Disusun oleh:
Resti Ami Indri Wardani (1610104093)
Mauliya Widiastuti (1610104094)
Hafidhatul Awaliya Rahmah (1610104095)
Ayu Fitriyani (1610104097)
Neni Kurniawati (16101041)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1.Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2.Tujuan.......................................................................................................... 1
1.3.Rumusan Masalah........................................................................................ 2
Bab 2 Pembahasan
Bab 3 Penutup
3.1. Kesimpulan................................................................................................... 6
3.2. Saran.............................................................................................................. 6
Daftar Pustaka...................................................................................................... 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa identifikasi masalah dari kasus kekerasan dalam berpacaran?
2. Apa saja budaya yang dapat mempengaruhi terjadinya kekerasan dalam
berpacaran?
3. Bagaimana analisa kasus kekerasan dalam berpacaran?
4. Bagaimana upaya penanganan kekerasan dalam berpacaran?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Di Semarang, kasus kekerasan dalam pacaran dalam kurun dua bulan pada tahun
2017 (Januari dan Februari) ada 19 kasus, kasus perkosaan 12, Perbudakan Seksual
7 kasus, buruh Migran 2 kasus. (Tempo, 2017)
Di Yogyakarta, data yang dihimpun Rifka Annisa pada tahun 2016 setidaknya ada
32 kasus Kekerasan Dalam Pacaran (KDP). (Kedaulatan Rakyat, 2017)
Kasus-kasus kekerasan dalam berpacaran yang kerap terjadi antara lain adalah
kekerasan fisik, kekerasan verbal, kekerasan sosial, serta pemaksaan melakukan
hubungan seksual.
Budaya patriarki menempatkan posisi sosial kaum laki-laki lebih tinggi daripada
kaum perempuan.
3
2.3. Analisa Kasus
Menurut lembaga Rifka Anisa, dari 32 kasus, terlihat kejadian itu terjadi paling
banyak di usia remaja akhir yaitu usia 18-25 tahun sebanyak 14 kasus, usia dewasa
awal (26-35 tahun) sebanyak 8 kasus. (Kedaulatan Rakyat, 2017)
Banyaknya kasus kekerasan dalam pacaran memberikan dampak yang tidak sedikit
bagi sang korban. Diantaranya putus sekolah, dikucilkan oleh lingkungan, dan lain-
lain. Padahal masa remaja adalah masanya mereka menikmati setiap waktu untuk
saling bersosialisasi dan menunjukkan bakat, namun terhalang oleh jeratan rantai
sebagai tanda mereka bukan orang baik-baik.
Tidak ada anak yang ingin mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari orang
yang sudah ia anggap sebagai belahan jiwanya. Mereka seharusnya tahu bahwa
konsekuensi dari menjalin hubungan yang tidak sehat adalah berakhir dengan
keputusan pahit sepihak dari sang pacar. Banyak kasus yang bahkan tidak dapat
dianggap remeh, seperti kasus hamil di luar nikah, kasus kematian karena kekerasan
fisik yang dilakukan oleh pihak laki-laki, dan lainnya. Ini menunjukkan bahwa
angka kesadaran akan pentingnya pendidikan kesehatan pada masa remaja sangat
rendah, hanya mengandalkan omongan orang dari mulut ke mulut saja, bukan dari
ahlinya.
4
tindak pidana maka payung hukumnya adalah UU KUHP, UU Perlindungan Anak,
UU Pornografi dan UU IT. Sayangnya, kebanyakan dari proses hukum pidana bagi
korban sering kali membuat mereka menjadi korban yang berulang (dengan
sebutan suka sama suka dan menikmati hubungan yang ada, dll).”
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kekerasan yang terjadi dalam relasi personal perempuan ini biasanya terdiri
dari beberapa jenis, misalnya serangan terhadap fisik, mental/psikis, ekonomi dan
seksual. Segi fisik, kekerasan yang dilakukan seperti memukul, meninju,
menendang, menjambak, mencubit dan lain sebagainya, sedangkan kekerasan
terhadap mental seseorang biasanya seperti cemburu yang berlebihan, pemaksaan,
memaki-maki di depan umum dan lain sebagainya.1 Kekerasan Dalam Pacaran
(KDP) berkaitan erat dengan kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang,
yang meliputi: perlukaan fisik, gangguan saluran pencernaan, sindroma nyeri
kronik, dan perilaku depresi atau ancaman bunuh diri
3.2. Saran
6
DAFTAR PUSTAKA
Tempo. 8 Maret 2017. “Hari Perempuan: Perempuan jadi Korban Kekerasan
dalam Pacaran”, dari
http://regional.kompas.com/read/2017/03/08/13185261/kekerasan.terhadap.perem
puan.dimulai.dari.pacaran. Diakses pada tanggal 21 Februari 2018