MAKALAH MENGENAI
OLEH KELOMPOK I:
2. LESTARI
4. RISDAYASARI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan
dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing, sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini di harapkan
dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para
yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa.Tidak lupa pula kami mengharap kritik
dan saran untuk memperbaiki makalah kami ini, di karenakan banyak kekurangan dalam
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan pada ibu pasca persalinan menimbulkan dampak yang dapat
meluas ke berbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu parameter kemajuan
hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Wiknjosastro, 2007). Dalam persalinan sering terjadi perlukaan pada perineum baik
dialami oleh 75% ibu melahirkan pervaginam. Pada tahun 2013 menemukan bahwa
dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan perineum
(28% karena episiotomi dan 29% karena robekan spontan) (Depkes RI, 2013).
Infeksi post partum terjadi di traktus genetalia setelah kelahiran yang diakibatkan
oleh bakteri, hal ini akan meningkatkan resiko infeksi post partum yang salah satunya
disebabkan oleh penyembuhan luka laserasi perineum yang tidak optimal dan dapat
(2012) angka kejadian infeksi karena ruptur perineum di Jawa Timur masih tinggi,
trauma perineum atau ruptur perineum dialami 70% wanita yang melahirkan
kematian maternal pada tahun 2012, menunjukan bahwa tercatat sebesar 116/100.000
C. TUJUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan akibat
meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa bekas atau dapat
meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit ini bisa juga menahun
atau dari permulaan sudah menahun. Salah satu dari infeksi tersebut adalah
pada traktus genitalia, terjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38
derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan.
1. Servisitis
Servisitis merupakan infeksi pada serviks uteri. Infeksi uteri sering terjadi
karena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena
hubungan seks. Servisitis yang akut sering dijumpai pada sebagian besar
wanita yang pernah melahirkan. Servisitis ialah radang dari selaput lendir
canalis cervicalis. Karena epitel selaput lendir cervicalis hanya terdiri dari satu
lapisan sel silindris maka mudah terkena infeksi dibandingkan dengan selaput
lendir vagina.
b. Etiologi
alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti dilatasi, dan lain-lain.
2) mungkin terjadi kontak berdarah (saat hubungan seks terjadi perdarahan)
d. patifisiologi
Proses inflamasi atau peradangan merupakan bagian dari respons imun untuk
melawan agen penyebab infeksi atau zat berbahaya yang masuk ke dalam
tubuh. Proses ini melibatkan sel leukosit dan produk darah lain seperti protein
dimulai ketika reseptor yang berada di sel imun mendeteksi molekul patogen
respon imun adaptif yang lebih spesifik dengan melibatkan sel limfosit T dan
berubah menjadi sel limfosit T helper (Th)-1,2 dan 17 atau sel limfosit T
setelah patogen atau zat berbahaya hilang. Namun, bila stimulus menetap,
e. Penatalaksanaan
dengan jaringan sehat. Jika laserasi serviks agak luas perlu dilakukan
dijahit. Jika robekan dan infeksi sangat luas perlu dilakukan amputasi serviks
1) Usia
7) Merokok
skrinning dan pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini
sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear.
Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui
suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam(Sarwono,
2012)
h. Komplikasi
2) Infertilitas
2. Adnexitis
Adnexitis adalah radang pada tuba fallopi dan ovarium yang biasanya
terjadi bersamaan.Adnexitis adalah suatu radang pada tuba fallopi dan radang
infeksi yang menjalar keatas dari uterus, walaupun infeksi ini bisa datang dari
tempat ekstra vaginal lewat jalan darah atau menjalar dari jaringan
b. Etiologi
(kencing nanah).
