Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DERMATITIS

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah


Di Bina Oleh :
N.s Indah Puspita Sari, S.kep

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3 :
1. AYU APRY MULIYANT (1501070385)
2. ELVIANA MONE (1501070391)
3. YOLANDA SYLVINA (1501070407)
4. OKTAVIANUS BORA BULU (1501070402)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Tahun Ajaran 2015/2016
KATA PENGANTAR

      Puji syukur kami panjatkan kepada  Allah pencipta langit dan bumi yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, terutama rahmat iman dan kekuatan sehingga Makalah Dermatitis
ini dapat diselesaikan.
      Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan tugas matakuliah
Keperawatan program studi S1 Keperawatan. Dalam dua minggu kami mengumpulkan bahan
hingga Makalah Dermatitis ini dapat diselesaikan.
      Penyusun Makalah Dermatitis ini dapat diselesaikan. Makalah ini tidak mungkin dapat
diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu perkenankan penulis
menyampaikan terima kasih yang tulus kepada dosen pembimbing, teman-teman dan semua
pihak yang telah membantu sehingga Makalah Dermatitis ini dapat diselesaikan.
      Sangat disadari Makalah Dermatitis ini masih mempunyai banyak kekurangan baik isi
maupun tekhnik penulisannya, oleh sebab itu sangat diharapkan saran dan perbaikan dari
pembaca demi penyempurnaan Makalah Dermatitis ini.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar isi ................................................................................................................... iii

Latar Belakang ....................................................................................................... 1

Rumusan Maslah ...................................................................................................... 2

Tujuan ................................................................................................................... 2

Definisi Dermatitis ...................................................................................................... 3

Etiologi Dermatitis ...................................................................................................... 4

Patofisiologi Dermatitis ............................................................................................ 4

Manifestasi klinik Dermatitis ........................................................................................... 6

Komplikasi ................................................................................................................... 6

Pemeriksaan ................................................................................................................... 6

Penatalaksana ................................................................................................................... 7

Konsep Dasar keperawatan .......................................................................................... 8

Kesimpulan ................................................................................................................. 12

Saran ............................................................................................................................. 12

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dermatitis adalah penyakit kulit gatal-gatal, kering, dan kemerahan. Dematitis juga dapat
didefinisikan sebagai peradangan pada kulit, baik karena kontak langsung dengan zat kimia
yang mengakibatkan iritasi, atau reaksi alergi.
Dengan kata lain, dermatitis adalah jenis alergi kulit. Selain penyebab bahan-bahan kimia,
sering kali dermatitis terjadi ketika kulit sensitive kontak langsung dengan perhiasan logam
biasanya emas dengan kadar rendah atau perhiasan perak dan kuningan. Jika Anda
mengalami kulit kering dan gatal, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter, apakah
yang terjadi pada kulit Anda teridentifikasi dermatitis.
Jika Anda teridentifikasi dermatitis, maka pertama kali yang harus Anda ketehui adalah
penyebab dari penyakit kulit tersebut. Pastikan Anda menghindari penyebab dari iritasi dan
alergi. Jangan pernah menggaruk, meskipun rasa gatal tidak tertahankan. Sebab menggaruk
tidak akan membuat hilang rasa gatal, melainkan akan memperparah ketidaknyamanan Anda.
Sebab menggaruk akan menyebabkan kulit lebih rentan terhadap infeksi kulit dan penyakit
kulit lainnya. Biasanya rasa gatal timbul karena area kulit tersebut kering maka gunakan
pelembab untuk mengurangi rasa gatal. Gunakan obat kulit untuk dermatitis, juga akan
membantu mengurangi rasa gatal.
Dermatitis tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga pada anak-anak. Tipe
dermatitis yang sering terjadi pada anak-anak yaitu dermatitis atopik yang meruapakan suatu
gejala eksim terutama timbul pada masa kanak-kanak. GeJala ini biasanya timbul pada usia
sekitar 2 bulan sampai 1 tahun den sekitar 85% pada usia kurang dari 5 tahun. Pada keadaan
akut, gejalanya berupa kulit kemerahan, kulit melenting berisi cairan, basah dan sangat gatal.
Kadang-kadang disertai infeksi sekunder yang menimbulkan nanah.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Dermaitis ?

2. Bagaimana Etiologi Dermatitis ?

3. Bagaimana Patofisiologi Dermatitis ?

4. Bagaimana Manifestasi klinik Dermatitis ?

5. Apakah komplikasi dan bagaimana asuhan keperawatan Dermatitis ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari Dermatitis.

2. Untuk mengetahui Etiologi Dermatitis.

3. Untuk mengetahui Patofisiologi Dermatitis.

4. Untuk mengetahui Manifestasi klinik Dermatitis.

5. Untuk mengetahui komplikasi dan perawatan Dermatitis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Dermatitis
Dermatitis merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif
tampak inflamasi eritema, vesikula, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-tanda
polimorfik tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit bertendensi residif dan
menjadi kronis. Sinonim dermatitis adalah eksem. Ada yang membedakan antara dermatitis
dan eksem, tetapi pada umumnya menganggap sama.
Eksim atau Dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit
tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling
sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim
atopik atau dermatitis atopik. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama
saat mereka berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan
bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan
pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi
angka kekambuhan.
Dermatitis ada yang didasari oleh faktor endogen, misalnya dermatitis atopik,
dermatitis kontak, dan sebagainya. Tetapi kebanyakan penyebab dermatitis ini belum
diketahui secara pasti. Sedangkan bila ditinjau dari jenis kelainannya,
maka dermatitis atopik adalah dermatitis yang paling sering dibahas, mengingat insidensnya
yang cenderung terus meningkat dan dampak yang dapat ditimbulkannya pada kualitas hidup
pasien maupun keluarganya.
Imunitas seluler menurun pada 80% penderita dermatitis alergi. Sehingga pada
umumnya penderita ini mudah mengalami infeksi. Oleh karena itu, sebaiknya penderita
menjaga kondisi tubuhnya agar selalu vit dengan berolah raga teratur, makan yang bergizi
(bisa ditambahkan madu), istirahat yang cukup serta yang terpenting menjauhi stress
emosional. Penderita juga sebaiknya jangan berdekatan dengan penderita cacar air, herpes
zoster atau penyakit kulit lainnya karena akan mudah tertular. Untuk pemilihan
obat dermatitis yang tepat sebaiknya anda periksakan diri dan konsultasi ke dokter spesialis
kulit.
3
B.     Etiologi Dermatitis

Berdasarkan etiologinya dermatitis dibagi dalam type :


a)    Dermatits kontak
-    Dermatitis kontak toksis akut. Suatu dermatitis yang disebabkan oleh iritan primer
kuat / absolut. Contok : H2SO4 , KOH, racun serangga.
-    Dermatitis Kontak Toksis Kronik. Suatu dermatitis yang disebabkan oleh iritan
primer lemah / relatif. Contoh : sabun , detergen.
-    Dermatitis Kontak Alergi. Suatu dermatitis yang disebabkan oleh alergen . Contoh :
logam (Ag, Hg), karet, plastik, popok atau diaper pada anak-anak, dll.
b)       Dermatitis Atopik. Suatu peradangan menahun pada lapisan epidermis yang
disebabkan zat-zat yang bersifat alergen. Contoh : inhalan (debu, bulu).
c)      Dermatitis Perioral. Suatu penyakit kulit yang ditandai adanya beruntus-beruntus
merah disekitar mulut. Penyebabnya tidak diketahui dan bisa muncul pemakaian
salep kortikosteroid diwajah untuk mengobati suatu penyakit.
d)     Dermatitis Statis. Suatu peradangan menahun pada tungkai bawah yang sering
meninggalkan bekas, yang disebabkan penimbunan darah dan cairan dibawah kulit,
sehingga cenderung terjadi varises dan edema.
C.    PATOFISIOLOGI

1. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak iritan yaitu dermatitis yang terjadi pada kulit yang kontak
dengan zat iritan dalam waktu yang cukup lama atau konsentrasi yang lama,
umumnya berbatasan relatif tegas mialnya Alergi jam tangan.
Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV adalah hipersenitivitas tipe
lambat. Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase induksi (fase sensitisasi) dan fase
elisitasi.
Fase induksi adalah kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal dan
memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin adalah terjadinya kontak
ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbul gejala klinis.
      Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke dalam kulit dan
berikatan dengan protein barier membentuk anti gen yang lengkap.

4
Anti gen ini ditangkap dan diproses lebih dahulu oleh magkrofak dan sel Langerhans,
kemudian memacu reaksi limfoisit T yang belum tersensitasi di kulit, sehingga terjadi
sensitasi limposit T, melalui saluran limfe, limfosit yang telah tersensitasi berimigrasi ke
darah parakortikal kelenjar getah bening regional untuk berdiferensiasi dan berfoliferasi
membentuk sel T efektor yang tersensitasi secara spesifik dan sel memori.

Kemudian sel-sel tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian kembali ke kulit dan
sistem limfoid, tersebar di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan sensetivitas yang sama
di seluruh kulit tubuh.
Pada fase elisitasi, terjadi kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa. Sel efektor
yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu menarik berbagai sel radang
sehingga terjadi gejala klinis.
2.      Dermatitis Atopik
Belum diketahui secara pasti. Histamin dianggap sebagai zat penting yang
memberi reaksi dan menyebabkan pruritus. Histamin menghambat kemotaktis dan
menekan produksi sel T.  Sel mast meningkat pada lesi dermatitis atopi kronis. Sel ini
mempunyai kemampuan melepaskan histamin. Histamin sendiri tidak menyababkan lesi
ekzematosa. Kemungkinan zat tersebut menyebabkan prutisus dan eritema, mungkin
karena gerakan akibat gatal menimbulkan lesi ekzematosa.
Pada pasien dermatitis atopik kapasitas untuk menghasilkan IgE secara berlebihan
diturunkan secara genetik
3.      Neurodermatitis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter
bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering
membentuk krusta.
4.      Dermatitis Statis
Akibat bendungan, tekanan vena meningkat sehingga memanjang dan melebar.
Terlihat berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan
dan terjadilah edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan
atau seperti ditusuk-tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-
bercak semula tampak merah berubah menjadi hemosiderin. Akibat garukan
menimbulkan erosi, skuama. Bila berlangsung lama, edema diganti jaringan ikat sehingga
kulit teraba kaku, warna kulit lebih hitam. 5
5.       Dermatitis Seiboroika
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah
atau kasar; krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi. Tempat kulit kepala,
alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus,
lipat bokong, lipat paha dan skrotum. Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal
sebagai dandruff dan bila basah disebutpytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambut.
D.    Manifestasi Klinik Dermatitis
Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).
Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan
dan gangguan fungsi kulit (function laisa).
Obyektif, biasanya batas kelainan tidak terdapt lesi polimorfi yang dapat timbul scara
serentak atau beturut-turut. Pada permulaan eritema dan edema. Edema sangat jelas pada
kulit yang longgar misalya muka (terutama palpebra dan bibir) dan genetelia eksterna.
Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis basah berarti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat sumber dermatitis,
artinya terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar.
Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika disertai infeksi. Dermatitis sika
(kering) berarti tdiak madidans bila gelembung-gelumbung mongering maka akan terlihat
erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul
sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat
hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.

E.     Komplikasi
1. Kerusakan integritas kulit : kerusakan jaringan epidermis dan dermis yang
disebabkan kelembapan udara, radiasi sinar UV, kelembapan kulit, penggunaan
obat-obatan dan lain-lain.
2. Infeksi sekunder: infeksi yang merusak selama atau sesudah pengobatan penyakit
yang dipengaruhi beberapa faktor seperti kesehatan, penyebab masalah awal
terjadinya penyakit dan kondisi fasilitas yang digunakan.
3. Gangguan rasa nyaman: terjadinya peradangan, terbukanya ujung-ujung saraf kulit.

6
F.     Pemeriksaan Penunjang
1)      Darah; Hb, leoukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin.
2)      Urin; pemeriksaan Hispatologi
3)      Uji kulit, alergen, uji IgE spesifik, pada dermatitis atopic
4)      Pemeriksaan kultur bakteri apabila ada komplikasi infeksi sekunder bakteri, pada
dermatitis kontak iritan.
G.    Penatalaksanaan
a)      Terapi umum
-       Hindari faktor penyebab.
-       Jaga kulit bayi/anak jangan sampai kering/lembab.
-       Berikan pengertian untuk tidak digaruk.
b)      Terapi Lokal
-       Salep / krim / losio kortikosteroid.
c)      Terapi Sistemik
-       Anti histamin.
-       Kortikosteroid ; dosis 40-60 mg.
-       Antibiotik ; Eritromisin, Dewasa 4x 250 mg/hr.

                                                                 

7
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A.    Pengkajian
Anak dengan dermatitis yang perlu dikaji, yaitu :
-          Kaji faktor penyebab terjadinya gangguankulit.
-          Kaji pengetahuan orang tua tentang faktor penyebab dan metode kontak.
-          Kaji adanya pruritas dan burning.
-          Kaji peningkatan stress yang diketahui pasien.
-          Kaji tanda-tanda infeksi.
-          Riwayat infeksi yang berulang-ulang.
-          Kaji faktor yang memperparah.
-          Pada reaksi ringan kulit terlihat merah dan terdapat vesicle.
-          Pada reaksi berat terdapat ulceration.

B.     Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan dermatitis, yaitu :
1.      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
2.      Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar allergen
3.      Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
C.    Intervensi
1.      Gangguan integritas kulit b/d kekeringan pada kulit
Tujuan : klien/orang tua akan mempertahankan kulit klien agar mempunyai hidrasi yang  baik
dan turunnya peradangan, ditandai dengan :
-       Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit
-       Berkurangnya derajat pengelupasan kulit
-       Berkurangnnya kemerahan
-       Berkurangnya lecet karena garukan
-       Penyembuhan area kulit yang telah rusak

8
Rencana Tindakan Keperawatan :
1)      Kaji keadaan kulit
Rasional  : Mengetahui dan mengidetifikasi kerusakan kulit untuk melakukan intervensi yang
tepat.
2)      Mandikan anak paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit. Segera oleskan salep atau
krim yang telah diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala
meningkat.
Rasional : Dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit. Pengolesan krim pelembab
selama 2 – 4 menit setelah mandi untuk mencegah penguapan air dari kulit.
3)      Anjurkan orang tua dan anak untuk menggunakan sabun yang mengandung pelembab atau
sabun untuk kulit sensitive pada anak. Hindari mandi busa.
Rasional : Sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan alkalin dan tidak
membuat kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan keluhan.
4)      Kolaborasi dalam pemberian salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari
pada anak.
Rasional : Salep atau krim akan melembabkan kulit.

2.      Resiko kerusakan kulit b/d terpapar allergen


Tujuan : Klien/orang tua akan mempertahankan integritas kulit klien, ditandai dengan
Menghindari allergen
Rencana Tidakan Keperawatan :
1)      Ajari orang tua dan anak untuk menghindarkan atau menurunkan paparan terhadap
alergen yang telah diketahui pada anak.
Rasional : menghindari alergen akan menurunkan respon alergi
2)      Anjurkan orang tua dan anak membaca label makanan kaleng agar anak terhindar dari
bahan makanan yang mengandung allergen.
Rasional : menghindari alergi makanan.
3)      Hindari anak dari binatang peliharaan.
Rasional  :  jika alergi terhadap bulu binatang sebaiknya hindari memelihara binatang
atau batasi keberadaan binatang di sekitar area rumah
4)      Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah, bila memungkinkan.
Rasional : AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen yang ada
di lingkungan.
9
3.      Perubahan rasa nyaman b/d pruritus
Tujuan : Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan
-       Berkurangnya lecet akibat garukan
-       Klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal
-       Klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman

Rencana Tidakan Keperawatan :


1.      Jelaskan pada orang tua dan anak gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya
(misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-
gatal-garuk.
Rasional : dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta
penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.
2.      Anjurkan orang tua dan anak untuk mencuci semua pakaian sebelum digunakan
untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan
pelembut pakaian buatan pabrik.
Rasional : pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia
atau komponen pelembut pakaian.
3.      Anjurkan orang tua dan anak untuk menggunakan deterjen ringan dan bilas pakaian
untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal.
Rasional : bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat menyebabkan
iritasi
D.    Implementasi
1.      Gangguan integritas kulit b/d kekeringan pada kulit
a. Mengkaji keadaan kulit
b. Memandikan anak paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit. Segera oleskan
salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda
dan gejala meningkat.
c. Menggunakan air hangat untuk memandikan anak.
d. Menganjurkan orang tua dan anak untuk menggunakan sabun yang mengandung
pelembab atau sabun untuk kulit sensitive pada anak. Menghindari mandi busa.
e. Berkolaborasi dalam pemberian salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga
kali per hari pada anak.

10
2.      Resiko kerusakan kulit b/d terpapar allergen
a. Mengajari orang tua dan anak untuk menghindarkan atau menurunkan paparan
terhadap alergen yang telah diketahui pada anak.
b. Menganjurkan orang tua dan anak membaca label makanan kaleng agar anak
terhindar dari bahan makanan yang mengandung allergen.
c. Menghindari anak dari binatang peliharaan.
d. Menggunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah, bila memungkinkan.

3.      Perubahan rasa nyaman b/d pruritus


a. Menjelaskan pada orang tua dan anak gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya
(misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-
gatal-garuk.
b. Menganjurkan orang tua dan anak untuk mencuci semua pakaian sebelum digunakan
untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan
pelembut pakaian buatan pabrik.
c. Menganjurkan orang tua dan anak untuk menggunakan deterjen ringan dan bilas
pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal.

E.     Evaluasi
1.      Integritas kulit dapat dipertahankan
2.      Tidak terjadi kerusakan kulit
3.      Tidak terjadi perubahan rasa nyaman

11
BAB IV
PENUTUP

1.      Kesimpulan

Penyakit dermatitis merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis pada
kulit.
Kemudian asuhan keperawatan dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
dasar klien dan mengembalikan kondisi klien seoptimal mungkin dengan cara memberikan
beberapa tindakan dan perawatan secara profesional.

2.      Saran
a. Selalu menjaga kebersihan tubuh untuk menghindari penyakit dermatitis.
b. Memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang mengalami penyakit
dermatitis secara profesional
c. Memberikan pendidkan kesehatan kepada masyarakat tentangkebersihan diri.

12
DAFTAR PUSTAKA

1.      Djuanda A, Djuanda S, Hamzah M, Aisah S editor. Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. Edisi
kedua. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,1993
2.      Leung DYM, Tharp M, Boguniewi CZ. Atopic Dermatitis. Dalam: Friedbergin, Eisen AZ,
Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, Fitzpatrik TB, ads. Fitzpatrik’s Dermatology In
General Medicine. New York Mc Graw-Hill, 1999: 1464-80
3.      http://www.semarang-eye centre.com/v1.1/index.php?
option=com_content&view=article&id=72:artikel-terbaru-penyakit-kulit-
dermatitis&catid=5:kesehatan&Itemid=22
4.      Doenges,Marlyn.E dkk.2001.Rencana asuhan keperawatan.Edisi:3.Jakarta:penerbit buku
kedokteran,EGC 
5.      kapita selekta kedokteran II.2001.Edisi 3.Jakarta:Media Aesculapius
6.      Google.co.id.Kata kunci “Askep Dermatitis”
7.      Patofisiologi II.2001.Edisi 3.Jakarta Penerbit buku kedokteran,EGC 

Anda mungkin juga menyukai