PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Divvy Aulia Dwi Julian Permatasari
NIM 190210205034
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB 1.PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.3 Tujuan................................................................................... 4
1.4 Manfaat................................................................................. 4
Pada bab ini peneliti akan memuat uraian tentang: 1.1 Latar Belakang, 1.2
Rumusan Masalah, 1.3 Tujuan Penelitian, 1.4 Manfaat Penelitian. Berikut adalah
masing-masing uraiannya.
baik untuk dilakukan dan untuk yang tidak. Perkembangan moral ini sangat
penting untuk dikembangkan pada dalam diri anak. Perkembangan aspek moral
diharapkan akan menjadi sebuah pembentukan karakter pada anak nantinya, oleh
karena itu nilai moral sangat penting untuk ditanamkan sejak dini. Dalam
perkembangan moral, peranan orangtua, pendidik maupun lingkungan disekitar
anak sangatlah mempengaruhi anak. Oleh karena itu orangtua, pendidik dan
lingkungan disekitar anak perlu memberikan bimbingan serta arahan kepada anak
agar anak dapat mengetahui serta membedakan suatu hal benar dan salah dalam
bertindak. Contoh yang baik akan dengan sangat mudah dapat diterima anak.
Karena pada dasarnya anak memiliki sifat sebagai peniru yang ulung yaitu anak
sangat mudah meniru apa yang dilihat oleh anak.
Dalam mengembangkan aspek pekembangan moral perlu adanya stimulus
yang dilakukan. Seperti contoh pada lingkungan sekitar anak yaitu di TK Darus
Sholah ini pemberian stimulus pada aspek perkembangan moral yaitu dengan
melakukan kegiatan pembiasaan membaca hadist- hadist pilihan dan juga beserta
artinya setiap seminggu sekali pada hari Kamis. Pembiasaan membaca hadis
beserta artinya yaitu pembiasaan yang berarti dilakukan secara terus menerus
berulang kali dengan tujuan agar anak dapat mempelajari, memahami, meyakini,
mengamalkan nilai-nilai yang tercantum dalam hadist. Sedangkan hadits yaitu
merupakan sebuah perkataan, perbuatan, dan taqrir atas Nabi Muhammad SAW,
dengan dijadikan sebagai pedoman hidup manusia sehingga dalam hadits ini
mengandung banyak aturan-aturan khususnya dalam berkehidupan sosial,
karenanya diperlukan pembelajaran dan pendidikan mendalam mengenai hadits
untuk sebagai tuntunan dalam menjalani kehidupan dunia. Hadits memiliki
beragam pembahasan, sedangkan hadits yang dimaksud dalam pembahasan
penelitian ini yaitu lebih condong ke dalam hadits-hadits pendek pilihan untuk
anak yang dapat membentuk karakter anak menjadi baik, serta juga hadits yang
dapat mudah dipahami anak. Sebagai contoh hadits-hadits pilihan yang terdapat
nilai-nilai mengenai tata cara berperilaku, bersosialisasi dengan baik, beretika
serta aqidah dasar di dalam kehidupan.
3
Pada bab ini peneliti akan memuat uraian tentang: 2.1 Hakikat
Pembiasaan, 2.2 Hakikat Hadits, 2.3 Hakikat Perkembangan Moral Anak Usia
Dini, 2.4 Penelitian yang Relevan, 2.5 Kerangka Berpikir, 2.6 Hipotesis. Berikut
adalah masing-masing uraiannya.
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang budi pekerti dan
penumbuhan budi pekerti semakin mempertegas pentingnya penanaman akhlak
melalui kegiatan pembiasaan. Kegiatan pembiasaan biasanya dapat dikembangkan
mulai anak usia dini yaitu di sekolah. Oleh karena itu, memiliki sosok seperti guru
sebagai teladan yang nantinya akan ditiru oleh anak juga sangat diperlukan dalam
mengembangkan dan menanamkan karakter pada anak. Dalam menanamkan
karakter atau perkembangan moral pada anak dapat dilakukan dengan melakukan
pembiasaan sejak dini. Dengan membentuk pembiasaan sehari-hari yang
diterapkan di sekolah sehingga diharapkan dapat mengembangkan perkembangan
moral yang ada pada dalam diri anak. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mengembangkan karakter anak dengan pembiasaan yang berulang terus-menerus
dan berkesinambungan di sekolah setiap hari. Sehingga hal tersebut dapat lebih
sesuai dengan tujuan untuk mengenalkan pada anak, sehingga akan benar-benar
tertanam pada dalam diri anak dan menjadi kebiasaan yang baik di kemudian hari
untuk anak patuhi.
2.1.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembiasaan
Menurut Gunawan (2014), upaya mempertahankan kebiasaan baik dapat
dilakukan dengan cara:
a. Melakukan pembiasaan berulang kali hingga anak benar-benar paham
Pendidik perlu berulang kali secara terus-menerus untuk membimbing anak
agar terbiasa dan membiarkan anak untuk mengerti memahaminya sendiri.
Tentunya tidak mudah bagi anak untuk melakukan hal-hal yang baru yang
sebelumnya belum diketahui bagi anak, sehingga pendidik perlu berperan
dalam membimbing untuk melakukan pembiasaan.
b. Mengingatkan anak yang lupa
Anak merupakan dalam masa pertumbuhan, sehingga wajar jika anak akan
sering lupa, maka tugas sebagai guru yaitu untuk selalu mengingatkan hal-hal
yang baik, atau kalaupun anak sengaja tidak melakukan kebiasaan positif
tersebut, maka tugas sebagai pendidik yaitu dapat menegur anak namun secara
perlahan-lahan, dan baik-baik. Hal tersebut tentunya jangan sampai menyakiti
hati anak, karena bisa saja akan dapat membuat anak malu atau bahkan frustasi.
7
c. Anak-anak harus belajar bahwa Hadits Nabi adalah segala sesuatu yang berasal
dari-Nya baik berupa perkataan maupun perbuatan. Dari hadits-hadits tersebut,
seorang muslim mempelajari hal-hal yang detail tentang agama, ibadah,
muamalah, akhlak dan hukum-hukum kehidupannya. Dan di dalam sunnah ini
terdapat gambaran yang jelas tentang kepribadian Nabi.
d. Guru hendaknya mengajarkan kepada anak-anak bahwa sunnah Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam adalah segala sesuatu yang berasal dari diri-Nya
baik berupa perkataan, perbuatan maupun keputusan. Tujuannya adalah untuk
mengarahkan dan menjadi tuntunan bagi mereka.
e. Anak harus memahami bahwa Hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
fungsinya untuk memperjelas akidah, mengajari manusia urusan-urusan agama,
memperbaiki akhlak, dan mengajak kepada kebaikan serta melarang dari
perbuatan mungkar.
f. Anak juga harus memahami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidak mengatakan apapun kecuali berupa wahyu dari Allah SWT. Perkataan itu
ada kalanya pengajaran dalam masalah ibadah,penjelasan tentang akidah Islam,
pelurusan terhadap akhlak, larangan dan perbuatan buruk atau ajaran untuk
berbuat baik, peringatan untuk menghindari kejahatan dan ajakan untuk
menjauhi kekejian.
g. Anak mesti dipahamkan bahwa setiap perkataan dan perbuatan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan lebih baik untuk diikuti oleh kaum
muslimin.
1). Persiapan awal diawali dengan salam, doa, dan memulai tanya jawab
2). Selanjutnya guru menyiapkan buku atau bahan untuk anak membaca hadis
3). Mengajak bersama anak-anak untuk membaca hadis dan yang telah hafal akan
di pilih sebagai pemimpin dalam kelompok. Lakukan pengulangan secara
bergantian agar semuanya dapat mengingat hadis sesuai yang di ajarkan serta
11
mengajarkan anak agar dapat menerima dan menjalankan agama yang sesuai di
anut anak. Seperti hadis larangan marah, hadis memberi hadiah, hadis kasih
sayang, hadis mengucpkan salam dan hadis menutup aurat dan hadits-hadits
pendek pilihan lainnya yang diriwayatkan dari rasulullah berupa perbuatan.
Perkembangan moral anak khususnya pada anak usia dini juga ditentukan
oleh faktor dari luar atau eksternal. Dalam perkembangan moral ini, orang tua
di sekitar anak memberikan pelayanan yang terbaik kepada anak. Dari waktu
ke waktu, setahap demi setahap, orang tua atau pendidik yang dapat
mempengaruhi perkembangan moral anak. Selain lingkungan keluarga,
perkembangan moral anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial di
sekolah dan di rumah serta oleh teman sebayanya. Di dalamnya termasuk
budaya yang meliputi nilai, aturan bahkan kehidupan beragama, yang nilai-
nilainya menjadi acuan perilaku dan tindakan (Cyrus T. Lalompoh, 2017).
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2007) terdapat dua tahap yang berbeda
dalam pemikiran moral anak.. Kedua tahap tersebuat adalah sebagai berikut :
a. Dari usia 4 sampai 7 tahun anak menunjukan moralitas heteronoom, tahap
pertama dari perkembangan moral dalam Piaget yaitu anak percaya bahwa
keadilan dan aturan adalah aturan yang tidak dapat diubah. Anak menganggap
bahwa orang tua dan semua orang adalah otoritas dan memiliki kekuasaan serta
harus mengikuti aturan yang diberikan kepada mereka tanpa mempertanyakan
kebenarannya. Pada tahap ini, anak menilai tindakan sebagai “benar” atau
“salah” atas dasar konsekuensinya dan bukan berdasarkan motivasi yang ada
pada diri anak.
b. Selanjutnya usia 7 sampai 10 tahun, anak dalam masa transisi yang
memiliki beberapa ciri perkembangan moral tahap pertama dan beberapa ciri
tahap kedua, serta moralitas otonom.
c. Usia 10 tahun ke atas anak mengembangkan moralitas otonom, yaitu anak
mulai memahami bahwa aturan dan hukum dibuat oleh manusia, dan ketika
mengevaluasi tindakan, anak mempertimbangkan niat dan konsekuensi.
dan buruk seperti saling menghormati teman, guru, ataupun orang dewasa lainnya,
berbakti kepada orangtua, harus memiliki rasa malu, berbicara atau berbahasa
yang baik atau sopan dengan teman sebaya atau orang dewasa, berpakaian rapi
dimanapun serta sesuai dengan kebutuhan ada yang terlihat atau tampak dan
sebaliknya pada anak usia 4-5 tahun.
Perilaku membiasakan diri berperilaku baik seperti tidak mudah marah,
tidak berbuat iseng pada teman, meminta tolong dengan sopan, selalu bersikap
ramah dan mudah bergaul dengan semua teman. Berperilaku baik dengan taat
aturan atau norma yang berlaku seperti makan/minum tidak sambil berdiri.
Memiliki sikap toleransi dan rasa dermawan, meminjamkan miliknya dengan
senang hati menggunakan milik orang lain dengan hati-hati dan berbagi, suka
menolong teman dan saling membantu serta mau bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas.
Menurut Piaget (dalam Maria J. Wantah, 2005: 41) menyatakan bahwa
kesadaran moral mulai muncul pada anak usia dini, yaitu pada usia 4-5 tahun. Hal
ini terlihat pada saat anak melakukan aktivitas seperti sedang makan dan minum.
Anak satu dengan yang lain saling mengingatkan dan secara tidak langsung mulai
belajar disiplin dalam bersikap. Meskipun ada anak yang melanggar ,bukan berarti
anak tidak memahami tentang aturan atau adab dalam makan dan minum. Hal ini
semakin menggambarkan masih kuatnya keegoisan anak-anak, dimana mereka
lebih mengutamakan rasa lapar anak dengan makanan dan minumnya daripada
adab atau aturan yang berlaku.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Replubik Indonesia No.
58 Tahun 2009 mengenai bidang pengembangan nilai moral di TK meliputi:
mengenal perilaku baik/sopan dan buruk, membiasakan diri berperilaku baik,
memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat). Dalam bersosialisasi
dengan teman sebayanya ,anak-anak mengerti perbuatan yang baik dan buruk.
Namun terkadang sering kali juga guru untuk mengingatkan, menegur serta
mengarahkan beberapa anak yang sedikit tidak patuh yang tidak berperilaku baik.
Selain itu moral juga dapat diartikan sebagai nilai dan norma yang
membimbing anak atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya
15
sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan tingkah laku atau akhlak yang baik.
Ini harus didorong sejak usia dini. Nilai-nilai moral tersebut seperti ajakan
berbakti kepada orang tua, berbuat baik pada orang lain, larangan marah,
berbohong, serta mengenal perilaku benar dan salah. Dalam hal perkembangan
moral yang berkaitan dengan perilaku dan karakter yang baik, sifat-sifat yang
dapat diterapkan anak antara lain jujur, disiplin, patuh, terbiasa mendekatkan diri
kepada Tuhan dan sifat-sifat positif.
sulit. guru tahu apakah anak telah menghafalnya atau tidak ingin bersuara. 4)
Upaya yang dihadapi dalam melakukan pembiasaan membaca hadis dan artinya
dalam pengembangan nilai agama Islam adalah guru mengajak anak lainnye untuk
ikut andil dalam mengajak anak yang tidak mengeluarkan suara untuk membaca
hadis yang telah diajarkan oleh guru.
Penelitian relevan yang selanjutnya yaitu dilakukan oleh Nur Ainun Lubis,
Syarifah Ainy Rambe, Husrin Konadi, Maisarah tahun 2021 dengan judul
penelitian “Penerapan Kegiatan Pembiasaan Terhadap Pembentukan Moral Anak
Usia 5-6 Tahun Di Tk Mulo Ara Cangduri”. Metode yang digunakan yaitu metode
kualitatif dengan hasil observasi dan wawancara dari penerapan kegiatan
pembiasaan terhadap pembentukan moral anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-
Kanak Mulo Ara Cangduri bahwa pendidik melakukan pembiasaan rutin dengan
kegiatan seperti berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan, pembiasaan
spontan kegiatan yang dilakukan berupa sopan dalam bertutur kata, pembiasaan
keteladanan kegiatan yang dilakukan pendidik untuk mencontohkan suatu
perbuatan berupa berpakaian rapih dan menjaga kebersihan di lingkungan sekolah
dan berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan, dan pembiasaan terprogram
bentuk kegiatanya berupa hafalan surat-surat pendek dan Asmaul Husna (nama-
nama Allah). Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dalam
pembinaan akhlak anak TK Mulo Ara Cangdur dinyatakan dalam kedisiplinan,
kepatuhan dan ketepatan waktu anak, sikap peduli terhadap lingkungan dan
teman, toleransi dan kasih sayang terhadap teman, membantu, bekerjasama,
berbagi dengan teman. Hal ini terlihat dari awal tiba ke sekolah hingga pulang
dari sekolah.
Berdasarkan beberapa penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa
perkembangan moral dapat dikembangkan pada awal kehidupan individu setiap
anak yaitu dilakukan dengan menerapkan pembiasaan pada anak. Oleh karena itu,
saya melakukan penelitian dengan menginovasi penelitian-penelitian terdahulu
yaitu adakah pengaruh dalam pembiasaan membaca hadits dalam perkembangan
moral anak.
17
Pada bab ini peneliti akan memuat uraian tentang: 3.1 Jenis Penelitian, 3.2
Tempat, Waktu Penelitian, dan Subjek Penelitian, 3.3 Populasi dan Sampel
Penelitian, 3.4 Definisi Operasional, 3.5 Kerangka Penelitian, 3.6 Metode
Pengumpulan Data, 3.7 Instrumen Penelitian, 3.8 Metode Analisis Data. Berikut
adalah masing-masing uraiannya.
Identifikasi masalah
Kajian pustaka
Pembahasan
Kesimpulan
25
Hari / Tanggal :
Kemunculan
Aspek yang
No Tidak Keterangan
diobservasi Ada
ada
1 Hadits larangan
makan dan minum
sambil berdiri
2 Hadits kebersihan
3 Hadits menahan
marah
4 Hadits harus
memiliki rasa malu
5 Hadits berbakti
kepada orang tua
1. Skor 4: Selalu
2. Skor 3: Sering
3. Skor 2: Jarang
4. Skor 1: Tidak pernah
Sedangkan nilai pernyataan negatif (unfavorable) ada lembar kuesioner
yang digunakan untuk menggali data adalah sebagai berikut:
1. Skor 1: Selalu
2. Skor 2: Sering
3. Skor 3: Jarang
4. Skor 4: Tidak pernah
Berikut kisi-kisi instrumen pertanyaan angket/ kuesioner pada penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
membiasakan
mengucapkan maaf
- Anak mampu
membiasakan
mengucapkan terima kasih
b. Jika r ≤ 0,30, maka item-item pernyataan dari kuesioner adalah tidak valid.
6∑ ❑ di 2
ρ=1− 2
n (n −1)
Keterangan :
2=¿¿
d selisih setiap pasangan rank
b. Uji Reabilitas
r
( KK−1 )( 1−∑σ )
2
σb
¿ 2
r : Realiabilitas instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan
∑ 𝜎𝑏 : Jumlah varians butir
𝜎𝑡2 : Varians total
c. Succesived interval
Metode succesive Interval adalah metode untuk mengubah data ordinal
menjadi interval sehinggadapat dilakukan analisis secara parametrik. Salah satu
data yang sering diubah menjadi interval adalah skor dari skala Likert. Metode
ini dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Menghitung frekuensi setiap skor jawaban
2. Menghitung proporsi (P) setiap skor jawaban
3. Menghitung proprosi kumulatif (PK)
4. Mencari nilai Z dari PK
5. Menghitung densitas F(z)
6. Menghitung scale value SV(z)
Density of lower limit −Density at upper limit
Scale Value=
Area below limit − Area below lower limit
7. Merubah skale value terkecil (FK) setara satu
8. Menghitung SVi(z) + FK
33
d. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis penelitian. Uji normalitas
yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari
data yang berdistribusi normal atau tidak (Juliansyah Noor, 2010) Selain
itu, uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variabel penganggu atau residual berdistribusi normal.
Pengujian normalitas ini menggunakan uji statistik One-Sample
Kolmogorov-Sminornov (K-S). Kriteria penetapannya dengan cara
membandingkan nilai Sig. (2-tailed) pada tabel Kolmogrov-Sminornov
(K-S) dengan tarafsignifikansi 0,05 (5 %) jika ρ dari koefisien > 0.05,
maka dapat berdistribusi normal dan sebaliknya
e. Uji T
Pengujian hipotesis ini sering disebut juga membandingkan nilai T hitung
dengan T tabel dimana dasar pengambilan uji T adalah:
1. Jika nilai T hitung > dari T tabel maka ada pengaruh pembiasaan membaca
hadits terhadap perkembangan moral
2. Sebaliknya, jika nilai T hitung < dari T tabel maka tidak ada pengaruh
pembiasaan membaca hadits terhadap perkembangan moral
f. Koefisien Determinasi
Dalam regresi linier sederhana, koefisien determinasi (r 2) diartikan sebagai
ukuran kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan varians terikat.
Karena koefisien determinasi (r2) merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (r)
maka dapat rumus koefisien determinasi (r2) sama dengan rumus koefisien
korelasi (r) yang dipangkatkan.
2 ((n)(∑ XY )−(∑ X )(∑Y ))2
R= ¿¿
Keterangan :
R: Koefisien korelasi
X: Variabel bebas/independen
Y: Variabel terikat/dependen
n: Banyaknya sempel
34
DAFTAR PUSTAKA
Afnita, J. Latipah, E. 2021. Perkembangan Moral Anak Usia Dini Usia 0-6 Tahun
Dini. Jurnal Warna: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini.
5(2):77-84.
Bai, S.T., Chiar, M., Lukmanulhakim, L. 2019. Pembiasaan Membaca Hadits dan
Artinya dalam Pengembangan Nilai Agama Islam di TK. Islam Al- Kautsar.
Isnaeni, R.F., Suryadilaga, M.A. 2020. Pendidikan Hadits untuk Anak Usia Dini.
Khaironi, M. 2017. Pendidikan Moral pada Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age
Lubis, N.A., Rambe, A.A., Konadi, H., Maisarah, M. 2021. Penerapan Kegiatan
Surifah, J., Rosidah, L., Fahmi, F. 2018. Pengaruh Metode Pembiasaan terhadap
Ulum, M.S., Ropikoh, L. 2020. Upaya Meningkatkan Daya Ingat Anak Melalui
Metode One Day One Hadits pada Anak Usia TK (di Madrasah Baitul
berperilaku baik
- menolong
- menghormati
- peduli
- tanggung jawab
LAMPIRAN B. KISI-KISI INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
membiasakan
mengucapkan terima kasih
- Anak mampu makan dan
minum dengan duduk
42
Hari / Tanggal :
Kemunculan
Aspek yang
No Tidak Keterangan
diobservasi Ada
ada
1 Hadits larangan
makan dan minum
sambil berdiri
2 Hadits kebersihan
3 Hadits menahan
marah
4 Hadits harus
memiliki rasa malu
5 Hadits berbakti
kepada orang tua
44
bercerita padanya
7 Anak mendengarkan dengan
seksama jika ada orang lain yang
berbicara
8 Anak tidak berbicara kasar/kotor