Anda di halaman 1dari 25

Askeb Vulvaginitis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Bidan sebagai tenaga terlatih ditengah masyarakat dimintai bantuan bila
berhadapan dengan kesulitan dalam kesehatan. Keluhan utama wanita yang
mendorong untuk memeriksakan diri adalah keputihan, perdarahan, rasa nyeri,
kehamilan dan benjolan (tumor) pada alat genetalia. Keberadaan bidan bertujuan
untuk menyaring berbagai masalah kesehatan, keluarga berencana, dan sebagai
pendidik ikut serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Makin tinggi
pendidikan masyarakat, makin banyak peranan bidan sebagai tenaga terlatih
dalam mata rantai pelayanan dan pengayoman medis Sistem Kesehatan nasional.
Sekalipun tugas utama bidan bukanlah untuk ikut menangani penyakit
kandungan tetapi bidan dapat melakuakn hal berikut ini :
  KIEM (komunikasi, informasi, edukasi dan motivasi) perorangan atau masyarakat
untuk memeriksakan diri.
  Mendorong masyarakat untuk melakukan konsultasi dengan dokter puskesmas atau
rumah sakit.
  Melakukan rujukan ke puskesmas ke dokter ahli atau rumah sakit.
  Menerima pengawasan lanjutan dari puskesmas atau dokter ahli rumah sakit
sehingga masyarakat selalu dalam pengayoman medis.
  Mendorong masyarakat untuk memperhatikan konsep peningkatan pemeliharaan
kesehatan dalam posyandu melalui upaya peningkatan gizi ibu hamil dan balita,
menerima gerakkan keluarga berencana, imunisasi, pengobatan sederhana, dan
memanfaatkan pekarangan ruma untuk tanaman obat sederhana, dan
memanfaatkan perkarangan rumah untuk tanaman obat sederhana.
Keluhan utama wanita pada waktu pemeriksaan adalah keputihan, perdarahan,
nyeri abdomen, kehamilan, dan tumor genetalia.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah
dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan
pengetahuan dalam memecahkan masalah khususnya pada Nn. “N” P0000 Ab000
dengan Vulvaginitis di Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD NGUDI
WALUYO BLITAR.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan :
1. Pengkajian dan menganalisa data pada klien dengan vulvaginitis
2. Merumuskan diagnosa kebidanan
3. Menentukan prioritas masalah pada klien dengan vulvaginitis
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Menyusun rencana kebidanan pada klien dangan vulvaginitis
6. Melaksanakan tindakan kebidanan pada klien dengan vulvaginitis
7.   Evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada klien dengan vulvaginitis

1.3    Manfaat
1.3.1        Mahasiswa dapat memahami tentang vulvaginitis
1.3.2        Memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan vulvaginitis
1.3.3        Mengevaluasi institusi dalam pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart
pelayanan operasional yang telah ditetapkan.

1.4    Metode Penulisan


Adapun tata cara yang digunakan dalam pengumpulan data, antara lain :
1.4.1        Wawancara
Dengan melakukan tanya jawab langsung kepada klien maupun keluarga.
1.4.2        Observasi
Dengan melakukan pengamatan langsung dan melihat tindakan yang dilakukan
untuk pasien.
1.4.3        Praktek Langsung
Dengan melakukan tindakan yang dilakukan kepada klien secara langsung.
1.4.4        Studi Dokumen
Dengan melihat rekam medik klien yang meliputi catatan kesehatan klien dan
terapi yang diberikan pada klien.
1.4.5        Studi Pustaka
Dengan melihat pada teori-teori yang mengacu pada kasus yang relevan.

1.5    Sistematika Penulisan


BAB I : Berisi Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Metode
Penulisan dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Berisi tinjauan teori yang terdiri dari konsep vulvaginitis dan konsep kebidanan
manajemen varney.
BAB III : Berisi tinjauan kasus yang berisikan pengkajian data, identifikasi masalah dan
diagnosa, antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan yang berisi kesenjangan antara teori dengan kasus / praktek
lapangan.
BAB V : penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Vulvaginitis


2.1.1 Definisi
Peradangan pada vulva dan vagina yang ditandai dengan rasa gatal
pada daerah kemaluan, pembengkakan membrane mukosa, kemerahan, rasa
seperti terbakar, dan iritasi.
Radang pada vulva dan vagina menimbulkan keputihan yang
berbau tidak sedap, sakit pada saat buang air kemih, dan ketika berhubungan
seksual. Gangguan ini erat hubungannya dengan kurang terjaganya kebersihan
pada daerah vagina.
2.1.2 Penyebab
1) Infeksi
Berdasarkan penyebabnya, infeksi-infeksi tersebut adalah:
a.                                                                Infeksi bakteri
Neisseria gonorrhoeae : Gonorrhoe
Chlamydia trachomatis : infeksi Chlamydial
Gardnerella vaginalis : vaginosis
Mycoplasma hominis dan Ureaplasma urealyticum : Mycoplasmosis
b.                                                               Infeksi virus
Herpes virus (H. Simplex, H. Zoster, Varicella)
Poxvirus : Moluscum contagiosum
Papovavirus : Condyloma
Infeksi jamur
Candida albicans : Kandidiasis
c.                                                                Infeksi protozoa
Trichomonas vaginalis : Trikomoniasis
Entamoeba histolytica : Amoebiasis vaginae
d.                                                               Infeksi cacing
Enterobius vermicularis
2) Infeksi Pada Vagina
Pada pemeriksaan sekret vagina pada pasien normal, dapat ditemukan batang
gram
positif, yaitu Lactobacillus acidophillus. Bakteri ini dapat mempertahankan
ekosistem vagina dengan 3 cara:
a. Memproduksi asam laktat yang mempertahankan pH vagina normal, yaitu 4 (rata-
rata 3,8-4,2) , sehingga dapat menghambat pathogen
b. Memproduksi Hidrogen Peroksida yang toksis terhadap mikroflora anaerob
c. Memiliki mikrovili yang menempel pada reseptor di sel-sel epitel vagina, sehingga
menghalangi penempelan patogen.

3) Infeksi Jamur
Kandidiosis vulvovaginal (KV)
Kandidiosis vulvovaginal merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh
Candida spp terutama Candida albicans. Diperkirakan sekitar 50% wanita pernah
mengalami
kandidiosis vulvovaginitis paling sedikit dua kali dalam hidupnya. Jamur ini
hidup dalam suasana asam yang mengandung glikogen. Keadaan-keadaan yang
mendukung timbulnya infeksi adalah kehamilan, pemakaian pil kontrasepsi,
pemakaian kortikosteroid dan pada penderita Diabetes Melitus.
4) Infeksi Protozoa
Trichomoniasis
Trichomoniasis adalah infeksi traktus urogenitalis yang disebabkan oleh protozoa
yaitu T. vaginalis. Masa inkubasi berkisar antara 5-28 hari. Pada wanita T.
vaginalis paling sering menyebabkan infeksi pada epitel vagina, selain pada
uretra, serviks, kelenjar Bartholini dan kelenjar skene.
Trichomoniasis biasanya ditularkan melalui hubungan seksual tanpa
menggunakan
pelindung (kondom) dengan seseorang yang mengidap trichomoniasis atau dapat
juga ditularkan melalui perlengkapan mandi (handuk).
5) Infeksi Bakteri
Vaginosis Bakterial (VB)
Vaginosis bakterial merupakan sindroma atau kumpulan gejala klinis akibat
pergeseran lactobacilli yang merupakan flora normal vagina yang dominan oleh
bakteri lain, seperti Gardnerella vaginalis, Prevotella spp, Mobilancus spp,
Mycoplasma spp dan Bacteroides spp. Vaginosis bakterial merupakan penyebab
vaginitis yang sering ditemukan terutama pada wanita yang masih aktif secara
seksual, namun demikian Vaginosis bakterial tidak ditularkan melalui hubungan
seksual.
6) Zat atau Benda yang Bersifat Iritatif
- spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
- sabun cuci dan pelembut pakaian
- deodorant
- zat di dalam air mandi
- pembilas vagina
- pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap
keringat
7) Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
8) Terapi penyinaran obat-obatan
9) Perubahan abnormal

2.1.3 Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari
vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat
atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih
kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam,
misalnya bisa seperti keju atau kuning kehijauan atau kemerahan.
Infeksi vulva vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan
berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah
melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya
semakin menyengat, karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri
semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa
terbakar pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina
keluar cairan kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita
penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik.
Infeksi karena tricomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang
berwarna putih, hijau, keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap.
Gatal-gatalnya sangat hebat.
2.1.4 Patofisiologi
Perubahan lingkungan vagina, seperti peningkatan produksi glikogen pada
saat kehamilan dan tingkat progesterone karena kontrasepsi oral, memperkuat
penempelan Candida albicans ke sel epitel vagina dan memfasilitasi pertumbuhan
jamur.
Pada pasien dengan tricomoniasis, perubahan tingkat estrogen dan
progesterone, sebagaimana juga peningkatan pH vagina dan tingkat glikogen,
dapat memperkuat pertumbuhan dan virulensi T.vaginalis.
2.1.5 Diagnosis
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan
karakteristik cairan yang keluar dari vagina. Contoh cairan yang diperiksa dengan
mikroskop dan biakan untuk mengetahui organism penyebabnya. Untuk
mengetahui adanya keganasan, dilakukan pemeriksaan pap smear.
2.1.6 Pengobatan
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air
bisa membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu
diobati secara khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah
infeksi, diberikan antibiotic, anti jamur atau anti virus, tergantung kepada
organism penyebabnya. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan
pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak
boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena dapat meningkatkan resiko
terjadinya peradangan panggul.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit disekitar vagina dan uretra) menjadi
menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.
Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propion
agar cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri. Pada
infeksi menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi kedua pasangan
seksual diobati pada saat yang sama.
Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih
estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim
yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina.
Selain obat-obatan penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang
tidak terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga
(misalnya terbuat dari katun) serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan
sabun gliserin). Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan
kompres dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa
dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per oral (tablet), krim
atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek
lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.

2.1    Konsep Manajemen Varney


JIAN

Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada


klien.
Jam :
No. Reg : Untuk dapat membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lain dalam
suatu ruangan.

A.    Data Subyektif


1.       Biodata
Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil,
dan menghindari terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000 :41)
Umur : untuk mengetahui apakah pasien termasuk resiko
tinggi
Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya agama pasien, akan memudahkan
bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan. (Depkes
RI, 2002:14)
Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan cara
pendekatan serta pemberian asuhan.
Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan
sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu /suami dapat mempengaruhi
kesehatan klien/tidak.
Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai
dasar dalam memberikan asuhan.
Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita
dan mengetahui pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan
menilai apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya.
2.        Alasan Datang
Apa maksud klien datang ke RS
3.        Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat pengkajian.
4.        Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya
apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria
ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis,
juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui
apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.
5.        Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah
tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang menderita kanker ataupun
tumor.
6.        Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
  Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular
seperti TBC, hepatitis.
  Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan
darah, jiwa, asma.
7.        Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
o   Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia
pubertas yaitu sekitar12-16 tahun.
o   Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal / dianggap
sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau
mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32
hari.
o   Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-
sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap.
o   Keluhan yang dirasakan.
o   Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.
8.        Riwayat Pernikahan
Untuk mengetahui berapa kali, lama, dan umur pertama kali menikah
9.        Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu berjalan
normal atau adakah komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
10.    Riwayat KB
Untuk mengetahui alat kontrasepsi yang digunakan ibu saat ini, jenisnya, dan
berapa lama.
11.    Pola Kebiasaan Sehari - hari
Untuk mengetahui bagaimana pola nutrisi ibu, eliminasi, istirahat, aktivitas,
rekreasi, personal hygiene dan seksual.
12.    Data Psikososial
Untuk mengetahui psikologis pasien sekarang ini dan bagaimana hubungan pasien
dengan orang lain, juga kepercayaan terhadap agama.
B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/somnolen/koma
Tekanan darah : normal (100/60 – 140/90 mmHg)
Suhu : normal (36,5 – 37,5 º C)
Nadi : normal (60 – 90 x/menit)
Pernafasan : normal (16 – 24 x/menit)
2.      Pemeriksaan Fisik
a.             Inspeksi
Rambut : bersih, hitam, tidak ada ketombe
Kepala : simetris, tidak tampak benjolan abnormal,
tidak ada lesi , kulit kepala bersih
Wajah : tidak pucat, tidak oedem
Mata : tidak sklera kuning, tidak conjungtiva
pucat
Telinga : tidak ada sekret, pendengaran baik
Hidung : tidak simetris, bersih, tidak ada serumen
Mulut : bibir lembab, tidak stomatitis, lidah bersih,
tidak ada caries gigi
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis
dan kelenjar limfe / tidak
Dada : payudara simetris, puting susu menonjol,
nafas teratur, tidak sesak
Abdomen : untuk mengetahui apakah ada luka bekas operasi/tidak, tampak membesar/tidak
Genetalia : bersih, tidak ada kelainan, tidak varises, tidak oedem
kstremitas : Atas : simetris, tidak oedema, kuku dan jari tidak
pucat
Bawah : simetris, tidak oedem, tidak
varises
b.      Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Leher : tidak teraba pembesaran kelanjar tyroid,
vena jugularis dan kelenjar limfe
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, colostrum tidak
keluar
Perut : tidak teraba benjolan abnormal, tidak terdapat
pembesaran perut, tidak terdapat nyeri tekan
Ekstremitas : Atas : tidak oedema
Bawah : tidak oedema, tidak varises

c. Auskultasi
Dada : tidak terdengar suara wheezing maupun ronchi
d.      Perkusi
Reflek patela +/-

KASI DIAGNOSA / MASALAH


Dx : Ny “…”P…. Ab… Usia …. tahun dengan ……
DS : Data yang diperoleh melalui anamnesa
Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/somnolen/koma
Tekanan darah : normal (100/60 – 140/90 mmHg)
Suhu : normal (36,5 – 37,5 º C)
Nadi : normal (60 – 90 x/menit)
Pernafasan : normal (16 – 24 x/menit)

III.       ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Masalah potensial yang mungkin terjadi pada vulvaginitis.

IV.       IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada masalah
potensial yang terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya).
V.          INTERVENSI
Dx : Ny “...”P… Ab…. Usia …. tahun dengan ……
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dan dilakukan
pemeriksaan diharapkan tidak terjadi komplikasi.
Kriteria Hasil :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : normal (100/60 – 140/90 mmHg)
Suhu : normal (36,5 – 37,5 º C)
Nadi : normal (60 – 90 x/menit)
Pernafasan : normal (16 – 24 x/menit)
Tidak ada komplikasi pada ibu
Intervensi :
1.            Lakukan pendekatan terapeutik pada pasien
R/ dengan pendekatan terapeutik akan tercipta hubungan yang kooperatif antara klien
dengan petugas
2.            Jelaskan pada pasien tentang keadaannya
R/ menambah pengetahuan pasien dan pasien lebih mengerti
3.            Anjurkan pada pasien agar menjaga kebersihan daerah genetalianya
R/ dengan menjaga kebersihan daerah genetalianya, terhindar dari infeksi dan
member rasa nyaman
4.            Anjurkan pada pasien untuk tidak menggunakan sabun saat membersihkan alat
genetalianya
R/ terlalu sering menggunakan sabun akan mengakibatkan penurunan keasaman
vagina sehingga bakteri semakin banyak tumbuh
5.            Anjurkan pada pasien agar memakai celana dalam yang tidak terlalu ketat dan
dapat menyerap keringat
R/ terhindar dari kelembaban
6.            Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi dan KIE
R/ fungsi independent

VI.       IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dejngan intervensi dan kondisi klien.

VII. EVALUASI
Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang
telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.

BAB III
TINJAUAN KASUS
I.             PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Senin, 07 Maret 2011
Jam : 11.00 WIB
No. Register : 031469

A.    Data Subyektif


1. Biodata
: Ny.”N”
: 13 tahun
: Islam
: Jawa
: SMP
: Pelajar
Penghasilan : -
: Talun - Blitar
2.      Alasan Datang
Klien mengatakan ingin memeriksa keadaannya
3.      Keluhan Utama
Klien mengatakan mengalami keputihan dalam jumlah banyak
4.      Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti tekanan darah
tinggi, jantung, kencing manis, asma dan tidak pernah menderita penyakit
menular seperti penyakit kuning, TBC serta tidak pernah melakukan operasi
5.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan mengalami keputihan dalam jumlah banyak, hampir setiap hari
sudah lama, tidak gatal
6.      Riwayat Kesehatan keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang
menderita penyakit menular maupun menurun. Di dalam silsilah keluarga tidak
ada keturunan kembar.
7.      Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 6 – 7 hari
Jumlah : 2-3 tella / hari
Bau : anyir
Fluor albus : ada dalam jumlah banyak
Keluhan : tidak ada keluhan saat haid
8.      Riwayat pernikahan
Klien belum pernah menikah
9.      Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Klien belum pernah hamil
10.  Riwayat KB
Klien belum pernah KB
11.  Pola kebiasaan sehari-hari
Pola Kebiasaan Sebelum Sakit Selama Sakit
- Makan 3x/hari, komposisi nasi,- Makan 3x/hari, komposisi nasi,
lauk, sayur, terkadang buah. lauk, sayur dan buah lebih sering
- Minum air putih ± 7 - 8- Minum air putih ± 7 – 8 gelas/
Nutrisi
gelas/hari hari
- Tidak ada pantangan, tidak- Tidak ada pantangan
alergi
-      BAB 1 x/hari, konsistensi lunak.- BAB 1x/hari, konsistensi lunak.
-      BAK 5 – 6 /hari, warna kuning-      BAK 5 – 6 x/hari, warna kuning
Eliminasi jernih. jernih.
-      Saat BAB dan BAK tidak ada- Saat BAB dan BAK tidak ada
keluhan keluhan.
- Tidur siang ± 2 jam, mulai pukul         Tidur siang ± 2 jam, mulai
13.00 – 15.00 WIB pukul 13.00 – 15.00 WIB
Istirahat
-      Tidur malam ± 7 jam, mulai         Tidur malam ± 7 jam, mulai
pukul 21.00 – 04.00 WIB pukul 21.00 – 04.00 WIB
Aktivitas - klien masih sebagai pelajar - klien masih sebagai pelajar
Mandi dan gosok gigi 2 x/hari, Mandi dan gosok gigi 2 x/hari,
ganti baju dan celana dalam tiap ganti baju dan celana dalam tiap
Personal Hygiene
habis mandi, kotor atau basah, habis mandi, kotor atau basah,
keramas 3 x/minggu keramas 3 x/minggu
Klien suka nonton TV, jika ada klien suka nonton TV, jika ada
hari libur klien pergi ke rumah hari libur ibu pergi ke rumah
Rekreasi
saudaranya saudaranya, jalan – jalan pagi di
sekitar rumah
Klien tidak pernah merokok, Klien tidak pernah merokok,
Kebiasaan tidak minum – minuman keras tidak minum – minuman keras
atau yang berakohol atau yang berakohol

12.        Data Psikososial


a.       Psikologi : Klien merasa cemas dengan penyakitnya sekarang.
b.      Sosial : Hubungan klien dengan keluarga harmonis
c.       Budaya : Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada larangan tidak
percaya mitos – mitos, jika ada anggota keluarga yang sakit berobat ke tenaga
kesehatan.

B.     Data Obyektif

1.       Pemeriksaan Umum


Keadaan Umum : baik
Kesadaran : : composmentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Suhu : 37 o C
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
BB : 47 kg
2.      Pemeriksaan Fisik :
a.       Inspeksi
Rambut : bersih, hitam, lurus, tidak berketombe
Kepala : bersih, tidak tampak benjolan abnormal
Wajah : tidak pucat, tidak bengkak
Mata : simetris, conjungtiva tidak pucat, sclera
tidak ikterus
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut : bibir lembab, bersih, tidak ada stomatitis,
tidak ada caries gigi, lidah tidak kotor
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan tidak
tampak pembesaran vena jogularis dan kelenjar limfe
Dada : payudara simetris, tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : bersih, tidak tampak pembesaran abnormal
Genetalia : bersih, tidak tampak varises, tidak odem
Anus : bersih, tidak ada haemoroid
ermitas : atas : simetris, tidak cacat, tidak odem, kuku dan jari tidak pucat, gerakan
aktif.
Bawah: simetris, tidak odem tidak ada varises tidak cacat
b.      Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid,
tidak teraba pembesaran vena jugularis, dan tidak teraba pembesaran kelenjar
limfe
Dada : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada
nyeri tekan pada kedua payudara
Abdomen : tidak ada nyeri tekan pada perut bagian
bawah
Ekstermitas : atas : tidak odem
bawah : tidak odem
c.       Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi ataupun wheezing
d.      Perkusi
Reflek Pattela : positif
3.      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan VVP : - Batang gram negative (+)
- Trichomonas (+)
- Basah = epitel (+)

II.          IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH


Dx : Nn. “N” P0000 Ab000 Usia 13 tahun dengan vulvaginitis
Ds : Klien mengatakan mengalami keputihan dalam jumlah banyak
setiap hari sudah lama tapi tidak gatal dan tidak bau
Do : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Suhu : 37o C
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
BB : 47 kg
Masalah : Cemas dengan keadaannya
Ds : klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang.
Do : Ekspresi wajah klien tampak cemas.
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Suhu : 37 o C
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit

III.       ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

IV.       IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


-
V.          INTERVENSI
Dx : Nn. “N” P0000 Ab000 Usia 13 tahun dengan vulvaginitis
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat
mengerti dengan keadaannya.
Kriteria hasil :
Tidak terjadi komplikasi
Keputihan dapat teratasi

Intervensi :
1.      Lakukan pendekatan terapeutik pada pasien
R/ dengan pendekatan terapeutik akan tercipta hubungan yang kooperatif antara klien
dengan petugas
2.            Jelaskan pada pasien tentang keadaannya
R/ menambah pengetahuan pasien dan pasien lebih mengerti
3.            Anjurkan pada pasien agar menjaga kebersihan daerah genetalianya
R/ dengan menjaga kebersihan daerah genetalianya, terhindar dari infeksi dan
member rasa nyaman
4.            Anjurkan pada pasien untuk tidak menggunakan sabun saat membersihkan alat
genetalianya
R/ terlalu sering menggunakan sabun akan mengakibatkan penurunan keasaman
vagina sehingga bakteri semakin banyak tumbuh
5.            Anjurkan pada pasien agar memakai celana dalam yang tidak terlalu ketat dan
dapat menyerap keringat
R/ terhindar dari kelembaban
6.            Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi dan KIE
R/ fungsi independent

Masalah :
-          Cemas dengan keadaannya
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan
Kriteria Hasil : Ekspresi klien tampak tenang

Intervensi masalah :
1.       Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu
R/ akan tercipta suatu hubungan yang kooperatif antara klien dan bidan.
2.       Berikan dukungan pada ibu
R/ dapat menimbulkan kepercayaan pada diri klien.
3.       Dengarkan keluhan dan pertanyaan ibu
R/ dengan mengungkapkan perasaan yang dialami dapat membantu mengatasi rasa
cemas ibu.

VI.       IMPLEMENTASI
Tanggal : 07 Maret 2011
Jam : 11.30 WIB
Dx : Nn. “N” P0000 Ab000 Usia 13 tahun dengan vulvaginitis
Implementasi :
1.      Melakukan pendekatan terapeutik pada klien dan keluarga serta menjelaskan
tentang keadaan klien dan tindakan yang akan dilakukan
2.      Menjelaskan kepada klien tentang keadaan penyakitnya, bahwa penyakitnya itu
dikarenakan oleh protozoa(Trichomonas)sehingga klien tidak perlu cemas dan
penyakitnya itu dapat disembuhkan
3.      Menganjurkan klien agar menjaga kebersihan daerah genetalia untuk mencegah
infeksi dan meningkatkan rasa nyaman
4.      Menganjurkan klien untuk tidak menggunakan sabun untuk membersihkan
genetalianya agar tidak menurunkan kadar keasaman vagina sehingga tidak
memperbanyak bakteri tumbuh
5.      Menganjurkan pada klien agar memakai celana dalam yang tidak terlalu ketat dan
dapat menyerap keringat agar dapat terhindar dari kelembapan
6.      Melaksanakan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi dan KIE
Tx : metronidazol 2x5 mg
Klamidamisin 3x5 mg
Rob 2x1

