Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PROSSES KEGANASAN

DISUSUN OLEH:
Shinta Silvia (22079)
Sonya Awitan (22080)
Tamara Amelia (22081)

Tiara Intan Pandini (22082)


Yordan Permana Putra (22083)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Isnayati, Ns.,M.Kep
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah yang
berjudul ”Prosses Keganasan” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih Ibu Isnayati,Ns.,M.Kep selaku dosen pengampuh mata kuliah Patofisiologi karena
dipercaya untuk menulis makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………i
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………...…i
1.3 Tujuan Makalah………………………………………………………………………………..i

BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI……………………………………………………………………………………....5
B. ETIOLOGI…………………………………………………………………………………..…5
C. JENIS TUMOR………………………………………………………………………………...7

D. PERBEDAAN NEOPLASMA JINAK DAN GANAS…………………..……………………8


E. TATA NAMA………………………………………………………………………………….9
F. SIFAT NEOPLASMA………………………………………………………………………….9
G. MEKANISME NEOPLASMA……………………………………………………………….10
H. DIAGNOSA…………………………………………………………………………………..11
I. PENCEGAHAN……………………………………………………………………………….11

J. PENYEBARAN TUMOR GANAS…………………………………………………………...12


K. CONTOH PROSSES KEGANASAN………………………………………………………..14

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN…………………………………………………………………………………..18

DAFTAR PUSTAKA...………………………………………………………………………….19
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker merupakan penyakit dengan karakteristik adanya gangguan atau kegagalan mekanisme
pengaturan multiplikasi pada organisme multiseluler sehingga terjadi perubahan perilaku sel
yang tidak terkontrol. Perubahan tersebut disebabkan adanya perubahan atau transformasi
genetik, terutama pada gen-gen yang mengatur pertumbuhan, yaitu protoonkogen dan gen
penekan tumor. Sel-sel yang mengalami transformasi terus-menerus berproliferasi dan

menekan pertumbuhan sel normal. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan angka
kematian yangtinggi. Data Global action against canser (2005) dari WHO (World Health
Organization)

menyatakan bahwa kematian akibat kanker dapat mencapai angka 45% dari tahun 2007 hingga

2030, yaitu sekitar 7,9 juta jiwa menjadi 11,5 juta jiwa kematian. Di Indonesia, menurut laporan

Riset Kesehatan Dasar (2007) prevalensi kanker mencapai 4,3 per 1000 penduduk dan menjadi
penyebab

kematian nomor tujuh (5,7%) setelah sroke, tuberkulosis, hipertensi, trauma, perinatal dan
diabetes

melitus.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan keganasan?


2. Bagaimana proses terjadinya keganasan?
3. Apa saja jenis-jenis pengobatan keganasan?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui proses keganasaan yang terjadi


2. Dapat mengetahui faktor terjadinya kanker
3. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi kanker
4. Dapat mengetahui peyakit kanker ganas dan kanker tidak ganas
BAB II

PEMBAHASAN

A. DIFINISI

Neoplasma secara harfiah berarti proses “pertumbuhan baru” dan suatu pertumbuhan baru
disebut neoplasma. Kata tumor semula diterapkan untuk pembengkakan akibat peradangan.
Neoplasma juga dapat memicu pembengkakan, tetapi setelah beberapa lama pemakaian tumor
untuk menerangkan hal selain neoplasma mulai ditinggalkan. Oleh karena itu, kata ini sekarang
berarti neoplasma. Onkologi (Yunani oncos=tumor) adalah ilmu tentang tumor atau neoplasma.

Onkologi ialah ilmu yang mempelajari penyakit yang disebabkan oleh tumor. Dalam artian
umum, tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal didalam tubuh, tetapi dalam artian
khusus, tumor adalah benjolan yang disebabkan neoplasma. Secara klinis , tumor dibedakan atas
golongan neoplasma dan non-neoplasma misalnya, kista, akibat reaksi radang atau hiper trofi.

Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau kanker terjadi karena timbul
atau berkembang biaknya sel secara tidak terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak
bentuk dan fungsi organ tempat tumbuhnya. Kanker (karsinoma), atau (sarkoma) tumbuh
menyusut kejaringan sekitar sambil merusaknya (destruktif), dapat menyebar kelain tubuh, dan
umumnya fatal jika dibiarkan. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup,
tidak merusak, tetapi membesar dan menekan jaringan disekitarnya dan umumnya tidak
bermetastasis misalnya lifoma.

Klasifikasi patologi tumor dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan miskroskopik pada jarinagan
dan sel tumor. Dari pemeriksaan mikroskopik ini tampak gambaran keganasan yang sangat
bervariasi, mulai dari yang relatif jinak, ke yang paling ganas. Pada satu organ dapat timbul satu
atau lebih neoplasma yang sifatnya berlainan.

B. ETIOLOGI ( PENYEBAB )

Faktor penyebab kanker berbeda-beda di berbagai negara. Yang berperan penting, antara lain
makanan (kelebihan kalori, kelebihan zat lemak, kekurangan serat) dan peracunan diri (asap
rokok). Selain itu, karsinogen mealalui makanan, industri dan kedokteran dapat terancam.

1. Karsinogenesis Kimiawi
Umumnya bahan karsinogen ini mencemari udara, terutama di kota-kota besar dan di
kawasan industri sehingga penduduk kota beresiko tinggi untuk menderita kanker.
Demikian juga pekerja pada industri yang menghasilkan bahan antara karsinogenik. Di
kota, mobil merupakan sumber karsinogen terpenting selain industri. Lingkungan di sana
lebih tercemar oleh buangan air dan sisa produksi industri yang sering mengandung
berbagai macam karsinogen.

2. Karsinogen Fisik

Sinar ionisasi ternyata bersifat karsinogen. Pada akhir abad yang lalu sudah diketahui
bahwa bahwa banyak pkerja industri radium menderita sarkoma tulang dan karsinoma
paru. Paparan sinar radioaktif juga ternyata mengakibatkan karsinoma dan leukimia.

3. Peranan Hormon

Hormon dapat merupakan promotor terjadinya keganasan; ini terbukti secara


ekspremental maupun secara klinis. Pada hewan coba tikus, terbukti bahwa karsinoma
uteri lebih mudah timbul jika pada tikus tersebut diberikan juga sediaan estrogen.
Sementara itu pemberian sediaan estrogen pada wanita pascamenopause mempengaruhi
perkembangan karsinoma korpus uteri. Pemberian diestilbestrol (DES) yang lazim
dilakukan untuk mencegah abortus pada beberapa yang lalu, mengakibatkan wabah
karsinoma sel bening pada vulva dan vagina anak perempuan pada usia 15 tahun lebih.
Selain itu, terdapat cacat bawaan pada alat kelamin luar dan dalam pada anak-anak, baik
laki-laki maupun perempuan.

4. Faktor gaya hidup

Gaya hidup, khususnya kebiasaan makan, merupakan salah satu sebab meningkatnya
risiko terserang kanker. Asupan kalori yang berlebihan terutama yang berasal dari lemak
binatang dan kebiasaan makan makanan yang kurang serat meninggikan resiko terhadap
berbagai keganasan, seperti karsinoma payudara dan karsinoma kolon.

5. Faktor Genetik

Faktor genetik tampaknya berperan dalam keganasan tertentu sehingga kanker ini
ditemukan pada keluarga tertentu. Misalnya, ada keluarga yang anggotanya banyak
menderita poliposis koli, suatu penyakit familial yang cendurung menjadi maligna.
Penyakit kanker yang familial,atau yang diturunkan oleh faktor genetik, kadang
ditemukan, misalnya kanker payudara dan kanker ovarium. Akan tetapi, umumnya
keganasan dalam suatu keluarga sipengaruhi oleh gaya hidup dan lingkungan (Faktor
kimiawi dan fisik).

6. Penurunan Imunitas

Penurunan imunitas karena tindakan kedokteran (iatrogen), misalanya penggunaan


kemoterapi, pemberian kartikosteroid jangka lama, atau terapi penyinaran luas dapat
mengakibatkan timbulnya keganasan setelah sepuluh tahun atau lebih. Keganasan yang
dapat timbul pada defisiensi imunitas ini, antara lain imfoma malignum dan leukemia.
Imunosupresi oleh infeksi HIV dapat menyebabkan terjadinya tumos Koposi.

