Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH GINEKOLOGI

TUMOR JINAK JALAN LAHIR


(vulva, vagina, tubafallopi, uterus)

Oleh :

Nur Iklima Wahyuni

(18727)

Dosen Pembimbing :

Nur Hasanah,S.Keb.,Bd.,M,Kes

SEMESTER V

AKADEMI KEBIDANAN MANDIRI GRESIK

JL.KH Syafi’I No.15 Dahan Rejo Gresik

1
TAHUN AJARAN 2019/2020

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gresik, 06 September 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I (PENDAHULUHAN)..............................................................................................4

1.1. Latar belakang..................................................................................................4

1.2. Rumusan masalah.............................................................................................4

1.3. Tujuan...............................................................................................................4

1.4. Manfaat.............................................................................................................5

BAB II (PEMBAHASAN ).................................................................................................6

2.1. Pengertian tumor jalan lahir.............................................................................6

2.2. Jenis tumor jinak Vulva....................................................................................6

2.3. Jenis tumor jinak Vagina..................................................................................7

2.4.Jenis tumor jinak Tubafalopi.............................................................................9

2.5. Jenis tumor jinak Uterus...................................................................................9

Bab III (PENUTUP)............................................................................................................12

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................12

3.2 Saran..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secaraotonom,
lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari selnormal dalam
bentuk dan strukturnya.Tumor ganas pada alat reproduksi wanita dijumpai pada semua umur
(18 ± 80tahun) dengan rat-rata puncaknya pada usia 50 tahun.
Kejadian paling sering padakelompok umur 30 ± 40 tahun.Faktor pemicu munculnya
tumor banyak sekali, antara lain pencemaranlingkungan hidup, termasuk udara akibat debu
dan asap pembakaran kendaraan atau pabrik. Asap kendaraan, misalnya, mengandung dioksin
yang dapat memperlemah dayatahan tubuh, termasuk daya tahan seluruh selnya.Selain itu
ikut juga berperan faktor makanan yang berlemak tinggi, dalam hal iniadalah zat hormon atau
mirip-hormon abnormal yang terkandung di dalammya,khususnya steroid seks (misalnya
estrogen). Itu terjadi karena adanya zat-zat lemak dalam makanan tersebut yang tidak dipecah
dalam proses metabolisme tubuh sehinggamenaikkan produksi hormon testosteron.
Normalnya, wanita memiliki hormon estrogendan progesteron, serta sedikit
testosteron.Bilamana kadar hormon testosteron meningkat akibat adanya
ketidakseimbanganasupan lemak, maka hormon ini akan dipecah menjadi sumber hormon
yang tidak normal bagi hormon estrogen asing.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian tumor jinak pada jalan lahir?
2. Apa saja yang termasuk dalam tumor jinak vulva?
3. Apa saja yang termasuk dalam tumor jinak vagina?
4. Apa saja yang termasuk dalam tumor jinak tuba?
5. Apa saja yang termasuk dalam tumor jinak uterus?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tumor pada jalan lahir
2. Untuk mengetahui tumor jinak pada vulva
3. Untuk mengetahui tumor jinak pada vagina
4. Untuk mengetahui tumor pada jinak tuba
5. Untuk mengetahui tumor jinak pada uterus

5
1.4 Manfaat

1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang tumor jinak pada jalan lahir
2. Bagi penulis dapat mempelajari sedalam mungkin mengenai tumor jinak pada jalan
lahir. Selain itu penulis dapat mengaplikasikan ilmuyang di dapat dari media elektrik
maupun dari buku..
3. Bagi pembaca menambah ilmu dan gambaran tentang tumor jinak pada jalan lahir.
                                                                                     

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tumor Jalan Lahir


Tumor  (berasal dari bahasa latin Tumere, yang berarti bengkak), merupakan salah satu
dari lima karakteristik inflamasi. Namun istilah ini sekarang digunakan untuk
menggambarkan pertumbuhan jaringan biologis yang tidak normal. Pertumbuhannya dapat
digolongkan sebagai ganas (alignan) atau jinak (benign). Tumor ganas disebut kanker.
Kanker memiliki potensi untuk menyerang dan merusak tissue dan berdekatan dan
menciptakan metastasis. Tumor jinak tidak menyerang tissue berdekatan dan tidak
menyebarkan benih metastasis, tetapi dapat tumbuh secara lokal menjadi besar. Mereka
biasanya tidak tumbuh kembali setelah penyingkiran melalui operasi.Tumor jalan lahir
merupakan tumor yang tumbuh dijalan lahir, bisa jinak ataupun ganas (kanker).
2.2 Tumor Vulva
A. Pengertian Tumor Vulva
Tumor vulva adalah jenis tumor yang terjadi pada permukaan luar genitalia wanita.
Vulva adalah area kulit yang mengelilingi uretra dan vagina, termasuk klitoris dan labia.
Tumor vulva umumnya terbentuk sebagai benjolan atau luka pada vulva yang sering
menyebabkan gatal.
B. Faktor Resiko Tumor Vulva
penyebab pasti tumor vulva tidak diketahui, faktor-faktor risiko tertentu
meningkatkan resiko penyakit tumor vulva, antara lain:
- Usia.
Resiko tumor vulva meningkat seiring bertambahnya usia, meskipun dapat terjadi
pada usia berapa pun. Usia rata-rata saat diagnosis adalah 65.
Infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah infeksi menular seksual yang
meningkatkan resiko beberapa kanker, termasuk tumor vulva dan tumor serviks. Orang yang
terpapar HPV, infeksi menyebabkan perubahan DNA dalam sel dan meningkatkan resiko
tumor maupun kanker.
- Merokok.
- Sistem kekebalan
tubuh lemah. Sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti pada orang yang
menggunakan obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh, seperti mereka yang telah

7
menjalani transplantasi organ, dan orang yang terinfeksi HIV, memiliki peningkatan resiko
tumor vulva.
- Riwayat penyakit dalam keluarga.
Kondisi peradangan kulit kronis. Lichen sclerosus, merupakan jenis penyakit
peradangan kulit kronis dapat meningkatkan resiko kanker vulva.
C. Tanda dan gejala kanker vulva dapat berupa:
- Gatal pada vulva yang tidak kunjung sembuh;
- Nyeri
- Pendarahan bukan karena menstruasi
- Perubahan kulit vulva seperti perubahan warna atau penebalan
- Benjolan, benjolan seperti kutil kecil
- Luka seperti borok pada vulva yang tidak kunjung sembuh
D. Pengobatan Tumor Vulva
Pilihan pengobatan yang dapat dilakukan adalah
- Operasi yang digunakan untuk mengobati tumor vulva meliputi:
Mengangkat tumor dan tepi jaringan yang sehat (eksisi). Prosedur ini, yang juga dapat
disebut eksisi lokal yang luas atau eksisi radikal, melibatkan pemotongan tumor dan sejumlah
kecil jaringan normal yang mengelilinginya. Dengan prosedur ini dapat membantu
memastikan bahwa semua sel tumor telah dihilangkan.
- Terapi Radiasi
Terapi radiasi menggunakan sinar radiasi berdaya tinggi, seperti sinar-X dan proton,
untuk membunuh sel. Terapi radiasi kadang-kadang digunakan sebelum operasi untuk
mengecilkan ukuran tumor vulva besar agar lebih mudah untuk dioperasi. Radiasi kadang-
kadang dikombinasikan dengan kemoterapi, yang dapat membuat sel lebih rentan terhadap
sinar radiasi.
E. Pencegahan Tumor Vulva
Seperti penyebab dari tumor vulva yang belum diketahui secara pasti, maka upaya
pencagahan yang dapat dilakukan adalah untuk menurunkan faktor risiko seseorang terkena
tumor vulva meliputi:
- Batasi jumlah pasangan seksual. Semakin banyak pasangan seksual yang miliki, semakin
besar resiko terkena HPV.
- Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks. Kondom dapat mengurangi resiko tertular
HPV tetapi tidak dapat sepenuhnya terlindunginya.

8
- Vaksin HPV. Anak-anak dan dewasa muda dapat diberikan vaksin HPV, yang melindungi
dari strain virus yang diduga paling banyak menyebabkan tumor vulva.
Jenis - jenis tumor pada vulva
Jenis – jenis tumor vulva

 Kista inklusi (Kista epidermis)

Kista yang terjadi akibat perlukaan, terutama pada persalinan, karena episiotomyatau
robekan, dimana suatu segmen terpendam dan kemudian menjadi kista.Kista ini terdapat di
bawah epitel vulva/perineum maupun vagina berwarnakekuning-kuningan atau abu-abu
biasanya bergaris tengah kurang dari 1 cm dan berisi cairankental. Umunya kista ini tidak
menimbulkan keluhan.

 Kista Gartner
1. Definisi
Merupakan salah satu jenis kista vagina yang dapat terjadi. Jenis kista ini umumnya
terletak pada dinding samping vagina.Kista Gartner juga dikenal dengan sebutan kista duktus
Garter.
Duktus Gartner merupakan salah satu organ yang terbentuk pada saat perkembangan
janin perempuan, yang kemudian mengalami degradasi setelah kelahiran. Bila sebagian dari
duktus tersebut menetap, terkadang dapat terjadi akumulasi cairan yang kemudian
membentuk kista pada dinding vagina.

2. Penyebab
Pada saat pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi janin perempuan, salah satu
organ yang terbentuk adalah duktus Gartner atau duktus mesonefrik pada dinding vagina,
yang seharusnya mengalami degradasi saat kelahiran.
Terjadinya kista gartner umumnya disebabkan oleh menetapnya duktus Gartner, suatu
organ sistem reproduksi wanita yang umumnya ditemui pada saat perkembangan janin
perempuan di dalam rahim. Apabila duktus Gartner menetap pasca kelahiran, dapat terjadi

9
pengumpulan cairan di bagian-bagian tertentu pada duktus tersebut yang kemudian
membentuk kista pada dinding vagina.
3. Penanganan
Umumnya, penanganan dari kista Gartner dilakukan secara observasional dengan
memantau adanya pertumbuhan atau perubahan tampilan pada pemeriksaan rutin.
Bila kista semakin membesar atau menyebabkan tanda dan gejala yang berat, dokter
dapat merekomendasikan untuk dilakukan tindakan pembedahan guna mengangkat kista. Jika
terjadi infeksi atau abses pada kista, dokter dapat merekomendasikan konsumsi obat-obatan
tertentu.

 Kista saluran nuck


1. Definisi
merupakan kista berasal dari sisa prosesus vaginalis peritoneum yang terletak dalam
salura inguinal, kadang – kadang melanjutkan diri sampai pasa labia mayora
2. gejala
- adanya benjolan yang terlihat dilabia mayora
- Benjolan terasa nyeri
3. tanda mengara kanker
- pembengkakan yang cepat
- teraba/terasa ada benjolan padat
- hilang nafsu makan , berat badan menurun
- perasaan nyeri disaluran inginal sampai labia mayora
4. Penanganan
Dilakukan Ultrasonografi, tumormarker, USG transvaginal

 Kista bartholini
1. definisi
Kista Bartholin adalah benjolan yang berisi cairan akibat tersumbatnya kelenjar
Bartholin. Kista Bartholin umumnya berukuran kecil dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Meski begitu, jika cairan di dalam kista Bartholin terinfeksi, maka bisa terjadi abses
(penumpukan nanah).

10
Bartholin adalah kelenjar yang terletak di kedua sisi bibir vagina. Kelenjar ini
berukuran kecil, sehingga tidak mudah terdeteksi oleh tangan maupun mata. Kelenjar ini
berfungsi mengeluarkan cairan yang berperan sebagai pelumas saat berhubungan seksual.

2. Penyebab
Kista Bartholin disebabkan oleh tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin. Saat saluran
tersumbat, cairan akan tertampung di dalam saluran atau kembali masuk ke dalam kelenjar.
Lama-kelamaan, hal itu akan menyebabkan saluran atau kelenjar membengkak dan
membentuk kista.
3. Gejala
- Benjolan kecil yang tidak terasa sakit pada salah satu sisi bibir vagina
- Kemerahan dan bengkak di sekitar sisi bibir vagina
- Rasa tidak nyaman ketika berjalan, duduk, atau berhubungan seksual
4. Pengobatan
Berikut adalah metode pengobatan yang dapat dilakukan:
- Berendam di air hangat atau sitz bath
Duduk berendam di dalam air hangat setinggi panggul atau sitz bath. Cara ini dapat dilakukan
untuk meredakan rasa nyeri dan tidak nyaman yang terjadi organ intim dan terkadang bisa
mengatasi kista yang masih berukuran kecil. Penanganan ini dapat dilakukan secara mandiri
di rumah.
- Obat-obatan
Obat pereda nyeri, seperti paracetamol, dapat dikonsumsi untuk meredakan rasa sakit. Selain
itu, dokter juga dapat memberikan obat antibiotik untuk meredakan infeksi penyebab
timbulnya abses pada kista.
Obat anitibiotik juga dapat digunakan pada kasus di mana infeksi menyebar ke kulit atau
jaringan di sekitar abses atau ketika penderita mengalami infeksi menular seksual.
- Operasi insisi dan drainase

11
Operasi insisi dan drainase perlu dilakukan jika ukuran kista cukup besar, terlebih jika terjadi
infeksi. Operasi dilakukan dengan membuat sayatan kecil (insisi) pada kista agar cairan
nanah di dalamnya dapat keluar (drainase).
- Pemasangan kateter
Pemasangan selang dengan balon kateter dilakukan untuk mengeluarkan cairan nanah. Pada
prosedur ini, sayatan kecil dibuat untuk memasukkan kateter ke dalam kista, kemudian balon
dikembangkan untuk menjaga agar kateter tidak lepas dan dapat bertahan selama 2–6
minggu.
- Marsupialisasi kista
Marsupialisasi kista dilakukan dengan membuat sayatan pada kista untuk mengeluarkan
cairan nanah dan menjahit ujung irisan pada kulit sekitarnya agar kista tetap terbuka secara
permanen. Prosedur ini dapat dikombinasikan dengan pemasangan kateter.
- Pengangkatan kelenjar Bartholin
Prosedur ini dilakukan saat prosedur lain tidak berhasil. Operasi dilakukan dengan
mengangkat seluruh kelenjar Bartholin.
5. Pencegahan
- jaga kebersihan area sekitar organ intim, dan biasakan untuk membersihkan organ intim
dengan arah depan ke belakang
- Hindari aktivitas yang bisa menyebabkan area di sekitar vagina cedera
- Gunakan kondom saat berhubungan intim untuk mencegah infeksi menular seksual

 Kista sebasea
Berasal dari kelenjar sebasea kulit yang terdapat pada labium mayor,labium minor dan
mons veneris, terjadi karena penyumbatan salurankelenjar sehingga terjadilah penimbunan
sebum. Kelenjar ini biasanyaterletak dekat di bawah permukaan kulit berwarna kuning
keabu-abuan,dengan batasa yang jelas dan konsistensi keras, ukuran kecil seringmultiple.
Dindingnya berlapis epital kelenjar dengan isi sebum yangmengandung Kristal kolesterol.
Kristal ini sering mengalami infeksi.
c)      HidradenomaBerasal dari kelenjar keringat, ada yang mengatakan berasal dari sisasaluran
Wolffi.
d)     Penyakit Fox-ForduceDisebut juga apokrin miliaria terjadi akibat sumbatan saluran
kelenjar keringat sehingga membentuk banyak Kristal kecil dengan diameter 1-3mm,
multiple, terasa gatal. Kelainan ini dapat juga terjadi di ketiak dangelanggang susu. Dapat
mengalami kekambuhan apabila terjadigangguan emosi antara lain rangsang seksual.
12
e)      Kista parauretraTerjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh infeksi. Kista ini
biasamenonjol pada dinding depan vagina dan sering mengalami infeksi.
f)       Kista endometriosisWalaupun jarang seklai terjadi, dapat tumbuh pada vulva maupun
vagina.Kista pada vulva ini umu hanya memerlukan pengangkatan kalaumengganggu saja.
Pada kista yang mengalami infeksi dapat dilakukaninfeksi.
2.3 Tumor Vagina
A. Pengertian Tumor vagina
Tumor vagina adalah tumor yang tumbuh di vagina. Tumor vagina primer adalah
jenis kanker yang bermula di vagina, bukan di organ lain, seperti serviks, rahim, atau indung
telur.
B. Penyebab Tumor Vagina
Penyebab munculnya tumor vagina masih belum diketahui dengan pasti. Tumor
muncul ketika sebagian sel-sel tubuh berubah (bermutasi).
C. Faktor risiko tumor vagina
Beberapa faktor yang diduga berisiko memicu sel normal di vagina bermutasi adalah:
- Berusia lebih dari 60 tahun
- Berganti-ganti pasangan seksual
- Menggunakan hormon estrogen sintetik diethylstilbestrol (DES)
- Melakukan hubungan seksual pada usia dini
- Menderita infeksi HPV (human papilloma virus)
- Menderita infeksi HIV
- Menderita kelainan pre kanker, seperti vaginal intraepithelial neoplasia (VAIN)
- Memiliki kebiasaan merokok
- Pernah menjalani prosedur pengangkatan rahim (histerektomi)
D. Gejala Tumor Vagina
Pada awalnya, tumor vagina tidak menyebabkan gejala atau tanda tertentu. Namun,
seiring berjalannya waktu tumor vagina akan menyebabkan tanda dan gejala berikut:
- Perdarahan yang tidak normal dari vagina, misalnya saat atau setelah berhubungan
seksual, di luar waktu menstruasi, atau setelah menopause
- Rasa gatal atau benjolan pada vagina yang tidak kunjung hilang
- Keputihan yang encer, berbau, atau mengandung darah
- Sakit saat buang air kecil
- Sembelit

13
- Sering buang air kecil
- Nyeri pada panggul
E. Pengobatan Tumor Vagina
Pilihan pengobatan yang dapat dilakukan adalah
- Operasi
Ada 4 jenis operasi untuk menangani, yaitu:
Operasi pengangkatan tumor, untuk mengangkat tumor dan sebagian jaringan vagina sehat di
sekitarnya
1. Vaginektomi parsial, untuk mengangkat kanker dan sebagian dari vagina
2. Vaginektomi radikal, untuk mengangkat seluruh vagina
3. Vaginektomi dan histerektomi radikal, untuk mengangkat seluruh vagina, rahim, indung
telur, saluran indung telur, dan kelenjar getah bening di panggul
4. Pelvic exenteration, untuk mengangkat jaringan vagina, rektum, indung telur, rahim,
kandung kemih, dan usus besar bagian bawah
F. Pencegahan Tumor Vagina
Belum ada cara khusus yang benar-benar dapat mencegah timbulnya kanker vagina.
Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker
vagina, yaitu:
- Tidak merokok
- Tidak berganti-ganti pasangan seksual
- Melakukan pemeriksaan kandungan dan pap smear secara rutin
- Menjalani vaksinasi HPV
- Tidak melakukan hubungan seksual di usia dini
- Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
G. Jenis – Jenis Tumor Vagina
Tumor jinak pada vagina dapat berupa tumor kistik dan padat. Walaupun sangat jarang
terjadi, terdapat beberapa tumor yang terjadi akibat distensi dari anomaly ureter (ujung
distalnya tidak lengkap atau buntu) dan rudimeter duktus Mulleri dimana proses
penyatuannya (fusi) tidak terjadi/terganggu.

 Kondiloma akuminatum

1. definisi

14
Istilah kondiloma merupakan istilah yang masih cukup asing bagi masyarakat, tetapi
kondiloma cukup dikenal dengan nama lainnya, yaitu kutil kelamin.
Umumnya kondiloma dapat disebabkan oleh infeksi virus HPV yang menyebabkan
munculnya kutil dalam bentuk benjolan-benjolan yang serupa dengan kembang kol. Pada
kebanyakan kasus, sistem imun tubuh berhasil membunuh virus Human Papilloma Virus
(HPV).
Kondiloma akuminata dapat muncul di vulva (bagian luar vagina), vagina, penis, serviks,
kulit di antara alat kelamin dan anus (perineum), dan di sekitar anus (perianal).

2. penyebab
Kondiloma rentan dialami oleh orang-orang yang terinfeksi penyakit menular seksual
yang melakukan hubungan seksual dengan orang yang tidak diketahui latar belakangnya dan
yang melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.Sistem imun yang rendah,
melakukan kontak kulit dengan kutil penderita kondiloma, dan memiliki luka pada kulit dapat
meningkatkan risiko seseorang mengalami kondiloma.
3. pencegahan
Kondiloma atau kutil kelamin dapat dicegah
- menggunakan kondom
- imunisasi HPV
- pemeriksaan pap smear

 Karunkula uretra.
1. definisi
karunkel adalah pertumbuhan daging berlebih. Karunkel uretra adalah tumor jinak
yang biasanya muncul di bagian ujung belakang uretra. Uretra sendiri adalah saluran tempat
urin
2. penyebab

15
Karunkala uretra disebabkan oleh tingkat estrogen yang rendah pada wanita. Estrogen
secara alami berfungsi untuk menjaga kulit pada area genital. Jika kadar estrogen dalam
tubuh turun, kulit akan mengering, menipis, dan mudah sobek, sehingga kulit menjadi rentan
terkena iritasi akibat paparan zat lainnya. 
Oleh karena itu karunkel uretra paling sering terjadi pada wanita yang telah mengalami
menopause. Karena saat seorang wanita mengalami menopause, maka semua hormon
kewanitaan, khususnya estrogen akan mengalami penurunan yang drastis.
3. Gejala
- Rasa nyeri seperti terbakar ketika buang air kecil.
- Saat buang air kecil mungkin terjadi.
- Frekuensi buang air kecil yang meningkat
4. Penanganan
Untuk memastikannya dokter akan mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk
menentukan apakah pertumbuhannya bersifat kanker atau tidak. Dokter juga dapat
melakukan pemeriksaan cystourethroscopy untuk mencari kelainan di dalam uretra dan
kandung kemih.
  Karunkula uretra dibagi menjadi 2 macam:
(a)    Karankula uretra neoplasma
Terdiri dari polip merah muda dengan tangkai pada tepi dorsal muarauretra, mikroskopik
sebagai papiloma uretra yang ditutupi oleh epiteltransisional yang tersusun sebagai lipatan
dengan tipe yang seringmenyerupai pertumbuhan ganas. Tumor I ni mempunyai
kecenderunganuntuk kambuh local. Gangguan yang ditimbulkan antara lain adalahnyeri pada
waktu berjalan dan duduk, ispareunia, disuria, perdarahandan pembengkakan.
(b)   Karankula uretra granulomatosa
Penonjolan ini terdiri dari jaringan granulomatosa pada muara uretraterutama bagian
belakang yang meluas ke samping juga. Dengandemikian, lubang muara uretra ini menonjol
akan tetapi tidak mempunyai tangkai, berwarna merah kusam dan tidak menimbulkannyeri
seperti pada karunkula uretra neoplasma. Gambaran mikroskopik adalah reaksi
granulomataosa jaringan terhadap infeksi kronik padaueretra. Karunkula ini sering terdapat
pada wanita pasca menopause,kebanyakan merupakan penampilan investasi Trikomonas
vaginalis.Apabila etiologi infeksi tidak diobati maka karunkula ini sering kambuh.

 Tumor Jaringan Mesoderm


1) Fibroma:

16
berasal dari jaringan di sekitar labium majus, dapat tumbuh besar dengan konsistensi
lunak dan berwarna putih keabu-abuan.
2) Lipoma:
berasal dari jaringan lemak di sekitar labium majus dengankonsistensi lunak, dapat
bertangkai dan mencapai ukuran besar.
3) Leiomioma:
berasal dari otot polos ligamentum rotundum dekat pada labiummayus tersusun seperti
pusaran air/konde.
4) Neurofibroma:
berasal dari sarung serabut saraf, biasanya kecil saja, lunak, berbentuk polipoid dan
berwarna seperti daging.
5) Hemangioma:
berasala dari congenital biasanya akan menghilangsendiri pada pertumbuhan anak. Pada
wanita pascamenopause biasanyaterjadi karena adanya varises yang kecil-kecil dan dapat
menyebabkan perdarahan pascamenopause. Angiokeratoma adalah jenis hemangiomadengan
kapiler membesar pada korium dan dengan hyperkeratosis padaepidermis. Hemangioma
kavernosum mempunyai ruangan yang luas dengan permukaan yang tidak rata, berisi darah
dengan dinding sel endotel, tumor inikadang-kadang masuk ke jaringan di bawahnya.
6) Limfangioma:
berasal dari jaringan pembuluh limfe, jarang sekali dijumpai.Mikroskopik tampak seperti
limfangiom namun tidak berwarna.
2.4 Tumor pada Tubafalopi
1. Definisi
Tumor Tuba Fallopi adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi
waniata ini sangat jarang terjadi kalaupun ada biasanya merupakan penyebarana dari organ
lain (misalnya ovarium/indung telur). Tumor tuba fallopi palingbanyak ditemukan pada
wanita yang pasca menopouse, tetapi juga bisa ditemukan pada wanita yang lebih muda.
Yang paling sering ditemukan adalah tumor adneksa. Tumor tuba uterine yang neoplastik
jarang sekali ditemukan.
2. Etiologi
Paling sering disebabkan oleh gonococcus, dosamping itu oleh staphylococcus dan
bakteri. Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
- Menjalar dari alat yang berdekatan seperti ovarium yang meradang
- Naik dari vacum uteri
17
3. Tanda dan Gejala
Ketidak suburan yang memperlihatkan tanda dan gejala bahwa masalah itu
disebabkan berkenaan dengan kandungan atau tuba fallopi yang abnormal. Tuba fallopi yang
mengalami penyumbatan atau menjadi rusak dapat mengurangi kesuburan dengan mencegah
sperma mencapai telur atau mencegah telur mencapai rahim. Ketidaksuburan pada tuba
fallopi juga dapat timbul setelah terjadinya infeksi keguguran, infeksi pada saat melahirkan
anak, radang selaput perut atau operasi.
4. Penyebab
Tumor – tumor ini disebabkan oleh radang dan beberapa penyakit pada alat genital,
anatar lain hidrosalping, pilosalping, dan kista tuboovarial. Ketidaksuburan pada tuba
fallopikadang – kadang dapat ditindak dengan melakukan operasi, tetapi jika hal ini tidak
memungkinkan, atau jika operasi ini gagal, IVF (In Vitro Fertilisation) atau proram bayi
tabung mungkin merupakan prosedur yang melibatkan anestesi secara umum dan seringkali
berlangsung selama beberapa jam.
5. Pengobatan
Pendekatan awal untuk tunor tuba umumnya melalui pembedahan. Setelah dilakukan
pembedahan tindakan selanjutnya melakukan perawatan bedah biasanya diikuti dengan
kemoterapi ajuvan, biasanya berbasis platinum.
Terapi radiasi telah diterapkan dengan beberapa keberhasilan pada pasien dengan
kanker tuba untuk indikasi paliatif atau kuratif
2.5 Tumor Pada Uterus
1. Definisi
Tumor rahim atau disebut juga fibroid terjadi jika sel-sel otot rahim tumbuh abnormal
di lapisan dinding rahim. Tumor rahim jenis ini umumnya tidak bersifat ganas. Tetapi,
keberadaannya sering dikhawatirkan oleh wanita hamil atau wanita yang berencana hamil.
Dalam istilah medis, tumor rahim juga dikenal dengan nama leiomioma.

2. Gejala

Miom umumnya tidak menimbulkan gejala pada penderitanya. Namun jika muncul
gejala, penderita dapat merasakan perdarahan menstruasi yang banyak dan berlangsung lebih
dari seminggu, nyeri perut bagian bawah, dan sering buang air kecil.

3. Penyebab

Penyebab miom belum diketahui dengan pasti, namun ada beberapa hal yang dapat
meningkatkan risiko munculnya miom. Salah satunya adalah peningkatan hormon estrogen,
misalnya pada siklus menstruasi atau kehamilan.

18
Sedangkan faktor yang dapat menurunkan risiko terjadinya miom adalah riwayat
melahirkan. Wanita yang pernah menjalani persalinan memiliki risiko lebih rendah untuk
menderita miom.

4. Diagnosis

Miom terkadang tidak terdiagnosis karena sering tidak menimbulkan gejala.


Meskipun demikian, miom dapat terdeteksi saat melakukan pemeriksaan rutin ke dokter
kandungan. Untuk memastikannya, dokter kandungan dapat melakukan pemeriksaan USG
atau MRI.

Terkadang, gejala miom dan kista rahim bisa mirip. Oleh karena itu, pemeriksaan
tersebut juga bisa memastikan apakah gejala yang muncul disebabkan miom atau kista.

5. Pengobatan

Pada kasus miom yang kecil dan tidak menimbulkan gejala, tidak diperlukan
pengobatan karena dapat menyusut dengan sendirinya. Meski demikian, penderitanya tetap
perlu menjalani pemeriksaan rutin untuk memantau kondisi miomnya.

Sedangkan pada miom yang menimbulkan gejala, pengobatannya berupa terapi


hormon untuk mencegah perkembangan miom dan meredakan gejalanya, atau tindakan
operasi untuk mengangkat miom.

6. Komplikasi Miom

Meskipun jarang, miom tetap dapat menimbulkan komplikasi pada penderitanya.


Komplikasi yang dapat timbul akibat miom adalah anemia, kemandulan, dan gangguan saat
hamil akibat miom.

Jenis – jenis tumor pada uterus

 Fibroid submukosal

1. definisi

Tumor rahim yang berkembang di lapisan tepat di bawah lapisan endometrium rahim
(lapisan dinding rahim, yang langsung berbatasan dengan rongga rahim) dan kemungkinan
tumbuh ke dalam rongga rahim.

2. gejala

- panggul terasa berat

- siklus menstruasi tisak teratur

- terasa lelah

19
- perut membengkak

- sering buang air kecil

- mengalami kesakitan saat berhubungan seks

3. penyebab

faktor penyebab fibroid submukiosal bisa karena hormon,genetik, dan juga karena
kehamilan.

4. penanganan

- dilakukan Ultrasonografi (USG), USG memungkinkan dokter melihat struktur internalnya


dan semua fibroid yang ada.

- MRI panggul, Prosedur ini akan menghasilkan gambar rahim, ovarium, dan organ panggul
lainnya.

- diberikan Obat pereda nyeri seperti acetaminophen dan obat antiinflamasi nonsteroid
(NSAID) seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu meredakan rasa kram.

 Tumor ektoserviksa.
a. Kista sisa jaringan embrional: berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi terdapat
dinding samping ektoserviks
b. Kista endometriosis: letaknya superficial.
c. Folikel atau kista Naboth: kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya terdapat pada
wanita multipara, sebagai penampilan servisitis. Kista ini jarang mencapaiukuran
besar berwarna putih mengkilap berisi cairan mucus. Kalau kista inimenjadi besar
dapat menyebabkan perasaan nyeri.
d. Papiloma: dapat tunggal maupun multiple seperti kondiloma akuminata.Kebanyakan
papiloma ini adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma bedahmaupun persalinan.
e. Hemangioma: jarang terjadi, biasanya terletak superficial, dapat membesar padawaktu
kehamilan, dapat menyebabkan metroragi. Terapi tumor ektoservikstergantung pada
kelainan ataupun potensi akan kelainan yang dapatdisebabkannya. Umunya bersifat
ekspektatif saja. Kista Nabothi dapat diinsisi,tumor-tumor lain dapat dilakukan
ekstirpasi, kauterisasi dan krioterapi.
 Tumor endoserviks Polip
sebetulnya adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasaldari selaput lender
endoserviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari vulva.Epitel yang melapisi
biasanya adalah epitel endoserviks yang dapat juga mengalamimenjadi lebih semakin

20
kompleks. Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis, sertamudah berdarah. Polip ini
berkembang karena pengaruh radang maupun virus. Harusditegakkan apakah polip itu suatu
adenoma, sarcoma botriodes, adenokarsinomaserviks atau mioma yang dilahirkan. Polip
endoserviks diangkat dan perlu diperiksasecara histologik.
 Tumor endometriuma.
a. Polip endometriumSering didapati terutama dengan pemeriksaan histeroskop. Polip
berasal dari:
1)      Adenoma, adenofibroma
2)      Mioma submukosum
3)      Plasenta
b. Adenoma-adenofibromaBiasanya terjadi dari epitel endometrium dengan stroma yang
sesuaidengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan
hyperplasiaendometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah-
merahan.Gangguan yang sering ditimbulkan adalah metroragi sampai
menometroragi,infertilias. Mempunyai kecenderungan kambuh kembali.
c. Mioma submukosum, Sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus
menjadimioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi kenyal berwarna putih.
d. Polip plasentaBerasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun
abortus.Pemeriksaan histology memeperlihatkan vili korialis dalam berbagai
tingkatdegenerasi yang dilapisi endometrium. Polip plasenta menyebabkan
uterusmengalami subinvolusio yang menimbulkan perdarahan. Polip
endometriosisumumnya diangkat dengan cara kauterisasi dan bedah laser.
 Miometrium Neoplasma
ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya.Efek fibromatosa baik
pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen.Menurut letaknya, mioma dapat
kita bagi menjadi:
a.   Mioma submukosum: berada id bawah endometrium dan menonjol ke dalamrongga uterus.
b.  Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabutmiometrium.
c. Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus, diliputi oleh serosa.
 Hemangioma Tumorjinak
pembuluh darah ini jarang sekali ditemukan. Umunya didapatkansecara kebetulan pada
pemeriksaan histologik uterus yang diangkat karena perdarahan. Bentuk histologinya dapat
beraneka ragam.
21
BAB III
PENUTUP

22
3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa tumor alat genital baik yang bersifat
neoplasma jinak maupun yang bukan neoplasma.
3.2 Saran
     Dari makalah ini diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan mengerti danmemahami
tentang masa macam macam tumor ganas dan jinak sehingga nantinya mampumemberikan
asuhan kebidanan pada pasien penderita tumor ganas maupun jinak.

DAFTAR ISI

23
Rahardjo.S. Myoma uteri di Rumah Sakit.Dr. Soetomo 1972-1974.skripsi. Surabaya: Bagian
Obstetri dan ginekologi
Sulistyo, R. Sunardi Saiman R. Myoma uteri di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung, 1970-
1972. Medan : Kngr Myoma Ginekol Indonesia III, 1976
http://tumor ganas.com/1101/kanker-ovarium/
http://rahmat-dharmawan.com/kanker-indung-telur-atau-ovarium/
http://astaqauliyah.com/2010/05/referat-kedokteran-epidemiologi-etiologi-dan-patofisiologi-
penyakit-kista-ovarium/
Prawirohardjo, Sarwono. 2007.Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka edisi 2

24

Anda mungkin juga menyukai