Anda di halaman 1dari 11

Tugas : Keperawatan Gerontik

Dosen : Hj. Wewang Riu, SPd.

Makalah
DERMATITIS

DISUSUN OLEH :

NAMA : SALMAWATI
NIM : 2002. 127
TINGKAT : III B

AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU


2007
KATA PENGANTAR

Puja dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah sederhana yang berjudul

"DERMATITIS" ini dapat kami selesaikan tepat pada waktu yang kami

rencanakan, untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pembawa materi.

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya, maka dari

itu kami meminta dengan hormat kepada para pembaca untuk memberikan

kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya

kepada Dosen pembimbing dan berbagai pihak yang telah banyak membantu

kami secara material maupun spiritual atas penyusunan makalah ini.

Palopo, Mei 2007

PENYUSUN
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

BAB II KONSEP DASAR MEDIK....................................................... 2

A. Pengertian ..................................................2

B. Etiologi ..................................................2

C. Patofisiologi ..................................................3

D. Manifestasi Klinis ..................................................4

E. Pemeriksaan Penunjang ..................................................5

F. Penatalaksanaan ..................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................7

B. Saran ..................................................7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 8
BAB I

PENDAHULUAN

Dermatitis adalah epidermo-dermitis dengan segala subjektif pruritus.

Sinonim :

o Unitaris : ekzema dan dermatitis dianggap sinonim. Anggapan ini yang

berasal dari kontinen Eropa tidak dianut lagi.

o Dualistis : ekzema dan dermatitis merupakan nama yang tidak sinonim.

Anggapan dualistis sekarang dianut di semua negeri. Semua kelainan

dianggap dermatitis dan dengan demikian dicari faktor penyebab yang

dulu disebut ekzema adalah salah satu bentuk dermatitis, yakni yang

dinamakan dermatitis atopik.

Pada dermatitis akut kelainan di epidermis berupa vesikel atau bula,

spongrosis, edema intrasel dan eksositosis terutama sel mononuklear.

Kadang : tampak krusta menutupi epidermis, dermis sembab, pembulu

darah melebar, di sekitarnya terdapat sebukan sel radang mononuklear.

Kelainan pada stadium sub akut hampir seperti pada stadium akut,

jumlah vesikel sedikit dan lebih kecil, spongiosis masih jelas, kelainan di

dermis menyerupai stadium akut.


BAB II

KONSEP DASAR DERMATITIS KONTAK

A. Pengertian

Dermatitis merupakan epidermo-dermitis dengan gejala subjektif

pruritus. Objektif tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi dan

pembentukan sisik. Tanda-tanda polimorfi tersebut tidak selalu timbul pada

saat yang sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi kronis.

B. Etiologi

Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak diketahui. Sebagian besar

merupakan respon kulit terhadap agen-agen, misalnya : zat kimia, protein,

bakteri dan fungus. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi.

Alergi adalah perubahan kemampuan tubuh yang didapat dan spesifik untuk

bereaksi.

Reaksi alergi terjadi atas dasar interaksi antara antigen dan antibodi.

Karena baiknya agen penyebab, ada anggapan bahwa nama dermatitis

digunakan sebagai nama “tong sampah” (catch basket term). Banyak

penyakit alergi yang disertai tanda : polimorfi disebut dermatitis.


C. Patofisiologi

1. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah peradangan kulit yang akut atau kronik

akibat terpajan ke iritan (dermatitis iritan) atau alergen (dermatitis

alergik). Lokasi dermatitis di kulit sesuai dengan tempat pajanan.

Dermatitis kontak alergik terjadi karena sel langerhans mengolah dan

menyajikan suatu alergen kes el-sel T di dekatnya. Sel-sel T

amenanggapinya dengan respon hipersensivitas tipe IV terhadap alergen.

Respon tersebut bersifat lambat yaitu memerlukan waktu beberapa jam

atau beberapa hari untuk muncul. Dermatitis iritan tidak melibatkan

sistem imun, hanya respon peradangan.

Penyebab dermatitis alergik yang sering dijumpai adalah poison ivy

atau poison oak dan bahan-bahan kimia yang terdapat pada perhiasan.

Penyebab dermatitis iritan yang sering adalah sabun, detergen,

pembersih peralatan rumah tangga, insektisida dan debu.

2. Dermatitis atopik

Dermatitis atopik adalah peradangan kult yang melibatkan

perangsangan berlebihan limfosit T dan sel mast. Histamin dari sel mast

menyebabkan rasa gatal dan eritema. Penggarukan menyebabkan

kerusakan kulit. Dermatitis atopik sering dijumpai pada bayi dan anak-

anak, tetapi dapat juga menetap sampai dewasa.


Tampaknya terdapat kecenderungan genetik ke arah penyakit.

Selain itu, penyakit ini sering ditemukan pada keluarga-keluarga dengan

gangguan peradangan lain misalnya asma dan alergi.

D. Manifestasi klinis

Subjektif ada tanda : radang akut, terutama pruritus (sebagai pengganti

dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor),

edema atau pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (fungsio lesa).

Objektif biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi

yang dapat timbul secara serentak atau berturut-turut. Pada permukaan

timbul eritema dan edema. Edema sangat jelas pada kulit yang longgar,

misalnya muka (terutama palpebra) dan genitalia eksterna. Infiltrasi

biasanya terdiri atas papul.

Dermatitis madidans (basah) berarti terdapat eksudasi. Di sana sini

terdapat sumber dermatitis, artinya vesikel-vesikel pungtiformis yang

berkelompok dan kemudian membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula

tau pustul, jika disertai infeksi.

Dermatitis sika (kering) berarti tidak madidans. Bila gelembung-

gelembung mengering maka akan terlihat erosi atau ekskrosiasi dengan

krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut dermatitis sika.

Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik-sisik. Bila


proses menjadi kronis tampak likenefikasi dans ebagai sekuele terlihat

hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.

E. Pemeriksaan Penunjang

Bila penyakit sudah sembuh, dapat diadakan uji tempel (patch test).

Pada daerah fleksor lengan bawah atau intaskopular dioleskan alergen yang

tersangka, yang menutup dengan kain kasa dan selofan impermeabel.

Sesudah 24 - 48 jam dibaca, apakah terdapat reaksi atau tidak. Reaksi dinilai

sebagai :

1 + →eritema

2 + → eritema, edema, papul

3 + → eritema, edema, papul, vesikel

4 + →sama dnegan 3, tetapi disertai dengan vesikel yang

berkonfluansi

5 + → sama dengan 4+ tetapi keadaan vadidans dengan atau tanpa

nekrosis

F. Penatalaksanaan

1. Sistemik

Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi

antihistamin antiserotonin, antibradikinin, anti –SRS-A dan sebagainya.

Pada kasus berat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.


2. Topikal

Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini :

- Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka.

dermatitis kering (sika) diobati dengan krim atau salep.

- Makin berat atau akut penyakitnya, makin mudah persentase obat

spesifik

- Bil dermatitis akut, diberi komprs. Bila sub akut, diberi losio (bedak

kocok), pasta, krim atau linimentum (pasta pendingin), bila kronik

diberi salep

- Pada dermatitis sika, bila superfisial diberikan bedak losio, krim atau

pasta. Bila kronis diberikan salep. Krim diberikan pada daerah

berambut, sedangkan pasta pada daerah yang tidak berambut.

Penetrasi salep lebih besar daripada krim.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dermatitis adalah suatu reaksi inflamasi kulit terhadap preparat fisik, kimia,

atau biologi.

Dermatitis disebabkan oleh banyak hal yaitu : sabun, detergens, insektisida,

zat pewarna ( rambut, kuku, pakaian, sepatu ), perhiasan, kacamata, jam tangan,

dan lain – lain.

Dermatitis memiliki gejala / tanda misalnya seperti : rasa gatal – gatal pada

kulit, rasa terbakar, lesi kulit, eritema, dan edema pembentukan krusta serta

akhirnya pengeringan dan pengelupasan kulit.

Pada respon yang berat dapat membentuk bullae hemoragik reaksi yang

berulang – ulang dapat disertai penebalan kulit dan perubahan pegmentasi invasi

sekunder oleh bakteri dapat terjadi pada kulit yang mengalami ekskoriasi karena

digosok atau digaruk.

B. Saran

Diharapkan kepada para pembaca apabila menemukan tanda / gejala seperti

gatal, rasa terbakar pada kulit, lesi kulit, edema yang disertai keluaran sekret, dan

eritema. Agar segera memeriksakan diri kepada dokter spesialis kulit atau rumah

sakit umum mendapat penanganan lebih lanjut. Dan diharapkan jangan pernah

menggunakan sembarang obat yang ada di pasaran apabila belum mengetahui pasti

indikasi dari obat tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol :3 Penerbit


Buku Kedokteran : EGC, Jakarta

Brunner, Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah. 2000. PT. Buku


Kedokteran, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai