Anda di halaman 1dari 14

PROSEDUR MUTU PENATALAKSANAAN PERSALINAN

PRESENTASI BOKONG DENGAN PERASAT BRACH


No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS UNISA 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
PROSEDUR
TETAP
Suyani, S.ST.,M.Keb
a. Posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam rahim berada
dengan kepala di atas (fundus uteri) sehingga pada saat persalinan
PENGERTIAN normal, bokong atau kaki bayi yang akan keluar terlebih dahulu
dibandingkan kepala pada posisi normal
b.Perasat brach dilakukan jika presentasi bokong murni
a. Agar bidan dapat mengerti dan mendemonstrsikan mekanisme
penurunan bokong.
b. Agar bidan dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan
presentasi bokong dengan metode Brach
TUJUAN c. Agar bidan melaksanakan asuhan pada ibu dengan kelainan,
komplikasi
d. Agar bidan melaksanakan pendokumentasian
e. Agar bidan dapat melaksanakan rujukan berdasarkan standart praktek
kebidanan dan protap
Bila ada kemacetan saat melahirkan bahu atau kepala maka perasat
Bracht dinyatakan gagal dan dapat menggunakan perasat lain.
KEBIJAKAN
Pada primigravida dengan presentasi bokong TBJ > 3000gram pasien
dirujuk untuk mencegah morbiditas dan mortalitas janin/bayi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 017
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Pasal 19 Ayat 3 Butir
REFERENSI
D (Bidan berwenang melakukan penanganan kegawatdaruratan,
dilanjutkan dengan rujukan).
PETUGAS Dokter, Bidan, Perawat
a. Persiapan Klien
1) Mengucapkan salam dan sapa klien dengan ramah.
2) Memperkenalkan diri pada kliendan keluarga bahwa anda adalah
petugas yang akan melakukan tindakan pada klien
3) Menjelaskan langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan
terhadap klien dan kemungkinan keberhasilannya serta efek
sampingnya
PROSEDUR
4) Memastikan klien dan keluarganya benar-benar mengerti dan jelas
tentang penjelasan tersebut
5) Memberi kesempatan pada klien dan keluarga untuk bertanya
apabila belum jelas atau mau mengajukan pertanyaan
6) Meminta persetujuan klien dan keluarga terhadap tindakan yang
akan dilakukan dengan menandatangani informed concent, setelah
klien dan keluarganya mengerti mengenai penjelasan yang diberikan.
b. Persiapan Alat
1) Partus set steril/DTT (bak instrumen, 2 buah klem kocher, gunting
tali pusat, gunting episiotomi, kateter nelaton, kassa, sarung tangan 2
pasang, kapas basah DTT, kom kecil berisi betadin, pengikat tali
pusat, duk steril)
2) Duk sedang steril/DTT 1 buah
3) Resusitasi set (penghisap lendir bayi, sungkup/balon resusitasi,
duk/kain untuk alas tempat resusitasi dan untuk bungkus bayi, lampu
sorot, bengkok, tabung oksigen dengan set Humidifer, slang oksigen,
canule/sungkup)
4) Handuk, duk bersih
5) Uterotonika dan spuit 3 cc (oxytosin, ergometrin),
6) Obat Lidocain inj (untuk mengurangi nyeri waktu
episiotomi/menjahit)
7) Set infuse, IV kateter no 16/18
8) Cairan Infus ( Ringer Laktat, NaCL)
9) Celemek, sepatu, masker, kaca mata, topi
10) Perlengkapan cuci tangan (air mengalir, sabun, handuk bersih
dan kering)
11) Betadin
12) Larutan klorin 0,5% dalam tempatnya
Penatalaksanaan:
1. Melakukan vulva higiene
2. Memastikan pembukaan lengkap,dengan melakukan periksa
dalam : vu tenang, dinding vagina licin, portio tidak teraba.
Pembukaan lengkap. Selaput ketuban pos/neg, Penunjuk
sacrum, sacrum dijam 3/9, bokong berada di Hodge III, ST: ld
pos/neg, AK pos/neg, meconium pos/neg ( pecahkan ketuban
bila belum pecah)
3. Mencuci sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, lepas secara
terbalik
4. Mengobservasi DJJ
5. Memasang duk handuk di atas perut ibu dan duk di bawah
bokong ibu bila bokong sudah di dasar panggul
6. Memakai sarung tangan
7. Memimpin ibu meneran
8. Melakukan episiotomi setelah bokong crowning dan perineum
telah teregang
9. Mencengkram bokong secara Bracht yaitu kedua ibu jari sejajar
sumbu panjang paha bayi, sedangkan jari-jari lain memegang
panggul (dapat juga perasat Bracht ini dilakukan dengan
menggunakan duk steril)
10. Meminta pasien untuk meneran pada setiap ada his
11. Mengendorkan talipusat, setelah lahirnya perut dengan jari
kelingking
12. Pada saat angulus skapula inferior tampak di bawah simpisis,
penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin secara
perlahan (bokong dibawa ke arah perut ibu), penolong hanya
mengikuti gerakan ini tanpa tarikan sampai kepala lahir dan
bayi lahir secara keseluruhan
13. Meminta asisten melakukan penekanan kepala bayi di atas
suprapubik untuk mempertahankan agar kepala bayi tetap dalam
keadaan fleksi
Bila ada kemacetan saat melahirkan bahu atau kepala maka
perasat Bracht dinyatakan gagal
14. Menyingkirkan peralatan, buang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke tempat sampah
15. Membersihakan ibu, pastikan ibu merasa aman dan nyaman
16. Merendam peralatan dalam larutan 0,5%
17. Mencuci sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, buka secara
terbalik dan rendam
18. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, keringkan
19. Memeriksa vital sign, perdarahan dan kontraksi uterus
20. Melakukan pencatatan/pendokumentasian pada catatan medik
Unit Terkait Ruang VK
PROSEDUR MUTU PENATALAKSANAAN PERSALINAN
PRESENTASI BOKONG DENGAN CARA KLASIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS UNISA 1/3
PROSEDUR Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
TETAP

Retno Mawarti, M.Kes


a. Posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam rahim berada
dengan kepala di atas (fundus uteri) sehingga pada saat persalinan
normal, bokong atau kaki bayi yang akan keluar terlebih dahulu
PENGERTIAN
dibandingkan kepala pada posisi normal
b.Perasat klasik dilakukan untuk melahirkan bahu belakang terlebih
dahulu.
a.Agar bidan dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan
presentasi bokongdengan metode klasik
b.Agar bidan melaksanakan asuhan pada ibu dengan kelainan,
TUJUAN komplikasi
c. Agar bidan melaksanakan pendokumentasian
d. Agar bidan dapat melaksanakan rujukan berdasarkan standar praktek
kebidanan dan protap.
Bila lengan depan sukar dilahirkan maka dapat juga dilakukan
KEBIJAKAN
pemutaran sehingga lengan depan dilahirkan sebagai lengan belakang.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 017
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Pasal 19 Ayat 3 Butir
REFERENSI
D (Bidan berwenang melakukan penanganan kegawatdaruratan,
dilanjutkan dengan rujukan).
PETUGAS Dokter, Dokter Residen, Bidan, Dokter Muda, Perawat

a. Persiapan Klien
1) Mengucapkan salam dan sapa klien dengan ramah.
2) Memperkenalkan diri pada kliendan keluarga bahwa anda adalah
petugas yang akan melakukan tindakan pada klien
3) Menjelaskan langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan
terhadap klien dan kemungkinan keberhasilannya serta efek
sampingnya
PROSEDUR 4) Memastikan klien dan keluarganya benar-benar mengerti dan jelas
tentang penjelasan tersebut
5) Memberi kesempatan pada klien dan keluarga untuk bertanya
apabila belum jelas atau mau mengajukan pertanyaan
6) Meminta persetujuan klien dan keluarga terhadap tindakan yang
akan dilakukan dengan menandatangani informed concent, setelah klien
dan keluarganya mengerti mengenai penjelasan yang diberikan

b. Persiapan Alat
1) Partus set steril/DTT (bak instrumen, 2 buah klem koher, gunting tali
pusat, gunting episiotomi, kateter nelaton, kassa, sarung tangan 2
pasang, kapas basah DTT, kom kecil berisi betadin, pengikat tali pusat,
duk steril)
2) Duk sedang steril/DTT 1 buah
3) Resusitasi set (penghisap lendir bayi, sungkup/balon resusitasi,
duk/kain untuk alas tempat resusitasi dan untuk bungkus bayi, lampu
sorot, bengkok)
4) Uterotonika dan spuit 3 cc (oxytosin, ergometrin)
5) Obat Lidocain inj (untuk mengurangi nyeri waktu menjahit)
6) Set infuse, IV kateter no 16/18
7) Cairan Infus ( Ringer Laktat, NaCL)
8) Handuk, duk
9) Celemek, sepatu, masker, kaca mata, topi
10) Perlengkapan cuci tangan (air mengalir, sabun, handuk bersih dan
kering)
11) Betadin
12) Larutan klorin 0,5% dalam tempatnya
Penatalaksanaan:
Prinsip melahirkan bahu belakang dahulu
1. Mencengkram bokong secara Bracht yaitu kedua ibu jari sejajar
sumbu panjang paha bayi, sedangkan jari-jari lain memegang
panggul (dapat juga perasat Bracht ini dilakukan dengan
menggunakan duk steril)
2. Meminta pasien untuk meneran pada setiap ada his
3. Mengendorkan talipusat, setelah lahirnya perut dengan jari
kelingking
4. Melakukan hiperlordosis pada badan janin secara perlahan
(bokong dibawa ke arah perut ibu) pada saat angulus skapula
inferior, tetapi gagal
5. Menarik badan bayi ke bawah sampai ujung bawah skapula
kelihatan di bawah simpisis
6. Memegang kedua pergelangan kaki bayi menggunakan tangan
penolong yang bertentangan dengan bahu yang akan dilahirkan
dan menarik sejauh mungkin ke arah sisi perut ibu yang
berlawanan dengan punggung bayi
7. Memasukan tangan penolong ke dalam jalan lahir dan dengan
jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fosa
kubiti kemudian melahirkan/mengeluarkanlengan bawah
dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka bayi
(lengan kiri dilahirkan dengan tangan kiri dan sebaliknya)
8. Melahirkan bahu depan, dengan memegang pergelangan kaki
bayi dengan berganti tangan dengan menarik bayi curam ke
arah bawah (kontralateral)
9. Melahirkan lengan depan dengan teknik yang sama seperti
melahirkan lengan belakang
Catatan: bila lengan depan sukar dilahirkan maka dapat juga
dilakukan pemutaran sehingga lengan depan dilahirkan juga
sebagai lengan belakang.
Melahirkan Kepala Secara Mauriceau
10. Memposisikan badan bayi menunggangi lengan kiri
penolong (setelah bahu dan lengan lahir)
11. Memasukkan 3 jari kiri ke dalam vagina, jari tengah
tangan kiri penolongberada di dagu bayi sedangkan jari
telunjuk dan jari manis mencengkram fosa kanina
12. Mencengkram leher bayi bagian belakang dengan tangan
kanan penolong dengan posisi leher dijepit oleh jari
telunjuk dan tangah
13. Menarik kepala bayi curam ke bawah sambil asisten
melakukan dorongan Kristeller
14. Mengelevasi kepala janin ke atas dengan suboksiput
sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu,
mulut, hidung, mata, dahi, UUB dan akhirnya lahirlah
seluruh badan bayi setelah suboksiput tampak di bawah
simpisis
15. Menyingkirkan peralatan, buang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke tempat sampah
16. Membersihkan ibu, pastikan ibu merasa aman dan
nyaman
Dekontaminasi
17. Merendam peralatan dalam larutan 0,5%
18. Mencuci sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, buka
secara terbalik dan rendam
19. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun,
keringkan
Dokumentasi
20. Memeriksa vital sign, perdarahan dan kontraksi uterus
21. Melakukan pencatatan pada catatan medik
Unit Terkait Ruang VK
PROSEDUR MUTU PENATALAKSANAAN PERSALINAN
PRESENTASI BOKONG DENGAN PERASAT MULLER
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS UNISA 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
PROSEDUR
TETAP
Retno Mawarti, M.Kes
a. Posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam rahim berada
dengan kepala di atas (fundus uteri) sehingga pada saat persalinan
normal, bokong atau kaki bayi yang akan keluar terlebih dahulu
PENGERTIAN
dibandingkan kepala pada posisi normal
b.Perasat muller dilakukan untuk melahirkan bahu depan terlebih
dahulu
a. Agar bidan dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan
presentasi bokong dengan metode Muller
b.Agar bidan melaksanakan asuhan pada ibu dengan kelainan,
TUJUAN komplikasi
c. Agar bidan melaksanakan pendokumentasian
d.Agar bidan dapat melaksanakan rujukan berdasarkan standart praktek
kebidanan dan protap
Bila lengan depan sukar dilahirkan maka dapat dilakukan dengan
KEBIJAKAN
perasat Muller sesuai letak bahu bayi.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 017
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Pasal 19 Ayat 3 Butir
REFERENSI
D (Bidan berwenang melakukan penanganan kegawatdaruratan,
dilanjutkan dengan rujukan).
PETUGAS Dokter, Bidan, Perawat
a. Persiapan Klien
1) Mengcapkan salam dan sapa klien dengan ramah.
2) Memperkenalkan diri pada kliendan keluarga bahwa anda adalah
petugas yang akan melakukan tindakan pada klien
3) Menjelaskan langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan
terhadap klien dan kemungkinan keberhasilannya serta efek
sampingnya
4) Memastikan klien dan keluarganya benar-benar mengerti dan jelas
PROSEDUR tentang penjelasan tersebut
5) Memberi kesempatan pada klien dan keluarga untuk bertanya
apabila belum jelas atau mau mengajukan pertanyaan
6) Meminta persetujuan klien dan keluarga terhadap tindakan yang
akan dilakukan dengan menandatangani informed concent, setelah
klien dan keluarganya mengerti mengenai penjelasan yang diberikan
b.Persiapan Alat
1) Partus set steril/DTT (bak instrumen, 2 buah klem kocher, gunting
tali pusat, gunting episiotomi, kateter nelaton, kassa, sarung tangan 2
pasang, kapas basah DTT, kom kecil berisi betadin, pengikat tali
pusat, duk steril)
2) Duk sedang steril/DTT 1 buah
3) Resusitasi set (penghisap lendir bayi, sungkup/balon resusitasi,
duk/kain untuk alas tempat resusitasi dan untuk bungkus bayi, lampu
sorot, bengkok)
4) Utero tonika (ergomitrin, Oksitosin)
5) Obat Lidocain inj (untuk mengurangi kesakitan waktu menjahit)
6) Set tranfusi, IV kateter no 16/18
7) Cairan Infus ( Ringer Laktat, NaCL)
8) Handuk, duk bersih
9) Celemek, sepatu, masker, kaca mata, topi
10) Perlengkapan cuci tangan (air mengalir, sabun, handuk bersih
dan kering)
11) Betadin
12) Larutan klorin 0,5% dalam tempatnya
Penatalaksanaan:
Prinsip melahirkan bahu depan dahulu
1. Mencengkram bokong secara Bracht yaitu kedua ibu jari sejajar
sumbu panjang paha bayi, sedangkan jari-jari lain memegang
panggul (dapat juga perasat Bracht ini dilakukan dengan
menggunakan duk steril)
2. Meminta pasien untuk meneran pada setiap ada his
3. Mengendorkan talipusat, setelah lahirnya perut dengan jari
kelingking
4. Melakukan hiperlordosis pada badan janin secara perlahan
(bokong dibawa ke arah perut ibu) pada saat angulus skapula
inferior, tetapi gagal
5. Memegang bokong janin dengan kedua ibu jari diletakan sejajar
spina sakralis media dan jari telunjuk pada krista iliaka dan jari-
jari lain mencengkram paha bagian depan (teknik duimbekken
greep/femuro-pelviks. Kemudian bayi ditatik curam ke arah
bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak dibawah
simpisis
6. Melahirkan lengan depan dengan mengaitnya keluar
7. Melahirkan bahu belakang (setelah bahu dan lengan depan
lahir), dengan posisi pegangan yang sama tarik bayi ke arah atas
sampai lengan belakang lahir dengan sendirinya. Bila lengan
belakang tidak bisa lahir dengan sendirinya maka dengan jari
telunjuk dan jari tengah penolong mengaitnya keluar
Melahirkan Kepala Secara Mauriceau
8. Memposisikan badan bayi menunggangi lengan kiri
penolong (setelah bahu dan lengan lahir)
9. Memasukkan 3 jari kiri ke dalam vagina, jari tengah
tangan kiri penolongberada di dagu bayi sedangkan jari
telunjuk dan jari manis mencengkram fosa kanina
10. Mencengkram leher bayi bagian belakang dengan tangan
kanan penolong dengan posisi leher dijepit oleh jari
telunjuk dan tangah
11. Menarik kepala bayi curam ke bawah sambil asisten
melakukan dorongan Kristeller
12. Mengelevasi kepala janin ke atas dengan suboksiput
sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu,
mulut, hidung, mata, dahi, UUB dan akhirnya lahirlah
seluruh badan bayi setelah suboksiput tampak di bawah
simpisis
13. Menyingkirkan peralatan, buang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke tempat sampah
14. Membersihkan ibu, pastikan ibu merasa aman dan
nyaman
Dekontaminasi
15. Merendam peralatan dalam larutan 0,5%
16. Mencuci sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, buka
secara terbalik dan rendam
17. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun,
keringkan
Dokumentasi
18. Memeriksa vital sign, perdarahan dan kontraksi uterus
19. Melakukan pencatatan pada catatan medik
Unit Terkait Ruang VK
PROSEDUR MUTU PENATALAKSANAAN PERSALINAN
PRESENTASI BOKONG DENGAN MAURICEU
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS UNISA 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
PROSEDUR
TETAP
Retno Mawarti, M.Kes
a. Posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam rahim berada
dengan kepala di atas (fundus uteri) sehingga pada saat persalinan
normal, bokong atau kaki bayi yang akan keluar terlebih dahulu
PENGERTIAN
dibandingkan kepala pada posisi normal
b.Perasat Mauriceu dilakukan untuk melahirkan kepala (after coming
head)
a.Agar bidan dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan
presentasi bokon dengan metode Mauriceu
b.Agar bidan melaksanakan asuhan pada ibu dengan kelainan,
TUJUAN komplikasi
c. Agar bidan melaksanakan pendokumentasian
d.Agar bidan dapat melaksanakan rujukan berdasarkan standart praktek
kebidanan dan protap
Perasat Mauriceu dapat dilakukan jika pada saat perasat Brach/ Manual
KEBIJAKAN
Aid kepala belum bisa lahir.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 017
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Pasal 19 Ayat 3 Butir
REFERENSI
D (Bidan berwenang melakukan penanganan kegawatdaruratan,
dilanjutkan dengan rujukan).
