Anda di halaman 1dari 62

SAFETY INJECTION

Dr Hendriani Selina, SpA(K), MARS


Divisi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial
FK UNDIP/RSUP Dr Kariadi
Patient Safety

• Apakah Patient safety?


•  Pencegahan bahaya untuk pasien
dengan memahami faktor-faktor penyebab
• Risiko dan keretanan diidentifikasi dan
dikendalikan untuk menyediakan lingkungan
paling aman di tempat praktek medis
• Intervensi dirancang dengan fokus pada sistem
atau lingkungan kerja secara keseluruhan, bukan
individu
ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN
• Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
• Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
• Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
• Sasaran IV: Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat-pasien operasi
• Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan
• Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh

Courtesy : Sutoto, KARS, Sasaran Keselamatan Pasien


High Alert Medications

Courtesy : 2011 ISMPMedication Safety Self Assessment for Hospitals


TUJUAN VAKSINASI

• Merangsang sistim imunitas tubuh untuk


membentuk kekebalan humoral atau seluler
terhadap antigen yang diberikan melalui
penetesan di mulut atau disuntikkan.

Ranuh I N, Suyitno H, Hadinegoro S,


Kartasasmita C, Ismoedijanto, Soedjatmiko,
Pedoman Imunisasi di Indonesia, 2014
Kenapa diperlukan safety injection?
 Estimasi WHO : 30 % suntikan imunisasi tidak aman (WHO bull. Oktober,
1999)
 Imunisasi rutin (Soewarta,1999: 4 propinsi):
 tidak disterilkan : spuit 38%, jarum 23 %
 alat suntik pakai ulang :krn tidak ada jarum (18%), tidak ada spuit (4%)
 Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Soewarta,1999)
 45 % alat suntik tidak disterilkan
 alat suntik pakai ulang : krn tidak ada sterilisator (39%), tidak ada jarum
(28 %) tidak ada alat suntik (6%)

 Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, Hepatitis C, HIV, jamur,


parasit, bakteri, menyebabkan abses
 Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada melalui udara,
mulut atau seks
SAFETY INJECTION

• Teknik penyuntikan vaksin yang aman

TUJUAN

Untuk menghasilkan kekebalan yang optimal,


menghindari KIPI, kecelakaan, pencemaran lingkungan
atau penularan penyakit pada bayi/anak, pada
dokter/paramedis, yang melakukan penyuntikan atau
pada masyarakat di sekitarnya
Safety Injection

Menyediakan keamanan Bagi


Vaksinator/ Penyuntik
Resipien/Yang disuntik

Lingkungan
SAFETY INJECTION

• Faktor yang mempengaruhi


Vaksinator
– (pengetahuan dan ketrampilan)

Vaksin dan perlengkapannya


–  Jenis vaksin, distribusi dan penyimpanan
–  Alat suntik, pengelolaan limbah
FAKTOR VAKSINATOR

1. Pengetahuan mengenai ketepatan jadwal dan


jenis vaksin

2. Pengetahuan dan ketrampilan dalam


melakukan prosedur-prosedur :
– Penyuntikan yang aman bagi bayi dan anak
– Penyuntikan yang aman bagi vaksinator
– Penyuntikan yang aman bagi lingkungan
•MENGETAHUI JENIS VAKSIN

Bakteri Vaksin Viral Vaksin


MMR,
Live attenuated (bakteri
Varisela,
atau virus yang BCG
Yellow fever,
dilemahkan)
OPV
Inaktivated (bakteri, DPT, Hib, Hep A, Hep
virus atau kolera, B, IPV,
komponennya yang Meningo, rabies,
dibuat tidak aktif) pneumo, influenza
WHOLE CELL : WHOLE VIRUS :
BCG Measles
Pertusis Mumps
Cholera Rubella
Live typhoid Varicella
Poliomyelitis IPV
OPV
Yellow fever
Rabies
Hepatitis A
TOXOID : SPLIT VIRUS :
Tetanus Influenza
Diphteria
Pertusis Toxin
SURFACE Ag : RECOMBINANT SURFACE Ag :
Acellular pertusis Hepatitis B
POLYSACCHARIDE :
Meningo
Pneumo
Typhim Vi
CONJUGATE POLYSACCHARIDE :
Hib
VAKSIN HEPATITIS B

VVM
VAKSIN POLIO ORAL DAN INJEKSI

Perubahan warna
vaksin polio
karena perubahan pH
IPV
BCG DPT CAMPAK MMR

HiB
PROSEDUR PENYUNTIKAN YANG AMAN BAGI BAYI DAN ANAK

 Siapkan perlengkapan imunisasi di tempat yang


berdekatan dan terlindung dari sinar matahari
PROSEDUR PENYUNTIKAN YANG AMAN BAGI BAYI DAN ANAK
PROSEDUR PENYUNTIKAN YANG AMAN BAGI BAYI DAN ANAK

 Periksa suhu penyimpanan dan kualitas vaksin


PROSEDUR PENYUNTIKAN YANG AMAN BAGI BAYI DAN ANAK

Uji Kocok
(shake test)

Untuk menguji
apakah vaksin
sudah pernah
beku atau belum
PROSEDUR PENYUNTIKAN YANG AMAN BAGI BAYI DAN ANAK

 Konfirmasi indentitas bayi/anak


 Anamnesis adanya keluhan kesehatan saat ini dan riwayat KIPI
sebelumnya
 Informed consent

Ranuh I N, Suyitno H, Hadinegoro S, Kartasasmita C, Ismoedijanto, Soedjatmiko, Pedoman Imunisasi di Indonesia, 2014
Informed consent (1)

 Di Amerika, Australia : belum ada ketentuan pasien


atau keluarganya harus menanda tangani pernyataan
mengerti dan menyetujui
 Di Indonesia (Permenkes no. 585 /1989 ttg
Persetujuan Tindakan Medik) pernyataan tertulis
hanya untuk tindakan diagnostik atau terapeutik ,
vaksinasi belum perlu pernyataan tertulis
 Boleh meminta tanda tangan dari orangtua atau
pengasuh bahwa telah diberikan informasi,
dimengerti dan menyetujui vaksinasi
Informed Consent (2)

 Penjelasan tentang manfaat dan risiko


vaksinasi disampaikan dengan empathy
 Bukan dengan cara menghakimi (non-
judgmental approach)
 Gunakan istilah awam dan sederhana
PROSEDUR PENYUNTIKAN YANG AMAN BAGI BAYI DAN ANAK
 Jangan menyentuh jarum sedikitpun

PENTING: Jika anda menyentuh bagian-bagian ini, buang syringe dan ambil
syringe yang baru dan steril.

 Alat suntik dan jarum yang telah digunakan untuk melarutkan tidak
boleh digunakan untuk injeksi karena ujungnya sudah menjadi tumpul.
 Kocok vaksin yang dilarutkan hingga homogen, tuliskan tanggal dan
jam melarutkan vaksin
Ranuh I N, Suyitno H, Hadinegoro S, Kartasasmita C, Ismoedijanto, Soedjatmiko, Pedoman Imunisasi di Indonesia, 2014
PROSEDUR PENYUNTIKAN YANG AMAN BAGI BAYI DAN ANAK

 Jangan meninggalkan jarum pada botol atau ampul vaksin untuk pengambilan
vaksin berikutnya
 Jangan menggunakan alat suntik bekas walaupun sudah disterilkan
 Jangan mencampur sisa vaksin dari 2 botol walaupun jenisnya sama

Ranuh I N, Suyitno H, Hadinegoro S, Kartasasmita C, Ismoedijanto, Soedjatmiko, Pedoman Imunisasi di Indonesia, 2014
PROSEDUR PENYUNTIKAN YANG AMAN BAGI BAYI DAN ANAK

 Perhatikan posisi bayi dan anak saat penyuntikan


 Untuk mengurangi ketakutan, alihkan perhatian anak dengan mengajak bicara
atau bermain dengan mainan. Jangan diancam  ketakutan

Paha dibagi 3 area untuk daerah yang Contoh posisi yang baik
akan disuntik

Dalam posisi ini anak dapat tiba-tiba mengambil jarum dengan tangannya yang
bebas

Ranuh I N, Suyitno H, Hadinegoro S, Kartasasmita C, Ismoedijanto, Soedjatmiko, Pedoman Imunisasi di Indonesia, 2014
Teknik dan posisi penyuntikan
 Bayi digendong pengasuh,
 Anak dipeluk dipangkuan menghadap pengasuh
 Otot yang akan disuntik dalam posisi lemas (relaks)
 Tungkai : sedikit rotasi ke dalam
 Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku
 Anak dipersilahkan memilih lokasi suntikan
 Jarum disuntikan dengan cepat
 Bila suntikan lebih dari 1 kali, disuntikan bersamaan
Lokasi suntikan pada bayi
Posisi Anak ketika Divaksinasi

Lengan yg satu Tangan yg lain


dijepit ketiak ibu dipegang ibu,
Kemudian anak
dipeluk

Tungkai anak
dijepit paha ibu
Posisi Anak ketika Divaksinasi

Tangan kiri
Dijepit Tangan dipegang
ketiak ibu

sun
tik
Posisi Bayi dalam Gendongan Ibu pada Penyuntikan BCG
Posisi Anak Kurang Aman

Tangan bebas
Bisa meraih suntik
jarum

suntik
Kaki bebas
Bisa
berontak
PROSEDUR PENYUNTIKAN YANG AMAN BAGI BAYI DAN ANAK

 Mengurangi sakit
 Krim EMLA 1 jam sebelumnya
 Lidokain topikal 10 menit sebelumnya
 Etil klorid spray beberapa detik sebelumnya
 Atau tekan bagian yang akan disuntik selama 10 detik
 Bersihkan bagian yang akan disuntik dengan disinfektan
 Metode z tract  mencegah vaksin keluar lagi

• Metode Z TRACT

http://nursingcrib.com/wp-content/uploads/ZTrackingTechnique.jpg
PROSEDUR PENYUNTIKAN YANG AMAN BAGI BAYI DAN ANAK

 Sudut penyuntikan sesuai dengan teknik injeksi yang akan dilakukan


 Intradermal  15 derajat
 Subkutan  45 derajat
 Intramuskular  60-90 derajat
 Luka tempat suntikan ditekan agak kuat dengan kapas, dan plester

Subcutaneous Intradermal Intramuscular


PROSEDUR PENYUNTIKAN YANG AMAN BAGI BAYI DAN ANAK

 Catat di KMS
 Nama vaksin, tanggal, penyuntikan, nomor batch, dosis dan bagian tubuh
yang disuntik
 Setelah vaksinasi lakukan evaluasi selama 15 menit (pasien jangan pulang
dulu)
 Sisa vaksin yang dibawa ke lapangan tetapi belum dibuka segera dipakai pada
kegiatan berikutnya, sedangkan vaksin yang sudah dibuka harus dimusnahkan
hari itu juga
 Sisa vaksin multidosis di pelayanan statis
 BCG setelah dilarutkan boleh dipakai selama 3 jam
 Campak dan meningokokus ACYW 135 setelah dilarutkan boleh dipakai
selama 8 jam
 Polio setelah dibuka dapat dipakai selama 2 minggu
 DPT, DT, TT, hep B, DPT-Hep B, dapat dipakai selama 4 minggu

Ranuh I N, Suyitno H, Hadinegoro S, Kartasasmita C, Ismoedijanto, Soedjatmiko, Pedoman Imunisasi di Indonesia, 2014
Jangan Membuka Karet Penutup

INGAT !!! Vaksin atau menyedot langsung


dari vial
Jangan
meninggalkan
jarum
suntik tertanam
dalam vial. •Jangan
Menyiapkan
suntikan
sebelum anak /
sasaran hadir

Bab 4 Penyuntikan yang Aman 36


PROSEDUR PENYUNTIKAN YANG AMAN BAGI VAKSINATOR

 Jangan menekan luka berdarah akibat suntikan dengan jari


 Alat suntik jarum bekas dibuang di safety box tanpa melakukan Recapping
 Menurut laporan WHO tahun 2000  tusukan jarum bekas mengakibatkan
penularan
 virus Hepatitis B sebanyak 21 juta kasus (32% dari infeksi baru)
 Virus Hepatitis C 2 juta kasus (40% dari infeksi baru)
 HIV 260 ribu kasus (5% dari infeksi baru)

 Jika terpaksa memasang kembali penutup jarum karena imunisasi tertunda


(anak meronta-ronta)  recapping dengan satu tangan
 Jangan meletakkan alat suntik dan jarum bekas sembarangan
PROSEDUR PENYUNTIKAN YANG AMAN BAGI LINGKUNGAN

 Jangan meletakkan alat suntik dan jarum bekas sembarangan


 Buang dan hancurkan limbah imunisasi
 Alat suntik, jarum
 Kapas
 Botol
 Ampul vaksin
 Sesuai dengan prosedur yang dianjurkan (desinfektan, dikubur atau dibakar)
Jangan membuang ADS dalam safety box
melebihi ¾ box  mencegah tertusuk jarum

39
FAKTOR VAKSIN DAN PERLENGKAPANNYA

• Rantai Vaksin
Merupakan rangkaian proses penyimpanandan
transportasi vaksin yang sesuai prosedur untuk
menjamin kualitas vaksin
Dampak perubahan suhu pada vaksin hidup dan mati
berbeda
Sehingga suhu optimum tiap-tiap vaksin harus dijaga
‘RANTAI VAKSIN’
Pabrik

DinKes Proses
Provinsi Transportasi Distributor

Apotik
DinKes
Kabupaten
Praktek Swasta

Pelayanan Kes.
Primer

Penyimpanan vaksin harus dijaga sepanjang rantai perjalanan dari pabrik sampai
saat melaksanakan vaksinasi
Masa simpan vaksin belum dipakai
Jenis Vaksin Suhu Penyimpanan Umur Vaksin

BCG +2 s/d +8°C 1 tahun


-15°s/d -25°C 1 tahun
DPT +2° s/d +8°C 2 tahun
Hepatitis B +2° s/d +8°C 26 bulan

TT +2° s/d +8°C 2 tahun


DT +2° s/d +8°C 2 tahun
OPV +2° s/d +8°C 6 bulan
-15° s/d -25°C 2 tahun
Campak +2° s/d +8°C 2 tahun
-15° s/d -25°C 2 tahun
Vademicum Bio Farma Jan.2002
Rak I : Polio , Campak dan BCG.
Rak II : DPT , Hept. B
Rak III : DT, TT
Fungsi cold pack sama dengan
botol air di bagian bawah lemari es
- Mempertahankan suhu, jika lemari
es mati agar suhu tetap stabil.
Pengontrol suhu (thermometer)
pada rak kedua, freeze
watch/freeze tag pada rak ketiga.
Lakukanlah pencatatan suhu dua
kali sehari, pada grafik suhu.
Freeze watch dan freeze tag

Freeze Termomet
Watch er Muller

Freeze
Tag
Beberapa Kesalahan Penyimpanan Vaksin
Beberapa Kesalahan Penyimpanan Vaksin
Membawa Vaksin
• Masukkan dalam cold box atau vaccine carrier
• Bila jarak dekat masukan cool pack cair
– Bagian tengah letakkan termometer Muller

• Bila jarak jauh masukkan cold pack beku


– HepB dan DPT-HB tidak boleh menempel
– Masukkan freeze tag / watch

• Termos tidak boleh kena sinar matahari langsung


Cool-
pack
FAKTOR VAKSIN DAN PERLENGKAPANNYA

• Jenis alat suntik


1. Alat suntik Autodisable atau Autodestruct
2. Alat suntik dan jarum sekali pakai (Dispossable)
3. Pre filled syringe autodisable
4. Pre filled syringe, pre filled device bukan
autodisable
5. Alat suntik dan jarum yang dapat dipakai ulang
MEMAHAMI ALAT VAKSINASI
Syringe sekali pakai / Auto Disable Syringe (ADS)

Syringe yang setelah dipakai mengunci sendiri dan hanya


dapat dipakai sekali

• Uniject
• Soloshot
• Destroject
• Univec
• Terumo
• K1
• Medeco inject

52
Langkah penggunaan Syringe sekali pakai

1. Keluarkan syringe dari bungkus plastik


2. Pasang jarum pada syringe bila jarum belum terpasang
3. Lepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum
4. Masukkan jarum ke dalam botol vaksin, ujung jarum berada di
bawah permukaan vaksin
5. Tarik piston untuk mengisi syringe. Piston secara otomatis akan
berhenti setelah melewati tanda 0,05/0,5 ml dan terdengar bunyi
klik
6. Tekan/dorong piston hingga isi syringe sesuai dosis 0,05/0,5 ml
7. Keluarkan sisa gelembung udara pada syringe selagi jarum masih
berada didalam botol.
8. Lepaskan jarum dari botol.
9. Lakukan penyuntikan. Setelah penyuntikan piston secara
otomatis akan mengunci dan syringe tidak bisa digunakan lagi.

53
Langkah-langkah penggunaan ADS :

54
Alat suntik Prefilled Device

Jenis alat suntik yang telah berisi vaksin dosis tunggal


dari pabriknya.

Contoh: - Hepatitis B
- Tetanus Toksoid

Keuntungan:
-Mencegah vaksin dari
kontaminasi
-Memastikan dosis yang tepat 55
Langkah Penggunaan Prefilled Device

1. Keluarkan Prefilled Device dari kemasan


2. Dorong dan sedikit putar kemudian tekan dengan
cepat penutup jarum ke dalam port
3. Jarak antara penutup jarum dan port akan hilang
dan terasa ada klik
4. Keluarkan penutup jarum
5. Pegang Prefilled Device pada port dan suntikkan
jarum ke lokasi suntikan
6. Tekan reservoir (gelembung vaksin) untuk
mengeluarkan vaksin.
7. Sesudah reservoir kempes, tarik Prefilled Device
keluar

56
Langkah-langkah penggunaan Prefilled Device

Dorong dengan cepat, Jarak anatara penutup jarum


Keluarkan PID dari kemasan penutup jarum kedalam dan port akan hilang dan
port terasa ada”click”

Keluarkan penutup jarum Tekan dengan hati-hati


Pegang PID pada port dan reservoir untuk
suntukkan jarum ke pasien mengeluarkan vaksin,
sesudah reservoir kempis
tarik PID keluar, jangan
lakukan recapping

57
PERSIAPAN ALAT SUNTIK

• Ukuran Jarum.
– Bayi Prematur:
panjang 16 mm,
diameter 25G
– Bayi/ Anak: panjang
25 mm, diameter
25G
FAKTOR VAKSIN DAN PERLENGKAPANNYA
• Pengelolaan limbah imunisasi
• Jarum alat suntik tidak perlu dipotong/dihancurkan
• langsung masukkan ke safety box
• safety box selanjutnya dapat dibakar (insinerator)
atau dibuang ke bak beton khusus pembuangan
limbah infeksius
TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH
CONTOH YANG SALAH

•Beberapa
tempat/wadah
yang digunakan
untuk membuang
Alat suntik yang
telah digunakan

Recapping
BERBAHAYA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai