Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Penyakit Kulit / Dermatitis


Sub Pokok Bahasa : Upaya pencegahan Dermatitis
Sasaran : Warga RT 06 Purwosari
Jam : 18.30 WIB – 19.00 WIB
Waktu : 30 Menit
Tanggal : 25 Nov 2020
Tempat :Rumah Masing-masing/daring/Rumah Keluarga Tn S
Pemateri : Agung Fahri Riyanto

A. Latar Belakang
Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon.
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul,
vesikel,skauma, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu
timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis
cenderung sering kambuh kembali (residif) dan menjadi kronis (Sularsito,
2010).

B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, diharapkan Masyarakat RT 06
Purwosari mampu memahami dan mengerti tentang upaya penceghan
Penyakit Kulit / Dermatitis.

C. Tujuan Khusus (materi penyuluhan)


Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang Dermatitis,
diharapkan Keluarga Tn.S dapat:
1. Menjelaskan pengertian
2. Menyebutkan penyebab
3. Menyebutkan tanda dan gejala
4. Menyebutkan upaya pencegahan
5. Menjelaskan kenapa Dermatitis harus di cegah

D. Materi Penyuluhan
Terlampir
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. Media
1. Leaflet
2. PPT
G. Setting Tempat

H. Jobdisk
Fasilitator : Agung Fahri
Moderator : -
Fasillitor : Bertugas menyampaikan materi penyuluhan
Moderator : -----
I. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 5 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Kata-kata/
menit 2. Memperkenalkan diri kalimat
2. Mendengarkan
3. Menyampaikan
dan menyimak
tentang tujuan pokok
3. Bertanya
materi
mengenai
4. Meyampakaikan
perkenalan dan
pokok pembahasan
tujuan jika ada
5. Kontrak waktu
yang kurang
jelas
2. Pelaksanaan 20 Penyampaian Materi 1. Mendengarkan PPt
menit 1. Menjelaskan dan menyimak eaflet

pengertian 2. Bertanya
2. Menjelaskan mengenai hal-
penyebab hal yang belum
3. Menjelaskan tanda jelas dan
dan gejala dimengerti
4. Menjelaskan faktor
resiko
5. Menjelaskan upaya
pencegahan

3. Penutup 5 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata-kata/


menit 2. Memberikan menjawab kalimat
kesempatan pada tentang
peserta untuk pertanyaan
bertanya yang diajukan
3. Melakukan evaluasi 2. Mendengar
4. Menyampaikan 3. Memperhatikan
kesimpulan materi 4. Menjawab
5. Mengakhiri Salam
pertemuan dan
mengucapkan salam

H. Evaluasi I
I keluarga mampu :
Diharapkan
I
1. Menjelaskan pengertian Dermatitis
2. Menyebutkan penyebab Dermatitis
3. Menyebutkan tanda dan gejala Dermatitis
4. Menyebutkan cara pencegahan /Pengobatan Dermatitis
5. Menjelaskan Kenapa dermatitis harus di cegah (Materi Penyuluhan)
DERMATITIS

A. Pengertian
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon.
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul,
vesikel,skauma, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu
timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis
cenderung sering kambuh kembali (residif) dan menjadi kronis (Sularsito,
2010).

B. Penyebab
Berikut ini adalah beberapa macam dermatitis yang perlu diketahui:

1) Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik merupakan jenis dermatitis yang paling sering terjadi.
Dermatitis tipe ini biasanya menyerang anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun
dan akan membaik seiring bertambahnya usia anak.

2) Dermatitis Kontak

Ada 2 jenis dermatitis kontak, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak
alergi. Dermatitis kontak iritan terjadi ketika kulit mengalami iritasi akibat
paparan bahan kimia tertentu yang merusak jaringan kulit, misalnya dalam
detergen, cairan pembersih rumah tangga, atau sabun.

3) Dermatitis dishidrotik

Dermatitis dishidrotik memiliki ciri khas berupa munculnya gelembung kecil


berisi cairan (blister) pada jari dan telapak tangan atau kaki. Blister di tangan dan
kaki ini dapat menimbulkan nyeri yang mengganggu aktivitas. Setelah 2–3
minggu, blister akan menghilang dan meninggalkan kulit yang tampak kering dan
pecah-pecah.

4) Dermatitis numularis

Dermatitis numularis ditandai dengan munculnya ruam atau blister dalam jumlah


banyak dan berkelompok yang disertai rasa gatal dan nyeri. Jenis dermatitis ini
lebih sering terjadi pada pria berusia 55–65 tahun, sedangkan wanita biasanya
mengalami dermatitis jenis ini di usia 15–25 tahun. Dermatitis numularis jarang
menyerang anak-anak.
5) Neurodermatitis

Neurodermatitis diawali dengan rasa gatal yang muncul di tangan, kaki, belakang


telinga, belakang leher, atau alat kelamin. Rasa gatal dapat memburuk saat
penderita tidur atau mengalami stres berat.

6) Dermatitis stasis

Dermatitis stasis diawali oleh ketidakmampuan pembuluh darah (vena) di tungkai


untuk mendorong darah kembali ke jantung. Kondisi ini menyebabkan cairan
menumpuk di area tungkai sehingga memicu pembengkakan dan rasa nyeri.

7) Dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik ditandai dengan munculnya sisik berwarna kekuningan pada


kulit. Dermatitis jenis ini biasanya muncul pada kulit yang berminyak, seperti
kulit kepala dan kulit wajah.

C. Tanda dan gejala

1) Gatal yang parah terutama di kulit yang tertekuk seperti dalam siku, depan
leher, dan belakang lutut.
2) Ruam yang berkerak dan berair jika tergores.
3) Bercak merah, kasar, pecah, atau kulit bersisik.
4) ruam merah atau benjolan,
5) lepuhan berisi air,
6) sensasi terbakar dan panas pada ruam,
7) kulit terasa gatal, serta
8) kulit membengkak.
9) sisik putih seperti ketombe,
10) sisik kekuningan atau kerak pada kulit kepala, telinga, wajah, dan bagian
tubuh lainnya, serta
11) kulit merah.

D. Faktor resiko
1. Usia

Penyakit kulit ini dapat muncul pada usia berapa pun, tapi dermatitis atopik
(eksim) lebih banyak dijumpai pada bayi. Oleh sebab itu, bayi dan anak-anak
lebih berisiko terkena eksim.
2. Menderita alergi dan asma

Orang yang menderita asma dan alergi lebih berisiko terkena dermatitis atopik.


Namun, tidak diketahui hubungan pasti antara alergi dan asma dengan dermatitis
atopik.

3. Sering terkena alergen di tempat kerja

Pekerjaan yang membuat Anda terpapar langsung dengan logam, pelarut, atau
produk pembersih tertentu meningkatkan risiko dermatitis kontak. Orang yang
bekerja dalam bidang kesehatan juga rentan terkena eksim, terutama pada tangan.

4. Menderita penyakit tertentu

Anda berisiko lebih tinggi terkena peradangan kronis pada kulit kepala bila
menderita penyakit gagal jantung kongestif, penyakit Parkinson, dan HIV.

5. Riwayat keluarga

Dermatitis adalah salah satu penyakit kulit yang diturunkan dari orangtua ke anak.
Maka dari itu, seseorang yang lahir dari keluarga dengan riwayat penyakit ini
biasanya lebih rentan terkena penyakit yang sama.

6. Terlalu sering mencuci tangan

Kebiasaan tertentu ternyata bisa meningkatkan risiko seseorang terkena


peradangan kronis, contohnya terlalu sering mencuci dan mengeringkan tangan.
Pasalnya, kebiasaan ini bisa menghilangkan minyak alami kulit dan mengubah
keseimbangan pH-nya.
E. Upaya Pencegahan

1. Membatasi waktu mandi hanya selama 5-10 menit.


2. Menggunakan sabun yang tidak menghasilkan banyak busa.
3. Mengeringkan tubuh dengan handuk yang halus.
4. Menggunakan minyak atau krim pelembap kulit.
5. Menghindari zat penyebab alergi atau iritasi.
6. Memakai sarung tangan bila hendak menggunakan produk pembersih.
Daftar Pustaka

Akbar, H. (2020). Hubungan Personal Hygiene dan Pekerja dengan Kejadian


Dermatitis di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat. PROMOTIF: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 10 (1), 1-5.
Leung,DY., Boguniewicz, M., Howell, MD, Nomura, I., & Hamid, QA. (2004).
Wawasan Baru Tentang Dermatitis Atopik. Jurnal Investigasi Klinis, 113
(5), 651-657.
Nengsih, S., Alim, A., & Gafur, A. (2019). Gambaran Kejadian Dermatitis.
Journal Health Community Empowerment, 11 (1), 104-105.

Anda mungkin juga menyukai