Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERSONAL HYGIENE PADA REMAJA


(MENGATASI FLOUR ALBUS/KEPUTIHAN PADA REMAJA)

DOSEN PEMBIMBING :
NURUL ARRIZA, S.Tr.Keb., M.Keb

DISUSUN OLEH :
OKTAVIA ELLA

AKADEMI KEBIDANAN PANCA BHAKTI


PONTIANAK
2023
Halaman Pengesahan

UJIAN PENYULUHAN

PERSONAL HYGIENE PADA REMAJA


(MENGATASI FLOUR ALBUS/KEPUTIHAN PADA REMAJA)

Oleh :
Oktavia Ella

Telah Dibuat Dalam Rangka Tugas Mata Kuliah Semester I


Program Studi Diploma III Kebidanan AKBID Panca Bhakti Pontianak

Pada tanggal Februari 2023

dan dinyatakan telah memenuhi salah satu rangkaian tugas disahkan/disetujui oleh :

Dosen Pembimbing,

Nurul Arriza, S.Tr.Keb., M.Keb


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERSONAL HYGIENE PADA REMAJA
(MENGATASI FLOUR ALBUS/KEPUTIHAN PADA REMAJA)

Pokok bahasan : Kesehatan Reproduksi Pada Remaja


Sub pokok bahasan : Mengatasi flour albus/keputihan pada remaja
Hari/Tanggal : Senin, 20 Februari 2023
Waktu : Pukul 09.30 WIB - Selesai
Tempat : Ruang kelas SMAN 01 MANDOR Keb. Landak
Sasaran : Siswi kelas X di SMAN 01 MANDOR Keb. Landak
Penyuluh : Oktavia Ella

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum.
Untuk menambah wawasan para siswi kelas X tentang menjaga kesehatan
reproduksi pada remaja
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan siswi mampu memahami tentang :
a. Pengertian keputihan
b. Jenis keputihan
c. Tanda gejala keputihan
d. Penyebab keputihan
e. Penanganan keputihan
B. PELAKSANAAN
1. Materi (terlampir)
a. Pengertian keputihan
b. Jenis keputihan
c. Tanda gejala keputihan
d. Penyebab keputihan
e. Penanganan keputihan
2. Sasaran
Siswi kelas X di SMAN 01 MANDOR Keb. Landak
3. Metode
Ceramah dan tanya jawab
4. Media dan Alat
Leaflet
5. Pengorganisasian
Moderator : Marsiana Veni
Narasumber : Oktavia Ella
6. Setting Tempat

Keterangan :
: Narasumber
: Moderator
: Audien
: Proyektor

Gambar 1.1 Settingan Tempat Penyuluhan

C. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Peserta Metode Media


Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Menyampaikan tujuan dan 3. Mendengarkan dan Ceramah -
agenda penyuluhan memperhatikan
4. Menggali pengetahuan 4. Menyimak dan
awal peserta menjawab

Penyajian 20 menit 1. Menjelaskan materi : 1. Mendengarkan dan


a. Pengertian keputihan memperhatikan
b. Jenis keputihan
c. Tanda gejala
keputihan
d. Penyebab keputihan
Ceramah Leaflet
e. Penanganan
keputihan
2. Memberi kesempatan
2. Mengajukan
pada peserta untuk
bertanya pertanyaan
Penutup 15 menit 1. Mengevaluasi 1. Menjawab
pengetahuan peserta pertanyaan yang
setelah penyuluhan diberikan oleh
(Meminta peserta untuk penyuluh
menjelaskkan kembali Tanya -
materi yang telah jawab
diberikan dengan singkat)
2. Menyimpulkan hasil 2. Mendengarkan dan
penyuluhan menyimak
3. Menutup acara dengan 3. Menjawab salam
salam penutup

D. EVALUASI
1. Apa saja penyebab keputihan tidak normal ?
2. Bagaimana tanda gejala keputihan normal ?
3. Bagaimana penanganan keputihan dapat dilakukan ?

E. DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, Intan. 2017. Hubungan Perilaku Vulva Hygiene dengan Kejadian


Keputihan Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 2 Wonosari Gunungkidul.

