Pembimbing Akademik
Ns. Siti Aisyah Nur ,M.Kep
Pembimbing Klinik
DISUSUN OLEH:
Kelompok 3
Liza Oktaria,S.kep
Viola Yulia Putri,S.kep
Puja Yuwingga,S.kep
Ridatul Aulia,S.kep
Riyatul Janah,S.kep
Novia Gusma Dewi,S.kep
Ratna Sofianti,S.kep
Rahmi Anila,S.kep
Widya Rahmah,S.kep
Gustria Ayu Meldi,S.kep
Sasaran : Pasien
A. Latar belakang
Penyakit kulit sangat rentan dan sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Memang
kebanyakan penyakit kulit tidak berupa jahat, tetapi memiliki dampak yang menjengkelkan.
Beberapa contoh dari penyakit kulit, misalnya panu, kudis, jerawat, dan masih banyak lagi
macam-macam penyakit kulit yang ada pada era saat ini. Lapisan kulit pada tubuh, memiliki
ukuran yang sama dan kecuali telapak tangan, telapak kaki, dan bibir, memiliki ketebalan
beda dari lapisan kulit lainnya. Penyakit kulit banyak ditemukan timbulnya dari kesalahan diri
sendiri, misalanya kesehatan kurang baik, tidak memperhatikan kulit dan kesehatan.
Sehingga setelah mendapatkan penyakit yang tidak diinginkan baru penderita sadar akan
apa yang telah lakukan.
Kondisi cuaca yang yang sering mengalami perubahan dan meningkatnya aktifitas
manusia, secara tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Imbas yang paling
dapat dirasakan adalah meningkatnya intensitas penyakit berbasis ekosistem, seperti diare,
demam berdarah, penyakit kulit dan penyakit lainnya.
Ketika cuaca ekstrim saat musim banjir yang melanda perumahan warga yang tinggal di
daerah rawan banjir. Air banjir tercemar bakteri yang berasal dari kotoran, baik kotoran
hewan dan manusia. Bakteri itu dapat menular pada manusia. Hal tersebut menyebabkan
peran lingkungan sebagai penopang kehidupan makhluk hidup menurun seiring berjalannya
waktu dan ini ternyata berimbas terhadap perkembangan penyakit berbasis ekosistem di
lingkungan masyarakat.
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian Penyakit Kulit
D. Strategi pelaksanaan
6. Metode Pelaksanaan
a. Ceramah
b. Diskusi
7. Media / alat
a. Leaflet
8. Setting Tempat
LEADER
Keterangan:
: Pasien
: Co. Leader
: Leader
: Fasilitator
: Observer
1. Pembagian Tugas
1) Fasilitator : Anggota kelompok 3
2) Leader : Widya Rahmah , S. Kep
3) Co- Leader : Liza Oktaria , S. Kep
4) Observer : Novia Gusma Dewi, S. Kep
2. Tugas Pokok
1) Leader
menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Mengingatkan kontrak 3. Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan dan menjawab
3. Menjelaskan Penyebab
Penyakit Kulit
4. Menjelaskan Cara
Penularan Penyakit
Kulit
5. Menjelaskan Cara
Pencegahan Dan
Pengobatan
10
3 Penutup 1. Mengevaluasi perasaan 1. Mengungkapkan
menit
peserta setelah perasaan setalah
penyuluhan penyuluhan
2. Mengajukan beberapa
2. Bertanya tentang
pertanyaan
materi
penyuluhan yang
belum paham
TINJAUAN TEORI
Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara lain yaitu cuaca,
lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat, alergi, dan lain-lain.
B. Penyebab
1. Virus
2. Bakteri
3. Jamur
4. Reaksi Alergi
5. Kutu
6. Tungau
1. Kudis
Adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit tungau yang gatal yaitu sarcoptes scabiei var
hominis. Kulit terjangkit kudis lebih banyak terjadi di daerah kumuh dan tidak menjaga
kebersihan tubuh. Gejala kudis adalah adanya rasa gatal yang begitu hebat pada malam hari,
terutama di sela-sela jari kaki, tangan, di bawah ketiak, alat kelamin, pinggang dan lain-lain.