4) Dengan demikian penyakit ini termasuk penyakit yang ditularkan melalui
1) Kram atau nyeri perut bagian bawah yang tidak berhubungan dengan
4) Demam
d. Patofisiologi
tuba fallopi, atau ovarium sebagai akibat dari hubungan seksual, melahirkan,
masa nifas, pemasangan IUD (alat KB), aborsi, kerokan, laparatomi dan
perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.
adalah jaringan yang berada di sekitar rahim. Ini termasuk tuba fallopi dan
e. Penatalaksanaan
Jika dengan terapi ini tidak terjadi kemajuan, maka penderita perlu dibawa ke
rumah sakit untuk diberikan terapi lainnya. Rawat inap menjadi sangat
diperlukan apabila: a. keluar nanah dari tuba fallopi b. kesakitan yang amat
sangat (seperti: mual, muntah, dan demam tinggi) c. penurunan daya tahan
tubuh.
f. Komplikasi
2) Abses
5) inertilitas
g. Pencegahan
Pencegahan tidak hanya dari pihak wanita saja, pihak laki - laki juga perlu
membantu agar pasangan tidak tertular. Penangan ini antara lain dapat
dilakukan dengan :
1) Setia pada pasangan, penyakit ini sebagian besar ditularkan melalui
2) Segera hubungi dokter apabila gejala - gejala penyakit ini muncul.
3. Endometrisis
Infeksi ini dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi
endometrium.
b. Etiologi
Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa pathogen, radang terbatas
menjadi nekrotis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keeping-
1) Persalinan, dimana bekas implantasi plasenta masih terbuka, terutama pada
a) Demam.
d) Jika radang tidak menjalar ke parametrium atau perimetrium tidak ada
nyeri.
d. Patofiologi
Pada keadaan normal, kavum uterus dalam kondisi steril. Mekanisme alamiah
pada mulut rahim, komponen sistem imun alamiah (sel neutrofil, makrofag
endometritis.
e. Komplikasi
1) Infertilitas
3) Adhesi
f. Penatalaksanaan
Terapi:
4. Parametritis
ini biasanya unilatelar. Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat
1) Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari
endometritis.
2) Penyebaran langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar
ligamentum.
3) Penyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika. Proses ini dapat tinggal
semua jurusan. Jika menjalar ke atas , dapat diraba pada dinding perut
b. Etiologi
b) Lymphogen.
d. Patofisiologi
limfe/tromboflebitis → Parametritis
Parametritis
e. Komplikasi
1) Parametritis akut dapat menjadi kronis dengan eksa serbasi yang akut,
f. Penatalaksanaan.
1) Pencegahan
Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut
harus suci hama. Pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan jika perlu,
pada jalan lahir. Pada hari pertama postpartum harus dijaga agar
a gar luka-
luka -
luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Tiap penderita dengan
berspektrum luas. Dalam hal ini dapat diberikan penicillin dalam dosis
tinggi atau antibiotika dengan spectrum luas, seperti ampicillin dan lain-
lain.
3. HB / HT
HT
4. Kultur dari bahan intra uterus / intra servikal / drainase luka / perawatan gram dari
6. pemeriksaan biomanual
BAB III
ASKEP TEORI
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama :
Umur :
Jenis kelamin:
Alamat :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
reproduksii
Riwayat Penyakit :
1) Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang
2) Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan
yang menyertainya.
4) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas : Kaji bagaimana keadaan anak
klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan
kesehatan anaknya.
5) Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi
7) Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit,
1. Kepala
dan kering)
kuat/tidak rapuh.
2. Wajah
simetris.
3. Mata
4. Telinga
kulit bagus, warna sama dengan kulit lain, tidak ada tanda-tanda
5. Hidung
warna sama dengan warna kulit lain, tidak ada lesi, tidak ada
6. Mulut
Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna mukosa mulut dan bibir,
tekstur , lesi, dan stomatitis. Normal: warna mukosa mulut dan bibir
radang gusi, lidah simetris, warna pink, langit2 utuh dan tidak ada
tanda infeksi
7. Leher
sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk simetris, tidak
8. Thorax
pembengkakan/penonjolan/edema
Perkusi: paru, eksrusi diafragma (konsistensi dan bandingkan satu
sisi dengan satu sisi lain pada tinggi yang sama dengan pola
9. abdomen
searah jarum jam, perhatikan jika klien merasa nyeri dan bagaiman
batas. Perkusi ginjal: nyeri. Normal: timpani, bila hepar dan limfa
Palpasi semua kuadran (hepar, limfa, ginjal kiri dan kanan): massa,
Normal: tidak teraba penonjolan tidak ada nyeri tekan, tidak ada
10. Eksremitas
Inspeksi struktur muskuloskletal atas : simetris dan pergerakan,
Integritas ROM, kekuatan dan tonus otot. Normal: simetris kika,
integritas kulit, posisi dan letak, ROM, kekuatan dan tonus otot.
otot penuh
archiles positif
1. Dx : hipertermia
hipertermia yang berhubungan dengan penyakit ditandai oleh
kulit kemerahan
kemerahan
Intervensi :
biologis(mis.,infeksi,iskemia,neop
biologis(mis.,infeksi,iskemia,neoplasma)
lasma) yang ditandai oleh mengekspresikan
perilaku(mis.,gelisah,merengek,menangis,waspada),keluhan tentang
nyeri
Intervensi :
e. Kolaborasi :
Kriteria :
Intervensi :
c. Pertahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk staf, klien dan
pengunjung
Kriteria :
mengontrol cemas
kecemasan
Intervensi :
n. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat untuk mengurangi kecemasan
BAB IV
ASKEP KASUS
pasca bersalin karena adanya laserasi pada jalan lahir.Pasien mengatakan nyeri pada saat
80x/mnt .Nampak disekitar kulit area perenium memerah kadang disertai gatal.Diberikan
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama :Ny. P
Jenis kelamin:Perempuan
Agama :Islam
Pendidikan :S1
Pekerjaan :IRT
serupa,gangguan reproduksi
1) Nutrisi :pasien makan 3x sehari dan minum air ±7-8 gelas
perhari
B. PEMERIKSAA
PEMERIKSAAN
N FISIK
b. TTV :
Nadi :80x/mnt
Pernapasan :24x/mnt
a. Kepala :
hitam,lurus,pendek,bersih
b. Mata :
cahaya(isokor)
c. Hidung :
d. Telinga :
sekret
e. Mulut :
g. Paru-paru:
P :sonor
A :vesikuler normal
h. Jantung :
P :pekak
A : bronchovesikuler
i. Abdomen :
kemerahan
P :timpani
l. Ekstremitas
DS DO
Pasien mengatakan pada saat bergerak ia Tidak ada anggota keluarga mempunyai
bekas jahitan.
Ampichilin : 500mg
Antalgin : 500mg
1. Dx : hiperterm
hipertermia
ia yang berhubungan dengan penyakit ditandai oleh
kulit kemerahan
kemerahan
Intervensi :
biologis(mis.,infeksi,iskemia,neop
biologis(mis.,infeksi,iskemia,neoplasma)
lasma) yang ditandai oleh mengekspresikan
mengekspresikan
perilaku(mis.,gelisah,mereng
perilaku(mis.,gelisah,merengek,menangis,was
ek,menangis,waspada),keluhan
pada),keluhan tentang
nyeri
Intervensi :
e. Kolaborasi :
Kriteria:
Intervensi
c. Jelaskan semua prosedur termsuk sensasi yang akan di rasakan yang mungkin
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan akibat
meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa bekas atau dapat
meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit ini bisa juga menahun
atau dari permulaan sudah menahun. Salah satu dari infeksi tersebut adalah
yang terjadi memiliki tanda dan gejala serta penanganan masing masing , untuk
B. SARAN
Demi kesempurnaan makalah kami, maka kami meminta saran serta kritik yang
DAFTAR PUSTAKA
Kandungan. 2010.
2010. Jakarta : Yayasan
Ya yasan bina pustaka sarwono
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-masrikhahr-5415-3-
babii.pdf
http://eprints.umm.ac.id/23438/1/jiptummpp-gdl-dwimirayun-42754-2-babi.pdf