Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN PADA LANSIA

DENGAN MASALAH KOMUNIKASI SERTA PERENCANAAN


TINDAKAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN MASALAH
KOMUNIKASI

Disusun
Oleh kelompok 3 :
1. CINDY CALISTA
2. LILIA NADEAK
3. MONIKA NADEAK
4. PARSAULIAN SIRINGO-RINGO

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES SANTA ELISABETH
MEDAN
TAHUN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena
biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian
(Hutapea, 2015). Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Constantinides 2014).
Kondisi kesehatan fisik dan mental pada orang lansia biasanya mulai menurun.
Beberapa perubahan fisik yang diasosiasikan dengan penuaan dapat terlihat jelas oleh
seseorang pengamat biasa meskipun mereka berdampak pada beberapa lansia lebih dari yang
lain.
Saat ini, jumlah masyarakat Indonesia hampir sekitar 250 juta dan komposisi
masyarakatnya juga sangat beragam. Dan Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki
komposisi masyarakat yang disebut “Triple Burden”, dimana jumlah kelahiran bayi yang
masih tinggi, masih dominannya penduduk muda, dan jumlah lansia yang terus meningkat.
Seiring meningkatnya jumlah lansia, berbagai macam gangguan kesehatan juga dapat dialami
para lansia. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan kesehatan yang mampu mengatasi
permasalahn lansia, diantaranya dengan tindakan keperawatan.
Keperawatan gerontik adalah ilmu yang membahas fenomena biologis, psiko dan
sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan penekanan
pada upaya prevensi dan promosi kesehatan sehingga tercapai status kesehatan yang optimal
bagi lanjut usia. Aplikasi secara praktis Keperawatan gerontik adalah dengan menggunakan
proses keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan,perencanaan, implementasi dan
evaluasi).
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan ?
b. Bagaimana keutamaan (Fadhilah) bekerja dalam islam ?
c. Apa saja syarat mendapatkan surga dengan bekerja ?
d. Apa yang harus dilakukan seorang profesionalisme dalam bekerja ?
e. Bagaimana profesionalitas dalam berprofesi ?
f. Apa profesionalisme menurut islam ?

1.3 TUJUAN
1) Untuk mengetahui pengertian dari akhlak dalam bekerja ?
2) Untuk mengetahui bagaimana keutamaan (Fadhilah) bekerja dalam islam ?
3) Untuk mengetahui apa saja syarat dari mendapatkan surga dengan bekerja ?
4) Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan seorang profesionalisme dalam bekerja ?
5) Untuk mengetahui bagaimana profesionalitas dalam berprofesi ?
6) Untuk mengetahui apa profesionalisme menurut islam ?

BAB II
PEMBAHASAN
1. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
Penentuan prioritas diagnosis ini dilakukan pada tahap perencanaan setelah
tahap diagnosis keperawatan. Dengan menentukan diagnosis keperawatan, maka
perawat dapat mengetahui diagnosis mana yang akan dilakukan atau diatasi pertama
kali atau yang segera dilakukan. Terdapat beberapa pendapat untuk menentukan
urutan prioritas, yaitu:
a. Berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa)
Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa) yang
dilatar belakangi oleh prinsip pertolongan pertama, dengan membagi beberapa
prioritas yaitu prioritas tinggi, prioritas sedang dan prioritas rendah.
1) Prioritas tinggi: Prioritas tinggi mencerminkan situasi yang mengancam
kehidupan (nyawa seseorang) sehingga perlu dilakukan terlebih dahulu seperti
masalah bersihan jalan napas (jalan napas yang tidak effektif).
2) Prioritas sedang: Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak gawat dan
tidak mengancam hidup klien seperti masalah higiene perseorangan.
3) Prioritas rendah: Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak
berhubungan langsung dengan prognosis dari suatu penyakit yang secara spesifik,
seperti masalah keuangan atau lainnya.
b.Berdasarkan kebutuhan Maslow
Maslow menentukan prioritas diagnosis yang akan direncanakan berdasarkan kebutuhan,
diantaranya kebutuhan fisiologis keselamatan dan keamanan, mencintai dan memiliki, harga diri
dan aktualisasi diri. Untuk prioritas diagnosis yang akan direncanakan, Maslow membagi urutan
tersebut berdasarkan kebutuhan dasar manusia, diantaranya:
1) Kebutuhan fisiologis Meliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu, nutrisi, nyeri, cairan,
perawatan
kulit, mobilitas, dan eliminasi.
2) Kebutuhan keamanan dan keselamatan
Meliputi masalah lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan, pakaian,
bebas dari infeksi dan rasa takut.
3) Kebutuhan mencintai dan dicintai
Meliputi masalah kasih sayang, seksualitas, afiliasi dalam kelompok antar
manusia.
4) Kebutuhan harga diri
Meliputi masalah respect dari keluarga, perasaaan menghargi diri sendiri.
5) Kebutuhan aktualisasi diri
6) Meliputi masalah kepuasan terhadap lingkungan.
2. PENENTUAN TUJUAN DAN HASIL YANG DI HARAPKAN
Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah
diagnosis keperawatan, dengan kata lain tujuan merupakan sinonim kriteria hasil
(hasil yang diharapkan) yang mempunyai komponen sebagai berikut:
S (subyek) P (predikat) K (kriteria) K (kondisi) W (waktu), dengan penjabaran
sebagai berikut:
S : Perilaku lansia yang diamati.
P : Kondisi yang melengkapi lansia.
: Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuan.
K : Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
W :Waktu yang ingin dicapai.
Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) merupakan standard evaluasi yang
merupakan gambaran faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah
tercapai. Kriteria hasil ini digunakan dalam membuat pertimbangan dengan cirri-ciri
sebagai berikut: setiap kriteria hasil berhubungan dengan tujuan yang telah
ditetapkan, hasil yang ditetapkan sebelumnya memungkinkan dicapai, setiap kriteria
hasil adalah pernyataan satu hal yang spesifik, harus sekongkrit mungkin untuk
memudahkan pengukuran, kriteria cukup besar atau dapat diukur, hasilnya dapat
dilihat, didengar dan kriteria menggunakan kata-kata positif bukan menggunakan kata
negatif.

3. PERUMUSAN DIAGNOSA
A.Pengertian Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah “ Clinical Judgment” yang berfokus pada respon manusia
terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan (vulnerability) baik pada
individu, keluarga, kelompok atau komunitas (NANDA, 2015-2017).
Berdasarkan pengertian tersebut, pengertian dari diagnosis keperawatan gerontik adalah
keputusan klinis yang berfokus pada respon lansia terhadap kondisi kesehatan atau kerentanan
tubuhnya baik lansia sebagai individu, lansia di keluarga maupun lansia dalam kelompoknya.
B. Kategori Diagnosis Keperawatan
Ada beberapa tipe diagnosis keperawatan, diantaranya: tipe aktual, risiko, kemungkinan, sehat
dan sejahtera (welfare),dan sindrom.
1. Diagnosis keperawatan aktual Diagnosis berfokus pada masalah (diagnosis aktual) adalah
clinical judgment yang menggambarkan respon yang tidak diinginkan klien terhadap kondisi
kesehatan atau proses kehidupan baik pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
Hal ini didukung oleh batasan karakteristik kelompok data yang saling berhubungan.
Contoh :
1) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh,
2) gangguan pola nafas
3) gangguan pola tidur,
4) disfungsi proses keluarga,
5) ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.
2. Diagnosis keperawatan risiko atau risiko tinggi Adalah clinical judgment yang
menggambarkan kerentanan lansia sebagai individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang
memungkinkan berkembangnya suatu respon yang tidak diinginkan klien terhadap kondisi
kesehatan/proses kehidupannya. Setiap label dari diagnosis risiko diawali dengan frase: “risiko”
(NANDA, 2014). Contoh diagnosis risiko adalah:
1) Risiko kekurangan volume cairan,
2) Risiko terjadinya infeksi,
3) Risiko intoleran aktifitas,
4) Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua,
5) Risiko distress spiritual.
3. Diagnosis keperawatan promosi kesehatan Adalah Clinical judgement yang menggambarkan
motivasi dan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan untuk mengaktualisasikan potensi
kesehatan pada individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Respon dinyatakan dengan
kesiapan meningkatkan perilaku kesehatan yang spesifik dan dapat digunakan pada seluruh
status kesehatan. Setiap label diagnosis promosi kesehatan diawali dengan frase: “Kesiapan
meningkatkan”…… (NANDA, 2014)
Contoh :
1) Kesiapan meningkatkan nutrisi,
2) Kesiapan meningkatkan komunikasi,
3) Kesiapan untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan,
4) Kesiapan meningkatkan pengetahuan,
5) Kesiapan meningkatkan religiusitas.
4. Diagnosis keperawatan sindrom Adalah clinical judgement yang menggambarkan suatu
kelompok diagnosis keperawatan yang terjadi bersama, mengatasi masalah secara bersama dan
melalui intervensi yang sama. Sebagai contoh adalah sindrom nyeri kronik menggambarkan
sindrom diagnosis nyeri kronik yang berdampak keluhan lainnya pada respon klien, keluhan
tersebut biasanya diagnosis gangguan pola tidur, isolasi sosial, kelelahan, atau gangguan
mobilitas fisik. Kategori diagnosis sindrom dapat berupa risiko atau masalah.
Contoh:
1) Sindrom kelelahan lansia,
2) Sindrom tidak berguna,
3) Sindrom post trauma,
4) Sindrom kekerasan.
5. Rumusan diagnosis keperawatan
a. Diagnosis keperawatan gerontik untuk lansia sebagai individu
1. Katagori aktual, contoh :
a) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh,
b) gangguan pola nafas,
c) gangguan pola tidur,
2. Katagori risiko, contoh :
a) Risiko kekurangan volume cairan
b) Risiko terjadinya infeksi
c) Risiko intoleran aktifitas
3. Promosi kesehatan, contoh :
a) Kesiapan meningkatkan nutrisi
b) Kesiapan meningkatkan komunikasi
c) Kesiapan meningkatkan pembuatan keputusan
4. Sindrom
a) Sindrom kelelahan lansia
b) Sindrom tidak berguna

b. Diagnosis keperawatan gerontik untuk lansia sebagai anggota keluarga


1) Katagori aktual, contoh :
a) Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga pada Bp.P
b) Gangguan proses keluarga Bp. S
2) Katagori risiko, contoh :
a) Risiko terjadinya disfungsi keluarga Bp. S keluarga Bp. S
b) Risiko penurunan koping keluarga Bp. D
3) Promosi kesehatan, contoh :
a) Kesiapan meningkatkan komunikasi keluarga Bp. S
b) Kesiapan meningkatkan pembuatan keputusan keluarga Bp. A
c. Diagnosis keperawatan gerontik untuk lansia dalam kelompok
1) Katagori aktual Gangguan aktivitas fisik pada kelompok lansia di Panti Werdha
2) Katagori risiko Risiko trauma fisik pada lansia pada kelompok lansia di RT 2

4. PENGERTIAN PERENCANAAN KEPERAWATAN GERONTIK

a. Perencanaan keperawatan gerontik adalah suatu proses penyusunan berbagai intervensi


keperawatan yang berguna untuk untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-
masalah lansia.

b. Prioritas masalah keperawatan

Penentuan prioritas diagnosis ini dilakukan pada tahap perencanaan setelah tahap
diagnosis keperawatan. Dengan menentukan diagnosis keperawatan, maka perawat dapat
mengetahui diagnosis mana yang akan dilakukan atau diatasi pertama kali atau yang segera
dilakukan. Terdapat beberapa pendapat untuk menentukan urutan prioritas, yaitu: a. Berdasarkan
tingkat kegawatan (mengancam jiwa) Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan
(mengancam jiwa) yang dilatarbelakangi oleh prinsip pertolongan pertama, dengan membagi
beberapa prioritas yaitu prioritas tinggi, prioritas sedang dan prioritas rendah.

1) Prioritas tinggi: Prioritas tinggi mencerminkan situasi yang mengancam kehidupan (nyawa
seseorang) sehingga perlu dilakukan terlebih dahulu seperti masalah bersihan jalan napas (jalan
napas yang tidak effektif).
2) Prioritas sedang: Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak gawat dan tidak mengancam
hidup klien seperti masalah higiene perseorangan.

3) Prioritas rendah: Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak berhubungan langsung
dengan prognosis dari suatu penyakit yang secara spesifik, seperti masalah keuangan atau
lainnya.

c. RENCANA TINDAKAN

Setelah menetapkan tujuan, kegiatan berikutnya adalah menyusun rencana tindakan.


Berikut ini dijelaskan rencana tindakan beberapa masalah keperawatan yang lazim terjadi pada
lansia.

a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi Penyebab gangguan nutrisi pada lansia adalah
penurunan alat penciuman dan pengecapan, pengunyahan kurang sempurna, gigi tidak lengkap,
rasa penuh pada perut dan susah buang air besar, otot-otot lambung dan usus melemah. Rencana
makanan untuk lansia :

1) Berikan makanan sesuai dengan kalori yang dibutuhkan,

2) Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin,

3) Berikan makanan yang mengandung serat,

4) Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori,

5) Batasi minum kopi dan teh.

b. Gangguan keamanan dan keselamatan lansia : Penyebab kecelakaan pada lansia :

1) Fleksibilitas kaki yang berkurang.

2) Fungsi pengindraan dan pendengaran menurun.

3) Pencahayaan yang berkurang.


4) Lantai licin dan tidak rata.

5) Tangga tidak ada pengaman.

6) Kursi atau tempat tidur yang mudah bergerak.

Tindakan mencegah kecelakaan :

1) Anjurkan lansia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan keselamatan.

2) Latih lansia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi.

3) Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur jika tidur.

4) Bila mengalami masalah fisik misalnya reumatik, latih klien untuk menggunakan alat bantu
berjalan.

5) Bantu klien kekamar mandi terutama untuk lansia yang menggunakan obat penenang/deuretik.
6) Anjurkan lansia memakai kaca mata jika berjalan atau melakukan sesuatu.

7) Usahakan ada yang menemani jika berpergian.

8) Tempatkan lansia diruangan yang mudah dijangkau.  Konsep Lanjut Usia dan Proses
Penuaan  87

9) Letakkan bel didekat klien dan ajarkan cara penggunaannya.

10) Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi.

11) Letakkan meja kecil didekat tempat tidur agar lansia menempatkan alat-alat yang biasa
digunakannya.

12) Upayakan lantai bersih, rata dan tidak licin/basah.

13) Pasang pegangan dikamar mandi/WC


14) Hindari lampu yang redup/menyilaukan, sebaiknya gunakan lampu 70-100 watt.

15) Jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk memejamkan mata sesaat.

c. Gangguan kebersihan diri Penyebab kurangnya perawatan diri pada lansia adalah :

1) Penurunan daya ingat,

2) Kurangnya motivasi,

3) Kelemahan dan ketidak mampuan fisik.

Rencana tindakan untuk kebersihan diri, antara lain :

1) Bantu lansia untuk melakukan upaya kebersihan diri,

2) Anjurkan lansia untuk menggunakan sabun lunak yang mengandung minyak atau berikan
skin lotion

3) Ingatkan lansia untuk membersihkan telinga dan mata,

4) Membantu lansia untuk menggunting kuku.

d. Gangguan istirahat tidur Rencana tindakannya, antara lain :

1) Sediakan tempat tidur yang nyaman,

2) Mengatur waktu tidur dengan aktivitas sehari-hari,

3) Atur lingkungan dengan ventilasi yang cukup, bebas dari bau-bauan,

4) Latih lansia dengan latihan fisik ringan untuk memperlancar sirkulasi darah dan melenturkan
otot (dapat disesuaikan dengan hobi),

5) Berikan minum hangat sebelum tidur, misalnya susu hangat.


e. Gangguan hubungan interpersonal melalui komunikasi Rencana tindakan yang dilakukan
antara lain :

1) Berkomunikasi dengan lansia dengan kontak mata,

2) Mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan,

3) Menyediakan waktu berbincang-bincang untuk lansia,

4) Memberikan kesempatan lansia untuk mengekspresikan atau perawat tanggap terhadap respon
verbal lansia,

5) Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan lansia, 6) Menghargai
pendapat lansia.

f. Masalah mekanisme pertahanan diri (Koping) Rencana tindakan yang dilakukan :

1) Dorong aktifitas sosial dan komunitas,

2) Dorong lansia untuk mengembangkan hubungan,

3) Dorong lansia berhubungan dengan seseorang yang memiliki tujuan dan ketertarikan yang
sama,

4) Dukung lansia untuk menggunakan mekanisme pertahanan yang sesuai,

5) Kenalkan lansia kepada seseorang yang mempunyai latar belakang pengalaman yang sama.

g. Masalah cemas Rencana tindakan yang dilakukan adalah

1) Bantu lansia mengidentifikasi situasi yang mempercepat terjadinya cemas,

2) Dampingi lansia untuk meningkatkan kenyamanan diri dan mengurangi ketakutan,

3) Identifikasi kondisi yang menyebabkan perubahan tingkat cemas,


4) Latih klien untuk teknik relaksasi.

Anda mungkin juga menyukai