Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PATOLOGI KEBIDANAN

POST MATUR
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Patologi Kebidanan yang diampu
oleh:
Fathiyaturrohmah, S.SiT., M.Kes

Disusun oleh :
Hafidhatul Awaliya Rahmah : 1610104095 Riya Ulin Nuha : 1610104105
Arfani Eka Sakti Setyawati : 1610104096 Fadiya Sitria N. : 1610104106
Ayu Fitriyani : 1610104097 Emy Miftakhul Janah : 1610104107
Salmia Hajar Iskriani : 1610104098 Bella Asliminarti : 1610104108
Rhadika Wahyu K.N : 1610104099 Pariqa Anisa : 1610104109
Agustina : 1610104100 Leonita Rahayu S. : 1610104110
Ari Setiawati : 1610104101 Annisa Agustin : 1610104111
Mega Silvia Mahardika : 1610104102 Riski Ayu Putri : 1610104112
Nurbaiti : 1610104104

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIAH YOGYAKARTA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Post
Matur” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah yang kami susun ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai post matur. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam penulisan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan penulisan yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah yang kami susun ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan penulisan di
waktu yang akan datang.

Yogyakarta, April 2018

Kelompok B2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kehamilan postmatur (postterm) disebut juga kehamilan lewat waktu/bulan merupakan
kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari
pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari.dapat
disimpulkan bahwa kehamilan postmatur adalah kehamilan yang melebihi waktu
normalnya yaitu lebih dari 40 minggu. kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan
yang melebihi waktu 42 minggu dan belum terjadi persalinan. Kehamilan umumnya
berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir. Bayi postmatur
menunjukan gambaran yang khas, yaitu berupa kulit keriput, mengelupas lebar-lebar,
badan kurus yang menunjukan pengurasan energi, dan maturitas lanjut karena bayi
tersebut matanya terbuka. Kulit keriput telihat sekali pada bagian telapak tangan dan
telapak kaki. Kuku biasanya cukup panjang penyebab terjadinya kehamilan postterm/
postmature sampai saat ini masih belum diketahui secara jelas. Pengaruh Progresteron
Teori Oksitosin, Teori Kortisol/ ACTH Janin, Saraf Uterus, Herediter.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi postmatur?
2. Apa etiologi postmatur?
3. Bagaimana tanda-tanda postmatur?

C. Tujuan
1. Untuk memahami definisi postmatur.
2. Untuk memahami etiologi postmatur.
3. Untuk mengetahui tanda-tanda postmatur.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Postmatur
Dalam artikel yang ditulis oleh Zakiyah Suraya, kehamilan postmatur (postterm)
disebut juga kehamilan lewat waktu/bulan merupakan kehamilan yang berlangsung sampai
42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus
Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Prawirohardjo, 2008). Sedangkan menurut
Manuaba (1999), kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42
minggu dan belum terjadi persalinan. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau
280 hari dari hari pertama haid terakhir. Definisi standar untuk kehamilan lewat bulan
adalah 294 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari setelah ovulasi.
Istilah lewat bulan (postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung
pemahaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin (Helen, 2007).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kehamilan postmatur adalah
kehamilan yang melebihi waktu normalnya yaitu lebih dari 40 minggu.

B. Etiologi Postmatur
Dalam artikel yang ditulis oleh Zakiyah Suraya menjelaskan penyebab terjadinya
kehamilan postterm/ postmature sampai saat ini masih belum diketahui secara jelas.
Menurut (Sarwono,2010) beberapa teori yang diajukan di antaranya:

1. Pengaruh Progresteron

Penurunan hormon progresteron dalam kehamilan dipercaya merupakan kejadian


perubahan endokrin yang penting dalam memacu prose biomolekuler pada persalinan
dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap oksitosin, sehingga terjadinya kehamilan
postterm adalah karena masih berlangsungnya pengaruh progresteron.

2. Teori Oksitosin

Pemakaian okstitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan dipercaya bahwa


oksitosin secara fisiologis memgang peranan penting dalam menimbulkan persalinan
dan pelepasan okstitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan
lanjut diduga sebagai salah satu penyebab kehamilan postterm.
3. Teori Kortisol/ ACTH Janin

Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk dimulainya persalinan
adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol
janin akan memperngaruhi plasenta sehingga prosuksi progresteron berkurang dan
memperbesar sekresi esterogen, selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya
produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anesefalus, hipoplasia adrenal
janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin
tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.

4. Saraf Uterus

Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan membangkitkan


kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada
kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga
sebagai penyebab terjadinya kehamilan postterm.

5. Herediter

Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalami kehamilan posterm
mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya.
Mogren menyatakan bahwa bilamana seorang ibu mengalami kehamilan posterm saat
melahirkan anak perempuan, maka besar kemungkinan anak perempuan akan
mengalami kehamilan posterm.

Menurut (Bayu,2009) penyebab Postmatur pasti belum diketahui, faktor yang


dikemukakan adalah :

1. Hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup
bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.
2. Herediter, karena post naturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu
3. Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah sehingga disimpulkan kerentanan akan
stress merupakan faktor tidak timbulnya His
4. Kurangnya air ketuban
5. Insufiensi plasenta.
C. Tanda dan Gejala
Dalam artikel yang ditulis oleh Zakiyah Suraya menjelaskan tanda dan gejala kehaamilan
postmatur, yaitu :

1. Gerakan janin yang jarang, yaitu secara subjektif kurang dari 7 kali/ 20 menit atau
secara objektif dengan KTG (karditopografi) kurang dari 10 kali/ 20menit. (Echa,
2012)
2. Postterm dapat di bagi dalam 3 stadium (Sarwono,2010) :

a. Stadium I : Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi


berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
b. Stadium II : Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada
kulit
c. Stadium III : Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat

Menurut Bayu, 2009 manifestasi yang ditunjukkan yaitu bayi postmature :

1. Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram)


2. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
3. Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
4. Verniks kaseosa di bidan kurang
5. Kuku-kuku panjang
6. Rambut kepala agak tebal
7. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel.

D. Patofisiologi

1. Sindrom posmatur

Bayi postmatur menunjukan gambaran yang khas, yaitu berupa kulit keriput,
mengelupas lebar-lebar, badan kurus yang menunjukan pengurasan energi, dan
maturitas lanjut karena bayi tersebut matanya terbuka. Kulit keriput telihat sekali pada
bagian telapak tangan dan telapak kaki. Kuku biasanya cukup panjang. Biasanya bayi
postmatur tidak mengalami hambatan pertumbuhan karena berat lahirnya jarang turun
dibawah persentil ke-10 untuk usia gestasinya.banyak bayi postmatur Clifford mati dan
banyak yang sakit berat akibat asfiksia lahir dan aspirasi mekonium. Berapa bayi yang
bertahan hidup mengalami kerusakan otak. Insidensi sindrom postmaturitas pada bayi
berusia 41, 42, dan 43 minggu masing-masing belum dapat ditentukan dengan pasti.
Sindrom ini terjadi pada sekitar 10 % kehamilan antara 41 dan 43 minggu serta
meningkat menjadi 33 % pada 44 minggu. Oligohidramnion yang menyertainya secara
nyata meningkatkan kemungkinan postmaturitas.

2. Disfungsi plasenta

Kadar eritroprotein plasma tali pusat meningkat secara signifikan pada


kehamilan yang mencapai 41 minggu atau lebih dan meskipun tidak ada agar skor dan
gas darah tali pusat yang abnormal pada bayi ini, bahwa terjadi penurunan oksigen pada
janin yang postterm. Janin posterm mungkin terus bertambah berat badannya sehingga
bayi tersebut luar biasa beras pada sat lahir. Janin yang terus tumbuh menunjukan
bahwa fungsi plasenta tidak terganggu. Memang, pertumbuhan janin yang berlanjut,
meskipun kecepatannya lebih lambat, adalah cirri khas gestasi antara 38 dan 42 minggu.

3. Gawat janin dan Oligohidramnion

Alasan utama meningkatnya resiko pada janin posterm adalah bahwa dengan
diameter tali pusat yang mengecil, diukur dengan USG, bersifat prediktif terhadap
gawat janin intrapartum, terutama bila disertai dengan ologohidramnion. Penurunan
volume cairan amnion biasanya terjadi ketika kehamilan telah melewati 42 minggu,
mungkin juga pengeluaran mekonium oleh janin ke dalam volume cairan amnion yang
sudah berkurang merupakan penyebab terbentuknya mekonium kental yang terjadi
pada sindrom aspirasi mekonium.

4. Pertumbuhan janin terhambat

Hingga kini, makna klinis pertumbuhan janin terhambat pada kehamilna yang
seharusnya tanpa komplikasi tidak begitu diperhatikan. Pertumbuhan janin terhambat
menyertai kasus lahir mati pada usia gestasi 42 minggu atau lebih, demikian juga untuk
bayi lahir aterm. Morbiditas dan mortalitas meningkatkan secara signifikan pada bayi
yang mengalami hambatan pertumbuhan. Memang, seperempat kasus lahir mati yang
terjadi pada kehamilan memanjang merupakan bayi-bayi dengan hambatan
pertumbuhan yang jumlahnya relatif kecil ini.

5. Serviks yang tidak baik

Sulit untuk menunjukan seriks yang tidak baik pada kehamilan memanjang
karena pada wanita dengan umur kehamilan 41 minggu mempunyai serviks yang belum
berdilatasi. Dilatasi serviks adalah indicator prognostic yang penting untuk
keberhasilan induksi dalam persalinan.

E. Penatalaksanaan

1) Expectative Management (Manjemen Menunggu)


1) Prinsipnya yaitu mengharapkan proses spontan tanpa rangsangan dari luar.
2) Sambil menunggu juga harus dilakukan evaluasi janin dalam uterus dengan
beberapa tekhnikyang adekuat sehingga dapat diketahui terjadinya gangguan janin
dalam bentuk gawat janin.
3) Gawat janin merupakan indikasi mutlak untuk melakukan terminasi secara
induksi atau langsung SC.
4) Metode yang dipilih tergantung pada keadaan janin dan keadaan maternal saat
itu.
2) Induksi oksitosin
1) Pertimbangan yang perlu diperhatikan adalah pada pematangan serviks.
2) Saat ini induksi harus dilakukan observasi ketat terhadap kesejahteraan janin
dalam uterus dengan alat yang cukup memadai.
3) Evalusi bishop skore
a) Kurang 4, SC
b) Anatar 5 dan 6 coba mematangkan serviks
c) Diatas 7, sebagian berhasil
3) Secsio sesarea
1) Salah satu pertimbangan SC yaitu AFI kurang dari 5 cm, yang merupakan
indikasi mutlak untuk SC.
2) Tanda asfiksia intrauteri
3) Makrosomia
4) Kelainan letak janin
5) Bad obstetric history
6) Induksi gagal
7) Infertilitas primer-sekunder
8) Ibu dengan penyakit tertentu

F. Peran Bidan

Kehamilan lewat waktu dapat membahayakan janin karena sensitif terhadap


rangsangan kontraksi, yang menimbulkan asfiksia sampai kematian dalam rahim.
Dalam melakukan pengawasan hamil dapat diperkirakan bahwa kehamilan lewat
waktu dengan :

1. Anamnesa. Hasil anamnesa penderita perlu diperhatikan sebagai dasar permulaan.


2. Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu
3. Gerak janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali.

Hasil pemeriksaan dapat dijumpai :

1. Berat badan ibu mendatar atau menurun


2. Air ketuban terasa berkurang
3. Gerak janin menurun

Menghadapi keadaan demikian bidan dapat bersikap :

1. Melakukan konsultasi dengan dokter


2. Menganjurkan untuk melakukan persalinan di rumah sakit
3. Penderita dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang adekuat.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang melebihi waktu normalnya yaitu lebih
dari 40 minggu.untuk penyebab jelasnya masih belum diketahui. Menurut
(Sarwono,2010) beberapa teori yang diajukan di antaranya:Pengaruh Progresteron,
teori Oksitosin, teori Kortisol/ ACTH Janin, Saraf Uterus, Herediter. Menurut
(Bayu,2009) penyebab Postmatur pasti belum diketahui, faktor yang dikemukakan
adalah : Hormonal.,Herediter, Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah ,Kurangnya
air ketuban, Insufiensi plasenta. Adapun ciri-ciri posterm menurut bayu (2009)

1. Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram)


2. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
3. Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
4. Verniks kaseosa di bidan kurang
5. Kuku-kuku panjang
6. Rambut kepala agak tebal
7. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel

Patofisiologis tersebut meliputi : Sindrom posmatur, disfungsi plasenta, gawat janin


dan Oligohidramnion, pertumbuhan janin terhambat, Serviks yang tidak baik.

B. Saran

Kehamilan postmatur perlu dilakukan pemeriksaan berkala untuk memantau


kondisi janin serta bagi mahasiswa makalah ini dapat menjadi salah satu referensi
mengenai kehamilan postmatur.
DAFTAR PUSTAKA
Zakiah Suraya.2014.Asuhan Keperawatan Post Matur.dikutip pada Senin, 9 April 2018 dari
http://zakiah-fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-115217-Kep.%20Reproduksi-
Asuhan%20Keperawatan%20Post%20Matur.html
Bagian Obstetri & Ginekologi Universitas Padjajaran Bandung.1984. Obstetri Patologi.
Bandung : ELSTAR OFFSET

Holmes, Debie. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi
dan KB. Jakarta : EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC

Taber, Ben-Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC

Oxorn, Hary. 1990. Ilmu Kebidanan : Pathologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta :
Yayasan Essentia Medika

Anda mungkin juga menyukai