Emilia, Ova. 2018. Promosi Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta : Pustaka


Cendekia

Nanlessy, D. M., Hutagaol, E., & Wongkar, D. (2014). Hubungan Antara


Pengetahuan Dan Perilaku Remaja Puteri Dalam Menjaga Kebersihan
Alat Genitalia Dengan Kejadian Keputihan Di SMA Negeri 2 Pineleng. E-
journal Keperawatan (e- Kp) Volume 1. Nomor 1 Agustus 2014

Nurhayati, A. (2015). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Vaginal


Hygiene Terhadap Kejadian Keputihan Patologis Pada Remaja Putri Usia
13-17 Tahun Di Daerah Pondok Cabe Hilir
URAIAN MATERI
FLUOR ALBUS (KEPUTIHAN)

1. Pengertian Keputihan
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah.
Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir
semua penyakit kandungan.
Keputihan merupakan keluarnya cairan dari vagina (selain darah haid),
berwarna bening dan tidak berbau, berfungsi untuk mencegah vagina dari kekeringan dan
infeksi. Sebenarnya keputihan terjadi secara alamiah, setiap bagian tubuh yang berongga
dan berhubungan dengan dunia luar akan mengeluarkan semacam getah atau lender
khususnya pada saluran kelamin wanita..
2. Jenis-jenis keputihan
Jenis keputihan dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Fisiologis
Fisiologis (keputihan normal) adalah keputihan yang terjadi pada masa ovulasi
yaitu kurang lebih 12 - 14 hari setelah menstruasi. Pada saat terangsang seksual atau
mengalami stres emosional. Keputihan seperti ini wajar terjadi pada wanita.
b. Patologis
Patologis (Keputihan abnormal) adalah keadaan lendir yang tidak wajar yang
keluar dari dalam tubuh yang menandakan terjadinya gangguan pada alat reproduksi. 
3. Tanda dan Gejala keputihan
Keputihan bukan merupakan penyakit melainkan suatu gejala. Gejala keputihan
tersebut dapat disebabkan oleh :
a. Gejala keputihan karena faktor fisiologis antara lain :
1) Cairan yang keluar encer
2) Berwarna bening/krem/tidak berwarna
3) Tidak berbau
4) Tidak gatal
5) Jumlahnya sedikit atau cukup banyak
b. Gejala keputihan karena faktor patologis antara lain :
1) Cairan yang keluar bersifat keruh dan kental
2) Berwarna putih susu, kekuningan, keabu-abuan atau kehijauan
3) Terasa gatal
4) Berbau tidak sedap, busuk atau amis
5) Menyisakan bercak pada pakaian dalam
6) Jumlahnya banyak
4. Penyebab keputihan
Pada dasarnya terjadinya keputihan pada daerah kewanitaan karena terdapat bakteri yang
baik yang disebut dengan basil Doderlein. Dalam keadaan normal jumlah basil ini cukup
dominan dan membuat lingkungan vagina bersifat asam sehingga vagina mempunyai
daya proteksi yang cukup kuat. Disamping itu vagina juga mengeluarkan sejumlah cairan
yang berguna untuk melindungi diri terhadap infeksi. Namun ada beberapa penyebab lain
yang dapat menimbulkan keputihan patologis yaitu diantaranya :
a. Jamur candidiasis, Parasit Trichomonas Vaginalis dan Bakteri Gardnella
Jamur timbul akibat kelembapan pada organ intim yang dapat menjadi pemicu
tumbuhnya jamur pada saluran vagina. Parasit Trichomonas Vaginalis, ditularkan
lewat hubungan seks, perlengkapan mandi, atau bibir kloset. Cairan keputihan sangat
kental, berbuih, berwarna kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena
parasit tidak menyebabkan gatal, tapi liang vagina nyeri bila ditekan.
Bakteri Gardnella, Infeksi ini menyebabkan rasa gatal dan mengganggu.
Warna cairan kebauan, berair, berbuih, dan berbau amis. Dapat memicu munculnya
penyakit kelamin seperti sifilis dan gonorrhoe.
b. Faktor hygiene yang buruk
Kebersihan yang kurang benar dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal
ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri patogen
penyebab infeksi mudah menyebar.
c. Pemakaian obat-obatan (antibiotik)
Pemakaian obat-obatan (antibiotik) dalam waktu lama, pemakaian obat-
obatan khususnya antibiotik yang terlalu lama dapat menimbulkan sistem imunitas
dalam tubuh. wanita yang mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan.
d. Stres
Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak
mengalami stress maka hormonal di dalam tubuh mengalami perubahan
keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan. wanita bisa mengalami
gangguan siklus menstruasi / keputihan yang disebabkan oleh stres.
e. Alergi
Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang dimasukkan
secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti tampon, rambut kemaluan,
benang yang berasal dari selimut, celana dan lainnya. Bisa juga karena luka seperti
tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama.
f. Penyakit organ kandungan
Keputihan juga dapat timbul jika ada penyakit di organ kandungan, misalnya
peradangan, Tumor (misalnya papiloma, sering menyebabkan keluarnya cairan
encer, jernih, dan tidak berbau), kanker rahim atau kanker serviks (leher rahim)
(cairan yang keluar bisa banyak disertai bau busuk dan kadang disertai darah).
5. Cara Mengatasi
a. Menjaga kebersihan vagina, diantaranya:
1) Mencuci bagian vulva (bagian luar vagina) setiap hari dan menjaga agar tetap
kering untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur ditempat yang lembab.
2) Saat menstruasi biasakan mengganti pembalut apabila sudah terasa basah dan
lembab, maksimal mengganti pembalut dalam waktu 4 jam sekali.
3) Menggunakan sabun non parfum saat mandi untuk mencegah timbulnya iritasi
pada vagina.
4) Menghindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan yang mengandung
deodoran dan bahan kimia terlalu berlebihan, karena hal itu dapat mengganggu pH
cairan kewanitaan dan dapat merangsang munculnya jamur atau bakteri.
5) Setelah buang air besar, bersihkan dengan air dan keringkan dari arah depan ke
belakang untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina.
6) Menjaga kuku tetap bersih dan pendek. Kuku dapat terinfeksi Candida akibat
garukan pada kulit yang terinfeksi. Candida yang tertimbun dibawah kuku
tersebut dapat menular ke vagina saat mandi atau cebok.
b. Memperhatikan pakaian, diantaranya :
1) Apabila celana dalam yang dipakai sudah terasa lembab sebaiknya segera diganti
dengan yang kering dan bersih. Minimal sehari 2 kali.
2) Menghindari pemakaian pakaian dalam atau celana panjang yang terlalu ketat
karena dapat meningkatkan kelembaban organ kewanitaan.
3) Tidak duduk dengan pakaian basah (misalnya: selesai olahraga dan selesai renang
karena jamur lebih senang pada lingkungan yang basah dan lembab.
4) Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun karena katun menyerap
kelembaban dan menjaga agar sirkulasi udara tetap terjaga.
c. Mengatur gaya hidup, diantaranya :
1) Menghindari seks bebas atau berganti–ganti pasangan tanpa menggunakan alat
pelindung seperti kondom.
2) Mengendalikan stres
3) Rajin berolahraga agar stamina tubuh meningkat untuk melawan serangan infeksi.
4) Mengkonsumsi diet yang tinggi protein. Mengurangi makanan tinggi gula dan
karbohidrat karena dapat mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan.
5) Menjaga berat badan tetap ideal dan seimbang.Kegemukan dapat membuat kedua
paha tertutup rapat sehingga mengganggu sirkulasi udara dan meningkatkan
kelembaban sekitar vagina.
6) Apabila mengalami keputihan dan mendapatkan pengobatan antibiotik oral (yang
diminum) sebaiknya mengkonsumsi antibiotik tersebut sampai habis sesuai
dengan yang diresepkan oleh dokter agar bakteri tidak kebal dan keputihan tidak
datang lagi.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai