Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MANAJEMEN PASIEN SAFETY

“PELAKSANAAN PASIEN SAFETY DI RUANG OPERASI SECARA BENAR”

OLEH
KELOMPOK 2
AFRIYANTI HASYIM
AYULAN IMAM
EMA FITRIA K BUHANG
GITA YULIANI LADIHA
JULFIA KARIM
MARFUAH BAHUTALA
MUTMAINAH PUTRI R ISA
NURUL NAHRI R MUSA
RISKA MAYSARAH AMSYAR
SRI MUTIA RAHMA S ABDJUL
WAHYUDIN ABDULLAH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO


T.A 2021/2022
1. Deskripsikan Informasi yang Didapatkan tentang Pelaksanaan Pasien Safety di
Ruang Operasi dari Video dan Modul.

Salah satu yang termasuk dalam 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit adalah
mengenai kamar operasi yakni, sasaran keselamatan pasien nomor 4 kepastian tepat lokasi,
tepat - prosedur, dan tepat pasien operasi.
Pelaksaan pasien safety di ruang operasi bertujuan agar pasien tercatat dengan valid sebelum
dan setelah mendapatkan tindakan operasi.
Dalam pembedahan guna terciptanya keselamatan pasien, maka menerapkan Surgical
Safety Checklist. Mengidentifikasi tiga fase operasi yaitu sebelum induksi anestesi (“sign
in”), sebelum sayatan kulit (“time out”), dan sebelum pasien meninggalkan ruang operasi
(“sign out”)
a. Fase sign in
Fase sign in adalah fase sebelum induksi anstesi coordinator secara verbal memeriksa
apakah identitas pasien telah dikonfirmasi, prosedur dan sisi operasi sudah benar, sisi
yang akan dioperasi telah ditandai, persetujuan untuk operasi telah diberikan, oksimeter
pulse pada pasien berfungsi. Coordinator dengan professional anestesi mengkonfirmasi
risiko pasien apakah pasien ada risiko kehilangan darah, kesulitan jalan nafas, reaksi
alergi.
Pada fase ini dilakukan:
1. Mengidentifikasi nama, ttl, dan RM pasien di croscek pada gelang pasien dengan
menanyakan langsung pada pasien dnegan pertanyaan terbuka yakni pasien
menyebutkan sendiri bila pasien tidak bias bicara wakilnya yang menyebutkan.
2. Croscek penandaan, tanyakan pada pasien dengan pertanyaan terbuka dan biarkan
pasien menunjukan sendiri lokasi yang akan di operasi
3. Croscek kesiapan anestesi
4. Identifikasi persiapan op saat operan meliputi: puasa pasien, aksesoris apakah sudah
di lepas, antibiotic, hasil lab, hasil radiologi, faktor pemberat op, persiapan darah,
apakah perlu ICU atau tidak, apakah pasien sudah di cukur atau belum, apakah ada
faktor penyakit penyerta.
b. Fase time out
Fase time out adalah fase setiap anggota tim operasi memperkenalkan diri dan peran
masing-masing serta kesiapan tim anestesi. Sebelum melakukan sayatan pertama pada
kulit tim mengkonfirmasi dengan suara keras mereka melakukan operasi yang benar, pada
pasien yang benar. Mereka juga mengkonfirmasi bahwa antibiotik profilaksis telah
diberikan dalam 60 menit sebelumnya. Konfirmasi jumlah kasa, alat, benang, jarum,
kemungkinan penyulit, perdarahan, prediksi lamanya operasi
c. Fase sign out
Fase sign out adalah fase tim bedah akan meninjau operasi yang telah dilakukan.
Dilakukan pengecekan kelengkapan spons, penghitungan instrument, pemberian label
pada spesimen, kerusakan alat atau masalah lain yang perlu ditangani. Langkah akhir
yang dilakukan tim bedah adalah rencana kunci dan memusatkan perhatian pada
manajemen post operasi serta pemulihan sebelum memindahkan pasien dari kamar
operasi.
Pada fase ini dilakukan sesaat menjelang operasi selesai:
1. Konfirmasi jumlah kasa, benang, alat, jarum pastikan jumlahnya sama
2. Konfirmasi cairan yang masuk dan yang keluar termasuk perdarahan
3. Konfirmasi jumlah urin
4. TTV akhir
5. Konfirmasi post nya di rawat ke ruang mana
6. Konfirmasi apakah perlu transfuse darah

Semua tahapan di dokumentasikan pada surgical safety checklist yang ditandatangani


dokter operator, anestesi, instrument, onloop dan asisten lalu dilampirkan di rekam medis.

2. Deskripsikan saran untuk kesempurnaan video Pelaksanaan pasien safety di ruang


operasi

Saran kami dari kelompok 2:

- Pada fase sign in alangkah baiknya, pada fase sign in dimana saat croscek penandaan
tanyakan pada pasien dengan pertanyaan terbuka dan biarkan pasien menunjukan
sendiri lokasi yang akan di operasi.

- Pada fase sign in sebaiknya dilakukan pengecekan pada apakah pasien mempunyai
riwayat alergi.

- Pada fase sign out sebaiknya dilakukan pengecekan kelengkapan seperti jumlah
kasa,benang dan alat jarum kemudian konfirmasi jumlah darah yg dibutuhkan apa
perlu transfusi atau tdak

3. Deskripsikan kenapa hal itu perlu di tambahkan pada video tersebut

- Kenapa hal itu perlu di tambahkan di video tersebut untuk saran kesempurnaan di
fase sign in seharusnya pasien secara mandiri menyatakann keluhan yang dirasa
ketika pasien masih mampu kalo tidak ya dari keluarga pasien sendiri,karena posisi
pasien juga masih sadar.

- Untuk saran mengapa kita perlu adanya pengecekan alergi yaitu agar kita dapat
menghindari bahaya ataupun risiko terhadap zat atau benda tertentu yang digunakan
saat proses operasi berlangsung maupun setelah operasi berlangsung.

- Mengapa perlu karena untuk meminimalisir kita dalam melakukan pembedahan agar
semua sudah tersedia dan perhatian kita hanya tertuju pada bagaimana pasien ini di
selamatkan, kemudian untuk memeriksa kembali kasa dan jarum jumlahnya tetap
sama dari awal agar menjaga tidak adanya benda asing yang tertinggal didalam tubuh
pasien yg bisa menyebabkan penyakit2 lanjutan begitupula dgn transfuse

kesimpulannya adalah mengapa saran ini kami buat karena untuk mengurangi
dan meminimalisir apa saja yang akan terjadi pada saat operasi seperti kegagalan
dalam operasi ,risiko infeksi yang akan terjadi pada pasien dan juga tentunya semua
untuk keselamatan dan keamanan dari pasien

Anda mungkin juga menyukai