C. JENIS TUMOR

Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari
kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan
strukturnya. Perbedaan sifat sel timor tergantung pada besarnya penyimpangan dalam bentuk dan
fungsi, autonominya dalam pertumbhan, dan kemampuannya mengadakan infiltrasi dan
menyebabkan metastasis.

Sel tumor terbentuk bermacam-macam (polimorfi) dengan warna yang beraneka (polikromasi)
karena tinggi kadar asam nukleat dalam inti dan tidak meratanya distribusi kromosom inti. Inti
sel relatifn besar dengan rasio inti/sitoplasma yang lebih randah. Insidens mitosis lebih tinggi dan
terdapat mitosis abnormal. Susunan sel tidak teratur (anaplastik). Sel tumor bersifat tumbuh terus
tanpa batas sehingga tumor makin lama makin besar dan mendesak jaringan sekitarnya. Pada
neoplasma ganas, selnya tumbuh sambil menyusup dan merembes ke jaringan sekitarnya.

Selain bersifat menyusup, sel kanker dapat melepaskan diri, meninggalkan tumor induknya dan
masuk ke dalam pembuluh limfa atau pembuluh darah, terutama pembuluh kapiler. Dengan cara
ini, terjadi penyebaran (metastasis) lomfogen dan hematogen.

Akhirnya sel-sel ganas ini dapat merusak bentuk dan fungsi organ yang bersangkutan. Tumor
dapat menyumbat saluran tubuh dan menimbulkan obstruksi. Oleh karena kadang kecepatan
tumbuh sel kanker tidak seimbang dengan pasokan darah, sebagian sel kanker dakan mengalami
hipoksia atau anoksia sehingga terjadi nekrosis yang menyebabkan ulkus di permukaan.

1) Atas dasar sifat biologik tumor


Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat jinak
(tumor jinak), tumor yang bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor yang terletak
antara jinak dan ganas yang disebut “intermediate”.
a) Tumor jinak atau beligna
Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai simpai (kapsul), tidak
tumbuh infiltrative, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan
anak sebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya dapat
disembuhkan dengan sempurna kecuali yang mensekresi horrmon atau yang
terletak pada tempat yang sangat penting, misalnya di sumsum tulang belakang
yang dapat menimbulkan paraplegia atau pada saraf otak yang menekan jaringan
otak.
b) Tumor ganas atau maligna
Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltrative dan merusak jaringan
sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran limfe
atau aliran darah dan dapat menimbulkan kematian.
c) Tumor intermediate
Di antara dua kelompok, terdapat segolongan tumor yang memiliki sifat invasive
local tetapi kemampuan metastasisnya kecil. Tumor demikian disebut tumor yang
agresif local atau tumor ganas berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma
sel basal kulit.

2) Atas dasar sel atau jaringan


Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar jaringan dasar sel tumor yaitu
a. Berasal dari sel totipotent
Sel totipoten adalah sel yang dapat berdeferensiasi ke dalam tiap jenis sel
tubuh. Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin. Paling
sering ditemui pada gonad yaitu sel germinal. Dapat pula terjadi
retroperitoneal, dimediastinum dan daerah pineal.
b. Berasal dari sel embrional pluripoten
Sel embrional dapat berdeferensiasi ke dalam berbagai jenis sel dan
sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Sebagai
contoh ialah tumor sel embrional pluripoten yang berasal dari anak ginjal,
disebut nefroblastoma, sering berdeferensiasi ke dalam struktur yang
menyerupai tubulus ginajal dan kadang-kadang jaringan otot, tulang rawan
atau tulang rudimenter. Tumor ini contohnya dapat terdapat pada
retinoblastoma, hepatoblastoma, embrional rhabdoisarcoma.

c. Berasal dari sel yang berdeferensiasi


Jenis sel dewasa yang bederensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-alat
tubuh pada kehidupan postnatal. Kebanyakan tumor pada manusia
terbentuk dari sel berdeferensiasi.

D. PERBEDAAN NEOPLASMA JINAK DAN GANAS

Neoplasma Jinak Memiliki Ciri Seperti : Serupa sel asal, Tepian licin ,
Menekan,Tumbuh perlahan,Sedikit Vaskuler,Jarang Timbul Ulang,Jarang nekrosis dan
ulserasi,Jarang efek sistemik kecuali Neoplasma endokrin.
Sedangkan Neoplasma Ganas MEmiliki Ciri Seperti : Tidak sama dengan sel
asal,Tepian tidak rata,Menyusup,Tumbuh Cepat,Vaskuler/sangat Vaskuler,Sering residif
setelah dibuang,Umumnya nekrosis dan ulserasi,Umumnya efek sistemik
E. TATA NAMA

Semua tumor jinak dan ganas, memiliki dua komponen, yaitu (1) sel neoplastik yang
berproliferasi dan membentuk parenkim dan (2) stroma penunjang yang terdiri dari
jaringan ikat dan pembuluh darah. Selain itu, terdapat “komunikasi” antara sel tumor &
sel stroma dan nampaknya secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tumor yang
tampaknya secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tumor.

Tumor jinak. Secara umum, diberi nama dengan menambahakan akhiran – oma pada sel
asalnya. Contohnya, tumor jinak yang berasal dari sel fibroblastik disebut Fibroma, tumor
tulang rawan adalah kondroma, dan tumor osteoblas disebut osteoma. Sebaliknya , tata
nama tumor epitel jinak lebih kompleks. Tumor-tumor ini memiliki beragam klasifikasi,
sebagian didasarkan pada asal sel, sebagian berdsasarkan arsitektur mikroskopik, dan
sebagian lainnya berdasarkan pola makroskopiknya.

Adenoma merupakan kata yang digunakan untuk satu neoplasma epitel jinak yang
membentuk pola kelenjar serta untuk tumor yang berasal dari kelenjar, tidak harus
membentuk pola kelenjar. Contohnya satu neoplasma epitel jinak yang bersasal dari sel
tubulus ginjal dan tumbuh dalam bentuk kelompok kelenjar kecil akan diberi nama
adenosoma. Neoplasma epitel jinak yang secara mikroskopik atau makroskopik
membentuk tonjolan mirip jari atau kutil dari permukaan epitel disebut sebagai papiloma.
Yang membentuk massa kistik besar, seperti di ovarium disebut kista denoma.

F. SIFAT NEOPLASMA

a) Hilangnya respon terhadap pengendalian pertumbuhan


b) Bertindak sebagai parasite
c) Berkompetisi terhadap sel/jaringan untuk kebutuhan metabolisme.
d) Tidak tergantung growth factor

A. Tumor jinak
a) Adenoma : neoplasma epitel jinak berawal dari kelenjar
b) Papiloma : neoplasma epitel jinak tumbuh di suatu permukaan dan
menghasilkan tonjolan seperti jari.
c) polip : suatu massa yang menonjol di atas permukaan mutosa.
d) Kristadenoma : massa kistik berongga khas ditemukan di ovarium.

B. Tumor Ganas
a) Sarkoma : neoplasma ganas yang berasal dari jaringan mesenkim/ >
turunannya.
b) fibrosarkoma : berasal dari jaringan fibrosa
c) karsinoma : neoplasma yang terdiri atas kondrosit

G. MEKANISME NEOPLASMA

A. Invasi lokal

Tumor jinak tetap berada ditempatnya berasal, tidak memiliki kemampuan menginfiltrasi,
menginvasi, atau menyebar ke tempat yang jauh seperti kanker. Contohnya, fibroma dan
adenoma berkembang secara lambat, membentuk kapsul fibrosa yang memisahkannya
dari jaringan pejamu.

Kanker tumbuh dengan cara menginfiltrasi, menginvasi dan penetrasi progresif ke


jaringan sekitar, tidak membentuk kapsul yang jelas. Cara pertumbuhan yang bersifat
infiltratif menyebabkan perlunya pengangkatan jaringan normal disekitar secara luas
melalui bedah.

B. Metastasis

Metastasis menunjukkan terbentuknya implan sekunder yang terpisah dari tumor primer,
mungkin di jaringan yang jauh. Dibandingkan ciri-ciri neoplastik lainnya, kemampuan
invasi dan metastasis menunjukkan secara pasti suatu neoplasma bersifat ganas.

Namun, tidak semua kanker memiliki kemampuan sel bermetasis yang setara. Secara
umum, semakin anaplastik dan besar neoplasma primernya, semakin besar kemungkinan
metastasis. Namun kanker yang sangat kecil juga dapat mengakibatkan metastasis, dan
sebaliknya, kanker yang besar mungkin belum tentu menyebar saat ditemukan.

Neoplasma ganas menyebar melalui salah satu :

a. Penyemaian dalam rongga tubuh


b. Penyebaran limfatik
c. Penyebaran hematogen

Penyemaian kanker terjadi bila neoplasma menginvasi rongga alami tubuh. Misalnya
karsinoma kolon dapat menembus dinding usus dan mengalami reimplantasi di rongga
peritonium.
Penyebaran limfatik lebih khas untuk karsinoma, sedangkan rute hematogen lebih kepada
sarkoma. Namun terdapat banyak hubungan antara sistem limfe dan vaskular sehingga
kanker dapat berkembang melalui salah satu atau kedua sistem..

H. DIAGNOSA

a) Pemeriksaan Makroskopik
Yaitu dengan penglihatan mata biasa diperhatikan jaringan tumor itu.
Misalnya pada carcinoma mammae, secara makroskopik terlihat adanya
bercak bercak berwarna kunung kemerahan, yang menunjukan adanya
jaringan nekrotik dan pendarahan. Secara makroskopik juga terlihat ada
tidaknya simpai tumor, adanya pertumbuhan yang ilfiltratif, apakah jaringan
tumor, adanya jaringan rapuh atau tidaknya, semuanya merupakan tanda
ganas.

b) Pemeriksaan Histolik
Merupakan cara yang sangat penting untuk menegakkan diagnosis neoplasma.
Jaringan yang akan diperiksa difiksasi dalam cairan formalin 10%. Ahli
patologi anatomik memiliki berbagai cara untuk mengolah jaringan ini.

c) Pemeriksaan hormon dan enzim


Pemeriksaan ini dapat membantu diagnosis kanker. Terbentuknya fosfatase
asam karena adanya anaksebar karsinoma prostat dalam tulang membantu
diagnosis neoplasma.

d) Pemeriksaan sitologik
Disebut pula sitologi eksfoliat, suatu cara diagnostiuk yamg penting untuk
menemukan kanker.dasar pemeriksaan ini ialah: 1.Perubahan patologik yang
disebut anaplasi merupakan sufat sel tumor ganas dan yang merupakan
parubahan dari sel normal. 2. Sel sel tumor ganas kohesinya kurang daripada
normal, sehingga mudah terlepas.

I. PENCEGAHAN

a. Penyuluhan Kesehatan
Penyegahaan kanker sangat dihambat oleh salah pengerti antara masyarakat awam
dan dokter. Proses KIE kesehatan untuk masyarakat terdiri atas beberapa langkah
sebagai berikut; penangkapan, pemahaman, pengulangan, penerimaan, dan
dimengerti masyarakat; umumnya harus diberikan beberapa kali sebelum dapat
diterima dan akhirnya dilaksanakan. Penyuluhan untuk mengubah gaya hidup
baru berhasil bila terjadi proses motivasi dan keyakinan, disertai kesadaran untuk
melakukannya.

b. Pencegahan Primer
Proses Pencegahan primer dilakukan dengan melakukan perubahan dala
m gaya hidup buruk menuju ke gaya hidup sehat dengan cara mengkonsumsi
makanan yang cukup gizi dan sehat, tidak merokok, dan lain-lain.

c. Penapisan
Penapisan meliputi pemeriksaan seseorang yang tidak menunjukkan gejala atau
tanda penyakit, dengan tujuan menemukan kasus yang belum menimbulkan
masalah klinis. Penapisan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa jika diagnosis
ditegakkan sedemikian dini dan terapi langsung diberikan diberikan hasil
penanganan akan lebih baik dibanding hsil pengobatan pada penyakit yang
menyebabkan seseorang mencari pengobatan.

J. PENYEBARAN TUMOR GANAS

1. Penyebaran setempat / local :

Penjalaran sel-sel tumor dari tumor induk ke jaringan sehat sekitarnya secara infiltrative,
masa sel tumor berhubungan dengan tumor induknya.

2. Penyebaran jauh / metastasis :

Pelepasan sel-sel tumor dari tumor induk, diangkut oleh aliran darah atau getah bening ke
tempat jauh,, membenntuk pertumbuhan baru atau anak sebar atau metastase. Masa tumor
anak sebar tidak berhubungan dengan masa tumor induk.

Syarat terjadinya penyebaran tumor ganas :

a) Adanya pelepasan sel-sel tumor yang dapat hidup otonom


Pada tumor jinak, proliferasi sel tumor menyebabkan bertambahnya isi
dan tekanan mekanik yang menekan jaringan sehat sekitarnya (
pertumbuhan ekspansif ) dan mengakibatkan terentuknya simpai yang
merupakan batas tegas jaringan sehat dan tumor. Pada tumor ganas,
proliferasi sel tumor menyebabkan bertambahnya isi dan tekanan
mekanik. Terjadinya penurunan kadar kalsium dinding sel menyebabkan
kohesi sel-sel tumor ganas berkurang sehingga terjadi pelepasan sel-sel
tumor dari induknya.

b. Adanya jalan penyebaran

 Melalui pembuluh darah (hematogen)


Penyebaran ini spesifik untuk sarcoma. Pembuluh vena berdinding tipis
sehingga mudah ditembus oleh sel-sel tumor, sel-sel tumor sebagai
embolus oleh aliran darah vena dan tersangkut pada hati atau paru-paru
dan membentuk anak sebar disana. Sel tumor dapat juga masuk ke
pembuluh limfe ( pada tumor rongga perut ) kemudian melalui duktud
torasikus masuk ke vena jugularis sinistra. Arteri berdinding tebal
sehingga sukar ditembus, karena penyebaran dengan cara ini jarang
terjadi. Penyebaran melalui pembuluh darah arteri hanya dapat terjadi
pada tumor paru-paru atau anak sebar di paru-paru yang membentuk
embulos tumor. Sel-sel tumor sebagai embilos masuk ke jantung kiri
kemudian ke pembuluh arteri dan tersangkut pada alat tubuh yang
menerima banyak darah arteri missal, ginjal, anak ginjal, sumsum tulang.

 Melalui pembuluh limfe (limfogen)


Penyebaran ini spesifik untuk carcinoma, sel-sel tumor yang telah
menembus pembuluh limfe diangkut oleh cairan getah bening sebagai
embolus, kemudian tersangkut pada kelenjar getah bening regional. Anak
sebar mungkun menyebabkan terbendungnya aliran cairan getah bening
sehingga terjadi aliran retrograde dan menimbulkan penyebbaran
retrograde.

 Penyebaran dengan transplantasi langsung


Penyebaran ini terjadi pada rongga serosa ( rongga perut, pleura ) yang
disebut transcoelomic spread. Misalnya, pada tumor ganas lambung, sel-
sel menembus serosa dan dengan gaya gravitasi sel akan jatuh keda lam
rongga di bawahnya ( misalnya rongga pelvis). Sel dengan bantuan fibrin
akan melekat pada serosa ovarium atau rectum dan membentuk anak
sebbar disana.
c. Adanya lingkungan yang memungkinkan untuk hidupnya sel-sel tumor di
tempat yang baru
Setelah sel-sel tumor terlepas dan dapat hidup otonom. Lingkungan yang
baru harus cocok untuk pertumbuhannya agar dapat membentuk anak
sebar.

K. CONTOH PROSSES KEGANASAN

1. Kanker Darah (LEUKIMIA)


Kanker darah atau leukemia adalah kanker yang menyerang sel-sel yang membentuk sel
darah dalam sumsum tulang. Pada kondisi normal, sel-sel darah putih akan berkembang
secara teratur di saat tubuh membutuhkannya untuk memberantas infeksi yang muncul.
Namun lain halnya dengan pengidap kanker darah. Sumsum tulang akan memproduksi
sel-sel darah putih yang abnormal, tidak dapat berfungsi dengan baik, dan secara
berlebihan. Jumlahnya yang berlebihan akan mengakibatkan penumpukan dalam
sumsum tulang sehingga sel-sel darah yang sehat akan berkurang.

2. Jenis-jenis Kanker Darah


Kanker darah akut berkembang dengan cepat akibat penambahan jumlah sel darah putih
yang abnormal yang pesat dan penyebarannya ke dalam aliran darah. Jenis ini harus
ditangani dengan segera.
Sementara itu, kanker darah kronis berkembang secara perlahan-lahan dan dalam jangka
panjang. Gejalanya cenderung tidak segera dirasakan sehingga baru terdiagnosis setelah
bertahun-tahun. Sel-sel darah putih yang seharusnya sudah mati akan tetap hidup dan
menumpuk dalam aliran darah, sumsum tulang, serta organ-organ lain yang terkait.
Kanker darah juga dapat dikategorikan menurut jenis sel darah putih yang diserang.
Kanker darah yang menyerang sel-sel limfa dikenal dengan istilah leukemia limfotik dan
yang menyerang sel-sel mieloid disebut leukemia mielogen. Berdasarkan dua
pengelompokan di atas, terdapat empat jenis kanker darah yang paling sering terjadi.
Berikut ini penjelasan untuk masing-masing jenis.

a) Leukemia limfotik akut atau acute lymphocytic leukemia (ALL)


ALL dapat menghambat fungsi limfosit sehingga pengidapnya berpotensi mengalami
infeksi yang serius. Kanker darah ini umumnya diidap oleh anak-anak, tapi juga mungkin
menyerang dewasa.
b) Leukemia mielogen akut atau acute myelogenous leukemia (AML)
Ini adalah jenis kanker darah yang umumnya menyerang dewasa. Tetapi AML juga dapat
diidap oleh anak-anak serta remaja. Kanker ini akan membentuk sel-sel mieloid yang
tidak sempurna dan dapat menyumbat pembuluh darah.

c) Leukemia limfotik kronis atau chronic lymphocytic leukemia (CLL)


Jenis kanker darah ini hanya dialami oleh orang dewasa. CLL umumnya baru terdeteksi
pada stadium lanjut karena pasien cenderung tidak merasakan gejala-gejalanya untuk
waktu yang lama.

d) Leukemia mielogen kronis atau Chronic myelogenous leukemia (CML)


Jenis kanker darah ini umumnya diderita oleh dewasa. CML memiliki dua tahap. Pada
tahap pertama, sel-sel abnormal akan berkembang secara perlahan-lahan. Lalu saat
memasuki tahap kedua, jumlah sel-sel abnormal akan bertambah dengan pesat sehingga
kondisi pasien akan menurun secara drastis.
Secara umum, kanker darah atau leukemia terjadi akibat produksi sel darah putih yang
terlalu cepat sehingga banyak sel yang masih belum terbentuk secara sempurna dan
akhirnya kekebalan tubuh penderitanya tidak berfungsi secara maksimal.

3. Gejala kanker darah


Gejala Kanker Darah pada orang dewasa atau tanda kanker darah pada anak,
kemungkinan berbeda-beda tergantung jenis kanker yang dialami. Namun, beberapa
gejala kanker darah yang paling umum pada dewasa dan anak, antara lain:
Demam,Menggigil , Kelelahan secara terus menerus atau terasa lemah, Nyeri tulang dan
sendi , Kehilangan nafsu makan atau mual , Penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan, Sakit kepala,Sesak napas,Sering atau mudah terjadi infeksi,Mudah memar
dan perdarahan,Kulit gatal atau ruam di kulit, Berkeringat pada malam
hari,Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan, Gejala
anemia.

4. Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Darah


Penyebab dasar kanker darah belum diketahui secara pasti. Tetapi terdapat sejumlah
faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker ini.
Faktor-faktor pemicu kanker darah tersebut meliputi:
a) Faktor keturunan. Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker
darah, risiko Anda untuk terkena kanker yang sama akan meningkat.
b) Kelainan genetik, misalnya sindrom down.
c) Pernah menjalani pengobatan kanker. Kemoterapi atau radioterapi tertentu
diduga dapat memicu kanker darah.
5. Diagnosis Kanker Darah

Untuk mendiagnosis penyakit kanker darah, dokter akan meminta pasien menjawab
beberapa pertanyaan terkait riwayat kesehatannya . Beberapa pertanyaan ini meliputi
kondisi pasien secara keseluruhan, apa saja gejala atau perubahan yang pasien rasakan,
kapan gejala tersebut mulai dirasakan, dan berbagai faktor risiko yang mungkin pasien
miliki. Kemudian, dokter akan memeriksa pasien secara fisik untuk melihat apakah ada
tanda lainnya yang mungkin terlihat, seperti pembengkakan di kelenjar getah bening.
Jika memiliki gejala ini, pasien belum pasti memiliki kanker. Pasalnya, hal tersebut bisa
jadi merupakan tanda infeksi lain. Namun, bila pasien dicurigai memiliki kanker darah,
pasien mungkin perlu menjalani serangkaian tes untuk memastikannya. Tes pemeriksaan
yang dijalani setiap pasien belum tentu sama. Hal ini tergantung pada kondisi kesehatan
pasien secara menyeluruh serta jenis kanker yang mungkin pasien miliki.
Namun, secara umum, berikut beberapa tes atau pemeriksaan yang umumnya perlu
dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini :

a) Tes darah: Sebagai contoh tes hitung darah lengkap atau complete blood count
(CBC) atau tes darah lainnya, seperti pemeriksaan protein darah, fungsi hati,
ginjal, atau lainnya.
b) Tes/biopsi/aspirasi sumsum tulang: Dilakukan dengan mengambil sampel sel
sumsum tulang untuk diperiksa di laboratorium. Tes ini untuk mengetahui apakah
terdapat sel darah yang abnormal atau tidak.
c) Biopsi kelenjar getah bening: Dilakukan dengan mengambil semua atau sebagian
dari kelenjar getah bening untuk kemudian diteliti di laboratorium. Tes ini juga
untuk mengetahui apakah terdapat sel darah yang abnormal atau tidak.
d) Tes pencitraan: Tes ini dapat dilakukan dengan ontgen dada, MRI, atau PET
scan, atau CT scan. Tes dilakukan untuk melihat kondisi dan fungsi organ dan
tulang di dalam tubuh Anda, guna mengetahui penyebaran sel kanker.

6. Cara Mengobati Kanker Darah


Pengobatan untuk kanker darah tergantung pada jenis dan penyebaran sel kanker, usia
dan kesehatan pasien secara keseluruhan, serta respon pasien terhadap pengobatan.
Beberapa pengobatan kanker darah yang umum termasuk:

a) Transplantasi stem cell


Transplantasi stem cell dilakukan dengan menanamkan stem cell pembentuk
darah yang sehat ke dalam tubuh. Stem cell dapat dikumpulkan dari sumsum
tulang, darah perifer, dan darah tali pusat.
b) Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat antikanker, baik melalui injeksi vena atau
oral, untuk mengganggu dan menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker dalam
tubuh. Kemoterapi kadang-kadang terdiri dari pemberian beberapa obat secara
bersamaan. Selain itu, kemoterapi juga dapat diberikan sebelum transplantasi
stem cell.
c) Terapi radiasi
Prosedur ini dilakukan dengan dilakukan menggunakan gelombang energi tinggi
untuk membunuh sel-sel kanker atau untuk mengurangi gejala yang muncul.
Terapi radiasi juga mungkin dilakukan sebelum transplantasi stem cell.

d) Terapi target
Terapi target adalah terapi yang menggunakan obat-obatan yang secara spesifik
dapat membunuh sel kanker, tanpa merusak sel-sel normal.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kanker atau keganasan adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan
terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan di sekitarnya (invasive) dan terus
menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta saraf tulang
belakang.
DAFTAR PUSTAKA

Mangan, Y. 2009. Solusi Sehat Mencegah dan mengatasi Kanker.PT Agromedia Pustaka.
Jakarta.

Uripi, V. 2002. Menu untuk penderita kanker. Puspa Swara. Jakarta.

Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan. Edisi 17. Jakarta: EGC.

Referensi

https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/kanker/kanker-darah/pengertian-kanker-
darah/%3famp=1

https://adjisuwandono.staff.uns.ac.id/files/2010/07/introducing-neoplasma.pdf

Anda mungkin juga menyukai