DISUSUN OLEH :
Keterangan:
3. Rencana Kegiatan
No Tahap
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audience Waktu
. kegiatan
1. Pembukaan: 1. Mengucapkan salam. 3 Menit
2. Memperkenalkan diri. 1. Menjawab
3. Menjelaskan tujuan salam
kegiatan. 2. Memperhatikan
4. Menyebutkan materi 3. Memperhatikan
yang akan 4. Memperhatikan
disampaikan.
2. Pelaksanaan: 1. Menjelaskan definisi 10 Menit
gatal-gatal. 1. Memperhatikan
2. Menjelaskan 2. Memperhatikan
klasifikasi gatal- 3. Memperhatikan
gatal. 4. Memperhatikan
3. Menjelaskan 5. Memperhatikan
penyebab gatal- 6. Memperhatikan
gatal.
4. Menjelaskan tanda
dan gejala gatal-
gatal.
5. Menjelaskan
penanganan gatal-
gatal.
6. Menjelaskan
pencegahan gatal-
gatal.
3. Evaluasi: 1. Memberikan 10 Menit
kesempatan audience 1. Bertanya
untuk bertanya. 2. Menjawab
2. Mengajukan beberapa
pertanyaan ke
audience.
4. Terminasi: 1. Mengucapkan 2 Menit
terimakasih atas 1. Tersenyum.
waktu yang telah 2. Membalas
diberikan. salam
2. Mengucapkan salam
penutup.
4. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Warga RW 03 Kelurahan Kedung Cowek dapat hadir, minimal 5
orang.
2) Kegiatan dilakukan di Balai RW 03 Kelurahan Kedung Cowek
Surabaya.
3) Pengorganisasian kegiatan dilakukan sebelum dan saat kegiatan
berlangsung.
b. Kriteria Proses
1) Warga RW 03 Kelurahan Kedung Cowek antusias terhadap materi
yang diberikan.
2) Warga RW 03 Kelurahan Kedung Cowek konsentrasi dan fokus
mendengarkan materi.
3) Warga RW 03 Kelurahan Kedung Cowek dapat mengajukan beberapa
pertanyaan.
c. Kriteria Hasil
1) Warga RW 03 Kelurahan Kedung Cowek hadir minimal 15 orang.
2) Warga RW 03 Kelurahan Kedung Cowek kooperatif dalam acara
penyuluhan.
3) Warga RW 03 Kelurahan Kedung Cowek bertanya dan mampu
menjawab pertanyaan dari penyaji.
4) Warga RW 03 Kelurahan Kedung Cowek mampu memahami materi
penyuluhan yang telah disampaikan.
MATERI
1. Pengertian
Pruritus adalah gejala dari berbagai penyakit kulit, baik lesi primer
maupun lesi sekunder, meskipun ada pruritus yang ditimbulkan akibat faktor
sistemik non-lesi kulit. Pruritus yang tidak disertai kelainan kulit disebut
pruritus esensial (pruritus sine materi). Gatal-gatal (pruritus) didefinisikan
sebagai sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk
menggaruk. Pruritus (gatal) merupakan gejala utama dari penyakit kulit yang
menimbulkan sensasi atau keinginan untuk menggaruk (Djuanda.A, 2007).
Pruritus merupakan sensasi tidak menyenangkan pada kulit yang
menyebabkan keinginan untuk menggaruk. Pruritus dapat merupakan
manifestasi umum dari kelainan dermatologi (Brunner & Suddarth, 2010).
2. Klasifikasi
a. Pruritus primer
Pruritus tanpa adanya penyakit dermatologi atau alat dalam dan dapat
bersifat lokalisata atau generalisata, dapat bersifat psikogenik yang dapat
disebabkan oleh komponen psikogenik yang memberikan stimulasi pada
itch centre.
b. Pruritus sekunder
Pruritus yang timbul sebagai akibat penyakit sistemik. Pruritus juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan patofisiologi yang mendasarinya yaitu sebagai
berikut:
1) Pruritoceptive
Ujung-ujung nervus cutaneus oleh pruritogen. Terjadi di kulit dan dapat
diakibatkan karena proses inflamasi atau proses patolgik yang tampak.
Sebagai contoh urtikaria dan scabies.
