PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat kesehatan meliputi barang, instrumen atau alat lain yang termasuk tiap
komponen,bagian atau perlengkapannya yang diproduksi,dijual atau dimaksudkan untuk
digunakan dalam pemeliharaan danperawatan, diagnosis, pemulihan, perbaikan,
penyembuhan dan lain-lain (Hartono, 1985). Semua alat kesehatan yang kontak langsung
dengan pasien dapat menjadi sumber infeksi. Oleh karena itu, persediaan dari barang steril
cukup memainkan peran penting dalam mengurangi penyebaran penyakit dalam pelayanan
kesehatan. Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan,baik di rumah sakit
atau klinik, dihadapkan kepada resiko terinfeksi, kecuali dilakukan kewaspadaan untuk
mencegah terjadinya infeksi. Petugas kesehatan yang melayani pasien dan staf pendukung
(seperti staf rumah tangga, pembuangan sampah dan staf laboratorium) semuanya dihadapkan
kepada resiko infeksi. Infeksi yang terdapat di rumah sakit atau yang disebut dengan istilah
infeksi nosokomial merupakan fokus penting di semua negara.
Namun di negara berkembang infeksi ini merupakan penyebab utama penyakit dan
kematian.Di negara berkembang, infeksi ini jauh lebih tinggi,karena kurangnya pengawasan,
praktik pencegahan infeksi yang buruk,pemakaian sumber terbatas yang tidak tepat dan
rumah sakit yang penuh sesak (Tietjen et al., 2004). Rumah sakit sebagai institusi penyedia
pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan
petugas di rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah
rendahnya angka infeksi nokosomial dan untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka perlu
dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit (Depkes RI, 2001). Sarung tangan kualitas
terbaik pun mungkin mempunyai kerusakan kecil yang tidak terlihat dan juga sarung tangan
dapat robek, sehingga tangan dapat terkontaminasi sewaktu melepaskan sarung tangan
(Tietjen et al., 2004).Sarung tangan dapat terbuat dari lateks, vinil atau nitril. Bahan lateks
adalah yang paling banyak digunakan karena memiliki elastisitas yang baik, sensitif, tahan
lama dan dapat disesuaikan dengan ukuran tangan.Nitril juga sama baiknya dengan lateks.
Bahan ini dikembangkan karena meningkatnya alergi terhadap bahan lateks. Oleh karena
berbahan utama karet, sarung tangan tidak tahan terhadap pemanasan yang tinggi (Tietjen et
al., 2004).Sarung tangan termasuk dalam barang sekali pakai (single use device). Oleh karena
itu, setelah digunakan langsung dibuang. Reuse merupakan suatu proses dekontaminasi, rakit
ulang,pembersihan, inspeksi, penyajian, pembungkusan, pelabelan kembali dan sterilisasi alat
yang telah dipakai. Keuntungan dari proses ini salah satunya adalah penghematan biaya.
Kenyataannya, di Amerika Serikat diperkirakan reuse dapat menghemat 700 juta dolar setiap
tahunnya, apabila fasilitas mengambil peluang penuh dalam praktik reuse (Tietjen et al.,
2004). Sarung tangan reuse harus dapat digunakan sama baiknya dan aman seperti awal
penggunaannya, sehingga dapat mencegah timbulnya infeksi.Oleh karena itu, metode
sterilisasi yang digunakan untuk sarung tangan reuse harus baik dan memenuhi persyaratan
uji sterilitas.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.Stetoskop
Stetoskop adalh sebuah alat medis akustik yang berfungsi untuk memeriksa suara dalam
tubuh. Dia banyak digunakan untuk mendengar suara jantung dan pernapasan,meskipun dia
juga digunakan untuk mendengar intestine dan aliran darah dalam arteri dan vena.
2.Reflex Hamer
Fungsi : Reflex hamer berfungsi untuk memeriksa kemampuan reflesi dari bagian-bagian
tertentu tubuh kita,biasanya di lutut.
3
3.Tongue depressor/tongue blade
4.Laringeal mirror
5.Obstetrical stethoscope
Fungsi : Untuk mendengarkan bunyi jantung bayi dalam kandungan ibu hamil
4
6.Nald vooder/needle holder/nald heacting
7.Gunting
Gunting ini ada dua jenis yaitu lurus dan bengkok.Terdapat 2 tipe yang sering digunakan :
- Gunting Benang
- Gunting pembalut/perban
5
8.Pisau Bedah
9.Klem (Clamp)
10.Peritoneum forceps
6
12.Pinset
- Pinset Sirugis berfungsi untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan
luka,memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi.
- Pinset Anatomis berfungsi untuk menjepit kassa sewaktu menekan luka,menjepit
jaringan yang tipis dan lunak.
- Pinset Splinter berfungsi untuk mengadaptasi tepi-tepi luka(mencegah overlapping)
14.Wound Curet
7
15.Sonde (Probe)
Fungsi : Untuk penuntun pisau saat melakukan eksplorasi dan mengetahui kedalam luka.
16.Korentang
17.Jarum Hecting
Fungsi : Untuk menjahit luka dan menjahit organ yang rusak lainnya.
8
18.Bak Instrumen
Fungsi : Sebagai tempat untuk menaruh alat-alat kesehatan agar tetap dalam kondisi steril.
Fungsi : Wadah untuk menyimpan iodine sementara waktu selama proses tindakan.
20.Spitting mug
9
22.Dressing sterilizing drum
23.Bedpan
Fungsi : Untuk menampung feses pada pasien yang tidak boleh atau tidak bisa ke wc.
24.Forceps jar
Fungsi : Untuk menaruh pinset,klem dan tang yang sudah disterilkan agar tetap steril.
10
2.Alat-alat kesehatan dari gelas
1.Gelas Kimia
Fungsi : Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi,memanaskan cairan.
2.Erlenmeyer
3.Gelas Ukur
Fungsi : Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi dalam jumlah tertentu.
11
4.Labu Ukur
Fungsi : Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan
dengan keakuratan atau ketelitian yang tinggi.
5.Botol Pereaksi
Fungsi : Untuk menyimpan,melindungi larutan dan bahan kimia dari paparan sinar matahari
atau meminimalisir rusaknya reagen.
6.Pipet tetes
12
3.Peralatan kesehatan yang terbuat dari karet
1.Ice Bag
Fungsi : Untuk memompa air susu keluar dari payudara wanita yang sedang menyusui.
3.Tapelhoed
Fungsi : Untuk melindungi puting susu yang lecet pada waktu menyusui sehingga si bayi
dapat menghisap air susu melewati alat tersebut.
13
4.Windring
14
- Urinal female
Fungsi : Untuk menampung urine pada pasien yang tidak boleh/bisa ke wc.
7.Warm water zak
15
10.Stomach Tube
16
2.4 Cara Mensterilkan dan Memelihara alat-alat kesehatan
1.Cara Mensterilkan :
1. Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C)
dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan
karet.
2. Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan
tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.
3. Sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan
logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.
4. Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat,
uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya
sarung tangan, kateter, dan lain-lain.
2. Cara Memelihara :
a.Pemeliharaan Peralatan Dari Logam.
1. Peralatan yang sudah dipergunakan, dibilas air (sebaiknya dibawah air mengalir)
untuk menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian direndam didalam larutan
desinfektan sekurang-kurangnya dua jam. Khusus peralatan yang telah dipergunakan
pada pasien berpenyakit menular, harus direndam sekurang-kurangnya 24 jam.
2. Peralatan disabuni satuper satu, kemudian dibilas. Selanjutnya disterilkan dengan cara
merebus didalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya, dimasak sampai
mendidih. Setelah air mendidih sekurang=-kurangnya 15 menit baru diangkat.
3. Peralatan yang telah disterilkan, diangkat atau dipindahkan dengan korentang steril
ketempat penyiumpanan yang steril.
4. Setelah selesai, peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat semula.
17
2. Bagian didalamnya dibersihkan dengan menyemprotkan air dari spuit atau air
mengalir sambil dipijit-pijit sampai bersih.
3. Setelah bersih, peralatan kemudian direndam didalam larutan desinfektan sekurang-
kurangnya dua jam, selanjutnya disabuni dan dibilas.
4. Setelah air didalam sterilisator mendidih, peralatan dimasukkan dan dibiarkan antara
lima samapai sepuluh menit, baru diangkat dengan korentang steril. Setelah itu
peralatan disimpan ditempat yang steril.
5. Setelah selesai, peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula.
d.Pemeliharaan sarung Tangan.
1. Sarung tangan dibersihkan dan disabinu bagian luar dan dalamnya, lalu dibilas.
2. Sarung tangan diperiksa apakah bocor atau tidak, dengan cara memasukkan udara
kedalamnya, lalu dicelupkan ke dalam air. Bila bocor dipisahkan.
3. Setelah bersih, sarung tangan dikeringkan dengan cara menggantungkannya terbalik
atau langsungdikeringkan luar dan dalamnya dengan handuk atau lap kering.
4. Beri bedak tipis secara merata bagian luar dan dalamnya.
5. Sarung tangan diatur atau digulung sepasang-sepasang atau dipisahkan misalnya satu
kelompok bagian kiri atau kanan saja. Bila dipisahkan kiri atau kanan saja, harus
diberi label pengenal yang jelas pada tromol atau stoples masing-masing yang
menunjukkan sebelah kanan atau kiri, serta tanggal dan jam dimulainya sterilisasi.
6. Sarung tangan kemudian dimasukkan kedalam tromol atau stoples yang telah berisi
tablet formalin untuk disterilkan selama 24 jam sejak saat dimasukkan. Untuk tromol
atau stoples ukuran satu liter digunakan empat tablet formalin 50 gram.
7. Setelah selesai, peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat semula.
2.5 Hal yang harus diperhatikan dalam sterilisasi maupun pemeliharaan
Hal yang dipehatikan dalam sterilisasi :
1. Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
2. Peralatan harus bersih dan masigh berfungsi.
3. Peralatan yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan : nama,
jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan.
4. Menyusun peralatan didalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga seluruh
bagian dapat disterilkan.
5. Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat (dihitung
sejak peralatan disterilkan).
6. Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain kedalam sterilisator,
sebelum waktu untuk mensterilkan selesai.
7. Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus dengan korentang steril.
8. Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun tutupnya.
9. Bila peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus disterilkan
kembali.
18
Hal yang diperhatikan dalam pemeliharaan :
Khusus Pemeliharaan Peralatan Dari Logam
Khusus peralatan logam yang tajam (misalnya gunting,pisau,jarum,dll) harus
dibungkus dulu dengan kain kasa,kemudian barulah dimasukkan kedalam sterilisator,setelah
air mendidih dan ditunggu antara 3-5 menit baru diangkat.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat kesehatan adalah instrumen,apparatus,mesin dan/atau implant yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,mendiagnosis,menyembuhkan dan
meringankan penyakit,merawat orang sakit,memulihkan kesehatan pada manusia,dan/atau
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Sterilisasi adalah Suatu tindakan untuk
membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan
kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia.
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa mampu untuk melakukan sterilisasi dan pemeliharaan alat-alat
kesehatan di rumah sakit nantinya.Dengan pengetahuan yang dimiliki mahasiswa dapat
mempraktekkan teknik-teknik sterilisasi yang dijelaskan di kehidupan sehari-hari maupun di
tempat praktek.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://Iasius.blogspot/2012/09/peralatan-gelas-kimia-glass-ware.html
https://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/18/sterilisasi/amp/
http://pengrajintugas./2014/10/cara-mensterilkan-alat-kesehatan.htm
21