah yang lebih luas.
Pada dasarnya, manusia adalah ciptaan Tuhan yang mendapat tugas untuk menjadi
pemimpin dunia (khalifatullah). Tugas pertama adalah untuk memimpin dirinya sendiri
sendiri.Sayangnya, tidak jarang tugas ini yang tidak mampu kita lakukan. Kita mampu mendidik
orang lain - anak buah kita - untuk mempunya disiplin, misalnya, namun kita sendiri tidak mau
disiplin. Kita mampu membuat orang lain mematuhi aturan, namun kita sendiri tidak mampu
(atau tidak mau) mengikuti aturan tesebut. Kesemuanya Karena kita tidak meliki kompetensi
kepemimpinan)
FUNGSI KEPEMIMPINAN
Sebelum kita memahami fungsi daripada kepemimpinan terlebih dahulu mari kita pahami
makna kepemimpinan. Secara etimologi leadership (Kepemimpinan) berasal dari bahasa
Inggris yang artinya pemimpin atau kepemimpinan. Atau adapun secara terminology dapat
dirumuskan sebagai berikut: Kepemimpinan adalah kemampuan atau kesiapan yang dimiliki oleh
seseorang yang dapat mempengaruhi, medorong, mengajak, menunutun, menggerakkan dan
kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh tersebut, selanjutnya berbuat sesuatu
yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau tujuan.
Salah satu hal yang perlu dipahami bersama adalah bahwa kepemimpinan berbeda dengan
keilmuan dan manajemen. Kepemimpinan adalah praktek dan bukan teori saja.Oleh karena itu
tugas pokok kepemimpinan adalah mengambil keputusan-keputusan strategis, maka tatkala
menjadi pemimpin yang terutama adalah bagaimana kita memiliki tiga pilar utama
kepemimpinan.Yakni kemampuan yang meliputi Intellectual Quality, Emotional
Quality dan Spiritual Quality. Sehinga dengan demikian tidak cukup dengan intelektual quality
saja.Kualitas intelektual membuat kita mampu memilih data, informasi, dan opini. Data
emosional akan menunjukkan bahwa kita mampunyai kemampuan untuk membuat keputusan
dengan tepat, dan akurat. Dengan pengusaaan Spiritual Quality kita mempunyai fondasi nilai
bahwa keputusan yang kita buat, apapun keputusan itu, harus kita pertanggungjawabkan sendiri
–mengingat, pemimpin selalu berkapasitas alone-ness. Dalam ranah intelektual,
pertanggungjawaban kita berikan kepada keilmuan dan standard-operating-procedures yang
sudah ada. Dalam ranah emosional, pertanggungjawaban kita berikan kepada manusia-mansusia
lain yang terkait sebagai manusia. Dalam ranah spiritual, pertanggungjawaban akan diminta
setelah kita mati dan menghadap Yang Maha Kuasa.
Alhasil, kita harus memahami tugas daripada seorang pemimpin adalah sebagai pelopor
dan penanggungjawab, ideology dan planner, bapak dan ibu atau orang tua dan symbol of group,
contoh dan pendukung , pengarah dan penggerak, wakil dari anggota dan pengembang imajinasi.
Dengan demikian, si pemimpin bukan pemimpin saja, namun seorang bapak, penasehat,
pelindung dan teladan. Pepatah mengatakan “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Handayani adalah BENAR!.
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Ada empat macam tipe atau sifat-sifat seorang pemimpin:
1. Karismatik, yaitu: pemimpin yang mempunyai daya tarik dan wibawa yang sangat tinggi,
bisa dimiliki oleh orang-orang yang sangat alim lagi sholeh, meskipun orang tersebut
sangat mudah melimpahkan pengaruh kepada orang lain.
2. Otokratik yaitu: pemimpin yang tidak dapat mendengarkan kritik, pendapat atau saran dari
orang lain atau bawahannya, dalam mencpai tujuan disesuaikan dengan keinginannya
sendiri atau pribadi, sehingga pendekatan pada bawahan dengan cara paksaan.
3. Liberal yaitu: pemimpin yang tidak tahu menahu dengan persoalan bawahannya dan
mebiarkan bawahannya mencari masalah dan pemecahannya sendiri.
4. Demokratik yaitu: kekuasaan sepenuhnya pada anggota, segala keputusan berdasarkan
keputusan musyawarah. Bersama dengan anggotanya pemimpin mencari masalah dan
pemecahan
1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang
dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber
alokasi, dan negosiator
Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan
sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut
Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi.
Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang
tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung
kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang
bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip
(Stephen R. Coney) sebagai berikut:
kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru;
dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.