DERMATITIS
Disusun oleh :
Nim : A0019063
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
F.MATERI
Terlampir
G.EVALUASI
A. Definisi
B. Sinonim
Unitaris : Ekzema dan dermatitis dianggap sinonim. Anggapan ini yang berasal dari
kontinen Eropa, dan tidak dianut lagi.
Dualistis : Ekzema dan dermatitis merupakan nama yang tidak sinonim . Anggapan dualistis
sekarang dianut di semua negeri. Semua kelainan dianggap dermatitis dan dengan demikian
dicari faktor-faktor penyebab.Yang dulu disebut eczema adalah salah satu bentuk dermatitis,
yaitu yang dinamakan dermatitis atopik.
C. Etiologi
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak diketahui. Sebagian besar merupakan respon kulit
terhadap agen-agen, misalnya zat kimia, protein, bakteri, dan fungus. Respon tersebut dapat
berhubungan dengan alergi. Alergi ialah perubahan kemampuan tubuh yang didapat dan
spesifik untuk bereaksi.
Reaksi alergi terjadi atas dasar interaksi antara antigen dan antibody. Karena
banyaknya agen penyebab, ada anggapan bahwa nama dermatitis digunakan sebagai nama
“tong sampah” (catch basket term). Banyak penyakit alergi yang disertai tanda-tanda
polimorfi disebut dermatitis.
D. Tipe-Tipe Dermatitis
E. Manifestasi Klinis
Subyektif ada tanda-tanda radang akut, terutama pruritus (sebagai pengganti dolor).
Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), pembengkakan (edema),
dan gangguan fungsi kulit (fungsio laesa).
Obyektif biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi, yang dapat
timbul secara serentak atau berturut-turut. Pada permukaan timbul eritema dan edema. Edema
sangat jelas pada kulit yang longgar, misalnya muka (terutama palpebra dan bibir) dan
genetalia eksterna. Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis madidans (basah) berarti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat sumber
dermatitis, artinya terdapat vesikel-vesikel pungtiformis yang berkelompok dan kemudian
membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika desertai infeksi.
Dermatitis sika (kering) berarti tidak madidans. Bila gelembung-gelembung mongering
maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi
kering disebut dermatitis sika. Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik-
sisik. Bila proses menjadi kronis tampak likenifikasi dan sebagai sekuele terlihat
hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.
E. Histopatologi
Pada dermatitis akut kelainan di epidermis berupa vesikel atau bula, spongiosis, edema
intrasel, dan eksositosis, terutama sel mononuclear. Kadang-kadang tampak krusta menutupi
epidermis. Dermis sembab, pembuluh darah melebar, disekitarnya terdapat sebukan sel
radang mononuclear.
Kelainan pada stadium subakut hampir seperti pada stadium akut; jumlah vesikel
sedikit dan lebih kecil, spongiosis masih jelas; kelainan di dermis menyerupai stadium akut.
Pada stadium kronis perubahan yang terlihat terutama akantosis, rete ridges
memanjang, parakeratosis, dan hyperkeratosis. Spongiosis ringan kadang-kadang terlihat,
sedangkan vesikel idak lagi ditemukan. Perubahan dalam dermis berupa penebalan jaringan
kolagen, fibroblast bertambah banyak, serta pembuluh darah kapiler bertambah dan
dindingnya menebal. Sebukan sel radang menahun ditemukan di sekitar pembuluh darah
dermis bagian atas.
F. Penatalaksanaan
1. Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau kombinasi antihistamin-antiserotonin,
antibradikinin, anti-SRS-A, dsb. Pada kasus perat dapat dipertimbangkan pemberian
kortikosteroid.
2. Topikal
Prinsip umum terapi topical diuraikan dibawah ini :
- Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka. Dermatitis kering (sika)
diobati dengan krim atau salep.
- Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentasi obat spesifik.
- Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila sub akut, diberi losio (bedak kocok), pasta, krim,
atau linimentum (pasta pendigin). Bila kronik diberi salep.
- Pada dermatitis sika, bila superficial, diberikan bedak, losio, krim, atau pasta; bila kronik
diberikan salep. Krim diberikan pada daerah berambut, sedangkan pasta pada daerah tidak
berambut. Penetrasi salaep lebih besar daripada krim.