Kudis sangat gampang menular pada orang lain, secara tidak langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung tentu saja melalui sentuhan kulit terkena kudis dengan kulit orang lain.
Secara tidak langsung bisa menular melalui handuk atau pakaian yang dipakai secara bergantian
dengan penderita kudis. Cara sangat mudah untuk menghindari kudis tentu saja dengan menjaga
kebersihan lingkungan dan tubuh.
2. Kurap
Kurap terjadi karena jamur. Biasanya yang menjadi gejalanya adalah kulit menjadi tebal dan
pada kulit timbul lingkaran-lingkaran yang semakin jelas, bersisik, lembab dan berair dan terasa
gatal. Kemudian pada lingkaran- lingkaran akan timbul bercak-bercak putih. Kurap timbul
karena kurang menjaga kebersihan kulit. Bagian tubuh yang biasanya terserang kurap yaitu
tengkuk, leher, dan kulit kepala.
panu ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat.
Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah
tergantung warna kulit si penderita. Panau paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan.
Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.
4. Penyakit Leptospirosis
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira berbentuk spiral yang menyerang
hewan dan manusia sehingga penyakit itu masuk kategori zoonis. Bakteri leptospira dapat hidup
di air tawar selama kurang lebih satu bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang
tidak diencerkan, bakteri itu akan cepat mati.
1. Gatal-gatal yang bisa terjadi pada pagi, siang, malam ataupun sepanjang hari.
2. Cara Penularan Tidak Langsung; ditularkan melalui perantara, baik pakaian, handuk, selimut,
maupun sabun mandi yang dipakai oleh penderita. Pada pakaian, handuk, selimut, maupun
sabun mandi memungkinkan menjadi perantara/tempat hidup sementara kuman penyebab
penyakit kulit tersebut.
1. Hindari menggaruk area yang gatal, bila gatal lebih baik diusap-usap atau bisa juga direndam air
hangat (tetapi harus dipastikan tidak ada luka/ bula-bula yang berisi cairan/nanah tidak pecah)
2. Pada area yang gatal dan terdapat luka/ bekas bula yang pecah hindari terkena air (bila di
permukaan tubuh terdapat luka/ bekas bula yang pecah untuk sementara waktu jangan mandi)
3. Bila terdapat bula yang berisi nanah/cairan yang pecah, segera keringkan menggunakan kapas,
dan buang kapas pada tempat sampah (jangan dileytakkan disembarang tempat).
5. Tingkatkan kekebalan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan istirahat secara
cukup.
6. Lakukan kompres menggunakan rivanol pada daerah bekas bula yang pecah atau daerah yang
bernanah.
1. Hindari menggaruk area yang gatal, bila gatal lebih baik diusap-usap atau bisa juga direndam air
hangat (tetapi harus dipastikan tidak ada luka/ bula-bula yang berisi cairan/nanah tidak pecah)
2. Pada area yang gatal dan terdapat luka/ bekas bula yang pecah hindari terkena air (bila di
permukaan tubuh terdapat luka/ bekas bula yang pecah untuk sementara waktu jangan mandi)
3. Bila terdapat bula yang berisi nanah/cairan yang pecah, segera keringkan menggunakan kapas,
dan buang kapas pada tempat sampah (jangan dileytakkan disembarang tempat).
4. Jaga kebersihan diri dan ganti pakaian sehari minimal sekali.
5. Tingkatkan kekebalan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan istirahat secara
cukup.
6. Lakukan kompres menggunakan rivanol pada daerah bekas bula yang pecah atau daerah yang
bernanah.
Sumber:
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 2. EGC:
Jakarta.