2) Neuropathic
Disebabkan oleh lesi yang terletak pada serabut aferen penghantaran
impuls. Sangat mungkin untuk mencari penyebab pruritus di daerah
terdapat gejala pruritus, namun lesi penyabab mungkin dapat terletak
jauh saraf, tulang belakang atau otak. Pruritus neuropathic dikaitkan
dengan kelainan yang menyebabkan kerusakan pada saraf seperti
stroke, tumor, malformasi pembuluh darah.
3) Neurogenic
Berasal dari sistem pusat yang tidak disertai dengan kerusakan atau
kondisi patologis pada saraf, misalnya pruritus yang berkaitan dengan
excoriations neurotic.
4) Phsycogenic
Pruritus phycogenic dapat didiagnosis ketika pruritus terjadi tanpa
adanya kelainan pada kulit atau penyakit medis lainnya. Pruritus
pshycogenic dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Tipe kompulsive
Garukan kulit dilakukan untuk mencegah peningkatan kecemasan
atau untuk mencegah terjadinya peristiwa atau situasi yang ditakuti
dan/ditimbulkan karena obsesi (contoh: obsesi yang berkaitan
dengan kontaminasi kulit). Pada pruritus phsycogenic tipe
compulsive garukan pada kulit dilakukan dengan kesadaran penuh.
b) Tipe impulsive
Tipe impulsive berkaitan dengan gairah, kesenangan atau untuk
mengurangi ketegangan. Pada tipe ini garukan dilakukan secara
otomatis atau saat kesadaran minimal.
c) Tipe campuran
Merupakan gabungan antara pruritus phsycogenic tipe compulsive
dan pruritus phycogenic tipe impulsive (Djuanda.A, 2007).
3. Penyebab
Pruritus dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
a. Faktor eksogen
Dermatitis kontak (pakaian, logam, benda asing), rangsangan oleh
ektoparasit (serangga, tungau, scabies, pedikulus, larva migrans), atau
faktor lingkungan yang dapat membuat kulit lembab atau kering.
b. Faktor endogen
Reaksi obat atau penyakit, sebagai contoh adalah limfoma, kelainan hepar
atau ginjal. Namun sering karena penyebab klinis pada permulaan belum
diketahui (Djuanda.A, 2007).
6. Pencegahan
Pencegahan pruritus dapat dilakukan dengan cara menggunakan bahan
atau pakaian yang tidak menyebabkan iritasi kulit. Hindari penggunaan pakaian
yang terlalu ketat dan deterjen yang terlalu keras untuk kulit. Dapat juga
dilakukan dengan mengompres area yang gatal dengan air dingin. Jika
memungkinkan, kurangi juga frekuensi mandi selama gatal masih berlangsung
atau kurangi waktu mandi. Memotong kuku agar tidak melukai kulit jika tanpa
sengaja menggaruk area yang terkena pruritus (Roswati, E. 2010).
LEMBAR EVALUASI KEGIATAN PENYULUHAN
EVALUASI
NO. ASPEK YANG DINILAI
PRE POST
1. Pengertian priruritus (gatal-gatal)
2. Klasifikasi priruritus (gatal-gatal)
3. Penyebab priruritus (gatal-gatal)
4. Tanda dan gejala priruritus (gatal-gatal)
5. Penatalaksanaan priruritus (gatal-gatal)
6. Pencegahan priruritus (gatal-gatal)
Jumlah
EVALUASI
NO. ASPEK YANG DINILAI
PRE POST
1. Pengertian priruritus (gatal-gatal)
2. Klasifikasi priruritus (gatal-gatal)
3. Penyebab priruritus (gatal-gatal)
4. Tanda dan gejala priruritus (gatal-gatal)
5. Penatalaksanaan priruritus (gatal-gatal)
6. Pencegahan priruritus (gatal-gatal)
Jumlah
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC
Djuanda Adhi, Hamzah M, Aisah S. 2007. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edis 5.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI
Mulyati. 2007. Hubungan pengetahuan Mengenai Menstruasi Terhadap Kesiapan
Remaja Putri Usia Pubertas Di SMP Negri 3 Medan Dalam
Menghadapi Menarche. Skripsi FKM UI
Roswati, E. 2010. Pruritus pada Pasien Hemodialisis. Medan: Divisi Neurologi
dan Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU