Anda di halaman 1dari 27

KONSEP KESEHATAN LANSIA

Lansia merupakan kelompok resiko dalam masyarakat

Kelompok resiko merupakan kelompok yang berpotensi


mengalami masalah-masalah kesehatan, sehingga lansia perlu
mendapatkan perhatian yang cukup dalam masalah kesehatan
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress
lingkungan

Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk


mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis. Kegagalan
ini ditandai ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup
serta peningkatan kepekaan secara individual.
Batasan umur lansia menurut organisasi
kesehatan dunia (WHO) lanjut usia meliputi :
Usia pertengahan (middle age) = kelompok usia 45 sampai 59
tahun

Lanjut usia (elderly) = antara 60 sampai 74 tahun

Lanjut usia tua (old) = antara 75 sampai 90 tahun

Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun


Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia dalam pasal 1 ayat 2 lanjut Usia adalah seseorang yang
telah mencapai usia 60 tahun (enam puluh) tahun keatas
Perubahan dan Masalah kesehatan Yang Terjadi
Pada Lanjut Usia:
Perubahan fisik: Sel, Perubahan sosial: Perubahan
kardiovaskuler, peran, keluarga psikologis: short
respirasi, persyarafan, emptiness, teman, term memory,
musculoskeletal, abuse, masalah frustasi, kesepian,
gastrointestinal, hokum, pension, takut menghadapi
genitourinaria, keonomi, rekreasi kematian, depresi
vesikourinaria, kecemasan
vagina, pendengaran,
penglihatan,
endokrin, kulit
a. Indeks katz
indeks katz merupakan instrument pengkajian dengan system pneilaian yang
didasarkan pada kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas kehidupan sehari-
hari secara mandiri. Penentuan kemandirian fungsionaldapat mengidentifikasikan
kemampuan dan keterbatasan klien sehingga memudahkan pemilihan intervensi yang
tepat
Indeks katz

• Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain.
Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun
sebenarnya mampu.
b. Indeks Barthel
indeks Barthel merupakan instrument pengkajian yang berfungsi mengukur
kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas serta dapat juga
digunakansebagai kriteria dalam menilai kemampuan fungsional bagi pasien
yang mengalami gangguan keseimbangan.
Indeks Barthel
Interpretasi hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
Identifikasi tingkat kerusakan intelektualShort Portable Status
Mental Quesionnaire (SPSMQ)
B S No Pertanyaan
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang ini?
3 Apa nama tempat ini?
4 Dimana alamat anda?
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda lahir? (minimal tahun terakhir)
7 Siapa presiden indonesia sekarang?
8 Siapa presiden indonesia sebelumnya?
9 Siapa nama ibu anda?
10 Kurangi 3 dr 20 & tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun
Nilai total
Keterangan:
Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
No Aspek Nilai Nilai Klien Kriteria
Kognitif Max

1 Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar:


Tahun, musim, tanggal, hari, bulan
5 Dimana kita sekarang berada?
Negara, provinsi, kota, PSTW, wisma
2 Registrasi 3 Sebutkan nama 3 objek.1 detik untuk masing-masing objek. Kemudian tanyakan
kepada klien 3 objek tadi

3 Perhatian& 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100 kurangi 7 sampai 5X.(jawaban:93, 86, 79,
kalkulasi 72, 65)

4 Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi objek pada nomor 2 td. Jika benar, 1 point untuk
masing-masing objek.

5 Bahasa 9 ▪ Tunjukkan pada klien suatu benda&tanyakan nama pada klien:..


▪ Minta klien untuk mengulang kata berikut: tidak ada, jika, dan, atau, tetapi. Bila
benar nilai 1 point
▪ Minta klien untuk mengikuti 3 langkah: ambil kertas di tangan anda, lipat 2 dan
taruh di lantai

Total nilai 30

Keterangan:
>23 : aspek kognitif dr fungsi mental baik
≤23 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PADA MASALAH KESEHATAN LANSIA
Asuhan keperawatan pada lansia tidak hanya berfokus pada sakit maupun
kecacatan, tapi pada kondisi sehat juga dilakukan yakni promotif, preventif
serta rehabilitatif.
Keperawatan Lansia di Berbagai Tempat
Pelayanan Kesehatan
1. Di sarana pelayanan kesehatan
a. Lansia dengan gangguan fisik dan mental yang memerlukan bantuan tenaga
professional
b. Intervensi:
- Pelayanan yang diberikan berupa keperawatan langsung, terapi medik,
konsultasi, nutrisi, fisioterapi, dll.
- Asuhan keperawatan sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien
dengan pendekatan proses keperawatan
2. Di rumah
a. Lansia dengan keterbatasan fisik/mental yang dirawat di rumah
b. Intervensi:
- layanan keperawatan, konsultasi, nutrisi, fisioterapi, bantuan
kegiatan rumah tangga
c. Pelayanan ini perlu kerjasama tim kesehatan dgn keluarga
d. Pemberdayaan keluarga
PROGRAM DAN KEBIJAKAN LANSIA
• Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia
• Pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan dan kemampuan lanjut usia, agar kondisi fisik mental dan sosial dapat
berfungsi secara wajar
• Revisi UU lansia
BAB II PASAL 4
• Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bertujuan untuk memperpanjang usia
harapan hidup dan masa produktif. terwujudnya kemandirian dan
kesejahteraannya, terpeliharanya sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa
Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
TUJUAN KEBIJAKAN PELAYANAN
KESEHATAN LANJUT USIA
Meningkatkan peran serta keluarga & masyarakat dalam kegiatan lansia

Meningkatkan kesadaran lansia untuk menjaga kesehatan

Meningkatkan koordinasi lintas program, lintas sector dan mitra lainnya dalam meningkatkan
kesejahteraan dan pemberdayaan lansia dalam konteks keluarga

Meningkatkan mutu pembinaan & pelayanan kesehatan bagi lansia


TREND DAN ISSUE KESEHATAN
LANSIA
• Prevalensi penyakit pada lansia mengalami peningkatan. Hasil proyeksi
menunjukkan bahwa pada tahun 2045 jumlah penduduk lanjut usia (lansia)
mengalami peningkatan sekitar 19,8 persen (Bappenas, dkk., 2018)
• Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka kesakitan pada
lansia di tahun 2014 sebesar 25,05% yang berarti pada setiap 100 lansia,
terdapat 25 orang yang sakit (Kemenkes RI, 2016)
• Pada usia Lansia, Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, menunjukkan penyakit
terbanyak pada Lansia adalah hipertensi (57,6%), arthritis, stroke dan
beberapa penyakit lain (Kemenkes RI, 2016)
Tahun 2018, Menkes menegaskan tentang:
• Pembangunan kesehatan merupakan salah satu unsur penopang peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia, untuk itu orientasi pembangunan kesehatan harus lebih didorong
pada aspekaspek promotif dan preventif tanpa melupakan aspek kuratif rehabilitative
• Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat harus dimulai dari keluarga. Untuk
mewujudkan Lansia sehat dan mandiri dapat dicapai melalui keluarga yang sehat
• Diperlukan kerjasama baik lintas program maupun lintas sektor, akademisi, kepala daerah,
pelaku usaha, organisasi masyarakat, dalam membangun pemahaman publik akan pentingnya
hidup sehat, serta menjalankan perilaku hidup sehat
• Perlu lebih menggiatkan dalam penyiapan lintas generasi sesuai dengan tugas masing-masing
sehingga terwujud Lansia sehat dan mandiri melalui keluarga sehat.
KASUS:

• Di panti wreda ter dapat 90 lansia. Dari 90 lansia tersebut terdapat 13 lansia
yang menderita asam urat, 40 lansia menderita hipertensi dan 37 ada yang
menderita kedua duanya dan diabetes mellitus. Lansia belum mengetahui
tentang penyakit hipertensi
• Kembangkan kasus tersebut berdasarkan diskusi kelompok untuk pembuatan
asuhan keperawatan komunitas lansia.
Contoh diagram dalam pengkajian
15%

41%

44%

asam urat hipertensi hipertensi dan asam urat

Diagnosa keperawatan: Defisien kesehatan komunitas


Petunjuk tugas:
• Setiap kelompok membuat asuhan keperawatan komunitas dan SAP sesuai
dengan tema yang didapat
• Makalah (sistematika makalah terlampir) dikumpulkan maksimal satu minggu
setelah jadwal
Halaman Judul
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Agregat …. (Sesuai tema yang didapatkan)
B. Asuhan Keperawatan Komunitas pada Agregat …. (Sesuai tema yang didapatkan)
1. Pengkajian Komunitas (Menggunakan model pengkajian. Misalnya Community As Partner)
2. Diagnosa Keperawatan yang Muncul
3. Rencana Intervensi
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
(Berisi contoh asuhan keperawatan sesuai dengan agregat yang didapat. Boleh mencari di mesin pencarian atau menggunakan contoh asuhan keperawatan dari sumber lain)
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran SISTEMATIKA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN KOMUNITAS
1. SAP Pendidikan Kesehatan

Pilih salah satu tema tentang masalah kesehatan yang terjadi di agregat yang didapatkan yang membutuhkan edukasi. Misalnya Pendidikan Kesehatan Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan
lensia: senam hipertensi
2. SAP Musyawarah Warga
Susun SAP salah satu Musyawarah Warga (MW 1, 2 atau 3) dengan latar belakang komunitas sesuai dengan tema
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai