Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Tema : Kusta

Sasaran : Pasien post Kusta

Tanggal : 8 Desember 2021


Tempat : Rumah pasien
Waktu : 15 menit

1. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, Pasien diharapkan dapat mengetahui dan memahami
tentang penyakit kusta

2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan penyuluhan peserta diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian kusta dengan bahasanya sendiri.


2. Menjelaskan penyebab kusta dengan tepat.
3. Menyebutkan tanda-tanda kusta.

3. POKOK BAHASAN

a. Pengertian Kusta

 b. Penyebab Kusta

c. Tanda dan gejala kusta


4. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

5. ALAT BANTU

 Leaflet

 Power Point , Gambar

6. KEGIATAN

No Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audien

1. Pembukaan 5 1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam


menit 2. Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri.
3. Memperhatikan
3. Menyampaikan tujuan.
4. Memperhatikan
4. Menyampaikan pokok bahasan pada
5. Menjawab
audien.
Pertanyaan
5. Menanyakan pada masyarakat ttg kusta

2. Isi 10 1. Menjelaskan penyebab Kusta. 1. Memperhatikan


menit 2. Memperhatikan
2. Menjelaskan tanda dari Kusta.
. 3.Memperhatikan
4.Memperhatikan

3. Pertanyaan 10 1. Tanya jawab. 1.Menjawab


menit 2. Memberikan kesempatan kepada 2.Menjawab

audien lain untuk menanggapi.


3. Memberikan kesempatan pada audien 3. Bertanya
untuk bertanya.
4. Memberikan kesempatan pada audien
4. Bertanya
untuk bertanya lagi.
4. Penutup 5
1. Memberikan kesempatan kepada audien yang 1. Menjawab
menit
belum paham.
2. Mendengarkan 3.
2. Memberikan kesimpulan dan saran. Menjawab
3. Memberikan salam. 4. Mendengarkan 5.
4. Memberikan motivasi pada audien utk Memperhatikan
melaksanakan pencegahan
5. Memberikan Poster pada pasien

7. EVALUASI
Pada tahap evaluasi ini diberikan tanya jawab secara lisan kepada audien meliputi:

1. Jelaskan pengertian Kusta.dengan bahasanya sendiri.


2. Jelaskan penyebab Kusta.dengan tepat.
3. Sebutkan tanda dan gejala kusta
MATERI PENYULUHAN

1. DEFINISI

Penyakit kusta adalah penyakit menular, menahun (lama) yang disebabkan oleh kuman
kusta (Mycobacterium leprae). Penyakit tersebut menyerang kulit, saraf tepi .

Kusta atau lepra disebut juga penyakit Morbus Hansen. Merupakan penyakit infeksi kronik
yang disebabakan oleh bakteri atau kuman Mycrobacterium leprae. Penyakit Kusta menyerang
kulit dan syaraf tepi seseorang yang menyebabkan syaraf tepi orang tersebut mati rasa, gangguan
pada kulit, kelumpuhan pada tungkai dan kaki, menyerang sistem pernapasan atas, kerusakan
mata, dan membran selaput lendir.

Bakteri Mycrobakterium leprae adalah jenis kuman anaerob, tidak membentuk spora,
berbentuk batang, dan tahan asam. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit,
muccus membran, dan saluran nafas.

Terdapat tiga macam jenis kusta yakni :

1. Kusta tuberkuloid atau Tuberculoid Leprosy (TT)

Merupakan jenis kusta yang tidak menular karena kelainan kulitnya mengandung sedikit
kuman, membentuk radang granuloma tuberkel tanpa nekrosis
 perkejuan yang menyebabkan kulit berwarna pucat dan mati rasa.Bentuk kusta tuberkoloid
mempunyai kelainan pada jaringan syaraf sehingga mengakibatkan cacat
 pada tubuh.

2. Kusta lepromatosa atauLepromatous Leprosy (LL)

Jenis kusta satu ini adalah jenis kusta yang menular sebab dalam kulit yang terjejas
mengandung banyak kuman. Kusta lepromatosa memiliki ciri kelainan kulit yang menyebar
secara simetris di seluruh tubuh, berhubungan dengan lesi, nodul atau

 plak, dermis kulit yang menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang
menyebabkan penyumbatan hidung atau kongesti nasal dan epistaksis (hidung

 berdarah) namun pendeteksian terhadap kerusakan saraf sering kali terlambat.

3. Kusta multibasiler

Kusta multibasiler merupakan penyakit kusta dengan tingkat keparahan yang sedang dan
tipe kusta yang sering ditemukan. Kusta ini bercirikan dengan adanya lesi (bercak atau luka) kulit
yang menyerupai kusta tuberkuloid tapi jumlahnya lebih
 banyak dan tak beraturan. Bagian lesi yang besar dapat mengganggu seluruh tungkai, dan
gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa rangsang. Tipe ini tidak stabil dan
dapat menjadi seperti kusta lepromatosa ataupun menjadi kusta tuberkuloid.

2. PENYEBAB

Penyebab kusta adalah kuman Mycobacterium leprae yang masuk ke dalam tubuh melalui
saluran pernapasan (inhalasi) dan kulit (kontak langsung yang lama dan erat).

3. TANDA & GEJALA

a. Bercak putih pada kulit


b. Bintik kemerahan pada kulit
c. Kelainan warna kulit
d. Mati rasa
e. Lumpuh
f. Terdapat luka tetapi tidak sakit

4. CARA PENULARAN KUSTA

1. Penularan terjadi dari penderita kusta yang tidak diobati ke orang lain dengan kontak
lama melalui pernafasan.

2. Kontak langsung yang lama dan erat melalui kulit.


3. Tidak semua orang dapat tertular penyakit kusta, hanya sebagian kecil saja (sekitar 5%)
yang tertular kusta.

4. Jadi dapat dikatakan bahwa penyakit kusta adalah penyakit menular yang sulit menular.
5. Kemungkinan anggota keluarga dapat tertular kalau penderita tidak berobat oleh karena
itu seluruh anggota keluarga harus diperiksa.

5. Pengobatan

Kombinasi antibiotik seperti rifampicin, dapsone, clofazimin selama 6 bulan hingga 2 tahun

6. UPAYA PENCEGAHAN KUSTA

Pencegahan

1. Mencegah kontak dengan kulit penderita 2.


Melakukan vaksinasi
3. Meningkatkan sistem imun dengan melakukan hidup sehat 4.
Meningkatkan kebersihan pribadi
5. Diagnosis dan pengobatan yang segera

6. Biarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah sebab bakteri kusta akan mati
 pada suhu yang panas, serta hindari ruangan yang lembab.

7. Tidak memakai air kotor untuk mandi

8. Tidak memakai pakaian –  pakaian bekas yang tidak jelas asalnnya 9.


Menjaga kesehatan dan kebersihan lingkunga
6. PENATALAKSANAAN

1. Cara Mengobati Penyakit Kusta

Jika hasil pemeriksaan adalah sakit kusta, maka penderita harus minum obat secara teratur
sesuai dengan petunjuk petugas kesehatan.

1. Obat untuk menyembuhkan penyakit kusta dikemas dalam blister yang disebut MDT
(Multi Drug Therapy = Pengobatan lebih dari 1 macam obat)

2. Kombinasi obat dalam blister MDT tergantung dari tipe kusta, tipe MB harus minum
obat lebih banyak dan waktu lebih lama :

Tipe MB : obat harus diminum sebanyak 12 blister Tipe


PB : obat harus diminum sebanyak 6 blister Ada 4
macam blister MDT yaitu :

1. Blister untuk PB anak

2. Blister untuk PB dewasa 3.


Blister untuk MB anak

4. Blister untuk MB dewasa

3. Dosis pertama harus diminum di puskesmas (di depan petugas), dan seterusnya obat
diminum sesuai petunjuk / arah panah yang ada di belakang
 blister.

2. Akibat Bila Tidak Berobat Dini dan Teratur

1. Kuman kusta dalam tubuh penderita akan tumbuh dan berkembang lebih
 banyak dan akan merusak saraf sehingga timbul kecacatan.

2. Cacat kusta terjadi karena penderita terlambat ditemukan sehingga terlambat diobati.
3. Jika timbul kecacatan penderita akan kehilangan pendapatan karena tidak dapat bekerja.

Cacat kusta adalah cacat akibat kuman kusta yang menyerang saraf penderita. Cacat bisa
terjadi juga akibat luka di tangan dan atau di kaki penderita yang mati rasa.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal PP –  PL.2006. Kusta Dapat Disembuhkan. Depkes RI: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai