Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH REPRODUKSI PEREMPUAN

ANALISIS KASUS KEKERASAN DALAM PACARAN (KDP)

Disusun oleh:
Resti Ami Indri Wardani (1610104093)
Mauliya Widiastuti (1610104094)
Hafidhatul Awaliya Rahmah (1610104095)
Ayu Fitriyani (1610104097)
Neni Kurniawati (16101041)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU


KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Sleman, Februari 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

Bab 1 Pendahuluan

1.1.Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2.Tujuan.......................................................................................................... 1
1.3.Rumusan Masalah........................................................................................ 2

Bab 2 Pembahasan

2.1. Identifikasi Kasus........................................................................................ 3

2.2. Budaya yang Memengaruhi......................................................................... 3

2.3. Analisis Kasus.............................................................................................. 4

2.4. Upaya Penyelesaian Kasus........................................................................... 4

Bab 3 Penutup

3.1. Kesimpulan................................................................................................... 6

3.2. Saran.............................................................................................................. 6

Daftar Pustaka...................................................................................................... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat banyak yang peduli tentang kekerasan yang terjadi di
dalam rumah tangga (domestic violence), namun masih sedikit yang peduli
pada kekerasan yang terjadi pada mereka yang sedang berpacaran
(Kekerasan Dalam Pacaran/KDP) atau Dating Violence. Perempuan lebih
banyak menjadi korban dibandingkan laki-laki karena pada dasarnya
kekerasan ini terjadi karena adanya ketimpangan kekuasaan antara laki-laki
dan perempuan yang dianut oleh masyarakat luas. Ketidakadilan dalam hal
gender selama ini telah terpatri dalam kehidupan sehari-hari, bahwa seorang
perempuan biasa dianggap sebagai makhluk yang lemah, penurut, pasif,
mengutamakan kepentingan laki-laki dan lain sebagainya, sehingga dirasa
“pantas” menerima perlakuan yang tidak wajar atau semena-mena.
Kekerasan yang terjadi dalam relasi personal perempuan ini
biasanya terdiri dari beberapa jenis, misalnya serangan terhadap fisik,
mental/psikis, ekonomi dan seksual. Segi fisik, kekerasan yang dilakukan
seperti memukul, meninju, menendang, menjambak, mencubit dan lain
sebagainya, sedangkan kekerasan terhadap mental seseorang biasanya
seperti cemburu yang berlebihan, pemaksaan, memaki-maki di depan umum
dan lain sebagainya.1 Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) berkaitan erat
dengan kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang
meliputi: perlukaan fisik, gangguan saluran pencernaan, sindroma nyeri
kronik, dan perilaku depresi atau ancaman bunuh diri.
1.2 Tujuan
Untuk menganalisis kasus tentang kekerasan dalam berpacaran.

1
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa identifikasi masalah dari kasus kekerasan dalam berpacaran?
2. Apa saja budaya yang dapat mempengaruhi terjadinya kekerasan dalam
berpacaran?
3. Bagaimana analisa kasus kekerasan dalam berpacaran?
4. Bagaimana upaya penanganan kekerasan dalam berpacaran?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Identifikasi Masalah

Di Semarang, kasus kekerasan dalam pacaran dalam kurun dua bulan pada tahun
2017 (Januari dan Februari) ada 19 kasus, kasus perkosaan 12, Perbudakan Seksual
7 kasus, buruh Migran 2 kasus. (Tempo, 2017)

Di Yogyakarta, data yang dihimpun Rifka Annisa pada tahun 2016 setidaknya ada
32 kasus Kekerasan Dalam Pacaran (KDP). (Kedaulatan Rakyat, 2017)

Kasus-kasus kekerasan dalam berpacaran yang kerap terjadi antara lain adalah
kekerasan fisik, kekerasan verbal, kekerasan sosial, serta pemaksaan melakukan
hubungan seksual.

2.2. Budaya yang Memengaruhi

Menurut Yuniyanti, sebagian besar kasus kekerasan dalam berpacaran terjadi


karena adanya budaya patriarki yang masih kental di masyarakat.

Budaya patriarki menempatkan posisi sosial kaum laki-laki lebih tinggi daripada
kaum perempuan.

Sehingga, masyarakat cenderung menganggap wajar adanya perilaku pelecehan


terhadap perempuan dalam bentuk sekecil apa pun.

Bahkan, seringkali perempuan yang menjadi korban pelecehan justru disalahkan,


misalnya karena berpakaian yang tak sesuai norma kesopanan. (Kompas, 2017)

3
2.3. Analisa Kasus

Menurut Citra kekerasan seksual masih mendominasi kasus yang ditangani


lembaganya selama ini dengan jumlah 72,32 persen atau 64 perempuan, kemudian
kekerasan fisik 14,69 persen dan Psikis 9,04 persen. (Tempo, 2017)

Menurut lembaga Rifka Anisa, dari 32 kasus, terlihat kejadian itu terjadi paling
banyak di usia remaja akhir yaitu usia 18-25 tahun sebanyak 14 kasus, usia dewasa
awal (26-35 tahun) sebanyak 8 kasus. (Kedaulatan Rakyat, 2017)

Banyaknya kasus kekerasan dalam pacaran memberikan dampak yang tidak sedikit
bagi sang korban. Diantaranya putus sekolah, dikucilkan oleh lingkungan, dan lain-
lain. Padahal masa remaja adalah masanya mereka menikmati setiap waktu untuk
saling bersosialisasi dan menunjukkan bakat, namun terhalang oleh jeratan rantai
sebagai tanda mereka bukan orang baik-baik.

Tidak ada anak yang ingin mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari orang
yang sudah ia anggap sebagai belahan jiwanya. Mereka seharusnya tahu bahwa
konsekuensi dari menjalin hubungan yang tidak sehat adalah berakhir dengan
keputusan pahit sepihak dari sang pacar. Banyak kasus yang bahkan tidak dapat
dianggap remeh, seperti kasus hamil di luar nikah, kasus kematian karena kekerasan
fisik yang dilakukan oleh pihak laki-laki, dan lainnya. Ini menunjukkan bahwa
angka kesadaran akan pentingnya pendidikan kesehatan pada masa remaja sangat
rendah, hanya mengandalkan omongan orang dari mulut ke mulut saja, bukan dari
ahlinya.

2.4. Upaya Penyelesaian Kasus

Kasus-kasus kekerasan dalam pacaran sering dilaporkan kepada pihak yang


berwajib. Namun untuk UU perlindungannya sendiri masih belum terlaksana,
seperti dilansir daari helpnona.com: “Kekerasan dalam pacaran belum ada aturan
hukumnya secara khusus di Indonesia. Akan tetapi beberapa kasus bisa merujuk
pada aturan hukum yang sudah ada secara umum. Nah, jika terkait dengan suatu

4
tindak pidana maka payung hukumnya adalah UU KUHP, UU Perlindungan Anak,
UU Pornografi dan UU IT. Sayangnya, kebanyakan dari proses hukum pidana bagi
korban sering kali membuat mereka menjadi korban yang berulang (dengan
sebutan suka sama suka dan menikmati hubungan yang ada, dll).”

Namun walaupun belum terlaksana undang-undang perlindungan terhadap KDP,


namun ada beberapa upaya pencegahan yang dilakukan agar tidak terjadi KDP
khususnya terhadap perempuan, diantaranya: Program three ends yang diusung
Pemkab Sleman, Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan pada Perempuan di Jateng,
dan lainnya.

5
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kekerasan yang terjadi dalam relasi personal perempuan ini biasanya terdiri
dari beberapa jenis, misalnya serangan terhadap fisik, mental/psikis, ekonomi dan
seksual. Segi fisik, kekerasan yang dilakukan seperti memukul, meninju,
menendang, menjambak, mencubit dan lain sebagainya, sedangkan kekerasan
terhadap mental seseorang biasanya seperti cemburu yang berlebihan, pemaksaan,
memaki-maki di depan umum dan lain sebagainya.1 Kekerasan Dalam Pacaran
(KDP) berkaitan erat dengan kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang,
yang meliputi: perlukaan fisik, gangguan saluran pencernaan, sindroma nyeri
kronik, dan perilaku depresi atau ancaman bunuh diri

3.2. Saran

Pada korban kekerasan dalam pacaran, sebaiknya dilakukan rehabilitasi dan


motivasi pada diri korban agar dapat melupakan perlakuan sang pacar yang telah
dilakukan. Dapat dilakukan oleh keluarga ataupun institusi kesehatan lainnya
seperti puskesmas, untuk meningkatkan kesejahteraan wanita dan mengurangi
tingkat kekerasan pada wanita.

6
DAFTAR PUSTAKA
Tempo. 8 Maret 2017. “Hari Perempuan: Perempuan jadi Korban Kekerasan
dalam Pacaran”, dari
http://regional.kompas.com/read/2017/03/08/13185261/kekerasan.terhadap.perem
puan.dimulai.dari.pacaran. Diakses pada tanggal 21 Februari 2018

Kompas. 9 Maret 2017. “Kaum Perempuan di Antara Budaya Patriarki dan


Diskriminasi Regulasi”, dari
http://nasional.kompas.com/read/2017/03/09/08481931/kaum.perempuan.di.antar
a.budaya.patriarki.dan.diskriminasi.regulasi. Diakses pada tanggal 21 Februari
2017
Kedaulatan Rakyat. 26 Juli 2017. “Kekerasan dalam Pacaran di Yogya,
Fenomena Gunung Es”, dari
http://krjogja.com/web/news/read/39174/Kekerasan_dalam_Pacaran_di_Yogya_F
enomena_Gunung_Es. Diakses pada tanggal 21 Februari 2018
Habsyah, Umi. Hukum dan Kekerasan dalam Pacaran. Dari
http://www.helpnona.com/hukum--kekerasan-dalam-pacaran.html. Diakses pada
tanggal 21 Februari 2018.
Komnas Perempuan. 21 Oktober 2017. Kekerasan dalam Pacaran, dari
https://www.komnasperempuan.go.id/read-news-kekerasan-dalam-pacaran.
Diakses pada tanggal 21 Februari 2018.
Suci, Ayu Musvita. 2012. “Kekerasan dalam Pacaran dan Kecemasan Remaja
Putri di Kabupaten Purworejo”, Jurnal Kesmas (6): 61-62

Anda mungkin juga menyukai