Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

VULVA HYGIENE DAN KEPUTIHAN

OLEH:

KELOMPOK 3

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Hyang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Satuan Acara
Penyuluhan (SAP) di rumah tentang Vulva Hygiene dan Keputihan.
Panduan ini disusun untuk menjadi referensi bagi remaja putri sehingga
mampu melakukan vulva hygiene dengan benar dan mampu mencegah adanya
keputihan.
Akhirnya ucapan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
membantu dan mendukung dalam penyelesaian Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
ini. Semoga Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini bermanfaat bagi kita semua
terutama bagi remaja putri.

Gianyar, 2 November 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………ii
SATUAN ACARA PENYULUHAN…………………………………………..1
A. Latar Belakang…………………………………………………………....1
B. Tujuan…………………………………………………………………….2
C. Strategi Penyuluhan……………………………………………………....3
D. Materi Penyuluhan………………………………………………………..3
E. Media Penyuluhan………………………………………………………..3
F. Kriteria Evaluasi………………………………………………………….3
G. Kegiatan Penyuluhan……………………………………………………..4
H. Setting Tempat…………………………………………………………....7
MATERI VULVA HYGIENE ………………………………………………...8
A. Pengertian Vulva Hygiene……………………………………….……….8
B. Organ Reproduksi Kewanitaan…………………………………………...8
C. Manfaat Vulva Hygiene ………………………………….………………9
D. Cara Melakukan Vulva Hygiene …………….…………………………..10
E. Dampak Ketidakbersihan Organ Kewanitaan …………………………...12
MATERI KEPUTIHAN…………………………………………………….....13
A. Pengertian Keputihan…………………………………………………….13
B. Penyebab Keputihan……………………………………………………..14
C. Cara Mencegah Keputihan………………………………………………15
D. Dampak Keputihan……………………………………………………....16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….17

ii
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
VULVA HYGIENE DAN KEPUTIHAN

Pokok bahasan : Vulva Hygiene dan Keputihan


Sub bahasan : Vulva Hygiene :
1. Pengertian vulva hygiene
2. Organ reproduksi wanita
3. Manfaat vulva hygiene
4. Cara melakukan vulva hygiene
5. Dampak ketidakbersihan organ kewanitaan
Keputihan :
1. Pengertian keputihan
2. Penyebab keputihan
3. Cara mencegah keputihan
4. Dampak keputihan
Penyuluh : Kelompok 3 Mahasiswa Profesi NERS ITEKES BALI
Tempat : WAG
Sasaran : Remaja putri di wilayah Gianyar
Waktu : Jumat, 5 November 2021

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO)
(2011) merupakan suatu kondisi sejahtera fisik, mental, dan sosial secara
penuh, tidak hanya terbebas dari suatu penyakit atau kecacatan yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, fungsi, dan prosesnya. Proses perawatan kesehatan
reproduksi perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain pengetahuan, sikap,
dan keterampilan. Penting bagi remaja putri untuk menjaga kesehatan organ
reproduksi khususnya dengan melakukan perawatan vulva higiene (Rahman
Hidayah, & Azizah, 2014).
Vulva hygiene adalah tindakan menjaga kebersihan organ intim bagian
luar (vulva) agar terhindar dari infeksi dan mempertahankan kesehatan.

1
Perawatan vulva higiene yang baik dapat mengurangi risiko terjadinya
keputihan. Keputihan adalah keluarnya cairan kecuali darah dari lubang
vagina yang berbau amis, bahkan menyengat dan menyebabkan rasa gatal dan
panas di daerah kewanitaan (Kusmiran, 2011). Keputihan ada dua, yaitu
keputihan fisiologis dan patologis. Keputihan fisiologis adalah keputihan
yang terjadi diantara waktu sebelum dan setelah menstruasi, dimana sel-sel
pada leher rahim dan vagina akan mengeluarkan lendir yang lengket.
Sedangkan keputihan patologis adalah keputihan yang disebabkan karena
penyakit, biasanya disebabkan karena infeksi dari bakteri, jamur atau
protozoa. Keputihan patologis dapat menyebabkan kurangnya rasa percaya
diri dan ketidaknyamanan (Bubakar, Amiruddin, & Monalisa, 2012).
Angka kejadian keputihan di dunia pada perempuan sekitar 75% dan
75% perempuan di Indonesia mengalami keputihan paling tidak satu kali
selama hidupnya dan 45% perempuan mengalami keputihan dua kali atau
lebih (Bubakar, Amiruddin, & Monalisa, 2012).
Menjaga kesehatan organ reproduksi bertujuan agar vagina dan daerah
sekitar vagina tetap bersih dan nyaman, menjaga pH vagina tetap normal serta
mencegah munculnya keputihan (Timbawa, Kundre, & Bataha, 2015). Sangat
penting bagi para remaja putri untuk merawat kebersihan genitalia dengan
vulva hygiene secara tepat.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang vulva hygiene
dan keputihan, diharapkan sasaran mampu memahami dan menerapkan
cara melakukan vulva hygiene serta mampu mencegah adanya keputihan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit mengenai vulva hygiene
dan keputihan diharapkan sasaran mampu:
a. Menjelaskan pengertian vulva hygiene
b. Menjelaskan organ reproduksi kewanitaan
c. Menjelaskan dan memahami manfaat vulva hygiene

2
d. Menjelaskan dan memahami cara melakukan vulva hygiene
e. Menjelaskan dan memahami dampak dari ketidakbersihan organ
kewanitaan
f. Menjelaskan pengertian keputihan
g. Menjelaskan dan memahami penyebab keputihan
h. Menjelaskan dan memahami cara mencegah keputihan
i. Menjelaskan dan memahami dampak keputihan
C. Strategi Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
D. Materi penyuluhan
Terlampir
E. Media Penyuluhan
Power point dan video demonstrasi
F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Dalam penyuluhan mengenai vulva hygiene dan keputihan, telah
dilakukan persiapan mengenai kontrak waktu, tempat serta materi
yang akan disampaikan pada sasaran.
b. Materi disiapkan dalam bentuk satuan acara penyuluhan (SAP)
yang dibuatkan dalam bentuk video yang menarik, lengkap, dan
mudah dimengerti oleh sasaran.
c. Penggunaan media lengkap (video) dan kondisi tempat yang
kondusif.
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran
1) Semua sasaran hadir untuk mengikuti penyuluhan
2) Sasaran aktif mendengarkan materi yang disampaikan
3) Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dan sasaran.

3
4) Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan
tempat penyuluhan.
b. Penyuluh
1) Penyuluh menguasai langkah kegiatan saat penyuluhan.
2) Penyuluh memahami materi yang akan dijelaskan kepada
sasaran.
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b) Sasaran mampu memahami tentang vulva hygiene.
c) Sasaran mampu menjelaskan dan menerapkan cara melakukan
vulva hygiene.
d) Sasaran mampu memahami tentang keputihan.
e) Sasaran mampu menjelaskan dan menerapkan cara pencegahan
keputihan.
G. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode
1. 5 menit Pembukaan : 1. Menjawab Ceramah
1. Mengucap salam. salam
2. Memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari 3. Memperhatikan
penyuluhan.
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan.
5. Kontrak waktu
2. 15 menit Isi : 1. Menyimak Ceramah
Penyajian materi tentang: 2. Memperhatikan
Vulva hygiene:
1. Pengertian vulva
hygiene
2. Organ reproduksi

4
kewanitaan
3. Manfaat vulva hygiene
4. Cara melakukan vulva
hygiene
5. Dampak
ketidakbersihan organ
kewanitaan
Keputihan
1. Pengertian keputihan
2. Penyebab keputihan
3. Cara mencegah
keputihan
4. Dampak keputihan

3. 7 menit Evaluasi : Ceramah


1. Meminta audience 1. Menjelaskan dan
menjelaskan pengertian pengertian tanya
keputihan vulva hygiene jawab
2. Meminta audience 2. Menyebutkan
menjelaskan organ organ
reproduksi kewanitaan reproduksi
3. Meminta audience kewanitaan
menjelaskan manfaat 3. Menjelaskan
vulva hygiene manfaat vulva
4. Meminta audience hygiene
menjelaskan cara 4. Menjelaskan
melakukan vulva cara melakukan
hygiene vulva hygiene
5. Meminta audience 5. Menyebutkan
menjelaskan dampak dampak

5
ketidakbersihan organ ketidakbersihan
kewanitaan organ
6. Meminta audience reproduksi
menjelaskan pengertian 6. Menjelaskan
keputihan pengertian
7. Meminta audience keputihan
menjelaskan penyebab 7. Menjelaskan
keputihan penyebab
8. Meminta audience keputihan
menjelaskan cara 8. Menjelaskan
mencegah keputihan cara mencegah
9. Meminta audience keputihan
menjelaskan dampak 9. Menjelaskan
keputihan dampak
10. Sesi tanya jawab keputihan
10. Bertanya
4 3 menit Penutup : 1. Memperhatikan Ceramah
1. Menyampaikan 2. Menjawab
kesimpulan. salam
2. Mengucapkan terima
kasih atas perhatian
yang diberikan.
3. Mengucapkan salam
penutup.

H. Setting Tempat

6
1

2 2

Keterangan:
1. Penyuluh
2. Sasaran

MATERI PENYULUHAN

7
A. KONSEP VULVA HYGIENE
1. Pengertian Vulva Hygiene
Vulva hygiene adalah perilaku memelihara alat kelamin bagian luar
(vulva) guna mempertahankan kebersihan dan kesehatan alat kelamin,
serta untuk mencegah terjadinya infeksi. Perilaku tersebut seperti
melakukan cebok dari arah vagina ke arah anus menggunakan air bersih,
tanpa memakai antiseptik, mengeringkannya dengan handuk kering atau
tisu kering, mencuci tangan sebelum membersihkan daerah kewanitaan
(Darma, 2017).
2. Organ Reproduksi Wanita

a. Mons Veneris
Mons veneris disebut juga gunung venus, merupakan bagian yang
menonjol di bagian depan simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan
sedikit jaringan ikat. Setelah dewasa bagian ini akan tertutup
rambut.
b. Labia mayora
Labia mayora merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk
lonjong. Permukaan labia mayora terdiri dari bagian luar : tertutup
rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris

8
dan bagian dalam : tanpa rambut, merupakan selaput yang
mengandung kelenjar sebase (lemak).
c. Labia minora
Labia minora merupakan lipatan di bagian dalam labia mayora,
tanpa rambut.
d. Vestibulum
Vestibulum adalah rongga pada kemaluan yang dibatasi oleh labia
minora pada sisi kiri dan kanan. Vestibulum merupakan tempat
bermuaranya uretra, saluran kelenjar Bartholin, dan saluran
kelenjar skene
e. Klitoris
Klitoris merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang
bersifat erektil. Klitoris mengandung banyak pembuluh darah dan
saraf sensoris sehingga sangat sensitif.
f. Himen
Himen atau selaput dara merupakan jaringan yang menutupi lubang
vagina, bersifat rapuh dan mudah sobek. Himen ini berlubang
sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan
darah saat menstruasi.
(Manuaba, 1998 dalam Endah Mulyani, dkk 2020).
3. Manfaat Vulva Hygiene
Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan
memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik
merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan
reproduksi.Manfaat perawatan vulva dan vagina antara lain (Andira,
2012) :
a. Menjadikan vagina tetap dalam keadaan bersih dan nyaman.
b. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga
kebersihan vulva.
c. Dapat mencegah munculnya keputihan, gatal-gatal, dan bau tak
sedap.

9
d. Dapat menjaga pH vagina dalam kondisi normal (3,5 – 4,5).
e. Mencegah rangsangan tumbuhnya jamur, bakteri, protozoa.
4. Cara Melakukan Vulva Hygiene
Secara umum menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan,
hal ini berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, termasuk vagina.
Berikut adalah cara melakukan vulva hygiene antara lain (Nursalam,
2013) :
a. Mencuci tangan sebelum menyentuh vagina. Tujuannya untuk
mencegah alat kelamin terkontaminasi oleh bakteri yang ada pada
tangan
b. Membersihkan dan mengeringkan vagina dengan cara yang benar
setelah buang air, yaitu dengan arah depan ke belakang dan bukan
arah sebaliknya, karena hal itu dapat meningkatkan resiko
terjadinya pemindahan bakteri dari anus ke vagina dan
menyebabkan peningkatan resiko infeksi
c. Setelah membasuh organ genitalia, keringkan dengan tisu toilet
agar kondisi vagina tidak lembab, karena keadaan basah akan
mempermudah berkembangnya bakteri pathogen.
d. Menghindari penggunaan cairan vagina karena penggunaan yang
berlebihan dapat membunuh flora baik yang ada di vagina dan
diusahakan menghindari penggunaan parfum, sabun antiseptic yang
keras maupun penggunaan cairan pembersih yang terus menerus
karena dapat merusak keseimbangan pH pada vagina. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Suryandari (2013) pembersih organ
kewanitaanpada umumnya mengandung berbagai senyawa kimia
meliputi petroleum, syntetic chemical, dan petrocheminal yang
dapat merusak kulit dan lingkungan. Sabun pembersih organ
kewanitaan juga mengandung natrium dan kalium yang dapat
menyebabkan vagina dalam keadaan basa, akibatnya tingkat
keasaman vagina akan rusak dan menyebabkan mudah
berkembangbiaknya bakteri pathogen di vagina. Cara terbaik untuk

10
membersihkan organ kewanitaan adalah membasuhnya
menggunakan air bersih dari arah depan (vagina) ke arah belakang
(anus). Apabila ingin menggunakan sabun sebaiknya pilih sabun
pembersih organ kewanitaan yang mengandung pH tidak lebih dari
3,5-4,5 misalnya sabun bayi atau membersihkan organ intim
dengan sabun yang tidak mengubah kestabilan pH di sekitar
vagina, salah satunya produk yang berbahan dasar dari susu.
e. Apabila membersihkan daeran vagina dengan sabun sebaiknya
bagian luarnya saja dan dibilas sampai bersih agar tidak ada sisa
sabun.
f. Jika ingin menggunakan bedak sebaiknya adalah diusapkan di
telapak tangan setelah itu baru usapkan ke daerah luputan paha
yang biasanya lembab dan mudah iritasi. Hindari bedak masuk ke
vagina.
g. Gunakan pakaian dalam yang bersih dan kering serta mengganti
pakaian dalam 2-3 kali sehari. Gunakan pakaian dalam yang
berbahan dasar katun agar menyerap keringat. Hindari penggunaan
pakaian dalam yang ketat. Celana dalam yang terlalu ketat
menyebabkan tidak adanya sirkulasi udara di sekitar alat kelamin
sehingga daerah sekitar vagina menjadi lembab.
h. Pada saat menstruasi diwajibkan mengganti pembalut setiap 4 jam
sekali secara teratur. Andira (2012) mengungkapkan bahwa pada
saat haid, kuman-kuman lebih mudah masuk ke dalam organ
reproduksi. Pembalut dengan gumpalan darah yang banyak akan
menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya jamur maupun bakteri.
Oleh sebab itu, pada saat menstruasi dianjurkan untuk mengganti
pembalut setiap 4 jam sekali, atau setiap saat jika sudah merasa
tidak nyaman. Sebelum mengganti pembalut wajib membersihkan
vagina terlebih dahulu.
i. Perlu juga memotong bulu kemaluan secara rutin untuk
mengurangi kelembaban vagina, karena bakteri akan berkembang

11
biak dengan cepat dalam keadaan lembab. Jangan mencabut bulu
kemaluan, karena dengan mencabutnya akan meninggalkan lubang
yang dapat menjadi jalan masuknya bakteri, jamur, atau kuman.
j. Apabila menggunakan toilet umum, sebaiknya siram terlebih
dahulu kloset tersebut baru kita gunakan.
5. Dampak dari Ketidakbersihan Organ Kewanitaan
a. Keputihan
Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina yang bukan berupa
darah. Keputihan pada wanita terbagi menjadi dua yaitu keputihan
fisiologis dan patologis. Keputihan fisiologis biasanya terjadi
menjelang menstruasi atau setelah menstruasi. Sedangkan keputihan
patologis biasanya terjadi karena infeksi atau bakteri yang berada
dalam atau sekitar vagina dan dapat menjalar dan menyebabkan
peradangan atau penyakit yang lebih lanjut.
b. Pruritus vulva
Pruritus vulva merupakan keadaan gatal yang dirasakan pada alat
genitalia perempuan. Pruritus vulva merupakan salah satu tanda
awal terjadinya vaginitis. Keadaan gatal biasanya terjadi pada
malam hari yang memungkinkan seseorang menggaruknya tanpa
disadari dan menimbulkan luka di daerah genitalia.

B. KONSEP KEPUTIHAN
1. Pengertian Keputihan

12
Keputihan (fluor albus) adalah cairan yang keluar berlebihan dari
vagina bukan merupakan darah. Keputihan terbagi atas dua macam, yaitu
keputihan fisiologis dan keputihan patologis (Sibagariang dkk, 2013).
Keputihan fisiologis atau disebut juga dengan keputihan normal
memiliki ciri-ciri:
a. Cairan keputihannya encer
b. Cairan yang keluar berwarna krem atau bening
c. Cairan yang keluar tidak berbau
d. Tidak menyebabkan gatal
e. Jumlah cairan yng keluar terbilang sedikit (Khusen, 2016).
Keputihan patologis atau disebut juga dengan keputihan yang tidak
normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Cairannya bersifat kental
b. Cairan yang keluar memiliki warna putih seperti susu,
atauberwarna kuning atau juga hijau.
c. Keputihan patologis menyebabkan rasa gatal
d. Cairan yang keluar memiliki bau yang tidak sedap.
e. Biasanya menyisakan bercak-bercak yang terlihat pada
celanadalam wanita.
f. Jumlah cairan yang keluar sangat banyak (Sibagariang, 2016).

2. Penyebab Keputihan

13
a. Faktor-faktor yang menyebabkan keputihan fisiologis atau
keputihan yang normal adalah :
1) Masa sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang,
keadaan ini ditunjang oleh hormon estrogen
2) Masa di sekitar ovulasi karena poduksi kelenjar- kelenjar
rahim dan pengaruh dari hormon estrogen serta progesteron
3) Seorang wanita yang terangsang secara seksual. Ransangan
seksual ini berkaitan dengan kesiapan vagina untuk menerima
penetrasi senggama, vagina mengeluarkan cairan yang
digunakan sebagai pelumas dalam senggama
4) Kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen dan
progesteron yang dapat meningkatkan lendir servik menjadi
lebih encer (Daili dkk, 2019).
b. Faktor-faktor yang memicu keputihan patologis atau keputihan
yang abnormal adalah :
1) Kelelahan fisik
Kelelahan fisik merupakan kondisi yang dialami oleh
seseorang akibat meningkatnya pengeluaran energi karena
terlalu memaksakan tubuh untuk bekerja berlebihan dan
menguras fisik
2) Kebersihan diri
Keputihan yang abnormal banyak dipicu oleh cara wanita
dalam menjaga kebersihan dirinya, terutama alat kelamin.
Kegiatan kebersihan diri yang dapat memicu keputihan
adalah penggunaan pakaian dalam yang ketat dan berbahan
nilon, cara membersihkan alat kelamin (cebok) yang tidak
benar, penggunaan sabun vagina, pewangi vagina,
penggunaan pembalut kecil yang terus menerus di luar siklus
menstruasi.

3) Infeksi jamur, virus, dan bakteri

14
Infeksi jamur terjadi jika ada kelainan flora vagina dan 80-
95% disebabkan oleh candida albicans. Gejala yang biasa
muncul adalah keputihan kental seperti keju, berwarna putih
susu, terasa gatal, dan sebagian melekat pada dinding vagina
(Daili dkk, 2019).
3. Cara Mencegah Keputihan
a. Menjaga kebersihan alat kelamin.
Alat kelamin yang dibersihkan dari belakang ke depan dapat
mening- katkan resiko masuknya bakteri ke dalam vagina. Cara
cebok yang benar adalah dari depan ke belakang sehingga kuman
yang berada di anus tidak dapat masuk ke dalam vagina
b. Menjaga kebersihan pakaian dalam
Pakaian dalam yang tidak disetrika dapat menjadi alat perpin-
dahan kuman dari udara ke dalam alat kelamin. Bakteri, jamur, dan
parasit dapat mati dengan pemanasan sehingga menyetrika pakaian
dalam dapat menghindarkan infeksi kuman melalui pakaian dalam.
c. Tidak bertukar handuk.
Handuk merupakan media penyebaran bakteri, jamur, dan parasit.
Handuk yang telah terkontaminasi bakteri, jamur, dan parasit
apabila digunakan bisa menyebabkan kuman tersebut menginfeksi
pengguna handuk tersebut sehingga gunakan handuk untuk satu
orang.
d. Menghindari celana ketat.
Celana ketat dapat menyebabkan alat kelamin menjadi hangat dan
lembab. Alat kelamin yang lembab dapat meningkatkan kolonisasi
dari bakteri, jamur, dan parasit. Pening- katan kolonisasi dari
kuman tersebut dapat meningkatkan infeksi yang bisa memicu
keputihan.

e. Menghindari cuci vagina.

15
Produk cuci vagina dapat membunuh flora normal dalam vagina.
Ekosistem dalam vagina terganggu karena produk pencuci vagina
bersifat basa sehingga menyebabkan kuman dapat berkembang
dengan baik. Produk cuci vagina yang digunakan harus sesuai
dengan pH normal vagina, yaitu 3,8-4,2 dan sesuai dengan
petunjuk dokter.
f. Mencuci tangan sebelum mencuci alat kelamin.
Tangan dapat menjadi perantara dari kuman penyebab infeksi.
Mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin dapat
menghindarkan perpindahan kuman yang menyebabkan infeksi
g. Sering mengganti pembalut.
h. Mengganti pembalut minimal 3-4 kali perhari dapat menghindari
kelembaban
i. Mengelola stress.
j. Stres dapat meningkatkan hormon adrenalin yang menyebabkan
penyempitan pembuluh darah. Pembuluh darah yang sempit
menyebabkan aliran estrogen ke vagina terhambat sehingga dengan
menghindari stres dapat mengurangi keputihan (Marhaeni, 2016).
4. Dampak Keputihan
Keputihan fisiologis dan patologis mempunyai dampak pada wanita.
Keputihan fisiologis menyebabkan rasa tidak nyaman pada wanita
sehingga dapat mempengaruhi rasa percaya dirinya. Keputihan patologis
yang berlangsung terus menerus akan mengganggu fungsi organ
reproduksi wanita khususnya pada bagian saluran indung telur yang
dapat menyebabkan infertilitas. Pada ibu hamil dapat menyebabkan
keguguran, kematian janin dalam kandungan, lahir prematur.

DAFTAR PUSTAKA

16
Andira & Dita. (2012). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita Cetakan
Kedua. Yogyakarta: A Plus Books.
Bubakar, A.R., Amiruddin, M.D., & Monalisa. (2012). Clinical Aspects Fluor
Albus Of Female And Treatment. IJDV, 1 (1): 19-29.
Daili., Fahmi, S., & Indriatmi, B. (2019). Penyakit Menukar Seksual. Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia.
Darma, M. (2017). Hubungan Pengetahuan, Vulva Hygiene, Stres, Dan Pola
Makan Dengan Kejadian Infeksi Flour Albus (Keputihan) Pada Remaja
Siswi Sma Negeri 6 Kendari 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat Vol. 2(6).
Khusen, D. (2017). Rahasia Kesehatan Wanita. Kedua. Utama H, Editor. Jakarta:
Balai Penerbit: 69 P.
Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
Marhaeni, G. (2016). Keputihan Pada Wanita. Jurnal Skala Husada, 13(1).
Mulyani, Endah. (2020). Kesehatan Reproduksi Wanita. Malang: Literasi
Nusantara.
Pertiwi, Dian. (2018). Pengaruh Health Education tentang Vulva Hygiene
terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam Pencegahan
Keputihan di SMP Negeri 1 Labuhan Deli.
Rahman, W. R., N. Hidayah, dan N. Azizah. 2014. Pengaruh Sikap, Pengetahuan,
dan Praktik Vulva Hygiene dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri
di SMPN 01 Mayong Jepara. Jurnal Keperawatan Maternitas 2(2) : 117-126.
Sibagariang EE. Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi Revisi. Pertama. M@Ftuhin
I, Editor. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media; 2016. 54 P.
Sibagariang, E., Pusmaika, R., & Rismalinda. (2013). Kesehatan Reproduksi
Wanita. Kedua. Jakarta: CV. Trans Info Medika: 61 P.
Timbawa, S., Kundre, R., & Bataha , Y. (2015). Hubungan Vulva Hygiene
Dengan Pencegahan Infeksi Luka Perineum Pada Ibu Post Partum Di

17
Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. e-Jurnal Keperawatan (e-kp)
Vol. 3, No. 2.

18

Anda mungkin juga menyukai