Anda di halaman 1dari 13

Ririn Prijanto

Senin, 27 Februari 2017

Radang Pada Genitalia Eksterna - Mata Kuliah Ginekologi Kebidanan

MAKALAH GINEKOLOGI

“Radang pada Genitalia Eksterna”

Mata Kuliah Ginekologi

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Ririn W. Prijanto (711530115011)


D-IV KEBIDANAN TINGKAT II SEMESTER IV

2017

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radang pada genetalia eksterna meliputi bartolinitis, vaginitis dan vulva vaginitis. Bartolinitis merupakan
Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat
kelamin luar wanita. Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh : Virus
(kondiloma akuminata dan herpes simpleks), Jamur (kandida albikan), Protozoa ( amobiasis dan
trikomoniasis) dan Bakteri (neiseria gonore)

Vaginitis merupakan suatu peradangan pada lapisan vagina. Vulvitis adalah suatu peradangan pada
vulva (organ kelamin luar wanita). Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina.
Penyebabnya adalah Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus), Jamur (misalnya kandida), terutama pada
penderita diabetes, pada wanita hamil, terjadinya vulvovaginitis adalah karena iritasi/inflamasi pada
kulit daerah vulva dan vagina.

Iritasi ini dapat menyebabkan terjadinya: gatal-gatal (45-58%) di sekitar daerah labia mayora (bibir
vagina besar), labia minor (bibir vagina kecil), dan daerah perineal (daerah perbatsan antara vagina dan
anus) kemerahan dan rasa seperti terbakar pada kulit (82%) rasa tidak nyaman pada kulit terutama pada
saat atau setelah buang air kecil banyaknya lendir yang keluar dari vagina (62-92%).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pengobatan serta pencegahan dari
bartolinitis?

2. Apa pengertian, etiologi, tanda dan gejala, klasifikasi, pengobatan serta penatalaksanaan dari
vaginitis?

3. Apa pengertian, etiologi, tanda dan gejala, pengobatan dari vulvovaginitis?

C. Tujuan

1. mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pengobatan serta pencegahan dari
bartolinitis

2. mengetahui pengertian, etiologi, tanda dan gejala, klasifikasi, serta pengobatan dari vaginitis

3. mengetahui pengertian, etiologi, tanda dan gejala, pengobatan dari vulvovaginitis


BAB II

PEMBAHASAN

A. Bartolinitis

1. Pengertian

Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat
bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang
memerah.

2. Etiologi
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina
agak keluar. Mulai dari chlamydia, gonorrhea, dan sebagainya. Infeksi ini kemudian menyumbat mulut
kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina.Etiologi infeksi :

a. Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh :

1) Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.

2) Jamur : kandida albikan.

3) Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.

4) Bakteri : neiseria gonore.

b. Infeksi alat kelamin wanita bagian atas :

1) Virus : klamidia trakomatis dan parotitis epidemika.

2) Jamur : asinomises.

3) Bakteri : neiseria gonore, stafilokokus dan E.coli

3. Patofisiologi

Lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista bartolin (kantong
berisi cairan). 'Kuman dalam vagina bisa menginfeksi salah satu kelenjar bartolin hingga tersumbat dan
membengkak. Jika tak ada infeksi, tak akan menimbulkan keluhan

Description: G:\GINEKOLOGI\cervicovaginitis-y-bartolinitis-3-638.jpg

4. Tanda dan gejala

a. Pada vulva : perubahan warna kulit, membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.

b. Kelenjar bartolin membengkak, terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau duduk, juga dapat
disertai demam.

c. Kebanyakkan wanita dengan penderita ini datang ke puskesmas dengan keluhan keputihan dan
gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di
sekitar alat kelamin.

d. Terdapat abses pada daerah kelamin

e. Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.

5. Pengobatan

Pengobatan yang cukup efektif saat ini adalah dengan: antibiotika golongan cefadroxyl 500 mg,
diminum 3x1 sesudah makan, selama sedikitnya 5-7 hari, dan asam mefenamat 500 mg (misalnya:
ponstelax, molasic, dll), diminum 3x1 untuk meredakan rasa nyeri dan pembengkakan, hingga kelenjar
tersebut mengempis.

6. Pencegahan

Untuk menghadang radang, berbagai cara bisa dilakukan. Salah satunya adalah gaya hidup bersih dan
sehat :

a. Konsumsi makanan sehat dan bergizi. Usahakan agar Anda terhindar dari kegemukan yang
menyebabkan paha bergesek. Kondisi ini dapat menimbulkan luka, sehingga keadaan kulit di sekitar
selangkangan menjadi panas dan lembap. Kuman dapat hidup subur di daerah tersebut.

b. Hindari mengenakan celana ketat, karena dapat memicu kelembapan. Pilih pakaian dalam dari
bahan yang menyerap keringat agar daerah vital selalu kering.

c. Periksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan cukup lama. Tak perlu malu berkonsultasi
dengan dokter kandungan sekalipun belum menikah. Karena keputihan dapat dialami semua
perempuan.

d. Berhati-hatilah saat menggunakan toilet umum. Siapa tahu, ada penderita radang yang
menggunakannya sebelum Anda.

e. Biasakan membersihkan diri, setelah buang air besar, dengan gerakan membasuh dari depan ke
belakang.

f. Biasakan membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual.

g. Jika tidak dibutuhkan, jangan menggunakan pantyliner. Perempuan seringkali salah kaprah. Mereka
merasa nyaman jika pakaian dalamnya bersih. Padahal penggunaan pantyliner dapat meningkatkan
Kelembapan kulit di sekitar vagina.

h. Alat reproduksi memiliki sistem pembersihan diri untuk melawan kuman yang merugikan kesehatan.
Produk pembersih dan pengharum vagina yang banyak diperdagangkan sebetulnya tidak diperlukan.
Sebaliknya jika digunakan berlebihan bisa berbahaya.

i. Hindari melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan. Ingat, kuman juga bisa berasal dari
pasangan Anda. Jika Anda berganti-ganti pasangan, tak gampang mendeteksi sumber penularan bakteri.
Peradangan berhubungan erat dengan penyakit menular seksual dan pola seksual bebas.

B. Vaginitis

Description: G:\GINEKOLOGI\ets-vulvovaginitis-uretritis-y-cervicitis-12-728.jpg%3Fcb
%255Cu003d1322422134.jpg

1. Pengertian
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina

2. Etiologi

Vaginitis disebabkan oleh berbagai bakteri, parasite atau jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi karena
hubungan seksual. Beberapa penyebab vaginitis yaitu :

a. Infeksi

1) Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)

2) Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai antibiotik

3) Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)

4) Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).

b. Zat atau benda yang bersifat iritatif

1) Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons

2) Sabun cuci dan pelembut pakaian

3) Deodoran

4) Zat di dalam air mandi

3. Tanda dan gejala

a. Pengeluaran keputihan berlebihan, dapat berupa seperti nanah

b. Terasa panas dan gatas

c. Suhu badan dapat meningkat

d. Bagian luar terjadi pembengkakkan

e. Pada vagina terdapat bintik merah dan mudah berdarah

f. Terasa nyeri saat hubungan seks

4. Klasifikasi vaginitis

a. Vaginitis trikomonas vaginalis

Disebabkan oleh trikomonas vaginalis yang memiliki bentuk kecil, berambut getar dan lincah bergerak.
Gejala utama :

1) Terdapat keputihan encer sampai kental


2) Kekuning-kuningan

3) Gatal dan terasa membakar

4) Berbau

5) Terdapat dyspareunia

6) Pada pemeriksaan bidan akan memnjumpai : terdapat keputihan, encer sampai kental dan terdapat
bintik pada dinding vagina

b. Vaginitis kandidiasis

Disebabkan oleh jamur kandida albikan. Vaginitis kadidiasis sering dijumpai pada wanita hamil, karena
terdapat perubahan asam basa. Gejala utama :

1) Terdapat keputihan kental bergumpal

2) Terasa sangat gatal dan mengganggu

3) Pada dinding vagina sering dijumpai membrane putih yang bila dihapuskan dapat menimbulkan
perdarahan

5. Pengobatan

a. Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa membantu
mengurangi jumlah cairan.

b. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan penyebabnya.

c. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada
organisme penyebabnya.

d. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air.
Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan
resiko terjadinya peradangan panggul.

e. Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi menempel satu sama lain,
bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.

f. Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar cairan vagina lebih
asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri.

Pada infeksi menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual diobati
pada saat yang sama.

g. Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen. Estrogen bisa
diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina.
1) Jenis infeksi : Jamur

Pengobatan

a) Miconazole, clotrimazole, butoconazole atau terconazole (krim, tablet vagina atau supositoria)

b) Fluconazole atau ketoconazole (tablet)

2) Jenis infeksi : Bakteri

Pengobatan :Biasanya metronidazole atau clindamycin (tablet vagina) atau metronidazole (tablet).Jika
penyebabnya gonokokus biasanya diberikan suntikan ceftriaxon & tablet doxicyclin

3) Jenis infeksi Klamidia

Pengobatan :Doxicyclin atau azithromycin (tablet)

4) Jenis infeksi Trikomonas

Pengobatan : Metronidazole (tablet)

5) Jenis infeksi Virus papiloma manusia (kutil genitalis) Pengobatan :

Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk infeksi yg berat digunakan larutan nitrogen atau
fluorouracil (dioleskan ke kutil)

6) Jenis infeksi :Virus herpes

Pengobatan :Acyclovir (tablet atau salep)

h. Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu ketat
dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat dari katun) serta
menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun gliserin). Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal
bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin. Untuk mengurangi
gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep corticosteroid dan
antihistamin per-oral (tablet). Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan
memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.

C. Vulvovaginitis

1. Pengertian

Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vulva dan vagina. Vulvovaginitis atau biasanya
dikenal dengan vulvitis dan vaginitis.

2. Etiologi
Banyak pemicu yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada vagina dan vulva. Bakteri adalah
penyebab utama terjadi infeksi ini. Adapun beberapa penyebab terjadinya vulvovaginitis, yaitu :

a. Ragi

Salah satu penyebab paling umum adalah candida albikans. Infeksi jamur ini dapat menyebabkan gatal
kelamin, keputihan berwarna putih seperti keju cottage.

b. Virus

Virus yang dapat menyebabkan vulvovaginitis termasuk harpes dan human papilloma virus (HPV)

c. Parasite

Parasite yang menyebabkan vulvovaginitis adalah cacing kremi, kudis dan kutu

d. Factor lingkungan

Kebersihan yang buruk dapat menyebabkan kondisi ini. Pakaian yang terlalu ketat menyebabkan kulit
saling bergesekan dan menyebabkan iritasi. Kulit yang teritasi lebih berisiko terjadinya vulvovaginitis.
Iritasi juga dapat menghambat pemulihan.

e. IMS (infeksi menular seksual)

Trikhomonas juga dpt menyebabkan vulvovaginitis. Hak ini menyebabkan ketidaknyamanan


kelamin,gatal dan cairan bisa berwarna kuning hijau atau abu-abu dan berbau.

f. bahan kimia

beberapa bahan kimia yang dapat menyebabkan terjadinya vulvovaginitis diantaranya :

1) sabun

2) parfum

3) detergen

4) bahan kimia umum yang dapat menyebabkan reaksi allergen antara lain : sodium sulfat, dioksan,
dll.

3. Tanda dan gejala

Vulvovaginal gejala kandidiasis, yaitu, suatu pertumbuhan berlebih dari Candida albicans, meliputi:

a. Gatal, nyeri dan / atau pembakaran ketidaknyamanan pada vagina dan vulva

b. Berbau tajam dan keputihan berlebih serta tidak nyaman saat kencing
c. Ruam merah terang yang mempengaruhi bagian dalam dan luar dari vulva, kadang-kadang
menyebar luas di pangkal paha untuk memasukkan daerah kemaluan, daerah inguinal dan paha.Ini bisa
berlangsung hanya beberapa jam atau bertahan selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau jarang,
bulan. Gejala mungkin kadang-kadang diperparah oleh hubungan seksual.

4. Pengobatan

Pengobatan tergantung pada jenis infeksi dan organisme yang menyebabkan masalah. Disarankan utk
melakukan pemeriksaan pada tenaga kesehatan agar mendapatkan saran utk pengobatan yang akan
dilakukan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat
bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang
memerah.

Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. Vaginitis disebabkan oleh berbagai bakteri,
parasite atau jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksual.
Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vulva dan vagina. Vulvovaginitis atau biasanya
dikenal dengan vulvitis dan vaginitis.Banyak pemicu yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada
vagina dan vulva. Bakteri adalah penyebab utama terjadi infeksi ini. Adapun beberapa penyebab
terjadinya vulvovaginitis

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, kiranya dapat memahami apa yg dimaksud dengan bartolinitis, vaginitis dan
vulvovaginitis serta dapat menilai tanda dan gejala yang ditimbulkan agar dapat memberikan
pengobatan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Barber, H.R. K., Fields,D.H. Kaufman,S. A. 1979. Quick Refference to Ob-gynProcedures. Second edition.
Philadelpia: JB Lipincott Company.

Chapman, Vicky.2006. Asuhan Kebidanan: Persalinan dan Kelahiran.


Cetakan I. Penerjemah: H.Y. Kuncara. Editor edisi bahasa Indonesia Monica

Ester. Jakarta: ECG.

Martius,Gerhard.1887.Bedah ginekologi.Jakarta:CV EGC Penerbit buku kedokteran

Sulistiawati.dkk.2010.asuhan kebidanan pada ibu bersalin.jakarta:salemba medika

Taber, Ben-Zion.1994.kedaruratan obstetric dan ginekologi. Jakarta:EGC

Ririn Prijanto di 16.09

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Ririnnwp's

Ririn Prijanto

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai