Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN KEPASTIAN LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT PASIEN OP

2014

NAMA RUMAH SAKT


ALAMAT RUMAH SAKIT
KOTA-KODE POS
KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. DEFINISI ................................................................................................................ 1
B. TUJUAN ................................................................................................................. 1
BAB II RUANG LINGKUP .................................................................................................. 2
BAB III TATA LAKSANA .................................................................................................. 3
BAB IV DOKUMENTASI.................................................................................................... 7

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Keselamatan pembedahan, adalah suatu program yang dilakukan Tim Bedah terhadap
pasien yang akan dioperasi, untuk meningkatkan keselamatan pasien selama prosedur
pembedahan, mencegah terjadinya kesalahan lokasi operasi dan prosedur operasi, serta
mengurangi komplikasi kematian akibat pembedahan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan utama program ini adalah menciptakan perilaku tim pembedahan dan
lingkungan pembedahan yamg aman bagi pasien. Sehingga tercipta pembedahan
yang aman, anesthesi yang aman, perawatan yang aman hingga terwujud
keselamatan pasien yang maksimal.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah terjadinya medical error dikamar operasi yang meliputi :
 salah prosedur
 salah pasien
 salah lokasi insisi
 salah pemberian obat
 mengurangi resiko cedera pasien akibat luka tekan, hipotermi, luka bakar
 resiko terjadi infeksi karena luka operasi
b. Mencegah kegagalan tindakan yang telah direncanakan
c. Menciptakan komunikasi yang efektif pada tim bedah
d. Mendorong perilaku sebagai teamwork
e. Berdisiplin dalam tim

1
BAB II RUANG LINGKUP

Pelaksanaan prosedur keselamatan bedah, dilakukan oleh Team Work di Kamar Operasi
yang terdiri dari :
1. Ahli Bedah,
2. Ahli Anesthesi,
3. Perawat Anesthesi,
4. Perawat Instrumentaris,
5. Perawat Assisten,
6. Perawat Sirkuler

2
BAB III TATA LAKSANA

Pemeriksaan pasien di Kamar Operasi menurut Keselamatan Pembedahan ( Surgical Safety)


dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :

1. Sign In
Sign In merupakan tahap pertama saat pasien tiba di Ruang terima Kamar Operasi.
Sebelum dilakukan induksi anestesi tim bedah harus hadir, tetapi bila tidak
memungkinkan, minimal ada kehadiran ahli anestesi dan perawat untuk melakukan
beberapa pemeriksaan terhadap kondisi pasien dan sarana pendukung pembedahan. Pada
tahap ini yang dilakukan pengecekkan adalah :
 Identitas pasien
Tim bedah meminta kepada pasien dan atau keluarganya menyatakan secara lisan
nama lengkap pasien, tanggal lahir/ alamat, dan menyatakan tindakan apa yang
akan dilakukan pada bagian tubuhnya.
 Persetujuan operasi/ Informed consent
Tim bedah menanyakan tentang persetujuan serta apakah informasi yang
diberikan pasien dan keluarga sesuai dengan data yang ada dalam catatan Rekam
Medis dan gelang identitas pasien. Apabila pasien dalam keadaan Gawat darurat,
atau merupakan pasien anak-anak atau pasien yang tidak mampu untuk
berkomunikasi dengan baik, maka pernyataan bisa diwakilkan oleh orang tua,
atau wali pasien / keluarga.
 Lokasi Operasi/ Penandaan Daerah Operasi
Pemberian tanda lokasi pembedahan diberikan oleh ahli bedah yang melakukan
operasi. Penandaan dilakukan teritama dalam kasus yang melibatkan perbedaan
kanan atau kiri, struktur atau tingkat, misalnya jari tertentu, kaki, ruas tulang
belakang. Penandaan dilakukan dengan menggunakan tinta permanen yang bisa
dilihat pada saat dilakukan desinfeksi pada area operasi. Penandaan dilakukan
dengan menggunakan inisial nama dokter.
 Pemeriksaan Kelengkapan Anestesi
Pengecekkan kelengkapan anestesi disini meliputi, keamanan obat anestesi yang
akan diberikan pada pasien, tersedianya obat- obat anestesi, peralatan anestesi
yang berfungsi dengan baik, peralatan bantuan pernafasan berfungsi dengan baik
, tersedia gas –gas anestesi yaitu Oksigen dan N2O, agen inhalasi, suction,
tersedianya alat dan obat emergency. Alat Pulse Oxymetri harus terapasang dan
berfungsi dengan baik, sebelum dilakukan tindakan induksi anestesi. Pembacaan
hasil pulse oxymetri, yaitu denyut nadi dan saturasi oksigen pasien dilakukan di
depan tim bedah.
 Riwayat alergi

3
Ahli anestesi harus memastikan apakah pasien mempunyai riwayat alergi atau
tidak, serta mengetahui resiko apabila pasien mempunyai riwayat alergi.
 Gangguan jalan napas/ resiko aspirasi.
Ahli anestesi harus memastikan tentang kondisi pernapasan pasien mengalami
gangguan atau tidak, serta adanya resiko aspirasi. Peralatan dan obat-obatan
untuk antisipasi komplikasi harus dicek funsi dan keberadaanya.
 Risiko kehilangan darah > 500ml, anak-anak 7ml/kg BB
Ahli anestesi harus memperkirakan adanya resiko perdarahan atau tidak pada
prosedur pembedahan yang akan dilakukan. Memastikan adanya cairan dan darah
umtuk resusitasi perdarahan. Resiko kehilangan darah harus ditinjau lagi oleh ahli
bedah saat tahap selanjutnya yaitu time out.
 Surgeon Review
Adalah perhatian khusus pada pasien, langkah kritikal, dan adanya instrument
khusus atau implant.
 Anesthesilogist Review
Perhatian khusus pada pasien dan rencana resusitasi kritikal.

2. Time Out
Time out adalah tahap kedua atau langkah final pada pelaksanaan keselamatan
Pembedahan. Pelaksanaan dilakukan pada saat pasien sudah ada di dalam ruang operasi,
sesudah induksi anestesi dan sebelum ahli bedah melakukan sayatan pada kulit pasien.
Jika sayatan tidak diperlukan, maka hal ini dilakukan sebelum memulai procedure
invasive. Untuk kasus dalam 1 pasien yang akan dilakukan beberapa tindakan, dan
dilakukan oleh beberapa ahli bedah, maka tahap ini dilakukan setiap prosedur
pembedahan dan setiap pergantian ahli bedah. Tujuan dari tahap ini adalah untuk
mencegah terjadinya salah pasien, salah lokasi, salah prosedur pembedahan,
meningkatkan kerjasama dan meningkatkan komunikasi diantara tim bedah, serta
meningkatkan keselamatan pasien selama pembedahan. Pada pelaksanaan tahap ini
seluruh anggota tim bedah harus sudah hadir di ruang operasi dan menghentikan kegiatan
lain untuk berkonsentrasi untuk melakukan time out. Pada tahap ini yang dilakukan
adalah :
 Semua anggota memperkenalkan nama dan peran dalam tim bedah.
 Ahli bedah, ahli anestesi, perawat menegaskan nama pasien lokasi pembedahan
dan prosedur pembedahan. Koordinator tim mengajak semua yang hadir di ruang
operasi untuk menghentikan kegiatannya dan dan mengajak melakukan time out
secara lisan dan membacakan identitas pasien, lokasi pembedahan, operasi yang
akan dilakukan, rencana prosedur pembedahan dan menanyakan kepada seluruh
anggota tim pakah setuju dengan apa yang dibacakan tersebut. Bila semua tim
setuju maka langkah selanjutnya bisa dilakukan. Apabila pasien tidak
memerlukan pembiusan, konfirmasi langsung ke pasien.

4
 Antisipasi kejadian beresiko, di sini koordinator memimpin diskusi singkat antara
ahli bedah, ahli anestesi dan perawat untuk membicarakan resiko bahaya dalam
pembedahan dan rencana operasiyang akan dilakukan. Apabila operasi sering
dilakukan maka ahli bedah cukup menyatakan bahwa prosedur operasi sudah
rutin dilakukan dan menjelaskan lamanya operasi, dan memberi kesempatan
kepada ahli anestesi dan perawat untuk menjelaskan hal hal penting yang
berhubungan dengan pasien.
 Review ahli bedah
Adalah perhatian khusus pada pasien, kemungkinan kesulitan yang akan dialami
dalam pembedahan, langkah kritikal dan langkah tidak terduga yang akan
dilakukan, dan adanya resiko cedera, resiko kehilangan darah dan cara
mengantisipasinya, adanya instrument khusus atau implant atau preparat dan
lamanya operasi yang akan dilakukan.
 Review Ahli anestesi
Perhatian khusus pada pasien dan rencana resusitasi kritikal pada pasien yang
beresiko , seperti resiko kehilangan darah, ketidakstabilan hemodinamik, pasien
dengan karakteristik morbiditas, yaitu pasien dengan penyakit jantung, paru,
aritmia, kelainan darah dll. Ahli anestesi meninjau ulang tentang persiapan sarana
resusitasi dan kemungkinan tranfusi darah pada pasien. Apabila tidak ada resiko
kritis pada prosedur pembedahan, cukup menyatakan ”saya tidak mempunyai
kekhawatiran khusus terhadap pasien ini”.
 Review Tim Perawat
Menjelaskan kesterilan alat, apakah ada masalah dengan alat, memastikan
kesterilan alat yang akan dipakai, memeriksa indikator kesterilan alat eksternal
dan internal. Setiap ketidaksesuaian kesterilan alat harus dilaporkan kepada
semua anggota tim bedah, dan ditangani sebelum dilakukan sayatan pada kulit
pasien. Perawat instrumen mendiskusikan tentang kesiapan alat dan material
lainnya untuk operasi. Apabila tidak ada masalah dalam peralatan, perawat
instrumen dapat mengatakan kesterilan alat sudah diperiksa dan tidak ada
masalah dalam peralatan.
 Memastikan profilaksis antibiotik sudah diberikan 60 menit sebelum pembedahan
atau tidak. Hal ini dilakukan untuk mengurangi terjadi infeksi luka operasi,
apabila diberikan harus sesuai tepat waktu pemberian, yaitu 30 menit intra vena,
sebelum insisi kulit. Diberikan di ruang operasi saat ahli anestesi melakukan
induksi. Apabila profilaksis diperlukan, koordinator tim memastikan kepada tim
bedah yang mengelola pemberian obat apakah profilaksis sudah diberikan 60
menit sebelumnya. Jika belum maka segera diberikan saat itu juga sebelum
dilakukan insisi kulit. Apabila antibotik sudah diberikan 60 menit sebelum
pembedahan, maka ahli bedah mempertimbangkan kembali apa perlu diberikan
ulang antibiotik tersebut sesuai dosis. Jika tidak perlu pemberian profilaksis

5
antibiotik maka hanya dinyatakan dengan antibotik tidak diperlukan dalam
pembedahan.
 Memastikan foto radiologi sudah terpasang atau tidak, apabila diperlukan.
Koordinator menanyakan kepada ahli bedah, apakah foto radiologi diperlukan
pada saat pembedahan, jika diperlukan maka koordinator memastikan foto
radiologi ada dan ditampilkan selama pembedahan. Jika memerlukan foto
radiologi tetapi tidak ada, foto radiologi harus sesegera diperoleh, ahli bedah
mempertimbangkan apaakah akan melakukan prosedur pembedahan tanpa foto
atau tidak. Jika foto radiologi tidak diperlukan dalam pembedahan, cukup
dinyatakan dengan hasil foto radiologi tidak diperlukan dalam pembedahan.

3. Sign Out
Sign out adalah tahap akhir dari prosedur keselamatan pembedahan, yang dilakukan saat
sebelum penutupan luka sayatan operasi atau sesegera mungkin setelah penutupan luka
saat pasien belum dikeluarkan dari Ruang Operasi. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah:
 Perawat secara lisan menyatakan kepada tim bedah tentang prosedur pembedahan
yang telah dilakukan.
 Penghitungan jumlah alat, kassa, jarum, yang dilakukan oleh perawat instrumen
dibantu oleh perawat sirkuler. Pastikan jumlah sesuai dan sudah dikeluarkan dari
tubuh pasien sebelum luka ditutup. Ahli bedah melihat lapangan operasi dan
memastikan alat dan benda sudah keluar semua sebelum penutupan luka, dan
memberikan waktu yang cukup untuk perawat instrument melakukan
penghitungan. Apabila hasil tidak sesuai dengan jumlah sebelum operasi, maka
perlu penghitungan ulang dan pencarian ulang kalau diarasa perlu maka
diperlukan pemeriksaan radiologi.
 Pemberian etiket pada spesimen. Perawat sirkuler memastikan pemberian etiket
benar pada semua bahan pemeriksaan patologis dengan menyebut nama, tanda
yang diberikan dan nama bahan spesimen.
 Perawat mengidentifikasi adanya masalah pada alat agar tetap berfungsi dengan
baik dan mencegah alat di daur ulangkembali keruangan.
 Ahli Bedah ahli Anestesi, Perawat mengkaji dan mendiskusikan pemulihan
poasca operasi dan rencana pengelolaan perawatan selanjutnya yang berfokus
khusus pada fase intraoperatif atau masalah anestesi yang mempengaruhi pasien

6
BAB IV DOKUMENTASI

Kegiatan dalam upaya patient safety dikamar operasi, didokumentasikan dalam checklist
kelengkapan persiapan operasi dan form keselamatan pasien pada berkas rekaam medis
pasien.

Anda mungkin juga menyukai