Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Candidiasis Vaginalis (Infeksi Jamur)


Hari, Tanggal : Jumat, 22 Juli 2019
Waktu : 1x 40 Menit
Tempat : Poli kandungan
Sasaran : Pasien di Poli kandungan

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 40 menit diharapkan
klien mengetahui tentang penyakit candidiasis vaginalis (infeksi jamur).

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 40 menit, klien mampu
untuk :
1. Menjelaskan pengertian candidiasis vaginalis (infeksi jamur).
2. Menjelaskan penyebab candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
3. Menjelaskan gejala candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
4. Menjelaskan pengobatan candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
5. Menjelaskan pencegahan candidiasis vaginalis (infeksi jamur)

C. Cakupan Materi
1. Definisi candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
2. Penyebab candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
3. Gejala candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
4. Pengobatan candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
5. Pencegahan candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
D. Metode
Metode yang digunakan pada penyampaian pendidikan kesehatan yaitu
dengan ceramah, diskusi dan tanya jawab.

E. Media
Lembar balik

F. Setting Tempat

Keterangan :
: penyuluh

: fasilitator

: peserta/ audiens

G. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN
MASYARAKAT
1 Pembukaan Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
(5 menit) mengucapkan salam. Menyimak dan
a. Memperkenalkan diri mendengarkan penjelasan
b. Menjelaskan tujuan dari yang diberikan
penyuluhan
c. Menyebutkan materi
yang akan diberikan

2 Inti Pelaksanaan : Memperhatikan penjelasan


(30 menit) 1. Menjelaskan definisi yang diberikan
candidiasis vaginalis Bertanya mengenai hal-hal
(infeksi jamur) yang belum jelas dan
2. Menjelaskan penyebab dimengerti
candidiasis vaginalis
(infeksi jamur)
3. Menjelaskan tentang gejala
candidiasis vaginalis
(infeksi jamur)
4. Menjelaskan tentang
pengobatan candidiasis
vaginalis (infeksi jamur)
5. Menjelaskan cara
pencegahan candidiasis
vaginalis (infeksi jamur)
6. Tanya Jawab
7. Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
bertanya
3 Penutup 1. Melakukan evaluasi Sasaran dapat menjawab
(5 menit) 2. Menyampaikan kesimpulan tentang pertanyaan yang
materi diajukan
3. Mengakhiri pertemuan dan Menjawab salam
menjawab salam

H. Evaluasi
Diharapkan klien mampu :
1. Menjelaskan definisi candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
2. Menjelaskan penyebab candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
3. Menjelaskan gejala candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
4. Menjelaskan pengobatan candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
5. Menjelaskan pencegahan candidiasis vaginalis (infeksi jamur)

I. Alat Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Sasaran dan media disiapkan sebelum proses penyuluhan kesehatan
b. Materi yang digunakan sudah siap
c. Sasaran sudah siap ditempat yang ditentukan
2. Evaluasi Proses
a. Proses kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar
b. Sasaran mengerti tentang materi
3. Hasil yang diharapkan
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan sasaran mampu :
a. Menjelaskan definisi candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
b. Menjelaskan penyebab candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
c. Menjelaskan gejala candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
d. Menjelaskan pengobatan candidiasis vaginalis (infeksi jamur)
e. Menjelaskan pencegahan candidiasis vaginalis (infeksi jamur)

Lampiran Materi
CANDIDIASIS VAGINALIS

1. Pengertian
Kandidiasis adalah infeksi dengan berbagai manifestasi klinis yang
disebabkan oleh kandida, khususnya Candida albicans dan ragi (yeast) lain
dari genus kandida. Kandidiasis pada wanita umumnya infeksi pertama
timbul di vagina yang disebut vaginitis dan dapat meluas sampai vulva
(vulvitis), jika mukosa vagina dan vulva keduanya terinfeksi disebut
kandidiasis vulvovaginalis (KVV) (Daili, 2009)
KVV didefinisikan sebagai salah satu penyebab tersering dari
vaginitis, sebuah gangguan ginekologis dengan manifestasi cairan putih,
kental, tidak berbau (“cottage cheese”) yang terdapat pada saluran bawah
reproduksi wanita. Disertai gatal, iritasi, dysuria atau dyspareunia.
2. Penyebab
Penyebab utama dari kandidiasis vaginalis adalah jamur. Jamur merupakan
mikroorganisme yang biasa hidup di vagina bersama dengan bakteri. Pada
keadaan normal bakteri dan jamur akan berada dalam jumlah yang seimbang.
Namun pada keadaan tertentu dapat terjadi keseimbangan mikroorganisme
yang ada di vagina sehingga meningkatkan pertumbuhan jamur. Hal ini dapa
disebabkan oleh :
a. Pengguanaan antibiotic
b. Kehamilan
c. Penyakit diabetes yang tidak terkontrol
d. Kekebalan tubuh yang menurun
e. Segala sesuatu yang apat menyebabkan perubahan jenis dan jumlah bakteri
di vagina

3. Tanda dan Gejala


a. Peradangan pada mukosa vulva dan vagina disertai gatal-gatal, nyeri dan
rasa panas.
b. Pada pemeriksaan inspekulo, mukosa vagina tampak tertutup
pseudomembran putih seperti keju. Apabila diangkat akan tampak bercak-
bercak hemoragik.
c. Serviks tampak bengkak, merah dan erosif.
d. Terdapat sedikit sekret seperti air, tetapi kadang-kadang banyak dan
berwarna putih, mengandung noda-noda seperti keju atau purulen.
e. Labia majora tampak bengkak dan merah, tertutup oleh lapisan putih yang
menunjukkan maserasi.

4. Diagnosis candidiasis

Untuk memastikan apakah penderita terkena candidiasis atau tidak dokter


akan melakukan pemeriksaan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan memeriksa secara visual bentuk
dan penampakan ruam. Selain itu, dokter juga akan memeriksa kondisi kulit
di daerah tersebut.
b. Kultur kulit
Setelah memeriksa kondisi kulit dan ruam pada saat pemeriksaan
fisik, dokter akan melakukan swabbing (apusan) pada daerah kulit yang
terkena candidiasis. Hasil sampel kulit yang diperoleh dari swabbing
kemudian diperiksa di laboratorium untuk memastikan keberadaan
jamur Candida sehingga bisa dipastikan apakah terjadi candidiasis atau
tidak.
c. Analisis urine
Analisis urine berguna untuk membantu diagnosis
candidiasis genitourinarial. Urine dapat dianalisis untuk mengecek
keberadaan sel darah merah dan putih, protein, dan sel-sel ragi. Selain
itu, urine juga dapat dikultur untuk memeriksa keberadaan jamur
8. Pengobatan
Untuk gejala ringan sampai sedang pada umumnya dokter akan
menyarankan:
a. Terapi jangan pendek dengan krim antijamut 1-3 hari salep atau tablet
antijamur yang dimasukkan melalui vagina. (Grup azol : Kontrimazol,
mikonazol, isokonazol, bufanazol, siklopriksolamin)
b. Dokter akan memberikan obat antijamur yang diminum hanya satu
kali saja seperti flukonazol
Untuk infeksi lebih rumit atau buruk:
a. Terpai selama 14 hari dengan krim, salep atau tablet yang dimasukkan
melalui vagina
b. Obat oral yang diminum tidak hanya satu kali dan mungkin akan
dikombinasikan dengan obat lain. Namun obat ini tidak boleh
dikonsumsi oleh wanita hamil
c. Untuk infeksi jamur berulang akan memerlukan pengobatan dengan
waktu yang lebih lama
d. Untuk infeksi jamur berulang akan memerlukan pengobatan dengan
waktu yang lebih lama
9. Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya infeksi jamur:
a. Segera mengganti pakaian yang lembab dengan pakaian yang kering.
b. Mengganti pakaian dalam secara teratur.
c. Menjaga kadar gula darah.
d. Memakai pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun.
e. Tidak memakai pakaian dalam yang terlalu ketat.
f. Menghindari penggunaan sabun yang mengandung pewangi pada
organ intim.
g. Menjaga organ intim tetap kering, khususnya setelah dibersihkan atau
sehabis mandi.
h. Pemberian obat anti jamur.
\

DAFTAR PUSTAKA

, Ali B, Anwar M, Prajitno PR. 2011. Ilmu Kandungan Ed 3. Jakarta: PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Daili, F., 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Department of Health and Human Services. 2015. Sexually Transmitted Disease
Treatment Guidelines. Georgia: Emory University
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi
5.Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Idhawati, C. 2011. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. K Dengan
Leukore Candidiasis Vulvovaginalis Di Ruang KIA Puskesmas Sawit
I. Akbid Mamba’ul Ulum Surakarta.
Klenk AS, et all. 2008.Yeast infection : Candidisis. Pityriasis (Tinea) Versicolor.
Dalam Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K et all. Fitzpatrick’s Dermatology
in general Medicine, edisi ke-7. New York: McGraw-Hill.
Kundu RV, Garg. 2012. A.Yeast Infections: Candidiasis, Tinea (Pityriasis)
Versicolor, and Malassezia (Pityrosporum) Folliculitis. In: Goldsmith LA,
Katz SI, Gilchesrt BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff Klaus, editors.
Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. 8 th Ed. New York:
McGrawHill Companies Inc.
Kusumaningtyas, E. 2005. Mekanisme Infeksi Candida albicans pada Permukaan
Sel. Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis.
Powers, J.M., Wataha, J.C., and Craig, R.G. 2008. Dental Materials Properties and
Manipulation. 9th ed., Missouri: Mosby Elsevier.
Pudjiati, Soedarmadi, 2009. Kandidosis Genitalis. Dalam : Infeksi Menular
Seksual Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai