Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DERMATITIS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dokumentasi Keperawatan

Dosen Pengampu : Evi Supriatun, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh :

Nama : Fatimah Fatmah

Nim : A0019063

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasa : Penyakit Kulit dan Kelamin


Sub Pokok Bahasan : Dermatitis
sasaran : Keluarga klien Poliklinik Anak
Waktu : 30 menit
Hari/Tangg : selasa, 17 November 2020
Penyuluh : Fatimah Fatma

A.TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mempelajari konsep Dermatitis keluarga klien diharapkan mampu mengenal,
mencegah dan mengatasi masalah dermatitis dalam keluarga
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami pengertian Dermatitis
2. Memahami etiologi Dermatitis
3. Mengetahui manifestasi klinik Dermatitis
4. Memahami pencegahan Dermatitis
5. Memahami penatalaksanaan Dermatitis
C.METODE
1. Cerama
2. Tanya jawab
D.MEDIA
1. Over Head Projector (OHP)
2.Materi transparan
3.  Gambar
4.Leaflet
E. STRATEGI PEMBELAJARAN
No Tahap Waktu Kegiatan Pengajar Subyek Belajar
1 Pembukaan 4 menit ? Memberi salam ?  Menjawab salam
? Memfokuskan materi ?  Memperhatikan
dengan bercerita dengan seksama
? Menjelaskan tujuan ?  Memperhatikan
pembelajaran

2 Pengembangan 20 menit? Menjelaskan Pengertian ?  Mendengarkan dan


Dermatitis mencatat
? Menjelaskan Etiologi ?  Memperhatikan dan
dermatitis mencatat
? Memberi kesempatan ?  Mengajukan per-
audiens untuk bertanya tanyaan
? Menjawab pertanyaan ?  Menjawab/mengajukan
pendapat

? Menjelaskan Manifestasi ?  Memperhatikan dan


klinis dermatitis mencatat
? Menjelaskan ?  Memperhatikan dan
penatalaksanaan mencatat
dermatitis ?  Mengajukan
? Memberi kesempatan pertanyaan
audience untuk berta-nya?  Menjawab/mengajukan
? Menjawab pertanyaan pendapat

3 Penutup 6 menit ?  Memperhatikan dan


? Bersama-sama keluarga mencatat
klien merangkum ma-teri
yang telah disam-paikan ?  Memperhatikan
? Menjelaskan prosedur
evaluasi ?  Menjawab pertanyaan
? Memberikan evaluasi evaluasi
secara lisan ?  Menjawab salam
? Memberi salam penu-tup

F.MATERI

Terlampir

G.EVALUASI

a.       Evaluasi diberikan segera setelah materi pokok telah disampaikan.


b.      Jenis evaluasi berupa pertanyaan terbuka secara lisan.
DERMATITIS

A. Definisi

Dermatitis merupakan epidermo-dermitis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif tampak


inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-tanda poliorfi tersebut
tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi kronis.

B. Sinonim

Unitaris   :   Ekzema dan dermatitis dianggap sinonim. Anggapan ini yang berasal dari
kontinen Eropa, dan tidak dianut lagi.
Dualistis :   Ekzema dan dermatitis merupakan nama yang tidak sinonim . Anggapan dualistis
sekarang dianut di semua negeri. Semua kelainan dianggap dermatitis dan dengan demikian
dicari faktor-faktor penyebab.Yang dulu disebut eczema adalah salah satu bentuk dermatitis,
yaitu yang dinamakan dermatitis atopik.

C. Etiologi

Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak diketahui. Sebagian besar merupakan respon kulit
terhadap agen-agen, misalnya zat kimia, protein, bakteri, dan fungus. Respon tersebut dapat
berhubungan dengan alergi. Alergi ialah perubahan kemampuan tubuh yang didapat dan
spesifik untuk bereaksi.
Reaksi alergi terjadi atas dasar interaksi antara antigen dan antibody. Karena
banyaknya agen penyebab, ada anggapan bahwa nama dermatitis digunakan sebagai nama
“tong sampah” (catch basket term). Banyak penyakit alergi yang disertai tanda-tanda
polimorfi disebut dermatitis.

D.    Tipe-Tipe Dermatitis

1.      Dermatitis kontak alergi


Kemerahan, gatal-gatal, melepuh, terjadi saat ada kontak dengan substansi dimana sistem
imun tubuh mengenalinya sebagai benda asing, misalnya tidak cocok dengan lotion tertentu.
2.      Dermatitis atopi
Penyakit kulit kronis yang dimanifestasikan dengan gatal-gatal dan inflamasi kulit.
3.      Ekzema kontak
Suatu reaksi yang terlokalisir dengan tanda-tanda : kemerahan, gatal, dan rasa terbakar. Ini
terjadi karena kulit kontak dengan alergen atau bahan-bahan iritan seperti asam, bahan
pembersih, atau bahan kimia lainnya.
4.      Ekzema dishidrotik
Iritasi kulit yang terjadi pada jari-jari tangan dan sela-sela jari kaki, yang ditandai dengan
lepuh dalam, gatal dan nyeri terbakar.
5.      Neurodermatitis
Patch yang terdapat di kepala, kaki bagian bawah, pergelangan atau lengan bagian dalam
yang disebabkan oleg gatal yang terlokalisir (misalnya karena gigitan serangga) yang
akhirnya menjadi iritasi.
6.      Ekzema nummular
Patch berbentuk coin di lengan, punggung, kaki bawah, yang kemungkinan timbul krusta,
bersisik dan gatal sekali.
7.      Ekzema seboroik
Warna kekuningan, berminyak, scalling patch, terdapat di wajah atau bagian tubuh lainnya.
8.      Dermatitis stasis
Iritasi pada kulit pada kaki bawah, biasanya berhubungan dengan gangguan sirkulasi.

E.     Manifestasi Klinis

Subyektif ada tanda-tanda radang akut, terutama pruritus (sebagai pengganti dolor).
Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), pembengkakan (edema),
dan gangguan fungsi kulit (fungsio laesa).
Obyektif biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi, yang dapat
timbul secara serentak atau berturut-turut. Pada permukaan timbul eritema dan edema. Edema
sangat jelas pada kulit yang longgar, misalnya muka (terutama palpebra dan bibir) dan
genetalia eksterna. Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis madidans (basah) berarti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat sumber
dermatitis, artinya terdapat vesikel-vesikel pungtiformis yang berkelompok dan kemudian
membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika desertai infeksi.
Dermatitis sika (kering) berarti tidak madidans. Bila gelembung-gelembung mongering
maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi
kering disebut dermatitis sika. Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik-
sisik. Bila proses menjadi kronis tampak likenifikasi dan sebagai sekuele terlihat
hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.

E. Histopatologi

Pada dermatitis akut kelainan di epidermis berupa vesikel atau bula, spongiosis, edema
intrasel, dan eksositosis, terutama sel mononuclear. Kadang-kadang tampak krusta menutupi
epidermis. Dermis sembab, pembuluh darah melebar, disekitarnya terdapat sebukan sel
radang mononuclear.
Kelainan pada stadium subakut hampir seperti pada stadium akut; jumlah vesikel
sedikit dan lebih kecil, spongiosis masih jelas; kelainan di dermis menyerupai stadium akut.
Pada stadium kronis perubahan yang terlihat terutama akantosis, rete ridges
memanjang, parakeratosis, dan hyperkeratosis. Spongiosis ringan kadang-kadang terlihat,
sedangkan vesikel idak lagi ditemukan. Perubahan dalam dermis berupa penebalan jaringan
kolagen, fibroblast bertambah banyak, serta pembuluh darah kapiler bertambah dan
dindingnya menebal. Sebukan sel radang menahun ditemukan di sekitar pembuluh darah
dermis bagian atas.

F.   Penatalaksanaan

1.   Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau kombinasi antihistamin-antiserotonin,
antibradikinin, anti-SRS-A, dsb. Pada kasus perat dapat dipertimbangkan pemberian
kortikosteroid.
2.   Topikal
Prinsip umum terapi topical diuraikan dibawah ini :
-   Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka. Dermatitis kering (sika)
diobati dengan krim atau salep.
-   Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentasi obat spesifik.
-   Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila sub akut, diberi losio (bedak kocok), pasta, krim,
atau linimentum (pasta pendigin). Bila kronik diberi salep.
-      Pada dermatitis sika, bila superficial, diberikan bedak, losio, krim, atau pasta; bila kronik
diberikan salep. Krim diberikan pada daerah berambut, sedangkan pasta pada daerah tidak
berambut. Penetrasi salaep lebih besar daripada krim.

Anda mungkin juga menyukai