Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
2022
Kata Pengantar
Dengan segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, Kami
panjatkan pula puji syukur atas kehadirat-nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang kami beri judul
“Pemukulan Ojol di Semarang “
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam
makalah ini kami akan membahas tentang Pertahanan dan Keamanan Negara.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Niken Widya Palupi, S.TP, M.Sc
selaku dosen pengampu mata kuliah pendidikan kewarganergaraan yang telah memberikan
kami tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan dan segi tata
Bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari teman teman agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata, Kami berharap semoga makalah
tentang kasus pelecehan identitas nasional ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
dari pembaca-nya.
ii
DAFTAR ISI
Cover .............................................................................................................................i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1....................................................................................................................................Latar
Belakang
Penegakan hukum di Indonesia yang ada saat ini merupakan suatu pencerminan bahwa
negara kita merupakan negara hukum sebagaimana dijelaskan UUD 1945. hukum yang ada
pada saat ini dimaksudkan untuk melindungi segenap kepentingan individu dan menciptakan
keadilan ditengah-tengah masyarakat guna menciptakan masyarakat yang berkeadilan dan
sejahtera. Di Indonesia masih banyak hukum yang tidak diadili secara adil. Pasalnya karena
adanya kasus korupsi yang dilakukan oleh penegak hukum yang semakin marak serta
rendahnya profesionalisme yang terjadi pada penegak hukum. Keadilan mempunyai bobot
yang lebih berat dibandingkan dengan kemakmuran dan sentosa, karena rakyat bisa tahan
dengan ketidakmakmuran tetapi tidak akan bisa tahan dengan ketidakadilan. Sehingga, jika
keadilan sudah ditegakkan maka kemakmuran tinggal menunggu waktu saja, tetapi jika
kemakmuran yang didahulukan, belum tentu keadilan akan terwujud. Tindak pidana yang
sering terjadi salah satunya tentang kekerasan. Kekerasan dalam masyarakat sebenarnya
bukanlah hal yang baru.
Kekerasan yang akhir-akhir ini terjadi bukanlah baru pertama kali namun sejak dahulu
sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Perbuatan kekerasan itu
dilakukan dengan cara kekerasan dari satu orang terhadap seorang lain maupun kekerasan
yang dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa orang ataupun massa terhadap orang-
orang lain. Polisi sebagai salah satu lembaga penegak hukum diharapkan dapat memberikan
rasa aman dan ketenangan dalam bermasyarakat. Segala tindak kejahatan harus diadili di
persidangan agar menciptakan kepastian hukum di masyarakat. Setiap kejahatan yang terjadi
jangan dilihat dari sudut pelakunya saja, namun dapat dilihat juga dari sudut pandang korban
yang dirugikan akibat dari tindak pidana tersebut.
Tindakan kekerasan menjadi suatu fenomena yang sulit dihilangkan dari kehidupan
masyarakat. Berbagai tindak kekerasan yang sering terjadi seperti pemukulan atau kekerasan
fisik yang dilakukan bersama-sama terhadap orang lain hingga menyebakan luka fisik
tehadap tubuh korban, terkadang tidak jarang hingga mengakibatkan cacat fisik sampai
membuat matinya seseorang. Selain itu tindak pidana kekerasan juga dapat menimbulkan
efek gangguan psikis terhadap korban seperti trauma, ancaman, ketakutan hingga terkadang
korban juga dapat mengalami gangguan kejiawaan.
KUHP sendiri telah mengatur tentang tindak pidana kekerasan yang dilakukan secara
bersama (pengeroyokan) yaitu terdapat dalam pasal 170 KUHP ayat (2) yang berisi tentang,
kekerasan yang di lakukan dengan tenaga bersama yang mengakibatkan luka-luka dikenakan
1
hukuman paling lama tujuh tahun penjara. Dan dipasal 358 KUHP juga menjelasakan bahwa
keikut sertaan seseorang dalam suatu penyerangan atau perkelahian yang menyebabkan
korban luka-luka dihukum paling lama dua tahun delapan bulan.
Pada penulisan kali ini akan memfokuskan penulisan berkaitan dengan kekerasan yang
dialami pengendara ojol (ojek online) pada saat membeli bensin di pom bensin dikarenakan
ada pengendara yang tidak terima antrian nya di terobos.
Tujuan dari penulisan makalah tentang Penegakan Hukum Yang Tidak Adil ialah untuk
menyadari betapa penting cara untuk mewujudkan keadilan serta mewujudkan perdamaian
yang ada di lingkungan masyarakat Indonesia.
Manfaat penulisan makalah ini ialah penulis serta pembaca dapat lebih memahami dan
mendapat ilmu yang bermanfaat dalam memahami pentingnya keadilan di Indonesai serta
mengatasi bagaimana cara mengatasi penegak hukum yang tidak adil di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2
Penegak hukum selalu melibatkan manusia di dalamnya. Hukum tidak dapat berdiri sendiri
karena hukum tidak mampu mewujudkan janji-janji serta kehendak yang yang tercantum
dalam peraturan hukum. Seperti contoh untuk memberikan hak kepada seseorang,
memberikan perlindungan kepada seseorang,dan lain sebagainya.
Pentingnya hukum yang adil adalah supaya dapat dirasakan oleh semua kaum, supaya
tidak hanya orang-orang kaya yang bisa merasakan hukum, apalagi untuk membayar
pengacara untuk kasus-kasus yg butuh kuasa hukum juga mahal sehingga hanya orang-orang
kaya yang mampu membayar pengacara. Sedangkan untuk kasus-kasus yang dialami oleh
masyarakat kalangan bawah, yang tergolong kasus ringan mendapat hukuman yang berat.
Tidak sebanding dengan masyarakat kalangan atas yang mampu membayar uang jaminan
untuk keringanan hukuman meskipun kasus yang dialami merupakan kasus yang berat.
Di Indonesia masih banyak penegak hukum yang masih tidak adil itu dikarenakan
lemahnya moralitas yang mengakibatkan profesionalisme yang kurang dan terjadi
ketidakmauan pada penegak hukum. Seperti yang telah dikatakan, hukum yang tidak adil itu
juga dikarenakan adanya perselisihan kaum masyarakat. Sebagai negara hukum, tentunya
penegakan hukum yang tidak memihak telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal
27 ayat 1 UUD 1945 dimana semua orang diperlakukan sama di depan hukum. Untuk
menerapkan negara hukum, Indonesia dituntut untuk dapat menerapkan prinsip-prinsip yang
dijalankan oleh negara hukum.
Setiap manusia berhak memperoleh keadilan, baik itu dari masyarakat maupun dari
negara. Seperti yang tercantum dalam pancasila, sila ke-5. Hal ini sudah sangat jekas dan
pasti bahwa hukum itu dilakukan tidak pandang mata. Karena hukum memiliki tujuan yaitu
memberikan keadilan kepada setiap orang. Maka dari itu aparat penegak hukum itu harus adil
agar semau masyarakat dapat merasakan hukum secara adil juga. Bantuan hukum bisa
diartikan sebagai pemberian jasa hukum kepada orang yang tidak mampu, biasanya dapat
dilihat dai segi ekonomi. Dapat diartikan bahwa, penyediaan bantuan pendanaan bagi orang
yang tidak mampu membayar biaya proses hukum. Karena bantuan hukum itu melekat
sebagai sebuah hak, maka ada dua esensi dari bantuan hukum yaitu hak atas perwakilan
hukum dan akses terhadap keadilan.
3
dan ada pula pelaku kasus pengeroyokan yang statusnya berubah dari tersangka menjadi saksi
alasan karena ada indikasi membela diri.
Untuk kasus yang pertama yaitu pemukulan terhadap driver ojol bernama Hasto Priyo
Wasono di SPBU Jalan Majapahit Semarang pada hari Sabtu sore tanggal 24 September,
sekitar pukul 16.00 WIB. Pengroyokan tersebut terjadi karena korban meminta ke dua pelaku
untuk segera mengisi bensin karena antrean didepan mereka sudah kosong, namun kedua
pelaku yang saat itu sedang menunggu teman mereka yang sedang mengambil uang di ATM
marah dan mengroyok korban. Kukuh Penggayuh yang kini menjadi pelaku Utama dan
temannya Andi Priyono. Sementara teman dari Kukuh yang juga dicari para pengemudi ojol,
Andi Priyono saat ini dicari polisi. Andi kabur saat dikeroyok. "Akan kita proses. Andi
Priyono kami meminta segera serahkan diri," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan
Anwar, Selasa pada tanggal 27 September 2022.
Lalu kasus yang kedua adalah. Setelah kejadian di SPBU, para driver ojol yang
berada di pihak Hasto mendapat kabar salah seorang pelaku pemukulan yakni Kukuh ada di
daerah Nogososro, Tlogosari. Malamnya mereka menemui Kukuh dan Andi, ternyata saat
akan diminta menyerahkan diri ke Mapolsek Pedurungan, Kukuh melawan dan disebut
membawa pisau lipat besar. Driver ojol bernama Budi Sarwono terkena sabetan di tangan
kanan dan mulut. Budi kemudian melempar helm ke Kukuh dan menyebabkan Kukuh
terjatuh kemudian terjadi pengeroyokan. Kukuh akhirnya tewas. Sempat ada lima orang
diamankan dan empat di antaranya tersangka yaitu Budi, Nugroho, Zaeni dan Harlan.
Kemudian status Budi, alasan karena ada indikasi membela diri saat diserang menggunakan
pisau lipat. Kini tersangka terancam hukuman penjara selama kurang lebih 12 Tahun dan,
terkena pasal 351 ayat 1 dan 2 KUHP dan juga pasal 170 ayat 3 KUHP. Karena
pengeroyokan juga bisa termasuk penganiayaan.
"Jadi sesuai dengan yang disampaikan Kapolrestabes, sudah amankan lima orang,
salah satunya saksi. Kita Tetapkan tiga orang sebagai tersangka yaitu Nugroho, Zaeni dan
Harlan," kata Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lombantoruan di
Mapolrestabes Semarang, Rabu pada tanggal 28 September 2022.
Hukuman yang dilakukan Kukuh tidak adil karena karena ada kaitan langsung antara
wawasan atau sisi keadilan dalam Al’Qur’an dengan upaya peningkatan kesejahteraan dan
peningkatan taraf hidup warga masyarakat, terutama mereka yang menderita dan lemah
posisinya dalam percaturan masyarakat salah satunya adalah kaum miskin.
4
5
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di Indonesia masih banyak penegak hukum yang masih tidak adil hal ini
disebabkan karena lemahnya moralitas yang mengakibatkan profesionalisme
yang kurang dan terjadi ketidakmauan pada penegak hukum.
3.2 Saran.
1. Lembaga hukum harus diperbaiki atau memberi perhatian khusus terhadap kasus yang
terjadi di Indonesia serta bersikap adil kepada siapapun pelakunya, dan
memberlakukan hukuman sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia
2. Masyarakat lebih menjaga emosi dan tidak mudah terpancing dengan keadaan, serta
memiliki etika dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
6
7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/books/edition/Mengenal_Profesi_Penegak_Hukum/
aVojEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=penegak+hukum+adalah&printsec=frontcover
http://pkbh.uad.ac.id/penegakan-hukum/
https://www.detik.com/jateng/hukum-dan-kriminal/d-6317271/1-tersangka-
pengeroyokan-penganiaya-ojol-di-semarang-kini-berstatus-saksi
https://www.balitbangham.go.id/detailpost/negara-wajib-memastikan-proses-
penegakan-hukum-yang-adil-dan-tidak-diskriminatif