Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GINEKOLOGI

PERTOLONGAN PERTAMA PADA GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI


PERMASALAHAN DALAM SISTEM UROLOGI

Oleh :

Nur Iklima Wahyuni

(18727)

Dosen Pembimbing :

Ernawati. S.SIT.,M.Kes

SEMESTER V

AKADEMI KEBIDANAN MANDIRI GRESIK

JL.KH Syafi’I No.15 Dahan Rejo Gresik

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gresik, 26 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I (PENDAHULUHAN).............................................................................................4

1.1. Latar belakang..................................................................................................4

1.2. Rumusan masalah.............................................................................................4

1.3. Tujuan...............................................................................................................4

BAB II (PEMBAHASAN).................................................................................................5

2.1. Pengertian.........................................................................................................5

2.2. Kelainan Anatomik...........................................................................................5

2.3. Vesika Urinaria.................................................................................................5

2.4. Radang Pada Saluran Kencing Urethra............................................................6

2.5 Inkontinensia Urine...........................................................................................7

2.6 Fistula Urine......................................................................................................8

2.7 Etiologi..............................................................................................................9

2.8 Diagnosis...........................................................................................................9

2.9 Pengobatan.........................................................................................................9

Bab III (PENUTUP)..........................................................................................................11

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................11

3.2 Saran..................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup memiliki ciri diantaranya dapat berkembang biak, begitu juga dengan
manusia. Manusia hanya mengalami reproduksi secara kawin(seksual/generative). Laki – laki
dan perempuan memiliki system reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya.
Penyakit pada system reproduktif bisa disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus. Bakteri
dapat menyebabkan beberapa gangguan pada organ reproduksi terutama organ reproduksi
wanita. Keputihan dengan warna hijau merupakan salah satu gangguan yang disebabkan
bakteri. Bakteri juga menyebabkan gangguan lebih lanjut berupa kista bahkan hingga
menimbulkan kanker Rahim.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu permasalahan dalam system urologi?

2. Gangguan dan kelainan system urologi, seperti : Vesika Urinaria, Radang Pada Saluran
Kencing Urethra, Inkontinensia Urine, Fistula Urine

3. Apa diagnosis system urologi?

4. Apa pengobatan system urologi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui alebih jelas permasalahan dalam system urologi.
2. Untuk mengetahui gangguan dan kelainan system urologi.
3. Untuk mengetahui diagnosis system urologi
4. Untuk mengetahui pengobatan system urologi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Urologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sistem urin pada wanita
dantraktus genitourinoria pada laki-laki. Aspek Urologi Pada WanitaAntara traktus genitalis
dan traktus urinarius pada wanita ada hubungan yang erat, berhubungan dengan pertumbuhan
alat-alat tersebut dalam masa embrional dan fetal, dan berhubung dengan lokasi alat-alat
genital dan beberapa bagian traktus urinarius berdekatandi pelvis maka gangguan dan
penyakit pada sistem yang satu dapat mempengaruhikeadaan sistem yang lain.

2.2 Gangguan system urologi

1. Kelainan Anatomik

Pada Saluran Urin Bagian Bawah Kelainan anatomik yang ditemukan sebagian ada
kaitannya dengan embriologi. seperti hipospadi,dan yang paling berat ekstropi vesika, ini
semua disebabkan oleh gangguan pertumbuhan pada sinus urogenitalis. Pada urethrokel
terdapat suatu benjolan sebagian urethra kearah lumen vagina yang berisi air kemih, yang
mudah mengalami infeksi dan dapat menimbulkan sistitis.

Pengobatan urethrokel ini terdiri atas membuat sayatan pada dinding vagina untuk
membebaskan penonjolan dari vagina;

 bila kecil cukup dengan jahitan-jahitan catgutkromik pada jaringan paraurethral sambil
memasukkan benjolan kedalam,
 bila besarmungkin sebaian benjolan perlu diangkat dan dinding urethra yang terbuka
dijahitdengan muskularis dan fasianya. Divertikal di urethra; disamping urethrokel
dapat ditemukan di vertikel pada urethrayang mudah pula kena infeksi.
pengobatannyaaa pada umumnya terdiri atasmengangkat di vertikel tersebut

2. Benda Asing Dalam Vesika Urinaria

Jahitan luka pada dinding vesika dengan sutera dan nilon dan lain-lain yang tidak
diresorbs, dapat tetap ada di vesika urinaria dan terjadi instruktasi dengan garam-garam urin
5
sehingga membatu. Fotorongen dapat menolong, bila batunya masih ada.pengobatan terdiri
atassistoskopis pengancuran batu yang kecil-keci. Bila batunya terlalu besar maka dapat
dikerjakan sistoskolpotomi dan sekalian memperbaiki sistokel jika ada,atau seksio alta bila
batunya amat besar.

3. Radang Pada Saluran Kencing Urethra

Pada saluran kencing uretra wanita selalu mengandung kuman (eskheresia koli,
Streptokokkus, BasillusDoderlein). Kuman-kuman yang ada di introitus vaginae sesuai
dengan yang ada disekitarnya.

Pada saluran kencing radang di cegah oleh karena adanya sfingter kandung kencing,
asamnya air kencing yang mencegah tumbuhnya mikroorganismus dan pengeluaranurin yang
cukup deras.

Contoh-contoh radang saluran kencing· :

 Sistitis pascaoperasi
Cystitis adalah peradangan di kandung kemih yang menimbulkan rasa nyeri ketika buang
air kecil. Cystitis paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri yang juga
menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).

beberapa faktor berikut juga bisa meningkatkan risiko terjadinya cystitis:

- Kebiasaan membersihkan area intim dengan arah dari anus ke arah kelamin (dari
belakang ke depan)
- penyakit yang menghambat aliran urine, seperti penyakit batu kandung
kemih, infeksi saluran kemih, atau pembesaran prostat
- Menderita diabetes
- Menggunakan sabun yang dapat mengiritasi organ intim, seperti sabun berparfum
- Menggunakan kateter urine dalam jangka panjang
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat infeksi HIV
- Menjalani radioterapi atau kemoterapi pada area panggul

4. Tumor Bagian Saluran Bawah Urina.

 Tumor urethra

6
karunkel adalah pertumbuhan daging berlebih. Karunkel uretra adalah tumor
jinak yang biasanya muncul di bagian ujung belakang uretra. Uretra sendiri adalah
saluran tempat urin keluar dari tubuh Anda.

gejala yang umumnya ditemukan pada orang yang menderita karunkel uretra meliputi:

- Rasa nyeri seperti terbakar ketika buang air kecil.


- Perdarahan saat buang air kecil mungkin terjadi.
- Frekuensi buang air kecil yang meningkat

Pengobatan :

- Pemberian obat-obatan topikal


- Dokter Anda dapat merekomendasikan pengangkatan dengan pembedahan jika
karunkel berukuran sangat besar sehingga menyebabkan gejala yang signifikan

 Tumor vesika urinaria


Tumor jinak vesika urinaria yang terbanyak adalah papiloma yang menyerupai jonjot-
ionjot yang bertangkai dengan lokasinya biasanya didasar vesika , dan
seringmenimbulkan perdarahan. Umumnya diagnosis ditentukan dengan
melakukansistescopi.

Pengobatan :

Papiloma diangkat secara sistoscopik dengan elektrokuagulasi

5. Inkontinensia Urine

Ketidak mampuan menahan air kencing atau inkontinensia urine mempunyai


berbagaisebab yang dapat dikembalikan pada spingter vesika urinariayang tidak berfungsih
baik, atau pada fistula urin. urine dapatdibagi dalam beberapa tingkat untuk memudahkan
membuatdiagnosis dan terapinya

Tingkat I :adanya air kemih keluar meskipun sedikit pada waktu batuk atau bersin, atau
ketawa, atau kerja berat

Tingkat II : telah keluar air kemih bila kerja ringan, naik tangga, atau jalan-jalan

7
Tingkat III : terus keluar air kemih tidak tergantung dari berat ringannya bekerja,malahan
pada berbaring juga keluar air kemih. Inkontinensia urine tingkat 1 dan 2 dinamika pula
stress-incontinence. Untukmembuat diagnosis yang tepat, agar pengobatannya juga tepat
maka perlu difikirkanhal-hal yang telah diuraian diatas. Dengan anamnesis terarah
pemerikaan- pemeriksaan yang rumit dan memakan waktu dan biaya dapat dhindrkan.

Pengobatan pengobatan diarahkan pada apa yang dijumpainya. Bila hanya


ditemukanurethrokel maka kolporrhafia anterior dengan memperkuat otot-otot dilehervesika
dan urethra mungkin sudah cukup. Bila disamping itu ada desensus uteri dan biasanya ini juga
terjadi, makaoperasi mnchester-forthergill, pada mana ligamentum kardinale kenan kiri
dijahitkan kedepan serviks, dapat mengatasi kesulitan. Dengan pengangkatan sebagian dari
porsio dan jahitan tersebut diatas maka timbul suatu jaringan yang menjadi penunjang vesika
dan urethra bagian atas.

Bila sama sekali tidak ada densus uteri maka dapat dipikirkan operasimarshall-
marchetti-kranzt yang terdiri atas menggantungkan urethra ke periostsimfisis pubis dan
bagian bawah vesika kemuskulus rektus abdominis. Tujuannyaadalah untuk memperbaiki
sudut antara urethra dan vesika. Hasil operasitersebut bila diagnosisnya benar-benar betul,
adalah baik.Bila dasar inkontinensia neurogen atau mental maka pengobatanhendaknya
disesuaikan dengan apa yang ditemukan.misalnya pada sfina bifidaokkulta dapat pula
ditemukan inkontinensia. Enuresis nokturna perlu ditanganisecara psikologik, bila tidak ada
sfina bifida.

6. Fistula Urine

Tiap penderita fistula urine seharusnya dianggap sebagai manusia yang amatmenderita
dan harus dikasihani. Bila kebersihan kurang atau tidak ada maka mudahtimbul vulvitis dan
vaginitis . pada vulva dan sekitar anus timbul eksoriasi, ulserasi,dan kondiloma. Pada fistula
lama kulit disekitarnya menjadi tebal dan kaku.

Air kencing yang terus-menerus mengalir menimbulkan bau pesing dan genitalia
eksternaselalu basah. Penderita ini tidak dapat berfungsi lagi sebagai wanita dan
mengalamitekanan lahir batin. Haidnya tidak jarang berbulan-bulan tidak datang, atau
penderitaterus mengalami amenore sekunder. Keadaan demikian ini harus segera
ditangani.Sekurang-kurangnya suami isteri perlu diberi penerangan dan pengertian bahwa
penyakitnya dapat ditangani. Bila tidak maka perceraian niscaya terjadi.
8
7. Etiologi

Sebagian besar fistula urinae, terutama dinegara-negara berkembang, disebabkan


olehkarena persalinan, apat terjadi langsung pada waktu diadakan tindakan operatif sepertisc,
perforasi dan kranioklasi, dekapitasi, ekstraksi dengan cunam , seksio-histerektomi,atau dapat
timbul beberapa hari sesudah partus lama. Hal yang akhir ini disebabkanoleh karena tekanan
kepala janin terlalu lama pada jaringan jalan lahir di os pubis dansimfisis, sehingga
menimbulkan iskhemia dan kematian jaringan didalam lahir.

Pengawasan kehamilan yang baik diertai pimpinan penanganan da persalinan yang


baik pula dan akan mengurangi jumlah fistel akibat persalinan. Operasi ginekologisperti
hiterektomia abdominal dan vagina, operasi plastik pervaginam operasi radikaluntuk
karsinoma servisis uteri, semuanya dapat menimbulkan fistula taraumatik.Begitu pula pada
kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya.Akhirnya radiasi pada pengobatan keganasan dapat
menimbulkan fistula karenanekrosis jaringan. Fistula karena trauma operasi atau trauma
lainnya menyebabkaninkontinensia urine dengan segera, sedangkan fistula karena nekrosis
(partus lama).Baru bermanefestasi setelah lewat beberapa hari.

8. Diagnosis

Anamnesis dan pemeriksaan ginekologik dengan spekulum dapat menetapkan jenis


dantempat fistula yang berukuran besar. Bila fistula itu kecil, kadang-kadang
sulitmenemukannya oleh karena berada dicekungan atau pada lipatan divagina, lebih-lebih
bila visualisasi sulit atau tidak mungkin dikerjakan. Suatu cara yang sederhana
mampumembuat diagnosa ialah dengan memasukkan methilen biru keluar dari fistula
kedalamvagina.bila telah dijumpai satu fistula, perlu diusahakan apakah itu ada fistula
lain.Khususnya pada histerektomi radikal dimana ureter dilepaskan dari jaringandisekitarnya,
perlu difikirkan adanya fistula ureterovaginal

9. Pengobatan

Untuk memperbaiki fistula vesikovaginalis umumnya dilakukan operasi melaluivagina


(transvaginal), karena lebih mudah dan mempunyai komplikasi kecil untuk penderita, seperti
dikemukakan oleh Moir.Hanya fistula yang kecil sekali dapat sembuh sendiri. Perlu dilakukan
tindakan bilaterjadi fistula pasca tindakan dengan cunam, sc, histerektomi dan sebagainya.
Dalamhal ini fistula segera ditutup dan dipasang dauer kateter.

9
Tujuan pemasangan kateter tersebut ialah untuk menginstirahatkan vesika sehingga
luka dapat sembuh kembali.Jika timbul inkontinensia urinae sesudah partus lama, perlu
dipasang dauer kateter.Dengan tindakan ini fistula kecil dapat sembuh dan fistula yang lebih
besar, dapatmengecil.Bila ditemukan fistula yang terjadi pasca persalinan atau beberapa hari
pasca pembedahan, maka penanganannya harus ditunda 3 bulan. Bila jaringan-jaringan
sekitarfistula sudah tenang dan normal kembali operasi dapat dilakukan dengan harapan
dansukses. Andai kata operasi penutupan fistula gagal, penutupan ulang harus ditunda 3 bula
lagi. Pada umumnya residif fistula lebih sulit ditanganinya. Bila tidak waspadadapat timbul
residif lagi

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Reproduksi manusia secara vivipara (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara


intenal (didalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat – alat reproduksi yang mendukung
fungsi tersebut.

Untuk memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system reproduksi dapat
berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan.

Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya dan
penyebab kelainan dan gangguan sistem Reproduksi.

3.2 Saran
Diharapkan kepada mahasisiwi agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam
tentang system reproduksi pada manusia, karena system reproduksi ini sangat penting bagi
kelangsungan hidup agar tetap lestari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Prawirohardjo.2009.Ilmu Kandungan. PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo:Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai