Anda di halaman 1dari 42

PERENCANAAN

MINARTI
Perencanaan
Prioritas masalah (ERVIN, 2002)
Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah
memprioritaskan diagnosa keperawatan dengan
menggunakan ranking dari semua diagnosa yang telah
ditemukan.
Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk mengetahui
diagnosa keperawatan komunitas yang mana yang akan
diselesaikan terlebih dahulu dengan masyarakat.
 Berorientasi pada:
 Promosi kesehatan
 Pencegahan penyakit
 Pemeliharaan kesehatan
 Manajemen krisis
Langkah-langkah

1. Menetapkan prioritas
Penetapan melibatkan masyarakat →
MMD
Melalui
bimbingan atau arahan
perawat
Menggunakan skala prioritas
MMD
 Musyawarah masyarakat desa (MMD) adalah
pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil
survey Mawas Diri dan merencanakan penanggulangan
masalah kesehatan yang diperoleh dari survey mawas
diri (Depkes RI, 2007).
 Tujuan dari MMD :
a. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di
wilayahnya.
b. Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah
kesehatan.
c. Masyarakat menyusun rencana rencana kerja untuk
menanggulangi masalah kesehatan
pelaksanaan MMD
 Musyawarah Masyarakat desa harus dihadiri oleh pemuka
masyarakat desa, petugas puskesmas, dan sector terkaitdi
kecamatan, (seksi pemerintahan dan pembangunan, BKKBN,
pertanian, agama, dan lain-lain).
 Musyawarah Masyarakat desa dilaksanakan dibalai desa atau
tempat pertemuan lainnya yang ada didesa.
 Musyawarah Masyarakat desa dilaksanakan segera setelah SMD
dilakukan.
 Susunan tempat duduk sebaiknya berbentuk lingkaran (round
table), tidak ada peserta membelakangi peserta yang lainnya,
komposisi jangan seperti diruangan kelas
 Pimpinan pertemuan duduk sederetan, setara dan berada diantara
para peserta, tidak memisah atau duduk dikursi istemewa
 Duduk tidak harus selalu dikursi, boleh juga dilantai
diatas tikar/permadani/matras
Cara melakukan Musyawarah Masyarakat desa
 Pembukaan dengan menguraikan maksud dan tujuan MMD dipimpin oleh
kepala Desa.
 Pengenalan maslah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah
pendapat dengan mempergunakan alat peraga, poster, dan lain-lain
dengan dipimpin oleh ibu desa.
 Penyajian hasil SMD oleh kelompok SMD
 Perumusan dan penentuan prioritas maslah kesehatan atas dasar
pengenalan masalah dan hasil SMD,dilanjutkan dengan rekomendasi teknis
dari petugas kesehatandi desa atau perawat komunitas.
 Penyusunan rencana penanggulangan masalah kesehatan dengan
dipimpin oleh kepala desa.
 Penutup.
Menurut Ervin, 2002
Diagnosa Pentingnya Perubahan positif Penyelesaian untuk Total score
keperawatan pada Penyelesaian untuk penyelesaian Peningkatan kualitas
agregrate remaja masalah di komunitas hidup
1 : rendah 0 : tidak ada 0 : tidak ada
2 : sedang 1 : rendah 1 : rendah
3 : tinggi 2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi 3 : tinggi

Risiko 2 3 3 8
Penyalahgunaan
obat pada remaja
Menurut depkes , 2003
Masalah A B C D E F G H TOTAL
keperawatan

Risiko
Penyalahgunaan
obat pada remaja

Ketidakefektifan
pemeliharan
kesehatan

A=Risiko Keparahan, B= Minat masyarakat, C= kemungkinan diatasi,


D=Waktu, E=dana, F=Fasiitas, G=Sumber daya, H=Tempat

Rentang 1-5 dengan kategori: 1=sangat rendah, 2=rendah,


3=cukup,4=tinggi, 5=sangat tinggi
Menurut Stanhope dan Lancaster,
2016 Prioritas berdasarkan:

1. Kesadaran masyarakat akan masalah


2. Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah
3. Kemampuan perawat untuk menyelesaikan masalah
4. Ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap solusi masalah
5. Beratnya konsekuensi jika masalah tidak diselesaikan
6. Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi
yang dapat dicapai

Rentang 1-5 dengan kategori: 1=sangat rendah, 2=rendah,


3=cukup,4=tinggi, 5=sangat tinggi
2. Menetapkan sasaran
Sasaran merupakan hasil yang diharapkan.
Sasaran adalah pernyataan situasi ke depan,
kondisi atau status jangka panjang dan belum bisa
diukur
Contoh:
Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi
Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan
remaja
3. Menetapkan tujuan
 Tujuan adalah pernyataan hasil yang diharapkan dan dapat
diukur, dibatasi oleh waktu berorientasi pada kegiatan
 Karakteristik penulisan tujuan:
✓Menggunakan kata kerja
✓ Menggambarkan tingkah laku akhir, kualitas penampilan,
kuantitas penampilan, bagaimana penampilan diukur
✓Berhubungan dengan sasaran
✓Adanya batasan waktu
 Penulisan tujuan mengacu pada NOC (Nursing outcome
Classification)
4. Menetapkan rencana Intervensi
Mencakup:
1. Hal apa yang akan dilakukan
2. Waktu atau kapan melakukannya
3. Target atau siapa yang menjada sasaran
4. Tempat atau lokasi
Hal yang perlu diperhatikan saat menetapkan rencana intervensi
1. Program pemerintah terkait masalah
2. Kondisi atau situasi
3. Sumber daya yang dapat dimanfaatkan
4. Program yang pernah dilakukan
5. Penekanan pada pemberdayaan masyarakat
6. Pengunaan tehnologi tepat guna
7. Mengedepankan upaya promotif dan preventif, kuratif,
rehabilitative (primer, sekunder, tersier)
Mengacu pada NIC → SIKI
Data kode Diagnosis Kode Noc Kode Nic
keperawatan
Hasil survey: 00099 Ketidakefektifan Prevensi primer Prevensi primer
pemeliharaan
kesehatan
ANC ibu hamil: 0 kali pada usia 1810 Pengetahuan 5510 Pendidikan
kehamilan 0-4 bulan kehamilan kesehatan
0-2 jail ada usia kehamilan 5-9 1602 Perilaku 8500 Pengembanga
bulan meningkatkan n kesehatan
Hasil screening: status kes komunitas
BB dan LILA sesuai usia kehamilan dst

FGD: Prevensi sekunder Prevensi


Banyak larangan, pil zat besi 2006 Status kesehatan 6520 sekunder
tidak diminum, pamali personal Skreening
kesehatan

Wawancara: nilai yang dianut 1607 Perilaku kesehatan 7110 Peningkatan


Laki-laki harus kuat prenatal keterlibatan
Winshield survey: warung keluarga
menyediakan makanan kaleng, Prevensi tersier Prevensi tersier
sayur segar dan buah sedikit 1603 Perilaku mencari 8100 Rujukan
pelayanan
kesehatan
Implementasi
 Melakukan berbagai tindakan, dengan menggunakan berbagai strategi:
1. promosi kesehatan: melaksanakan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan
2. proses kelompok: memotivasi pembentukan dan membimbing kelompok
swabantu atau peer group
3. Pemberdayaan masyarakat: meningkatkan peran serta masyarakat menuju
kemandirian mengatasi masalah → kader kesehatan
4. Kemitraan: melakukan negosiasi, menjalin kerjasama lintas sector dan program
Rencana askep komunitas (lama)

no Dx Sasaran 7 an strateg Renc Hari T4 Evalua


i keg /tgl si
Format implementasi dan evaluasi

No Kegiatan Hasil Hambatan


1. Kepmenkes No.279/MENKES/SK/IV/2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Di Puskesmas
2. Kepmenkes No.HK.02.02/MENKES/148/I/2010
tentang ijin dan penyelenggaraan praktik
perawat
3. Kepmenkes No. 908/MENKES/SK/VII/2010
tentang Pedoman penyelenggaraan
Pelayanan Keperawatan keluarga
1. Pendidik Kesehatan
Perawat Puskesmas mampu mengkaji kebutuhan klien, mengajarkan untuk
melakukan pencegahan tingkat pertama dan peningkatan kesehatan baik
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Menyusun program pendidikan kesehatan
baik untuk topik yang bertujuan untuk
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
atau untuk perawatan kesehatan, seperti
nutrisi, olah raga, manajemen stres,
penyakit dan pengelolaan penyakit.

• Memberikan informasi kesehatan yang tepat dan


membantu klien untuk menyeleksi informasi
kesehatan yang bersumber dari buku-buku, koran,
televisi atau masyarakat.
2. Pemberi pelayanan kesehatan
Perawat memberikan pelayanan kesehatan pada
individu, keluarga, kelompok/masyarakat berupa
pemberian asuhan keperawatan secara holistik dan
komprehensif baik secara langsung (direct care)
maupun tidak langsung (indirect care)
3. Advokat
 Perawat Puskesmas mampu melakukan advokasi dalam rangka
pemberdayaan klien dan peningkatan pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan.

Kegiatan yang dilakukan


Merancang pelayanan kesehatan untuk klien yang
tidak mampu melakukannya, dan berperan serta
dalam perencanaan. Peningkatan sumberdaya
masyarakat untuk kesehatan, kerjasama dengan
tenaga kesehatan lain, menolong klien menggunakan
sumberdaya kesehatan seoptimal mungkin.
4. Penemu kasus
Mendeteksi penyakit dan menjalankan peran
utama dalam pengamatan dan pengawasan
penyakit
Sebagai penemu kasus perawat perlu mengenali
karakteristik wilayah untuk penelusuran terjadinya
penyakit.
5. Peneliti
Perawat mengidentifikasi masalah-
masalah praktis dan mencari jawaban
atau solusi melalui investigasi ilmiah baik
secara mandiri maupun kolaborasi,
Penelitian digunakan untuk menyelidiki
topik yang terkait dengan pencegahan
pertama, kedua dan ketiga.
6. Koordinator dan Kolaborator
 Perawat Puskesmas melakukan koordinsi terhadap semua
pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga dari
berbagai program. Perawat mengelola dan bekerjasama
dengan keluarga, lintas program dan sektor untuk
meningkatkan akses pelayanan kesehatan.
7. Manajer kasus
Perawat Puskesmas menggunakan kemampuan
spesifik untuk mengkoordinasikan kegiatan lain untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan yang
dilakukan antara lain melakukan supervisi terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
maupun terhadap tim lainnya, seperti kader
kesehatan, anggota keluarga dan sebaginya.
 8. Konselor
 Sebagai konselor, Perawat Puskesmas membantu klien untuk mencari pemecahan
masalah kesehatan dalam perubahan perilaku yang terjadi dan dihadapi klien.
Pemberian konseling dapat dilakukan di Puskesmas, Puskesmas pembantu, rumah
klien, Posyandu, atau tatanan pelayanan kesehatan lainnya dengan melibatkan
klien secara aktif.

• Kegiatan yang dapat dilakukan perawat Puskesmas


adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan,
mendengar secara obyektif, memberikan dukungan,
memberikan asuhan dan menyakinkan klien,
membantu klien untuk mengidentifikasi masalah dan
faktor-faktor yang terkait, memandu klien menggalai
permasalahan dan memilih pemecahan masalah.
9. Pengubah/pemodifikasi lingkungan
 Perawat Puskesmas melakukan
kerjasama/koordinasi dengan berbagai pihak
terutama tenaga kesehatan lain untuk
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di
sarana kesehatan maupun di keluarga.
 10. Panutan atau model peran
 Perawat Puskesmas sebagai panutan atau Role Model dimaksudkan bahwa perilaku
Perawat sehari-hari dicontoh oleh orang lain. Panutan ini digunakan untuk semua
tingkatanpencegahan terutama perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

• Kegiatan yang dapat dilakukan adalah memberi contoh


praktik menjaga tubuh yang sehat baik fisik dan mental
seperti makan makanan yang bergizi, menjaga berat
badan ideal, olah raga secara teratur, tidak merokok,
komunikasi efektif dll.
PERAN PERAWAT DI PUSKESMAS (KEPMEN 279/2006)

1 Asuhan Keperawatan Pasien di Puskesmas


√ Pengkajian keperawatan pasien
→ deteksi dini (sasaran prioritas)
√ Tindakan keperawatan (Direct care)
√ Penyuluhan kesehatan

√ Konseling keperawatan Poliklinik


Puskesmas,
√ Pengobatan (sesuai kewenangan) Pustu,
Pusling,
√ Tugas pelimpahan sesuai
Pos kes desa
wewenang
Ponkesdes
√ Rujukan pasien/masalah kes
√ Dokumentasi keperawatan
Kunjungan rumah oleh perawat (Home care)
2 terencana → pembinaan keluarga

Identifikasi keluarga rawan kesehatan

Penemuan dini kasus


Tindakan keperawatan (direct care)
Keluarga
Pelayanan kesehatan sesuai rencana Rawan kes
Pengendalian infeksi di keluarga Prioritas

Pendidikan dan Konseling


Dokumentasi keperawatan
3 Askep pada Kelompok Khusus

Identifikasi faktor resiko masalah kesehatan

Pendidikan n kesehatan
Posyandu Balita
Pelayanan keperawatan Posyandu usila
Panti Asuhan
Memotivasi pembentukan, membimbing Lapas
kader kesehatan sesuai kelompoknnya Lain lain

Dokumentasi keperawatan
4 Asuhan Keperawatan di Masyarakat

Identifikasi masalah kesehatan

Meningkatkan partisipasi masyarakat

Pendidikan /penyuluhan kesehatan


Masyarakat
Memotivasi pembentukan , Rentan
pengembangan kader kesehatan terhadap
Masalah
Kes.
Melaksanakan dan memantau PHBS
Dokumentasi keperawatan
Evaluasi keperawatan komunitas

 Suatuproses untuk membuat penilaian


secara sistematis mengenai suatu
kebijakan, program dan kegiatan
berdasarkan informasi dan hasil analisis
dibandingkan terhadap relevansi,
keefektifan biaya dan keberhasilannya
Jenis evaluasi

1. Menurut waktu pelaksanaan


a. Evaluasi formatif: dilaksanakan pada saat pelaksanaan
program yang bertujuan untuk memperbaiki
pelaksanaan, temuan masalah dalam pelaksanaan
b. Evaluasi sumatif: dilaksanakan setelah pelaksanaan →
menilai hasil dan pencapaian
Prinsip evaluasi

 Penguatan program
 Menggunakan berbagai pendekatan
 Desain evaluasi
 Menciptakan proses partisipasi
 Fleksibel
 Membangun kapasitas
Proses evaluasi
 Menentukan tujuan
 Menyusun desain
 Mendiskusikan rencana
 Menentukan pelaku
 Melaksanakan
 Desiminasi hasil
 Menggunakan hasil
DOKUMENTASI
 Segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat dijadikan
sebagai catatan yang mencakup pengkajian, diagnosis keperawatan,
rencana, implementasi dan evaluasi
 Tujuan:
 Sarana komunikasi tertulis untuk mencegah kesalahan
 Membantu koordinasi tim
 Meningkatkan kualitas perawatan
 Perawatan optimal dan berkelanjutan
 Tanggungjawab dan tanggunggugat
 Bukti otentik kasus hokum
 Sarana evaluasi kemajuan klien
 Pengembangan riset
 Pedoman biaya tindakan keperawatan
 Akreditasi
Prinsip
 Akurat, ringkas, jelas, mudah dibaca
 Istilah lazim digunakan
 Menulis nama, usia, jenis kelamin, waktu dan tanggal tindakan
keperawatan
 Segera dilakukan setelah tindakan
 Catat perubahan respon
 Tulis menggunakan tinta
 Tulis nama perawat
Komponen dokumentasi
 Pengkajian :disesuaiakn dengan model yang telah ditentukan
 Diagnosis keperawatan: sesuaikan dengan label diagnosis: actual,
promosi kesehatan, risiko, sindrom
 Rencana intervensi: berdasarkan integrasi NANDA, NOC, NIC,
intervensi mencakup tindakan mandiri, kolaborasi, perawatan
langsung/tidak langsung
 Implementasi: hari/tanggal/waktu implementasi, diagnosis,
tindakan dan hasil, respon, paraf, nama jelas
 Evaluasi: formatif/sumatif; struktur, proses, hasil

Anda mungkin juga menyukai