Masalah :
-          Cemas dengan keadaannya
Intervensi :
1.       Melakukan pendekatan terapeutik dengan memperkenalkan diri dan
mendengarkan.
2.       Memberi dukungan pada klien dengan menunjukkan sikap dan rasa empati.
3.       Mendengarkan keluhan – keluhan dan pertanyaan yang dilontarkan klien serta
menjawab dengan baik dan benar.

VII.    EVALUASI
Tanggal : 07 Maret 2011
Jam : 12.00 WIB
Dx : Nn. “N” P0000 Ab000 Usia 13 tahun dengan vulvaginitis
S : Klien mengatakan mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh
dokter
O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 370C

Pemeriksaan VVP : - Batang gram negative (+)


-    Trichomonas (+)
-    Basah = epitel (+)
A : Nn. “N” P0000 Ab000 Usia 13 tahun dengan vulvaginitis
P : - Memberitahukan hasil pemeriksaan pada klien
-    Memberikan antibiotic
-    Memberikan KIE pada klien tentang kebersihan genetalia dan pemakaian celana
dalam
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus Nn. “N” P0000 Ab000 Usia 13 dengan vulvaginitis. Dilakukan
asuhan kebidanan dengan menggunakan management 7 langkah Varney.
Pengkajian data subyektif dilakukan secara lengkap mulai dari keluhan, riwayat
kesehatan, dan kebiasaan sehari-hari. Pada pemeriksaan ditemukan keputihan
dalam jumlah banyak.
Keputihan dapat disebabkan oleh infeksi ataupun zat atau benda yang
bersifat iritatif. Sehingga diperlukan terapi khusus untuk menyembuhkannya.
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Nn. “N” P0000 Ab000 Usia 13
tahun dengan vulvaginitis, maka penulis berpendapat bahwa vulvaginitis yang Nn.
“N” disebabkan karena infeksi protozoa (Trichomonas). Hal ini dapat dilihat dari
hasil pemeriksaan VVP yang hasilnya menunjukkan dalam mukosa vagina
terdapat biakan Trichomonas.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Nn. “N” P0000 Ab000 Usia
13 tahun dengan vulvaginitis, penulis dapat menyimpulkan:
1.      Pada pengkajian data asuhan yang diberikan sudah komprehensif untuk dapat
menegakkan diagnosa.
2.      Pada identifikasi masalah/ diagnosa asuhan yang diberikan sudah sesuai,
komprehensif dan dapat menegakkan diagnosa.
3.      Pada identifikasi masalah potensial juga dilakukan dengan komprehensif.
4.      Pada identifikasi kebutuhan segera tidak dilakukan dengan komprehensif karena
dalam kasus ini tidak memerlukan kebutuhan yang segera karena tidak
membahayakan nyawa ibu.
5.      Pada intervensi/ perencanaan asuhan yang diberikan sudah sesuai dan
komprehensif sesuai dengan teori dan praktek.
6.      Pada implementasi/ pelaksanaan asuhan sudah dilakukan dengan komprehensif
tetapi intervensi yang dikerjakan hanya beberapa yang sesuai dengan keadaan
pasien.
7.      Pada evaluasi asuhan yang diberikan sudah dilakukan secara komprehensif dan
evaluasi yang di dapat sesuai dengan yang diharapkan.

5.2 Saran
1.      Bagi petugas yang memberi asuhan kebidanan diharapkan mempertahankan
hubungan dengan pasien untuk menjaga komunikasi dalam upaya menjalin
kerjasama antara petugas dan klien untuk keberhasilan asuhan yang diberikan.
2.      Bagi klien/ ibu harus mematuhi saran petugas kesehatan seperti menjaga
kebersihan alat genetalianya.

Anda mungkin juga menyukai