PEMERKOSAAN
Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas keperawatan jiwa II tentang
makalah pemerkosaan dengan baik dan tepat waktu. Penugasan ini merupakan salah
satu komponen untuk mendapatkan nilai tambahan pada salah satu mata kuliah
yang di tempuh dalam jurusan S1 transfer keperawatan angkatan XI di STIKES
Kusuma Husada Surakarta.
Kami menyadari bahwa dalam tugas makalah ini, jika tanpa adanya
bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, tentu tidak akan dapat
terselesaikan. Oleh kerena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang sudah membimbing kami
serta teman-teman yang sudah mensuport serta membantu kami dalam
menyelelesaikan makalah ini.
Semoga amal baik pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
keperawatan jiwa II ini mendapat imbalan yang sesuai dari Allah SWT. Kami
menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan. Maka dari itu, kami mohon maaf sebesar-besarnya dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Aamiin.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................ i
C. Tujuan ................................................................................................. 3
BAB II ............................................................................................................. 4
A. Pengertian ............................................................................................ 4
F. Alternatif Penyembuhan....................................................................... 14
A. Kesimpulan ......................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seperti ini membuat perempuan dan anak-anak menjadi lebih rentan untuk
secara fisik, akan tetapi dapat juga meliputi kekerasan terhadap perasaan
pada dasarnya adalah semua bentuk perilaku, baik verbal maupun non-
negatif secara fisik, emosional, dan psikologis terhadap orang yang menjadi
pula dengan akibat yang akan dialami oleh korban dan timbulnya rasa takut
masyarakat secara luas. Akibat dari ini di Indonesia secara normatif tidak
1
pidana (KUHP) masih menempatkan kasus perkosaan ini sama dengan
pelaku. Kondisi ini terjadi oleh karena KUHP masih mewarisi nilai-nilai
utama dalam proses peradilan pidana, oleh karena itu semua komponen
mencegah pelaku lain untuk tidak melakukan perbuatan yang sama ini dan
masyarakat merasa tentram karena dilindungi oleh hukum, seperti yang ada
dalam KUHP pada pasal 285 yaitu “Barang siapa yang dengan kekerasan
orang lain yaitu orang yang telah diperkosa tersebut. Seperti yang sudah ada
dalam KUHP Ancaman hukuman dalam pasal 285 ini ialah pria yang
memaksa wanita, dimana wanita tersebut bukan istrinya dan pria tersebut
tindak pidana perkosaan. Maka masyarakat harus bisa berhati-hati dan lebih
2
waspada terhadap tindak pidana perkosaan dan kasus pemerkosaan menjadi
masalah yang harus segera dibenahi di Indonesia agar tidak merusak citra
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkosaan
adalah suatu usaha untuk melampiaskan nafsu seksual yang dilakukan oleh
menurut moral dan hukum. Pendapat ini senada dengan definisi perkosaan
menurut Rifka Annisa Women’s Crisis Center, bahwa yang disebut dengan
atau pemaksaan yang melibatkan alat kelamin. Oral seks, anal seks
4
dalam definisi perkosaan, bahkan beberapa negara telah menggunakan
tersebut.
5
bawah kondisi ancaman lainnya. Definisi hampir sama dengan yang
Apabila mengacu pada KUHP, maka laki- laki tidak dapat menjadi
uhnya dan direspon oleh alat kelaminnya (Koesnadi, 1992). Akan tetapi
pada kenyataannya ada pula laki- laki yang menjadi korban perkosaan
B. Macam-macam pemerkosaan
tanpa persetujuan antara orang-orang yang sudah kenal satu sama lain,
6
3. Pemerkosaan wanita
4. Pemerkosaan missal
6. Pemerkosaan anak-anak
7
perang biasanya dilakukan secara sistematis, dan pemimpin militer
negara hal ini dianggap tidak mungkin terjadi karena dua orang yang
seksual dengan istri lewat dubur dan ketika istri sedang haid
berikut :
a. Keluarga,
b. Ekonomi keluarga,
c. Tingkat pendidikan,
d. Agama/moral,
a. lingkungan sosial,
b. perkembangan ipteks,
8
c. kesempatan,
D. Dampak Sosial
Korban perkosaan dapat mengalami akibat yang sangat serius baik secara
fisik maupun secara kejiwaan (psikologis). Akibat fisik yang dapat dialami
meninggal;
adanya paksaan baik secara halus maupun kasar. Hal ini akan menimbulkan
persiapan baik fisik maupun psikis dari pasangan yang akan melakukannya.
Hubungan yang dilakukan dengan cara tidak wajar, apalagi dengan cara
membuat shock bagi korban. Goncangan kejiwaan dapat dialami pada saat
9
suatu proses adaptasi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis.
E. Dampak Psikologis
terserang depresi, fobia, dan mimpi buruk, korban juga dapat menaruh
kecurigaan terhadap orang lain dalam waktu yang cukup lama. Ada pula
perkosaan yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu stres yang langsung
terjadi dan stres jangka panjang. Stres yang langsung terjadi merupakan
reaksi paska perkosaan seperti kesakitan secara fisik, rasa bersalah, takut,
cemas, malu, marah, dan tidak berdaya. Stres jangka panjang merupakan
gejala psikologis tertentu yang dirasakan korban sebagai suatu trauma yang
menyebabkan korban memiliki rasa percaya diri, konsep diri yang negatif,
menutup diri dari pergaulan, dan juga reaksi somatik seperti jantung
10
lebih dari 30 hari juga dikenal dengan istilah PTSD atau Post Traumatic
Stress Disorder.
naik turun atau labil. Hal ini disebabkan karena adanya tekanan kehidupan
yang terus menerus dan adanya hal-hal yang mengingatkan korban kepada
menerus, tidak dapat tidur atau istirahat, dan mudah marah. Para korban
perkosaan ini mungkin akan mengalami trauma yang parah karena peristiwa
yang dialami oleh korban selama lebih dari 30 hari akibat peristiwa
11
Dampak jangka pendek biasanya dialami sesaat hingga beberapa
dan luka-luka pada bagian tubuh akibat perlawanan atau penganiayaan fisik.
Dari segi psikologis biasanya korban merasa sangat marah, jengkel, merasa
stres, dan ketakutan. Bila dampak ini berkepanjangan hingga lebih dari 30
hari dan diikuti dengan berbagai gejala yang akut seperti mengalami mimpi
korban merasa ingin bunuh diri sebagai pelarian dari masalah yang
dihadapinya. Hal ini terjadi karena manusia memiliki insting insting mati.
yang neurotis sebagai akibat dari rasa bersalah karena melakukan perbuatan
seperti ini perasaan korban sangat labil dan merasakan kesedihan yang
berlarut-larut. Mereka akan merasa bahwa nasib yang mereka alami sangat
buruk. Selain itu ada kemungkinan bahwa mereka menyalahkan diri mereka
12
sendiri atas terjadinya perkosaan yang mereka alami. Pada kasus-kasus
seperti ini maka gangguan yang mungkin terjadi atau dialami oleh korban
Tanda-tanda PTSD tersebut hampir sama dengan tanda dan simptom yang
7. Konsep diri negatif; menyalahkan diri sendiri, merasa tidak berguna dan
bersalah;
memutuskan sesuatu;
F. Alternatif Penyembuhan
13
membangkitkan semangat korban dan membuat korban mampu menerima
teman, orang tua, saudara, pekerja sosial, atau siapa saja yang dapat
rumah aman.
14
memiliki ketahanan diri, mandiri dan mampu mengatasi setiap
persoalan kehidupan.
massa.
yang berlaku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
pada sipelaku untuk melakukan tindakan pemerkosaan, serta pemerkosaan
bisa juga disebabkan karena rendahnya rasa nilai, moral, asusila dan nilai
ini akan menimbulkan dampak sosial bagi perempuan yang menjadi korban
perkosaan tersebut.
secara fisik, akan tetapi dapat juga meliputi kekerasan terhadap perasaan
pada dasarnya adalah semua bentuk perilaku, baik verbal maupun non-
B. Saran
benahi oleh kita semua karena sebagaimana kita ketahui bahwa tindak
pemerkosaan dapat merusak citra dan moral bangsa. Maka dari itu
nilai moral, budaya, adat istiadat dan ajaran agama masing-masing serta
16
menindaklanjuti dengan penegakan hukum sesuai ketentuan peraturan dan
DAFTAR PUSTAKA
Abar, A. Z & Tulus Subardjono. 2009. Perkosaan dalam Wacana Pers National,
17
Haryanto. 2010. Dampak Sosio-Psikologis Korban Tindak Perkosaan Terhadap
18