Anda di halaman 1dari 5

SATUANPENYULUHAN ACARA

1. Topik
Kusta
2. Sasaran
Masyarakat kel.wolo
3. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan masyarakat Kel.wolo dapat mengerti dan
memahami materi dari Kusta.
4. Tujuan Khusus
a) Pengertian kusta
b) Faktor penyebab kusta
c) Bahaya kusta
d) Penjegahan kusta
5. Garis-Garis Besar
Kusta merupakan penyakit infeksi kronik yang penyebabnya ialah Mycobacterium leprae dan
bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus
respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat. Masa tunas dari
penyakit kusta sangat bervariasi, yaitu antara 40 hari sampai 40 tahun dan pada umumnya penyakit ini
membutuhkan waktu antara tiga hingga limatahun.
Pada sebagian besar orang yang telah terinfeksi dapat teridentifikasi dengan tanpa gejala atau
asimptomatik, namun pada sebagian kecil memperlihatkan gejala dan mempunyai kecenderungan untuk
menjadi cacat, khususnya pada tangan dan kaki. Penyakit kusta dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe
Multi Basiler dan Pausi Basiler Prevalensi.
Penyakit kusta di Indonesia sejak tahun 2000-2008 tidak banyak mengalami perubahan. Pada tahun
2008 ada sedikit penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2007 prevalensinya sebanyak
1,05% menjadi 0,94% pada tahun 2008. Namun, persebarannya hampir terdapat di seluruh provinsi di
Indonesia, dengan jumlah kasus kusta yang berbeda-beda. Jumlah kasus kusta terbanyak terdapat di
Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.
Program pemberantasan kusta yang utama yaitu memutuskan rantai penularan untuk menurunkan
insiden penyakit, mengobati dan menyembuhkan penderita serta mencegah timbulnya cacat atau
mencegah bertambahnya cacat yang sudah ada sebelum pengobatan. Untuk mencapai tujuan itu sampai
sekarang strategi pokok yang dilakukan masih didasarkan atas deteksi dini dan pengobatan penderita,
yang tampaknya masih tetap diperlukan walaupun nanti vaksin kusta yang efektif telah tersedia.
Pengobatan penderita kusta ditujukan untuk mematikan kuman kusta sehingga tidak berdaya merusak
jaringan tubuh dan tanda-tanda penyakit jadi kurang aktif sampai akhirnya hilang. Dengan hancurnya
kuman maka sumber penularan dari penderita terutama tipe Multi Basiler ke orang lain terputus.
Penderita yang sudah dalam keadaan cacat permanen, pengobatan hanya dapat mencegah cacat lebih
lanjut. Bila penderita kusta tidak minum obat secara teratur, maka kuman kusta dapat menjadi aktif
kembali, sehingga timbul gejala-gejala baru pada kulit dan saraf yang dapat memperburuk keadaan.
Disinilah pentingnya pengobatan sedini mungkin dan teratur.
6. Metode
- Penyuluhan
- Tanya jawab
7. Media
- Meteri SAP
- Power point
- LCD
8. Waktu
08.30 - 90.00
9. Tempat
Islamic Center Kel.wol0
10. Kegiatanpenyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan petugas penyuluhan Kegiatan Sasaran

1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan Menjawab salam,
1. Pembukaan 5 menit 3. Menjelaskan tujuan penyuluhan mendengarkan dan

4. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang memperhatikan

akan disampaikan
Menjelaskan materi penyuluhan secara
berurutan dan teratur
Materi:
1. Pengertian Kusta
2. Faktor penyebab Kusta

2. Penyajian 15 menit 3. Pencegahan Kusta Menyimak dan memperhatikan


4. Bahaya Kusta
- Memberikan kesempatan kepada
responden untuk bertanya
- Memberikan kesempatan kepada
responden untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan
3. Evaluasi 5 menit Evaluasi Merespon, bertanya dan
Meminta masyrakat menjelaskan atau menjawab pertanyaan
menyebutkan kembali
1. Pengertian Kusta
2. Faktor penyebab Kusta
3. Pencegahan Kusta
4. Bahaya Kusta
- Memberikan kesempatan kepada
responden untuk bertanya
- Memberikan kesempatan kepada
responden untuk menjawab
pertatanyaan yang dilontarkan

1. Menyimpulkan materi yang telah


disampaikan

4. Penutup 5 menit 2. Menyampaikan terimakasih atas Menjawab salam


perhatian dan waktu yang telah diberikan
kepada peserta
3. Mengucapkan salam
12. Sumber

Direktorat Jendral PP-PL. 2006. Kusta Dapat Disembuhkan. Depkes RI: Jakarta.

Kolaka, 15 Maret 2021

Penyuluh

(Putri Masyitha Marjan)

13. Lampiran materi penyuluhan

a) Pengertian kusta
Kusta atau lepra adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf
tepi, serta saluran pernapasan. Kusta atau lepra dikenal juga dengan nama penyakit Hansen atau
Morbus Hansen.
Kusta atau lepra dapat ditandai dengan rasa lemah atau mati rasa di tungkai dan kaki,
kemudian diikuti timbulnya lesi pada kulit. Kusta atau lepra disebabkan oleh infeksi bakteri yang
dapat menyebar melalui percikan ludah atau dahak yang keluar saat batuk atau bersin.
b) Faktor penyebab kusta
Kusta atau lepra disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini dapat menular
dari satu orang ke orang lainnya melalui percikan cairan dari saluran pernapasan (droplet), yaitu
ludah atau dahak, yang keluar saat batuk atau bersin.
Kusta dapat menular jika seseorang terkena percikan droplet dari penderita kusta secara terus-
menerus dalam waktu yang lama. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri penyebab lepra tidak dapat
menular ke orang lain dengan mudah. Selain itu, bakteri ini juga membutuhkan waktu lama untuk
berkembang biak di dalam tubuh penderita.
Perlu dicatat, seseorang dapat tertular kusta jika mengalami kontak dengan penderita dalam
waktu yang lama. Seseorang tidak akan tertular kusta hanya karena bersalaman, duduk bersama, atau
bahkan berhubungan seksual dengan penderita. Kusta juga tidak ditularkan dari ibu ke janin yang
dikandungnya.
Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang
terkena kusta, di antaranya:
 Bersentuhan dengan hewan penyebar bakteri kusta, seperti armadillo atau simpanse
 Menetap atau berkunjung ke kawasan endemik kusta
 Memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh
c) Bahaya kusta
Penyakit kusta ngga cuma merusak kulit, tapi bisa dengan cepat merusak saraf, anggota gerak
tubuh, dan mata dan menyebabkan kecacatan.
Kusta bisa menyebabkan kecacatan kalau penderitanya ngga melakukan pengobatan. Tanpa
pengobatan, kuman akan menyebar dengan cepat dalam tubuh penderita. Kuman ini akan merusak
saraf-saraf pada banyak bagian tubuh, sehingga akan terjadi perubahan bentuk pada tangan, kaki, jari
dan organ lainnya. Selain itu, kusta juga menyerang mata, sehingga penderita kusta yang ngga
berobat punya risiko besar buat mengalami kebutaan.
Seorang Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan
di Provinsi Bali yang bernama dr. Gede Wira Sunetra mengatakan bahwa kalau ngga dilakukan
pengobatan, penderita kusta akan mengalami kecacatan permanen pada bagian tubuhnya. Misalnya,
jari-jari yang terputus, jari-jari kriting simper, dan mata yang ngga bisa tertutup secara sempurna
(lagophthalmos).
d) Pencegahan kusta
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah kusta. Diagnosis dini dan pengobatan yang
tepat merupakan pencegahan yang paling baik untuk mencegah komplikasi sekaligus mencegah
penularan lebih luas. Selain itu, menghindari kontak dengan hewan pembawa bakteri kusta juga
penting untuk mencegah kusta.
Gerakan terpadu untuk memberikan informasi mengenai penyakit kusta kepada masyarakat, terutama
didaerah endemik, merupakan langkah penting dalam mendorong para penderita untuk mau
memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan. Pemberian informasi ini juga diharapkan dapat
menghilangkan stigma negatif tentang kusta dan diskriminasi terhadap penderita kusta.

Anda mungkin juga menyukai