Anda di halaman 1dari 13

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

(KDRT)

GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA:


IRFAYANTI, S.pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VII
1. Hastitha M N Arief
2. Shofiyah Nailah
3. Nova Noor Rahmawati
4. Esra Castilo
5. Muh Fadhil Al Fitrah

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan karya ilmiah tentang "Dampak Penggunaan
Gawai pada Anak Usia di Bawah Umur".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi
dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa
penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun
ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Gowa, 29 February 2024

Team Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Depan ............................................................ i

Kata Pengantar .............................................................. ii

Daftar Isi ........................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................ 1

A.Latar Belakang ......................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................... 3
D.Manfaat..................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORI ............................................. 4

BAB III PENUTUP ...................................................... 6

A. KESIMPULAN ..................................................... 6
B. SARAN ................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA .................................................... 8

iii
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan
salah satu isu yang mendesak untuk ditangani dalam konteks
masyarakat Indonesia. KDRT tidak hanya merusak hubungan
antar anggota keluarga, tetapi juga melanggar hak asasi
manusia dan merusak kesejahteraan individu serta
masyarakat secara keseluruhan. Fenomena ini menjadi
perhatian serius di berbagai negara karena dampaknya yang
merusak bagi korban dan masyarakat secara luas.
Di Indonesia,KDRT telah menjadi masalah yang
meresahkan dengan tingginya angka insiden yang di laporkan
setiap tahun. Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kasus
KDRT terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir,
meskipun masih banyak kasus yang tidak dilaporkan. Hal ini
menunjukkan perlunya pemahaman yang lebih dalam tentang
faktor-faktor yang menyebabkan dan mendukung KDRT
serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
mengatasi masalah ini.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, faktor-faktor
seperti ketidaksetaraan gender, kurangnya pendidikan,
ketergantungan ekonomi, serta norma dan budaya yang
membenarkan kekerasan telah diidentifikasi sebagai
kontributor utama terhadap KDRT. Namun, masih diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk memahami secara mendalam
Hal 1 dari 10
bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi dan saling
memengaruhi dalam konteks budaya dan sosial yang berbeda
di Indonesia.
Selain itu, penting juga untuk mengeksplorasi lebih
lanjut efektivitas kebijakan dan program pencegahan KDRT
yang telah ada, serta mengidentifikasi hambatan-hambatan
yang menghambat implementasi dan penegakan hukum yang
efektif. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang latar
belakang dan dinamika KDRT, diharapkan dapat dirancang
strategi intervensi yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk
melindungi korban, mengurangi angka insiden KDRT, dan
menciptakan lingkungan yang aman dan berdaya bagi semua
anggota Masyarakat
KDRT menyebabkan penderitaan dan kerugian bagi
individu yang menjadi korban ini meliputi cedera fidik dan
emoisional trauma psikologis dan dalam beberapa kasus
kematian.
KDRT tidak hanya menyebabka penderitaan bagi
individu yang menjadi korban, tetapi juga merusak
kesejahteraan fisik, mental emosional mereka, hal ini juga
dapat mengakibatkan trauma jangka panjang yang
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi
kemampuan seseorang untuk berfungsi secara normal dalam
kehidupan sehari hari

Hal 2 dari 10
B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor-faktor ekonomi, budaya dan psikologis yang
mempengaruhi terjadinya KDRT
2. Bagaimana kesenjangan ekonomi gender dan kontrol
finansial berperan dalam dinamika kekerasan dalam
rumah tangga
3. Apa dampak jangka panjang KDRT terhadap
kesejahteraan ekonomi korban dan anak-anak mereka

C. Tujuan
1. Mengidentifikasi factor ekonomi yang mempengaruhi
akses korban terhadap layanan dan dukungan
2. Faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan
korban untuk tetap dalam situasi KDRT
3. Mengetahui pengaturan lembaga social dalam
memberikan perlindungan terhadap korban KDRT

D.Manfaat
1. Perlindungan individu : Mengakui dan mengatasi KDRT
memberikan perlindungan bagi korban dari bahaya fisik
dan psikologis yang dapat merugikan kesejahteraan
mereka.
2. Kesejahteraan Psikologis : Korban KDRT sering
mengalami dampak psokologis yang srius. Menyadari
masalah ini dan mencari bantuan dapat membantu
memulihkan kesejahteraan mental dan emosional mereka.

Hal 3 dari 10
3. Keamanan dan Keselamatan: Mengatasi KDRT
bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan
bebas dari ancaman bagi semua anggota keluarga.
BAB II
KAJIAN TEORI

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (tKDRT) adalah


setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual psikologis, termasuk ancaman terjadinya
pemaksaan atau perampasan kebebasan secara sewenang-
wenang, baik yang terjadi di ranah publik maupun di dalam
kehidupan privat atau pribadi.
Menurut Wulandari, 2012 (dalam Fery Krustiono
2019) bahwa hubungan pelaku dan korban Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT) ialah orang yang mempunyai
hubungan darah, perkawinan, perususuan, pengasuhan
perwalian dengan suami, anak, bahkan pembantu rumah
tangga yang tinggal dalam lingkup lingkungan rumah.
Pada umumnya orang beranggapan bahwa rumah dan
keluarga adalah tempat yang aman, tempat berlindung dari
bahaya yang mengancam diluar rumah, tempat berbagi
kehangatan dan kasih saying. Namun pada kenyataannya
banyak kejahatan justru terjadi di rumah, di dalam keluarga
itu sendiri. Pelaku kekerasan misalnya adalah sosok yang
mempunyai peran otoritas atau berstatus lebih kuat dan bias

Hal 4 dari 10
saja dilakukan oleh orang-orang terdekat korban, seperti
suami atau orang tua, sedangkan korban adalah anggota
keluarga yang berstatus lebih lemah atau biasa dianggap
sebagai kaum yang lemah seperti isteri (perempuan) atau
anak.
Dari beberapa pernyataan diatas, maka yang di
maksud dengan tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT) yakni mencakup perbuatan dan perkataan kasar
dengan ancaman, kekerasan fisik, seksual, emosional, dan
ekonomi sehingga menimbulkan penderitaan atau
kesengsaraan baik secara fisik dan materi atau non fisik atau
psikologis.

Hal 5 dari 10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Upaya perlindungan hukum terhadap perempuan yang
menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga di negara ini,
diatur dalam Undang- Undang No. 23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Aparat
penegak hukum, yakni Kepolisian Negara Republik
Indonesia, telah berusaha meminimalisir tindak pidana
kekerasan dalam rumah tangga melalui Peraturan KAPOLRI
No. 10 Tahun 2007 Tentang Organisasi dan Tata Kerja.
Bentuk upaya polisi untuk menanggulangi KDRT dan
melindungi korban KDRT dengan membentuk unit yang
bertugas untuk memberikan pelayanan dan perlindungan
kepada perempuan dan anak, yang dinamakan Unit PPA
(Pelayanan Perempuan dan Anak). Dalam menangani kasus
KDRT di kota Salatiga, Unit PPA Polres Salatiga
menerapkan teori keadilan restoratif, dengan cara
mempertemukan korban dan pelaku, guna penyelesaian
bersama supaya hak-hak dan rasa keadilan korban KDRT
terpenuhi.
Hal 6 dari 10
B. Saran
Dengan adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga,
serta dibentuknya Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
(P.P.A) sebagaimana diatur dalam Peraturan Kapolri No. 10
Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja, untuk masa
mendatang seharusnya Unit PPA Polres Salatiga meminta
surat penetapan perintah perlindungan dari pengadilan.
Sementara dalam mediasi antara korban dengan pelaku, Unit
PPA Polres Salatiga diharapkan lebih memposisikan diri
sebagai pelindung korban, supaya hak-hak korban lebih
terpenuhi.
Supaya perlindungan hukum terhadap perempuan dari
KDRT dapat terjamin, maka aparat penegak hukum beserta
setiap warga negara, diharuskan memiliki kesadaran dan
pemahaman yang tinggi, serta lebih responsif terhadap
permasalahan kekerasan dalam rumah tangga.
Perempuan yang menjadi korban KDRT harus lebih
berani dan terbuka 4/4 dalam melaporkan perbuatan KDRT,
karena kinerja dari Unit PPA Polres Salatiga dapat terbantu.
Memberikan perlindungan kepada korban,
berkoordinasi dengan pihak lain seperti relawan sosial,
tenaga kesehatan, pekerja sosial maupun pembimbing
rohani.

Hal 7 dari 10
Menyampaikan kepada korban tentang identitas
petugas, kekerasan dalam rumah tangga adalah kejahatan
terhadap martabat kemanusiaan, dan kewajiban kepolisian
untuk melindungi korban.
Mendapatkan haknya dengan koordinasi antara Unit PPA
Polres Salatiga dan Bapermas.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Chusari; Kekerasan Terhadap Istri dan Ketidakadilan


Gender: Jakarta, Paradigma, 1997.

Aroma Elmina Martha, Perempuan, Kekerasan, dan Hukum,


Penerbit Ull Press, Yogjakarta, 2003.

Bahder Johan Nasution, Negara Hukum Dan Hak Asasi


Manusia, Bandung, 2014.

Barda Nawawi Arief, Kebijakan Hukum Pidana (Penal Policy);


Bahan Penataran Nasional Hukum Pidana dan
Kriminologi: Fakuitas Hukum Universitas Diponegoro,
Semarang. 1998.

Hal 8 dari 10
Dewi Novirianti, Peri Umar Farouk, Bambang Soetono:
Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Badan Pembinaan
Hukum Nasional & Justice for the Poor Program. The
World Bank - Social Development Office, Jakarta.

Fathul Djannah dkk. Kekerasan Terhadap Istri; Lkis


Yogyakarta, CDA-ICIHEF Jakarta, dan Pusat Studi
Wanita IAIN Sumatra Utara, 2003,

Jimly Asshiddiqie: Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar


Demokrasi: Serpihan. Pemikiran Hukum Media dan
HAM, Tidak Diperjualbelikan; Sekretaria Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006.

Johnny Ibrahim: Teori dan Metedologi Penelitian Hukum


Normatif. Bayumedia, Malang, 2012, h. 296.

Knut D. Asplund. Suparman Marzuki, Eko Riyadi (Penyunting


Editor), Hukum Hak Asasi Manusia/Rhona K. M. Smith,
at.al, Yogyakarta: PUSHAM UII, 2008.

Mansour Fakih, Antoniua M Indrianto & Eko Prasetyo;


Menegakkan Keadilan dan Keman

Hal 9 dari 10
usiaan: Pegangan untuk Membangun Gerakan Hak Asasi
Manusia: Insist Press, Yogyakarta, 2003.

Rahayu, Hukum Hak Asasi Manusia (HAM); Universitas


Diponegoro, Semarang, Cet. 11, 2012. Ronny Hanitijo
Socmitro: Metodologi Penelitian Hukum: Ghalia
Indonesia, Jakarta,

Hal 10 dari 10

Anda mungkin juga menyukai