PETUGAS Dokter, Bidan, Perawat
a. Persiapan Klien
1. Menjelaskan langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan
terhadap klien dan kemungkinan keberhasilannya serta efek
sampingnya
2. Memastikan klien dan keluarganya benar-benar mengerti dan jelas
tentang penjelasan tersebut
3. Memberi kesempatan pada klien dan keluarga untuk bertanya
apabila belum jelas atau mau mengajukan pertanyaan
PROSEDUR 4. Setelah klien dan keluarganya mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan , minta persetujuan klien dan keluarga terhadap tindakan
yang akan dilakukan dengan menandatangani informed concent
b. Persiapan Alat
1. Partus set steril/DTT (bak instrumen, 2 buah klem kokher, gunting
tali pusat, gunting episiotomi, kateter nelaton, kassa, sarung tangan 2
pasang, kapas basah DTT, kom kecil berisi betadin, pengikat tali
pusat, duk steril)
2. Duk sedang steril/DTT 1 buah
3. Resusitasi set (penghisap lendir bayi, sungkup/balon resusitasi,
duk/kain untuk alas tempat resusitasi dan untuk bungkus bayi, lampu
sorot, oksigen, humidifer, slang oksigen, bengkok)
4. Utero tonika (ergomitrin, oksitocin)
5. Obat Lidocain inj (untuk mengurangi nyeri waktu menjahit)
6. Set tranfusi, IV kateter no 16/18
7. Cairan Infus ( Ringer Laktat, NaCL)
8. Celemek, sepatu, masker, kaca mata, topi
9. Perlengkapan cuci tangan (air mengalir, sabun, handuk bersih dan
kering)
10. Betadin
11. Larutan klorin 0,5% dalam tempatnya
Penatalaksanaan:
1. Memposisikan badan bayi menunggangi lengan kiri penolong
(setelah bahu dan lengan lahir)
2. Memasukkan 3 jari kiri ke dalam vagina, jari tengah tangan kiri
penolongberada di dagu bayi sedangkan jari telunjuk dan jari
manis mencengkram fosa kanina
3. Mencengkram leher bayi bagian belakang dengan tangan kanan
penolong dengan posisi leher dijepit oleh jari telunjuk dan
tangah
4. Menarik kepala bayi curam ke bawah sambil asisten melakukan
dorongan Kristeller
5. Mengelevasi kepala janin ke atas dengan suboksiput sebagai
hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung,
mata, dahi, UUB dan akhirnya lahirlah seluruh badan bayi
setelah suboksiput tampak di bawah simpisis
Dekontaminasi
6. Merendam peralatan dalam larutan 0,5%
7. Mencuci sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, buka
secara terbalik dan rendam
8. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun,
keringkan
Dokumentasi
9. Memeriksa vital sign, perdarahan dan kontraksi uterus
10. Melakukan pencatatan pada catatan medik
Unit Terkait Ruang VK
PROSEDUR MUTU PENATALAKSANAAN PERSALINAN
PRESENTASI BOKONG DENGAN LOVSET
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS UNISA 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
PROSEDUR
TETAP
Retno Mawarti, M.Kes
a. Posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam rahim berada
dengan kepala di atas (fundus uteri) sehingga pada saat persalinan
PENGERTIAN normal, bokong atau kaki bayi yang akan keluar terlebih dahulu
dibandingkan kepala pada posisi normal
b. Perasat Lovset
a.Agar bidan dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan
presentasi bokondengan metode Mauriceu
b.Agar bidan melaksanakan asuhan pada ibu dengan kelainan,
TUJUAN komplikasi
c. Agar bidan melaksanakan pendokumentasian
d.Agar bidan dapat melaksanakan rujukan berdasarkan standart praktek
kebidanan dan protap
KEBIJAKAN
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 017
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Pasal 19 Ayat 3 Butir
REFERENSI
D (Bidan berwenang melakukan penanganan kegawatdaruratan,
dilanjutkan dengan rujukan).
PETUGAS Dokter, Bidan, Perawat
a. Persiapan Klien
1. Menjelaskan langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan
terhadap klien dan kemungkinan keberhasilannya serta efek
sampingnya
2. Memastikan klien dan keluarganya benar-benar mengerti dan jelas
tentang penjelasan tersebut
3. Memberi kesempatan pada klien dan keluarga untuk bertanya
apabila belum jelas atau mau mengajukan pertanyaan
4. Setelah klien dan keluarganya mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan , minta persetujuan klien dan keluarga terhadap tindakan
PROSEDUR
yang akan dilakukan dengan menandatangani informed concent
b. Persiapan Alat
1. Partus set steril/DTT (bak instrumen, 2 buah klem kokher, gunting
tali pusat, gunting episiotomi, kateter nelaton, kassa, sarung tangan 2
pasang, kapas basah DTT, kom kecil berisi betadin, pengikat tali
pusat, duk steril)
2. Duk sedang steril/DTT 1 buah
3. Resusitasi set (penghisap lendir bayi, sungkup/balon resusitasi,
duk/kain untuk alas tempat resusitasi dan untuk bungkus bayi, lampu
sorot, oksigen, humidifer, slang oksigen, bengkok)
4. Utero tonika (ergomitrin, oksitocin)
5. Obat Lidocain inj (untuk mengurangi nyeri waktu menjahit)
6. Set tranfusi, IV kateter no 16/18
7. Cairan Infus ( Ringer Laktat, NaCL)
8. Celemek, sepatu, masker, kaca mata, topi
9. Perlengkapan cuci tangan (air mengalir, sabun, handuk bersih dan
kering)
10. Betadin
11. Larutan klorin 0,5% dalam tempatnya
Penatalaksanaan:
1. Mencengkram bokong secara Bracht yaitu kedua ibu jari
sejajar sumbu panjang paha bayi, sedangkan jari-jari lain
memegang panggul (dapat juga perasat Bracht ini
dilakukan dengan menggunakan duk steril)
2. Meminta pasien untuk meneran pada setiap ada his
3. Mengendorkan talipusat, setelah lahirnya perut dengan
jari kelingking
4. Melakukan hiperlordosis pada badan janin secara
perlahan (bokong dibawa ke arah perut ibu) pada saat
angulus skapula inferior, tetapi gagal
5. Memegang bayi secara duimbekken greep/femuro-pelviks
(memegang bokong janin dengan kedua ibu jari diletakan
sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada krista
iliaka dan jari-jari lain mencengkram paha bagian depan),
putar badan bayi 1800 (setengah lingkaran) beberapa kali
sampai bahu dan lengan lahir, bila lengan tidak bisa lahir
dengan sendirinya, kait lengan bayi
Melahirkan Kepala Secara Mauriceau
6. Memposisikan badan bayi menunggangi lengan kiri
penolong (setelah bahu dan lengan lahir)
7. Memasukkan 3 jari kiri ke dalam vagina, jari tengah
tangan kiri penolongberada di dagu bayi sedangkan jari
telunjuk dan jari manis mencengkram fosa kanina
8. Mencengkram leher bayi bagian belakang dengan tangan
kanan penolong dengan posisi leher dijepit oleh jari
telunjuk dan tangah
9. Menarik kepala bayi curam ke bawah sambil asisten
melakukan dorongan Kristeller
10. Mengelevasi kepala janin ke atas dengan suboksiput
sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu,
mulut, hidung, mata, dahi, UUB dan akhirnya lahirlah
seluruh badan bayi setelah suboksiput tampak di bawah
simpisis
11. Menyingkirkan peralatan, buang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke tempat sampah
12. Membersihkan ibu, pastikan ibu merasa aman dan
nyaman
Dekontaminasi
13. Merendam peralatan dalam larutan 0,5%
14. Mencuci sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, buka
secara terbalik dan rendam
15. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun,
keringkan
Dokumentasi
16. Memeriksa vital sign, perdarahan dan kontraksi uterus
17. Melakukan pencatatan pada catatan medik
Unit Terkait Ruang VK

Anda mungkin juga menyukai