Anda di halaman 1dari 11

Makalah

DERMATITIS

OLEH :

KELOMPOK IV

EMA FITRIA K. BUHANG : 751440120009


ERVINA SAIMA : 751440120010
PUTRI REGITA MOBILINGO : 751440120025
RAHMAD SIGIT MURSAHA : 751440120026
RIZKA MAYSARAH AMSYAR : 751440120027

II A KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENEKSGORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan lancar.
serta tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dengan judul "
DERMATITIS" Makalah ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat membaca dan
mempelajari tentang konsep dermatitis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis berharap pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun. Kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya.

Gorontalo, 01 Februari 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...……ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….…..…..iii
BAB I PENDAHULUAN………………………...…………………………………….…….….1
A. Latar Belakang………………………………………………………….……..…..….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….……………….…..….1
C. Tujuan…………………………………………….…………………………..………1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….…..……2
A. Definisi…………………………………………………………………………..……2
B. Klasifikasi…………..……………………………………………………………..…..2
C. Etiologi………………………………………………………………………..………3
D. Patofisiologi………………………………………………………………..…………4
E. Manifestasi Klinis…………………………………………………..…...…………….5
F. Pemeriksaan Penunjang……………………………………………………………..…5
G. Komplikasi………………………………………………………………………….…5
H. Penatalaksanaan…………………………………………………………………….…6
BAB IV PENUTUP. ………………………………………………………………………..……7
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………….7
DAFTAR PUSTAKA. …………………………………………………………………………..8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot otot dan organ
dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan
terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi
pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti
kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi
raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan.
Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan epidermis, dermis, dan lemak subkutan.
Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan
stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah epidermis, dan terdiri dari serabut-serabut
kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung
pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang
sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit. histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi
dan invasi benda benda asing Di bawah dermis terdapat lapisan lemak subcutan yang merupakan
bantalan untuk kulit, isolasi untuk pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih dikenal
sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat terjadi
karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya
enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak
berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian,
penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul
dalam beberapa jenis, yang masing masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul
dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda, antara lain
dermatitis. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat makalah yang
berjudul "Makalah Asuhan Keperawatan Pada klien dengan Dermatitis".

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan dermatitis"?


2. Bagaimana tanda dan gejala dermatitis?
3. Bagaimana membedakan jenis penyakit dermatitis?
4. Bagaimana penatalaksanaannya?

C. Tujuan

1. Mampu untuk Memahami Konsep Penyakit Dermatitis


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Dermatitis kontak merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsur unsur fisik, kimia,
atau biologi. Epidermis mengalami kerusakan akibat iritasi fisik dan kimia yang berulang-ulang.
Dermatitis kontak dapat berupa tipe iritan primer dimana reaksi nonalergik terjadi akibat pajanan
terhadap substansi iritatif, atau tipe alergiyang disebabkan oleh pajanan orang yang sensitif
terhadap alergen kontak. (Arif dan Kumalasari, 2011)
Dermatitis adalah Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama. likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis. (Adhi Juanda, 2010),
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering,
umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit (Widhya, 2011),

B. Klasifikasi

1. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang
menempel pada kulit. Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti
racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit
memerah dan gatal. Jika memburuk. penderita akan mengalami bentol-bentol yang meradang.
Disebabkan kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi.
Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa
karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.

2. Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit
tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan
yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. Timbul karena goresan pada kulit
secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm.
Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga
iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada
pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.

3. Dermatitis seborrheic
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung. antara kedua alis,
belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan,
muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf seperti
Parkinson.

4. Dermatitis stasis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena (atau hipertensi vena)
tungkai bawah. Yang muncul dengan adanya varises. menyebabkan pergelangan kaki dan tulang
kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul
ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada
kaki juga menjadi penyebab.

5. Dermatitis atopik
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya
sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar
IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergik, atau asma
bronkial). kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan
likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural).
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah.
Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan
seringkali muncul pada keluarga yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya
dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat. keparahannya selama
masa kecil dan dewasa.

6. Dermatitis medikamentosa
Dermatitis medikamentosa memiliki bentuk lesi eritem dengan atau tanpa vesikula,
berbatas tegas, dapat soliter atau multipel. Terutama pada bibir, glans penis, telapak tangan atau
kaki. Penyebabnya dari obat-obatan yang masuk kedalam tubuh melalui mulut, suntikan atau
anal. Keluhan utama pada penyakit biasanya gatal dan suhu badan meninggi. Gejala dapat akut,
subakut atau kronik. Untuk lokalisasinya bisa mengenai seluruh tubuh. Apabila di bandingkan
dengan melasma bedanya yaitu plak hiperpigmentasi batas nya tidak tegas

C. Etiologi
Penyebab munculnya dermatitis kontak iritan ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya
bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, usam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang
terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul. daya larut, konsentrasi, kohikulum, serta suhu
bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu lama kontak.
kekerapan atau erselang) adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian juga
gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan.(hj.Loetifia.2009)
Faktor individu juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan ketebalan
kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak di bawah umur 8
tahun lebih mudah teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan dari pada kulit putih): jenis kelamin
(insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi pada wanita); penyakit kulit yang pernah atau
sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan misalnyadermatitisatopic. iritan turun).

D. Patofisiologi
Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan pada sel-sel
epidermis, dengan respon peradangan pada dermis. Daerah yang paling sering terkena adalah
tangan dan pada individu atopi menderita lebih berat. Secara definisi bahan iritan kulit adalah
bahan yang menyebabkan kerusakan secara langsung pada kulit tanpa diketahui oleh sensitisasi.
Mekanisme dari dermatis kontak iritan hanya sedikit diketahui. tapi sudah jelas terjadi kerusakan
pada membran lipid keratisonit.
Menurut Gell dan Coombs dermatitis kontak alergik adalah reaksi hipersensitifitas tipe
lambat (tipe IV) yang diperantarai sel, akibat antigen spesifik yang menembus lapisan epidermis
kulit. Antigen bersama dengan mediator protein akan menuju ke dermis, dimana sel limfosit T
menjadi tersensitisasi. Pada pemaparan selanjutnya dari antigen akan timbul reaksi alergi.

E. Manifestasi Klinik
Subyektif ada tanda-tanda radang akut terutama priritus (sebagai pengganti dolor). Selain
itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan dan
gangguan fungsi kulit (function laisa). Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tgas an terdapt
lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau beturut-turut. Pada permulaan eritema dan
edema Edema sangat jelas pada klit yang longgar misalya muka (terutama palpebra dan bibir)
dan genetelia eksterna Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis madidans (basah) bearti terdapat eksudasi.Disana-sini terdapat sumber
dermatitis, artinya terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian
membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika disertai infeksi Dermatitis sika
(kering) berarti tiak madidans bila gelembung gelumbung mongering maka akan terlihat erosi
atau ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika.Pada
stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak
likenifikasi dan sebagai sekuele telihat hiperpigmentai tau hipopigmentasi.

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Tes Tempel Terbuka


Pada uji terbuka bahan yang dicurigai ditempelkan pada daerah belakang telinga karena
daerah tersebut sukar dihapus selama 24 jam. Setelah itu dibaca dan dievaluasi hasilnya. Indikasi
uji tempel terbuka adalah alergen yang menguap.

2. Tes Tempel Tertutup


Untuk uji tertutup diperlukan Unit Uji Tempel yang berbentuk semacam plester yang
pada bagian tengahnya terdapat lokasi dimana bahan tersebut diletakkan Bahan yang dicurigai
ditempelkan dipunggung atau lengan atas penderita selama 48 jam setelah itu hasilnya
dievaluasi.

3. Uji tempel sinar dilakukan untuk bahan-bahan yang bersifat sebagai fotosensitisir yaitu bahan-
bahan yang bersifat sebagai fotosensitisir yaitu bahan yang dengan sinar ultra violet baru akan
bersifat sebagai alergen. Tehnik sama dengan uji tempel tertutup, hanya dilakukan secara duplo.
Dua baris dimana satu baris bersifat seba i kontrol. Setelah 24 jam ditempelkan pada kulit salah
satu baris dibuka dan disinari dengan sinar ultraviolet dan 24 jam berikutnya dievaluasi hasilnya.
Untuk menghindari efek daripada sinar, maka punggung atau bahan test tersebut dilindungi
dengan secarik kain hitam atau plester hitam agar sinar tidak bisa menembus bahan tersebut.

G. Komplikasi

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

2. Infeksi sekunder khususnya oleh Stafilokokus aureus


3. Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi

4. Jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi

H. Penatalaksanaan

Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik yang baik
adalah mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi
individual yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan perlindungan pada kulit. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan topikal dan sistemik.
Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum pengobatan
dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres terbuka), bila kering berikan terapi
kering. Makin akut penyakit, makin rendah prosentase bahan aktif. Bila akut berikan kompres,
bila subakut diberi losio, pasta, krim atau linimentum (pasta pendingin ). bila kronik berikan
salep. Bila basah berikan kompres, bila kering superfisial diberi bedak, bedak kocok, krim atau
pasta, bila kering di dalam, diberi salep.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dermatitis kontak merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsur-unsur fisik, kimia,
atau biologi. Epidermis mengalami kerusakan akibat iritasi fisik dan kimia yang berulang-ulang.
Dermatitis kontak dapat berupa tipe iritan primer dimana reaksi nonalergik terjadi akibat pajanan
terhadap substansi iritatif, atau tipe alergiyang disebabkan oleh pajanan orang yang sensitif
terhadap alergen kontak. (Arif dan Kumalasari, 2011).

Dermatitis adalah Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama. likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis (Adhi Juanda. 2010).

Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering,
umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit (Widhya, 2011). Klasifikasi nya
yaitu Dermatitis kontak, Neurodermatitis, Dermatitis seborrheic, Dermatitis stasis, Dermatitis
atopic, Dermatitis medikamentosa.

DAFTAR PUSTAKA
Djuanda Adhi, Sularsito, (2009). SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit
kulit dan kelamin. Edisi IV. Jakarta: FK UI: 126-31.
Johnson, M.. et all. 2002. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition, New Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 2002. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi.
Muttaqin, A dan Kumala.S 2011 Asuhan Keperawatan gangguan Sistem
Integumen. Penerbit Salemba Medika
Loetifia, Hi. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan, Penerbit, Jakarta: EGC.
Widhya. (2011). Askep Dermatitis. Diaskes pada tanggal 10 Februari 2017
pada http:///D/LAPORAN 20POROFESI NERS 2012/MEDICA
L BEDAH/SUMBER DERMATITIS/askep-dermatitis.html

Anda mungkin juga menyukai